Anda di halaman 1dari 80

KITA

SUDAH HAMPIR
TIBA!
TANPA PERMINTAAN MAAF, TUJUAN DARI
BUKU INI IALAH MEMPERINGATKAN
SEBANYAK MUNGKIN ORANG TENTANG
BANYAKNYA BUKTI ALKITABIAH YANG
MENYATAKAN BAHWA AKHIR DUNIA INI
SEMAKIN DEKAT. AKHIR DUNIA ADALAH
SAAT MENGAGUMKAN DAN MENGERIKAN
KETIKA YESUS KRISTUS, PENGUASA
TERTINGGI UMAT MANUSIA, AKAN MEMENUHI
PROSES PENGHAKIMAN YANG TELAH
DIMULAI DI TAMAN EDEN KETIKA ADAM DAN
HAWA MELANGGAR HUKUM ALLAH.

HAROLD CAMPINGi / FAMILY RADIO


KITA SUDAH HAMPIR TIBA!
(Indonesian: We Are Almost There!
By Harold Camping

All rights reserved, including the right of


reproduction in whole or in part in any form.

Published and printed by


Family Stations, Inc.
Oakland, California 94621
U.S.A.

On the Internet: www.familyradio.com


E-mail: international@familyradio.com

10-23-09
KITA SUDAH HAMPIR TIBA!

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

1. Firman Allah yang Agung ................................................................................ 1


Hukum Allah yang Tertulis ....................................................................... 2
Periode Ketiga dari Pewahyuan/Penyataan Allah .................................... 3
Penafsiran Alkitab .................................................................................... 3
Akhirnya, Suatu Pengungkapan Lengkap tentang Rencana
Keselamatan Allah .................................................................................... 5

2. Alkitab Memberikan Jadwal Waktu Sejarah ................................................. 7


Penyingkapan Rencana Keselamatan Allah Merupakan
Jadwal Waktu Sejarah ............................................................................... 8
Israel dan Tahun-tahun dari 1.477 SM sampai tahun 33 .......................... 9
Asal Mula Masa Kerja Gereja ................................................................ 11
Alkitab Menubuatkan Gereja Yang Murtad ........................................... 12
Masalah Iblis di dalam Gereja ................................................................ 14
Apakah Keseluruhan Isi Alkitab Merupakan Firman Allah
yang Tak Pernah Salah? .......................................................................... 16
Akan Ada Akhir untuk Masa Kerja Gereja ............................................ 17

3. Rencana Allah untuk Menunda Pemahaman tentang Akhir Dunia .......... 19


Kini Kita Telah Tiba pada Waktunya untuk Memahami ........................ 21
Pentingnya Saat-saat Genting Dihubungkan dengan
Hari-hari Raya Upacara .......................................................................... 26
Ketepatan dari Peristiwa-peristiwa Keselamatan yang Penting ............. 29
Allah Menggunakan Bait Allah untuk Menggambarkan
Kebenaran Rohani .................................................................................. 30
Keterangan tentang Penahbisan Bait Allah Memberikan
Keterangan Waktu yang Penting ........................................................... 31
Hari Kedelapan, 21 Oktober 2011 ......................................................... 33
Sebuah Pandangan lain dari Hari Raya Pondok Daun ........................... 34

4. Kita Memulai Penyelidikan Kita untuk Jadwal Waktu


dari Akhir Dunia ................................................................................................. 37
Tanggal tentang Berakhirnya Masa Kerja Gereja .................................. 44

5. Apakah Pemahaman Kita tentang Jadwal Waktu Sejarah Tepat? ........... 49


Hari Ulang tahun Dunia yang ke-13.000 ................................................ 52
Satu Hari Sama dengan Seribu Tahun .................................................... 56

iii
Lima Bulan Terakhir ............................................................................... 58
Lebih Banyak Keterangan Yang Luar Biasa .......................................... 60
Penebusan sampai Pengangkatan: 722.500 hari .................................... 61
Lebih Banyak Bukti ................................................................................ 62
Proses Penghakiman Allah Berlanjut sementara Sejumlah
Besar Orang Banyak Diselamatkan ........................................................ 63

