Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI.

Pengertian Demokrasi

Istilah Demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti
memerintah atau “kratos”.

- Secara umum , Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

 Menurut Harris Soche , Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu
kekusaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan
hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya
dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

 Menurut International Commission of JuristDemokrasi adalah suatu bentuk


pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh
warga Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab
kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.

 Menurut C.F. Strong

Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat ikut serta
dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

 Menurut Samuel Huntington Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur
dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan
hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara .

 Menurut Merriam, Webster Dictionary

Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas;
pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik
langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan
dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum
khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese
berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

 Menurut Hans Kelsen , Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat.
Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat
telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam
melaksanakan kekuasaan
Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, misalnya :
John Locke (dari Inggris), Montesquieu (dari Perancis), dan Presiden Amerika Serikat
Abraham Lincoln. Menurut John Locke ada dua asas terbentuknya negara. Pertama, pactum
unionis yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk negara. Kedua, pactum suvjektionis,
yaitu perjanjian negara yang dibentuknya. Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi
adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is
government of the people, by the people, for the people). Ada dua asas pokok tentang
demokrasi, yaitu sebagai berikut :

a. Pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan.

b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia HAM

Prinsip-prinsip Demokrasi

a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.

c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga
negara.

d. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai
berikut :

a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang;

b. Kedudukan yang sama dalam hukum;

c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang

Asep A. Sahid Gatara memisahkan model-model demokrasi dengan menggunakan


pendekatan dari beberapa aspek sudut pandang. Pertama, dilihat dari sudut pandang titik
tekan yang menjadi perhatiannya , demokrasi dapat dibagi:

1. demokrasi formal, yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang
politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam
bidang ekonomi. Jadi, kesempatan ekonomi dan politik bagi semua orang adalah sama.

2. demokrasi material, yakni demokrasi yang menekankan pada upaya-upaya


menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang
politik kurang diperhatikan, atau bahkan dihilangkan.
3. demokrasi gabungan, yakni demokrasi sintesis dari demokrasi formal dan demokrasi
material. Demokrasi ini berupaya mengambil hal-hal baik dan membuang hal-hal buruk dari
demokrasi formal dan demokrasi material.

Demokrasi dilihat dari sudut pandang penyalurannya terbagi menjadi:

1. demokrasi langsung, yakni rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya di


dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat.

2. demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif, yakni rakyat menyalurkan


kehendaknya, dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat.
Pada era modern ini, pada umumnya, negara-negara menjalankan demokrasi perwakilan
mengingat jumlah penduduk cenderung bertambah banyak dan wilayah negara semakin luas
sehingga demokrasi langsung sulit untuk dijalankan.

3. demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, yakni gabungan antara demokrasi


langsung dan demokrasi perwakilan. Ini artinya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk
duduk dalam dewan perwakilan rakyat, tetapi dewan ini dikontrol oleh pengaruh rakyat
dengan sistem referendum dan initiatif rakyat.

Dilihat dari sudut pandang tugas-tugas dan hubungan antara alat-alat perlengkapan Negara :

1. Demokrasi dengan system parlement ,


2. Demokrasi dengan system pemisah kekuasaan .
3. Demokrasi system refrendum

Makna Budaya Demokrasi

Pertama kali demokrasi diterapkan di Yunani di kota Athena dengan demokrasi langsung,
yaitu pemerintahan dimana seluruh rakyat secara bersama-sama diikutsertakan dalam
menetapkan garis-garis besar kebijakan pemerintah negara baik dalam pelaksanaan maupun
permasalahannya.

Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, antara lain
sebagai berikut :

a. John Locke (Inggris)

John Locke menganjurkan perlu adanya pembagian kekuasaan dalam pemerintahan negara,
yaitu sebagai berikut:

1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.

2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang.


3) Kekuasaan Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan damai, membuat
perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat kebijaksanaan/perjanjian dengan semua
orang atau badan luar negeri.

b. Montesquieu (Prancis)

Kekuasaan negara dalam melaksanakan kedaulatan atas nama seluruh rakyat untuk
menjamin, kepentingan rakyat harus terwujud dalam pemisahaan kekuasaan lembaga-
lembaga negara, antara lain sebagai berikut:

1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang.

2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang.

3) Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang oleh


badan peradilan.

c. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat)

Menurut Abraham Lincoln “Democracy is government of the people, by people, by people,


and for people”. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Budaya Prinsip Demokrasi

Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan tertinggi yang berada di
tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat
dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Isi
pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :

a. Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat.

b. Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas.

c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan berdasarkan atas kelembagaan.


d. Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia adalah
negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).

Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut:

a. Persamaan

b. Keseimbangan hak dan kewajiban

c. Kebebasan yang bertanggung jawab

d. Musyawarah untuk mufakat.

e. Mewujudkan rasa keadilan sosial.

f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami perkembangan demokrasi,
antara lain sebagai berikut :

a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi

b. Pemilu yang demokratis

c. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)

d. Pembuatan UU

e. Sistem peradilan yang independen

f. Kekuasaan lembaga kepresidenan

g. Media yang bebas

h. Kelompok-kelompok kepentingan

i. Hak masyarakat untuk tahu

j. Melindungi hak-hak minoritas

k. Kontrol sipil atas militer


Perilaku Budaya Demokrasi

Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus
yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran
serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan
dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut :

a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.

b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.

c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.

d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis.

e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.

f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.

g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan,


masyarakat, bangsa, dan negara.

h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.

i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.

Perilaku Budaya Demokrasi dalam Lingkungan Keluarga

a. Lingkungan Keluarga

1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya.

2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat.

3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.

4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

b. Lingkungan Sekolah

1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.

2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas,
maupun kegiatan yang lain yang relevan.

3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).


4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.

5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.

6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS dan sebagainya.

c. Lingkungan masyarakat

1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.

2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.

3) Mengikuti kegiatan rembug desa.

4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.

5) Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.

Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi,
antara lain sebagai berikut :

a. Menghindarkan perbuatan otoriter.

b. Melaksanakan amanat rakyat.

c. Melaksanakan hak tanpa merugikan orang lain.

d. Mengembangkan toleransi antarumat beragama.

e. Menghormati pendapat orang lain.

f. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR dan
sebagainya.

g. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima perbedaan


pendapat.
MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI

Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani sebagaimana yang dirumuskan PBB adalah masyarakat yang demokratis
dan menghargai human dignity atau hak-hak tanggung jawab manusia. Civil Society berasal
dari frasa Latin “civillis societes” yaitu suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan
hidup beradab.

Di Indonesia istilah civil society” baru popular tahun 1990-an, pada masa berkembangnya
keterbukaan politik. Masyarakat madani mencerminkan tingkat kemampuan dan kemajuan
masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipatif dalam menghadapi berbagai
persoalan sosial.

Ciri-ciri Masyarakat Madani

Masyarakat madani (civil society) sering diterjemahkan yaitu bidang kehidupan sosial yang
terorganisasi secara sukarela.

Substansi civil society mencangkup lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang sangat


luas baik formal maupun non formal yang meliputi bidang ekonomi, kebudayaan,
keagamaan, pendidikan dan informasi, kelompok kepentingan (interest group), kelompok
penekan (pressure group), pembangunan atau organisasi kemasyarakatan lainnya.

Menurut Hikam ada empat ciri utama masyarakat madani, yaitu sebagai berikut :

- Kesukarelaan, artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk
mewujudkan cita-cita bersama.

- Keswasembadaan, artinya setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, kemandirian
yang kuat tanpa menggantungkan pada negara, atau lembaga atau organisasi lain.

- Kemandirian tinggi terhadap negara, artinya masyarakat madani tidak tergantung pada
perintah orang lain termasuk negara.

- Keterkaitan pada nilai-nilai hukum, artinya terkait pada nilai-nilai hukum yang disepakati
bersama.
Ciri khas masyarakat madani Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kenyataan adanya keragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar pengembangan


identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional.

b. Pentingnya saling pengertian di antara sesama anggota masyarakat.

c. Ada toleransi yang tinggi

d. Adanya kepastian hukum.

Kendala yang Dihadapi Bangsa Indonesia

Antara lain sebagai berikut :

a. Belum tertanamnya jiwa kemandirian bangsa Indonesia

b. Kurangnya kesadaran pada hukum yang berlaku.

c. Masih rendahnya tingkat kesukarelaan dan keswasembadaan pada setiap warga negara.

d. Masih kurangnya perangkat hukum.

e. Masih rendahnya sumber daya manusia bila dibandingkan dengan negara lain.

Upaya Yang Dilakukan

Antara lain sebagai berikut :

a. Meningkatkan jiwa kemandirian melalui kegiatan perekonomian dengan adanya bapak


angkat perusahaan.

b. Meningkatkan kesadaran hukum melalui berbagai media sosialisasi politik.

