Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan sebuah makalah ilmiah dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani. Hal ini berkat rahmat dan karunia yang telah di limpahkan kepada
penulis oleh Allah swt. Penulis mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas karunia
Allah swt.
Penulis membuat makalah ilmiah ini dengan tujuan sebagai dasar teori sebelum
melakukan keterampilan dan prosedur laboratorium .
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mohon kritikan dan
saran yang dapat membangun dan mengubah kesalahan yang terdapat dalam penulisan
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan di kaji tentang bagaimana proses pembuangan sisa
metabolisme, proses keperawatan, prosedur tindakan dan alat-alat yang digunakan,
serta gangguan yang terjadi pada proses defekasi (BAB).
BAB I
MATERI
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu
tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja
yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan
mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali
dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat
mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu
minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan
tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan
dapat menjadi masalah yang lebih besar.
Tujuan
- Meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik
- Melunakan feses yang telah mengeras atau mengosongkan rektum dan
kolon bawah untuk prosedur diagnostik atau pembedahan
Tipe-tipe enema
Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara kerjanya :
a. Cleansing enema merangsang peristaltik dengan mengiritasi kolon dan
rektum dan atau meregangkan intestinal dengan memasuki volume
cairan. Ada 2 cleansing enema yaitu :
- High enema (huknah tinggi)
High enema diberikan untuk membersihkan kolon sebanyak mungkin,
sering diberikan sekitar 1000 ml larutan untuk orang dewasa, dan
posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke posisi dorsal recumbent
dan kemudian ke posisi lateral kanan selama pemberian ini agar
cairan dapat turun ke usus besar. Cairan diberikan pada tekanan yang
tinggi daripada low enema. Oleh karena itu, wadah dari larutan
digantung lebih tinggi. Cleansing enema paling efektif jika diberikan
dalam waktu 5-10 menit.
- Low enema (huknah rendah)
Low enema diberikan hanya untuk membersihkan rektum dan kolon
sigmoid. Sekitar 500ml larutan diberikan pada orang dewasa, klien
dipertahankan pada posisi sims/miring ke kiri selama pemberian.
b. Carminative enema
Terutama diberikan untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke
dalam rektum untuk mengeluarkan gas dimana ia meregangkan rektum
dan kolon, kemudian merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa
dimasukkan 60-180 ml.
c. Retention enema
dimasukkan oil (pelumas) ke dalam rektum dan kolon sigmoid, pelumas
tersebut tertahan untuk waktu yang lama (1-3 jam). Ia bekerja untuk
melumasi rektum dan kanal anal, yang akhirnya memudahkan jalannya
feses.
Fisiologi Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
disebut bowel movement. Frekuensi defekasi pada setiap orang sangat
bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.
Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang
peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :
1) Konstipasi
Penyebabnya :
2) Impaction
c. Diare
Diare merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak
berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat.
Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer
sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.
d. Inkontinensia fecal
Yaitu suatu keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari
anus, BAB encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan
gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal
cord dan tumor spingter anal eksternal. Pada situasi tertentu secara
mental pasien sadar akan kebutuhan BAB tapi tidak sadar secara fisik.
Kebutuhan dasar pasien tergantung pada perawat.
e. Flatulens
f. Hemoroid
Benda asing
Enema/ Huknah
1. Tujuan
Tindakan enema diberikan dengan tujuan untuk mengeluarkan feses
dan flatus.
2. Manfaatnya
a. Pertimbangan medis sebagai metoda pengosongan feces dengan
segera dari kolon, Seperti: persaiapan pemeriksaan IVP dan colon
in loop, tindakan pre operasi, konstipasi.
b. Enema dimasukkan lewat anal hingga kolon. Setelah seluruh dosis
enema masuk, pasien akan buang air bersamaan dengan keluarnya
cairan enema. Larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi
rektum dan kolon, mempunyai konsentrasi gradien yang netral.
Larutan ini tidak menarik elektrolit dari tubuh – seperti jika
menggunakan air biasa – dan larutan ini tidak masuk ke membran
kolon – seperti pada penggunaan phosphat. Dengan demikian,
larutan ini bisa digunakan untuk enema dengan waktu retensi
yang lama, seperti melembutkan feses pada kasus fecal impaction.
c. Pemeriksaan radiologi pasca pemberian barium enema.
Pembilasan dengan air atau saline dilakukan setelah selesai
pemberian barium sulphat dengan tujuan untuk mengembalikan
fungsi normal kolon, mencegah komplikasi berupa retensi dan
konstipasi akibat pemberian barium sulphat.
d. Membersihkan kolon bagian bawah (descenden) menjelang
tindakan operasi seperti sigmoidoscopy atau colonoscopy. Untuk
kenyamanan dan mengharapkan kecepatan proses tindakan
enema dapat diberikan disposibel enema dengan konsentrasi lebih
kental berbahan dasar air yang berisikan sodium phospat atau
sodium bikarbonat.
e. Sebagai jalan alternatif pemberian obat. Hal ini dilakukan bila
pemberian obat per oral tidak memungkinkan, seperti pemberian
antiemetik untuk mengurangi rasa mual, beberapa anti angiogenik
lebih baik diberikan tanpa melalui saluran pencernaan , pemberian
obat kanker, arthritis, pada orang lanjut usia yang telah mengalami
penurunan fungsi organ pencernaan.