6. Apakah Ada Harapan bagi Saya? ................................................................. 65


Mereka yang Tak Pernah Mendengar ..................................................... 66
Mereka yang Telah Mendengar Firman, tetapi
Mengolok-oloknya .................................................................................. 67
Mereka yang dengan Kerendahan Hati Percaya Bahwa
Alkitab Harus Ditaati .............................................................................. 69
Siapa Bertelinga Hendaknya Ia Mendengar ........................................... 70

iv
Kata Pengantar
TANPA PERMINTAAN MAAF, TUJUAN DARI BUKU INI IALAH
MEMPERINGATKAN SEBANYAK MUNGKIN ORANG TENTANG
BANYAKNYA BUKTI ALKITABIAH YANG MENYATAKAN BAHWA
AKHIR DUNIA INI SEMAKIN DEKAT. AKHIR DUNIA ADALAH SAAT
MENGAGUMKAN DAN MENGERIKAN KETIKA YESUS KRISTUS,
PENGUASA TERTINGGI UMAT MANUSIA, AKAN MEMENUHI PROSES
PENGHAKIMAN YANG TELAH DIMULAI DI TAMAN EDEN KETIKA
ADAM DAN HAWA MELANGGAR HUKUM ALLAH.

Setiap pribadi yang belum diselamatkan akan mengalami kepenuhan murka


Allah. Jika Kristus belum membayar hukuman atas dosa-dosa Anda, maka Anda
akan mengalami murka Allah secara penuh.
Tak seorang pun suka berbicara tentang keterangan seperti ini. Tak ada hal
yang lebih mematahkan semangat. Jauh lebih mudah untuk menjalani kehidupan
dalam penolakan seutuhnya, sambil diam-diam berharap bahwa semua pembicaraan
tentang hari penghakiman ini hanyalah sekadar suatu pembicaraan dan tidak perlu
ditanggapi secara sungguh-sungguh.
Akan tetapi, ketika kita tahu bahwa Alkitab itu sepenuhnya benar dan
berwewenang, kita diperintahkan untuk menyatakan kepada dunia semua yang
diajarkan Alkitab mengenai peristiwa yang mengagumkan ini. Orang-orang percaya
sejati dalam Kristus tidak memiliki pilihan lain. Mereka harus memperingatkan
dunia tentang penghakiman yang akan segera terjadi ini. Misalnya, Nabi Yunus,
diperintahkan Allah untuk pergi ke Niniwe untuk memperingatkan kota yang jahat
itu bahwa dalam waktu 40 hari, Allah akan menghancurkan mereka. Yunus tidak
sepenuhnya bahagia untuk menyampaikan berita yang mengerikan itu kepada orang
Niniwe, tetapi pada akhirnya, ia memang taat. Yang menakjubkan, penduduk kota
Niniwe bertobat dan dengan kerendahan hati memohon kepada Allah, dengan harapan
bahwa Allah akan menaruh belas kasihan kepada mereka. Dan Allah memang berbelas
kasihan kepada mereka, dan Allah tidak menghancurkan kota mereka.
Situasinya sama dengan saat sekarang, dan keadaan seluruh dunia
terpampang dengan jelas. Waktunya kurang dari empat tahun, ketimbang empat puluh
hari. Sementara seluruh penduduk Niniwe bertobat, tidak seluruh penduduk dunia
saat ini yang mau bertobat. Akan tetapi, kabar baiknya ialah bahwa Alkitab
menyatakan bahwa sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung jumlahnya, akan
memohon belas kasihan kepada Allah dengan kerendahan hati, dan sejumlah besar
orang yang siap dituai, yang telah dipilih Allah untuk diselamatkan, akan diberikan
hidup kekal, dan mereka akan terlepas dari penghakiman Allah, yang seharusnya
layak mereka terima karena dosa-dosa mereka.
Suatu pernyataan yang sangat umum, terutama bagi mereka yang menjadi
anggota dari gereja-gereja setempat, bahwa Kristus akan datang seperti seorang
pencuri di malam hari. Demikianlah, mereka puas bahwa tak seorang pun yang tertarik
untuk berupaya mempelajari dari Alkitab tentang waktu dari akhir dunia.

v
Orang-orang yang terkasih ini benar. Alkitab memang mengajarkan bahwa
bagi banyak orang, Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di malam hari. Kita
membaca dalam 1 Tesalonika 5:2,3:

karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang


seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya
damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan,
seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin —
mereka pasti tidak akan luput.

Namun, kemudian Alkitab mengatakan dalam ayat 4-6:

Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,


sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.
Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.

Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa ada dua jenis orang di dalam dunia yang
menyadari bahwa dunia ini akan berakhir, pada waktu mana Allah akan memisahkan
orang yang telah diselamatkan dari orang yang tidak diselamatkan. Kedua kelompok
itu tahu bahwa yang tidak selamat akan mengalami murka Allah sepenuhnya dan
mereka yang sudah selamat akan berada untuk selamanya bersama dengan Kristus
dalam kebahagiaan dan kemuliaan terbesar.
Satu kelompok mencakup banyak orang yang percaya bahwa mereka telah
diselamatkan, namun kenyataannya, mereka belum diselamatkan. Mereka tidak sadar
bahwa dewasa ini, Allah telah mengungkapkan, dalam Alkitab, sejumlah besar
keterangan yang berhubungan dengan jadwal waktu sejarah, sepanjang jalan menuju
akhir dunia, dan mereka tidak peduli untuk berupaya mempelajari semua yang
diajarkan Alkitab. Mereka merasa yakin bahwa mereka telah selamat, dan oleh karena
itu, sebenarnya tidak ada bedanya kapan Kristus akan datang. Bagi mereka, Ia akan
datang seperti seorang pencuri di malam hari. Namun yang menyedihkan, ayat-ayat
ini mengajarkan bahwa ketika Kristus datang, “kebinasaan yang tiba-tiba” akan
menimpa mereka. Dengan kurangnya perhatian mereka dalam keinginan mereka
untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang apa yang diajarkan Alkitab, mereka
sedang memperlihatkan bahwa mereka masih belum diselamatkan dan mereka masih
berada di bawah murka Allah yang menakutkan.
Tetapi ada juga banyak orang, yang karena kasih dan rasa hormat mereka
terhadap Alkitab, telah mempelajari bahwa Alkitab memberikan banyak keterangan
tentang jadwal waktu sejarah. Demikianlah, mereka telah mempelajari banyak rincian
mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan akhir waktu, selain juga jadwal
waktu dari peristiwa-peristiwa ini. Alkitab berbicara tentang mereka sebagai
“penjaga” (Yehezkiel 33:2-9), dalam hal mereka mampu memperingatkan orang
yang belum selamat tentang akhir dunia yang akan segera terjadi, yang waktunya
begitu dekat.

vi
Buku ini ditulis supaya dengan penuh pengharapan Anda juga akan
menyadari kesungguhan yang tak dapat dibantah tentang keadaan yang sulit dan
genting yang sedang dihadapi dunia. Tidak ada jalan untuk mengubah rencana Al-
lah untuk akhir dunia. Akan tetapi, adalah mungkin bahwa Anda juga dapat menjadi
salah satu dari mereka yang akan terlepas dari murka Allah melalui belas kasihan
keselamatan-Nya yang menakjubkan.
Dalam buku ini kita akan melihat secara singkat pada tindakan-tindakan
Allah sepanjang sejarah dunia, sementara Allah menyingkapkan rencana keselamatan-
Nya kepada dunia. Secara khusus kita akan memusatkan perhatian kita pada periode
akhir dari sejarah bumi, ketika dua peristiwa besar sedang terjadi secara bersamaan.
Peristiwa-peristiwa ini merupakan penyelesaian dari proses penghakiman Allah, dan
penyelamatan sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam buku ini, diberikan banyak tanggal dari pelbagai peristiwa sejarah
dan juga yang akan terjadi di masa depan diberikan. Bagi mereka yang ingin
memeriksa bukti alkitabiah tambahan untuk tanggal-tanggal ini dan untuk memastikan
keterangan terinci mengenai peristiwa-peristiwa yang berhubungan erat dengan
tanggal-tanggal ini, mereka diundang untuk menelepon atau menulis kepada Radio
Keluarga untuk memperoleh buku-buku gratis yang memperlihatkan bahwa semua
keterangan berasal dari Alkitab, dan tidak berasal dari penafsiran atau dugaan jenis
apa pun. Buku-buku ini termasuk judul-judul berikut.

Waktu Memiliki Suatu Akhir


Akhir dari Masa Kerja Gereja dan Sesudahnya
Gandum dan Lalang
Prinsip-prinsip Dasar dari Pemahaman Alkitab
Saya Berharap Allah Akan Menyelamatkan Saya
Adam Kapan?
Keselarasan yang Sempurna tentang Angka-angka dari Raja-raja Ibrani