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan.

d. Menciptakan perangkat hukum yang memadai dan berkeadilan sosial.

e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan.

f. Mengembangkan media komunikasi politik di berbagai lingkungan kerja.

g. Menanamkan sikap positif pada proses demokratisasi di Indonesia pada setiap warga
negara.

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA, ORDE BARU,


DAN ORDE REFORMASI.
Prinsip Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan diintegrasikan dengan
keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah musyawarah
mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari
sisi formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan
sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material,
demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan.

Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.

c. Kebebasan yang bertanggung jawab.

d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.

e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.

f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.

g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

a. Masa Orde Lama

Masa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret 1966.
Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi yang diterapkan adalah
demokrasi terpimpin.

Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain

a) Adanya rasa gotong royong.

b) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain.

c) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat.

Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada pada
Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan kekuasaan
negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua MA, MPRS menjadi Menko pemimpin partai
banyak yang ditangkapi.

b. Masa Orde Baru

Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut
ini pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru.

1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD
1945 Alinea keempat.

2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut:

a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

d) Selalu diliputi semangat kekeluargaan.

e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah.

f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

g) Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut:

a) Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan presiden begitu
dominan baik dalam suprastruktur politik.

b) Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan
negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan.

c. Masa Reformasi

Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi
Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu juga
lebih ditekankan pada :
- Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan.

- Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

- Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah banyak
mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut :

a. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun
dalam penerapan berlaku demokrasi liberal

b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.

c. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai.

d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila, namun yang
diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter).

e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter).

f. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung
ada perubahan menuju demokratisasi).

Pelaksanaan Pemilu pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi.

Sejak Indonesia merdeka telah melaksanakan pemilu sebanyak sembilan kali.

a. Tujuan Pemilu

1) Melaksanakan kedaulatan rakyat.

2) Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat.

3) Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR.

4) Melaksanakan pergantian personil pemerintahan secara damai, aman, dan tertib (secara
konstitusional).

5) Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.


b. Asas Pemilu Indonesia

Sesuai dengan Pasal 22 E Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Pemilu dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.

c. Pelaksanaan Pemilu di Indonesia.

1. Pemilihan Umum Pertama dilaksanakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih


anggota parlemen (DPR), tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan
Konstituante. Diikuti 28 partai politik.

2. Pemilihan Umum Kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971 yang diikuti sebanyak 10
partai politik.

3. Pemilihan Umum Ketiga dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 1977 yang diikuti oleh dua
Parpol dan satu Golkar. Hal ini dikarenakan terjadi fusi parpol dari 10 parpol peserta pemilu
1971 disederhanakan menjadi 3 dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Partai yang berhaluan spiritual material fusi menjadi PPP (Partai Persatuan Pembangunan)

b) Partai yang berhaluan material-spriritual fusi menjadi PDI (Partai Demokrasi Indonesia)

c) Dan partai yang bukan keduanya menjadi Golkar (Golongan Karya).

4. Pemilihan Umum Keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1982.

5. Pemilihan Umum Kelima dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987.

6. Pemilihan Umum Keenam dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 1992, peserta pemilu masih
dua parpol (PPP dan PDI) serta satu Golongan Karya.

7. Pemilihan Umum Ketujuh dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1997. Peserta pemilu adalah
PPP, Golkar, dan PDI. Jumlah anggota DPR 500 orang dan anggota MPR 1.000 orang
dengan rincian sebagai berikut.

a) Unsur ABRI 75 orang

b) Utusan Daerah 149 orang

c) Imbangan susunan : anggota MPR 251 orang

utusan golongan 100 orang

Jumlah 1.000 orang

8. Pemilihan Umum Kedelapan (Era Reformasi) dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 yang
diikuti sebanyak 48 partai politik. Pada pemilu ini telah terpilih jumlah anggota DPR
sebanyak 500 orang dan jumlah anggota MPR sebanyak 700 orang dengan rincian DPR
dipilih 462 orang, DPR unsur TNI/Polri 38 orang, utusan daerah 135 orang, dan utusan
golongan 65 orang.

9. Pemilihan Umum Kesembilan dilaksanakan tanggal 5 April 2004 yang diikuti 24 partai
politik. Ini telah terjadi penyempurnaan pemilu, yakni pemilu dilaksanakan untuk memilih
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta memilih presiden dan
wakil presiden.

Anda mungkin juga menyukai