Tipe-tipe enema
Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara
kerjanya :
a. Cleansing enema merangsang peristaltik dengan mengiritasi
kolon dan rektum dan atau meregangkan intestinal dengan
memasuki volume cairan. Ada 2 cleansing enema yaitu :
a) High enema (huknah tinggi)
High enema diberikan untuk membersihkan kolon sebanyak
mungkin, sering diberikan sekitar 1000 ml larutan untuk orang
dewasa, dan posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke
posisi dorsal recumbent dan kemudian ke posisi lateral kanan
selama pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus besar.
Cairan diberikan pada tekanan yang tinggi daripada low
enema. Oleh karena itu, wadah dari larutan digantung lebih
tinggi. Cleansing enema paling efektif jika diberikan dalam
waktu 5-10 menit.
b) Low enema (huknah rendah)
Low enema diberikan hanya untuk membersihkan rektum dan
kolon sigmoid. Sekitar 500ml larutan diberikan pada orang
dewasa, klien dipertahankan pada posisi sims/miring ke kiri
selama pemberian.
Bahaya enema adalah iritasi sabun dan efek negatif dari larutan
hypertonik atau hipotonik. Pada cairan tubuh dan elektrolit, larutan
hipertonik seperti larutan phosphate menyebabkan sedikit iritasi
pada membran mukosa dan menyebabkan cairan dari jaringan sekitar
tertarik ke dalam kolon. Proses ini disebut osmosis.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi, terutama pada
anak < 2 th dapat menyebabkan hipokalsemia dan
hiperphosphatermia.
Enema pada dewasa, wadah larutan tidak boleh lebih tinggi dari 30cm
di atas rektum. Selama high enema, wadah larutan biasanya 30-45cm
di atas rektum, karena cairan dimasukkan lebih jauh untuk
membersihkan seluruh usus. Untuk bayi, wadah larutan tidak boleh
lebih dari 7,5 cm di atas rektum.
Waktu yang diperlukan untuk memasukkan enema tergantung jumlah
cairan yang dimasukkan dan toleransi pasien. Volume yang banyak
seperti 1000ml, mungkin membutuhkan waktu 10-15 menit. Untuk
membantu menahan larutan, dapat dilakukan penekanan pada
bokong, agar terjadi tekanan di luar area anal.
B. INDIKASI
1. Konstipasi
2. Impaksi Feses (tertahannya feses)
3. Persiapan pre operasi
4. Untuk tindakan diagnostik misalnya pemeriksaan radiologi, seperti
colonoscopy, Colon in loop, endoscopy, Intra venous pyelografi, dll.
5. Pasien dengan melena
C. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan diverticulitis, ulcerative colitis, Crohn’s disease, post operasi,
pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal, keadaan patologi klinis
pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau hemoroid besar,
tumor rektum dan kolon.
D. PERSIAPAN PERALATAN
1. Menolong buang air besar dengan mennggunakan bedpan
Menolong membuang air besar dengan menggunakan pispot merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien yang tidak mampu
buang air besar secara sendiri dikamar kecil dengan cara menggunakan
pispot (penampung) untuk buang air besar ditempat tidur, dengna tujuan
memenuhi kebutuhan eliminasi alvi (BAB).
Alat dan bahan :
a. Pispot dan tutupnya Sampiran
b. Alas bokong
c. Bangku kecil untuk pispot
d. Bell (jika ada)
e. Tisu
f. Dua baskom berisi air (1 untuk bilas sabun)
g. Sabun
h. Dua washlap
i. Handuks
j. Linen (Jika diperlukan)
k. Selimut mandi
2. Prosedur
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur
c. Pasang sampiran
d. Gunakan sarung tangan
e. Pasang pengalas dibawah glutea
f. Tempatkan piapot tepat dibawah glutea, tanyakan pada klien apakah
sudah nyaman atau belu, kalau belum atur sesuai dengan kebutuhan.
g. Letakkan sebuah gulungan handuk dibawah kurva lumbat punggung klien
untuk menambah rasa nyaman.
h. Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang sudah
disediakan.
i. Setelah selesai siram dengan air hingga bersih dan keringkan dengan tisu.
j. Catat tanggal dan jam defekasi serta karakteristiknya.
k. Cuci tangan.