vii
BAB 1.
Firman Allah yang Agung

Memahami gagasan yang indah bahwa dunia ini sudah sangat dekat pada
akhir zaman membutuhkan suatu pemahaman yang jelas tentang sifat dan otoritas
dari firman Allah, Alkitab. Alkitab menetapkan prinsip-prinsip dasar yang harus
ditaati jika kita mau menerima kebenaran dari Allah. Prinsip-prinsip ini harus benar-
benar tertanam dalam pikiran siapa pun yang berhasrat memahami gagasan yang
indah ini.
Alkitab adalah firman Allah. Dalam bahasa-bahasa asli dari Alkitab,
terutama bahasa Ibrani dan Yunani, setiap kata, dan setiap huruf dari setiap kata,
berasal dari mulut Allah. Oleh karena itu, kalau ada gagasan yang mengatakan
bahwa manusia mana pun, atau lembaga gereja mana pun, memiliki otoritas atas
kata atau frase apa pun dalam bahasa-bahasa asli Alkitab, hal ini tidak pernah bisa
diterima. Allah telah melindungi lembaran-lembaran paling kuno dari naskah asli
Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani sehingga kita dapat merasa yakin bahwa
kita memiliki firman Allah yang asli, langsung berasal dari mulut-Nya. Naskah-
naskah yang digunakan dalam terjemahan King James dalam bahasa Inggris dan
terjemahan-terjemahan lain pada masa itu, merupakan naskah-naskah yang telah
dilindungi Allah. Memang benar bahwa guru Alkitab yang serius ketika sedang
mempelajari pengajaran Alkitab mana pun harus selalu memeriksa pekerjaan
penerjemah dan membuat koreksian yang dibutuhkan jika memang perlu.
Alkitab secara keseluruhan merupakan kitab hukum Allah yang tertinggi
dan harus ditaati dengan sangat saksama oleh setiap manusia. Sebagai kitab hukum
Allah, Alkitab menentukan bahwa hukuman maut harus dijatuhkan kepada setiap
orang yang melanggar hukum Allah dengan cara apa pun (Roma 6:23; Yakobus 2:10).
Alkitab berisi pesan Allah tentang keselamatan. Yang juga tercakup dalam
hukum Allah itu ialah berita ajaib yang mengatakan bahwa Allah sendiri, di dalam
pribadi Tuhan Yesus Kristus, menjadi pengganti, atau peran pengganti, yang
menanggung hukuman atas kutuk Allah menggantikan semua orang yang telah dipilih
Allah untuk diselamatkan dari hukuman dosa, yaitu kutukan yang kekal.
Alkitab menjadi kamus dan tafsirannya sendiri. Setiap kata, kalimat, konsep
dan sebagainya harus dipahami dengan menyelidiki penggunaan kata atau konsep
yang sama sebagaimana tertulis di bagian lain dalam Alkitab. Tidak ada simpulan
mengenai doktrin apa pun dalam Alkitab yang bisa diterima, kecuali bila telah
diperiksa dengan saksama dalam keseluruhan isi Alkitab untuk memverifikasi bahwa
doktrin tersebut benar-benar selaras dengan setiap kebenaran apa pun yang ada dalam
Alkitab. Allah memerintahkan dalam 1 Korintus 2:13:

Karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang rohani,


kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan
yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh
Roh.

1
Hukum Allah yang Tertulis

Dengan belas kasihan Allah, Allah telah menyediakan sebuah salinan tertulis
dari hukum Allah. Hukum yang tertulis itu adalah Alkitab, firman Allah. Hukum itu
juga merupakan perjanjian Allah dengan umat manusia dan hukum ini mengacu
kepada Injil dan sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Demikianlah, apakah
Alkitab menggunakan istilah “hukum Taurat” atau “perintah-perintah” atau
“perjanjian” atau “Injil” atau “janji” atau “Firman”, semuanya masih berbicara tentang
Alkitab saja. Semua istilah ini memiliki makna yang sama.
Alkitab diberikan kepada umat manusia dalam dua bagian yang berbeda,
tetapi Allah menuliskan isi Alkitab sedemikian rupa sehingga kebenaran-kebenaran
dari Alkitab telah diungkapkan kepada umat manusia dalam tiga bagian.
Bagian pertama dari firman yang tertulis yang disediakan Allah adalah
Perjanjian Lama. Penulisan Perjanjian Lama dimulai pada tahun 1447 SM. ketika
Allah memberikan sepuluh perintah Allah kepada umat Israel bersamaan dengan
banyak hukum lain. Pada saat yang bersamaan, dalam perjanjian atau kitab hukum
ini, Ia menuliskan banyak kebenaran tentang penciptaan, masuknya dosa ke dalam
dunia, dan air bah pada zaman Nuh, selain juga banyak perintah yang menekankan
kebutuhan manusia akan Juruselamat. Allah terus menyelesaikan penulisan Perjanjian
Lama sampai tahun 391 SM.
Akan tetapi, Allah menulis Perjanjian Lama sedemikian rupa sehingga
sejumlah besar kebenaran dan informasi yang dimasukkan ke dalam penulisan
Perjanjian Lama hanya terungkap secara samar-samar kepada manusia. Lagi pula,
karena mesin cetak belum ditemukan sampai berabad-abad setelah Perjanjian Lama
ditulis, salinan-salinan sebenarnya dari bagian pertama Alkitab hampir tidak ada
yang tersisa. Pada awal masa penulisan naskah itu, sangat sedikit salinan dari bagian
pertama Alkitab yang masih ada.
Bagian kedua dari perjanjian itu, yang disebut Perjanjian Baru, mulai ditulis
oleh Allah kira-kira tahun 33. Dan bagian ini diselesaikan kira-kira tahun 95. Bagian
ini menyediakan sebagian besar kebenaran yang menolong menjadikan Perjanjian
Lama lebih mudah dipahami. Hal ini terutama disebabkan karena Perjanjian Baru
memberikan banyak informasi tentang Yesus Kristus, Sang Juruselamat, sebagaimana
Ia secara kasat mata dan secara nyata mengalami kutukan Allah mewakili semua
orang yang direncanakan-Nya untuk diselamatkan. Walaupun demikian, Perjanjian
Baru, seperti juga Perjanjian Lama, ditulis oleh Allah dengan cara sedemikian rupa
sehingga banyak kebenaran yang ditetapkan di dalamnya tetap tersembunyi dari
pemahaman orang percaya sejati pada masa kerja gereja.1
Demikianlah, walaupun Alkitab telah menjadi kitab perjanjian atau kitab
hukum tertulis yang sempurna selama hampir 2000 tahun, banyak kebenaran yang
sangat penting yang tersebar di seluruh Alkitab tidak pernah diungkapkan bahkan
sekalipun kepada ahli teologi yang paling berdedikasi dan takut akan Allah yang
adalah seorang anak Allah. Doktrin yang misterius atau tersembunyi ini terutama

