Deskripsi
Sistem Polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan bangunan fisik, yang
meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan /
pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Tujuan dari
pengembangan sistem Polder ini adalah untuk memberikan model pengendalian banjir
perkotaan yang terpadu. Sistem Polder tersebut diadaptasi dari Negara Belanda dan Singapura.
(Sumber : Laporan Akhir ” Pengembangan Teknologi Bangunan Air Pengendalian Banjir Perkotaan
Menuju Waterfront City”)
SISTEM POLDER 1
a. Berwawasan lingkungan (environment oriented),
b. Pendekatan kewilayahan (regional based),
c. Pemberdayaan masyarakat pengguna.
Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan
setempat dan naiknya muka air laut (ROB).
1. Bekerjanya sistem ini sangat bergantung pada pompa. Jika pompa mati, maka kawasan
akan tergenang.
2. Biaya operasi dan pemeliharaan relatif mahal.
1. Mengendalikan air.
2. Obyek Wisata / Rekreasi.
3. Lahan Pertanian / Perikanan.
4. Lingkungan Industri dan Perkantoran.
Kriteria Desain
Kelengkapan Sarana Fisik antara lain : Saluran air/ Kanal/ Tampungan memanjang/Waduk,
Tanggul dan Pompa
SISTEM POLDER 2
b. Tanggul
Tanggul dibuat di sekeliling kawasan guna mencegah masuknya air kedalam kawasan, baik
yang berasal dari luapan sungai, limpasan permukaan atau akibat naiknya muka air laut.
Sebaliknya dengan adanya tanggul, air yang ada di dalam kawasan tidak dapat keluar.
Tanggul dibuat dengan ukuran yang lebar, besar, dan tinggi serta dapat difungsikan sebagai
jalan.
c. Pompa Air
Pompa air berfungsi mengeringkan air pada badan air, yang bekerja secara otomatis apabila
volume / elevasi air melebihi nilai perencanaan.
SISTEM POLDER 3
Investasi dan Biaya Operasional
Di Indonesia belum tersedia standar biaya investasi dan operasional. Sebagai gambaran biaya
investasi untuk Polder Banger Semarang Rp.72,5 milyar.
SISTEM POLDER 4