E. PROSEDUR
1. Prosedur Pelaksanaan
a. Bawa peralatan kedekat pasien.
b. Jelaskan tujuan dan prosedur.
c. Tutup jendela dan pasang sampiran.
d. Pasang pengalas dibawah glutea
e. Pasang selimut mandi.
f. Cuci tangan
g. Pakai sarung tangan
h. Posisikan pasien dorsal rekamben
i. Tempatkan pispot yang sudah diberi air dibawah glutea, tanyakan pada
pasien apakah sudah nyaman atau belum,kalau belum atur sesuai dengan
kenyamanan pasien
j. Letakkan sebuah gulungan handuk dibawah kurva lumbal punggung
pasien untuk menambah rasa nyaman.
k. Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang sudah
disediakan
l. Pastikan bahwa seprei dan stik laken tidak terkena.
m. Tinngalkan pasien dan anjurkan untuk membunyikan bel jika sudah
selesai atau memberi tahu perawat.
n. Jika sudah selesai, tarik pispot dan letakkan lengkap dengan tutupnya
diatas meja dorong/trolly
o. Bersihkan dengan tisu dan menggunakan sabun,lalu bersihkan dengan air
bersih.
p. Keringkan dengan tisu
q. Bereskan alat dan rapikan pasien
2. Huknah
a. Persiapan pasien dan keluarga
a) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
b) Menjelaskan prosedur tindakan
c) Posisi pasien diatur miring ke kiri, posisi sim
b. Alat-alat:
a) Slang/kanul recti sesuai umur pasien.
b) Handschoen disposible
c) Nierbekken
d) Alas bokong dan perlak
e) Tissue
f) Vaselin untuk pelicin.
g) Cairan NaCl 0,9% sebanyak 500-1000 cc yang sudah dihangatkan
h) Pispot 2 buah
i) Air dalam botol cebok
j) Irigator dan selang kanul
k) Selimut atau kain penutup
l) Bengkok berisi cairan desinfektan.
m) Sampiran
c. Lingkungan
Menjaga privacy pasien
d. Perawat
a) Mencuci tangan.
b) Menilai keadaan umum pasien dan kemampuan mobilisasi
c) Mengukur tanda-tanda vital
Pelaksanaan
a. Buka pakaian bagian bawah
b. Pasang pengalas dan perlak di bawah bokong
c. Pasang selimut, pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan.
d. Dekatkan nierbekken
e. Perawat memakai handschoen
f. Irigator diisi dengan cairan NaCl 0,9% hangat 1000 cc
g. Ujung kanul diolesi vaselin secukupnya
h. Pangkal kanul dihubungkan ke selang dan irigator
i. Keluarkan udara dari saluran irigator dan diklem
j. Tangan kiri membuka belahan bokong bagian atas, tangan kanan
memasuk kanul ke dalam anus sedalam 7,5 cm sampai dengan 15 cm
secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan menarik nafas panjang,
tinggi irigator 30 cm-50 cm dari atas tempat tidur.
k. Klem slang dibuka, cairan dialirkan perlahan-lahan kurang lebih selama
15-20 menit.
l. Bila cairan sudah habis klem ditutup dan kanul dikeluarkan secara
perlahan-lahan.
m. Minta pasien untuk menahan BAB sebentar, kemudian pasang pispot.
n. Untuk pasien yang dapat mobilisasi berjalan, pasien dapat dianjurkan ke
toilet.
o. Setelah selesai bersihkan daerah bokong dengan menggunakan air dan
tissue.
p. Angkat pispot, perlak dan pengalas
q. Kenakan pakaian bagian bawah, rapikan tempat tidur
r. Lepaskan handschoen, cuci tangan.
s. Membuat catatan keperawatan yang mencakup :
a) Respon pasien
b) Tindakan yang dilakukan
c) Keadaan umum pasien
F. EVALUASI
1. Menetapkan waktu yang teratur untuk defekasi
2. Berpatisipasi dalam program latihan yang teratur
3. Memakan makanan yang sesuai dengan diet yang di tentukan
4. BAB dengan nyaman dan lancar
5. Minum lebih kurang 2000 ml cairan / hari
6. Tidak terjadi defekasi pada saat di lakukan operasi
7. Sukses pada pemeriksaan diagnostik radiologi
G. DOKUMENTASI
1. Tanggal
2. Waktu perawatan
3. Tipe dan jumlah
4. Drainase yang di kluarkan
5. Reaksi pasien
6. Warna
7. Konsistensi feses
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Buang air besar (BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang
berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup.
Pada orang yang mengalami gangguan dalam proses defekasi dapat di bantu
dengan metode huknah. HUKNAH adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan
eliminasi dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke rectum
sampai colon desenden dengan mempergunakan kanul recti.
Admin.(2008).k2_Nurse: http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse
Donie.2008.enema:http://id.wikipedia.org
Fundamental Of Nursing, Concepts Process & Practice, Patricia A. Potter Et All. Third
Medical Surgical Nursing, Critical Thinking In Client Care, Priscilla Lemone, 1996.
Manual Of Nursing Practice, Sandra M. Nettina, 6 Th Edition, 1996 , Lippinciott
Raven