1
Kita menggunakan istilah “masa kerja gereja” untuk mengacu kepada periode waktu
ketika Allah menggunakan gereja-gereja untuk menyebarkan Injil.

2
berhubungan dengan suatu pemahaman yang tepat dan akurat tentang waktu dan
sifat dari program keselamatan Allah, bersamaan dengan peristiwa-peristiwa penting
yang akan terjadi pada masa 23 tahun terakhir dalam sejarah dunia.

Periode Ketiga dari Pewahyuan/Penyataan Allah

Akan tetapi, dewasa ini, ketika kita sudah berada sangat dekat dengan
zaman akhir, Allah, untuk ketiga kalinya, sedang mengungkapkan banyak kebenaran
tambahan yang sudah lama tertulis dalam Alkitab, tetapi tetap menjadi misteri dalam
kurunnya waktu. Demikianlah, kelihatannya hampir serupa seperti Allah telah
memberikan kepada kita suatu tambahan kepada Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, tetapi tentu saja isi Alkitab tidak menjadi bertambah banyak. Sebenarnya
tidak ada kata-kata baru ditambahkan ke dalamnya. Alkitab yang kita gunakan
sekarang, dalam bahasa di mana Alkitab semula dituliskan, adalah Alkitab yang sudah
selesai dan lengkap tertulis 1900 tahun yang lalu. Secara sederhana kini kepenuhan
kemuliaan Injil dapat dilihat sebagai Allah yang telah membuka pemahaman kita
kepada sebagian besar kebenaran yang sebelumnya tersembunyi. Dalam Ibrani 8:8,
Alkitab menyatakan:

Sebab Ia menegur mereka ketika Ia berkata, “Sesungguhnya, akan


datang waktunya,” demikianlah firman Tuhan, “Aku akan
mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum
Yehuda,

Dalam ayat ini, frase “Aku akan mengadakan perjanjian baru”


seharusnya diterjemahkan “Aku akan menyelesaikan suatu perjanjian baru”.
Perjanjian baru adalah Perjanjian Baru yang merupakan bagian dari Alkitab, tetapi
pada zaman akhirlah, pada masa kita hidup, Allah akan melengkapi pemahaman
kita tentang makna perjanjian itu dengan membuka mata kita kepada begitu banyak
kebenaran baru. Tetapi pada masa sekarang, kebenaran-kebenaran itu sudah lama
ada di dalam Alkitab dan sedang diungkapkan kepada kita sehingga kita dapat
memahaminya. Hal itu seolah-olah Allah sedang melengkapi penulisan perjanjian
itu, yaitu Alkitab. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang sebenarnya seperti yang
tertulis dalam sebuah ayat dalam Daniel 12:9:

Tetapi ia menjawab: “Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal


tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.

Penafsiran Alkitab

Sungguh sangat menyedihkan bahwa pada dasarnya setiap gereja di seluruh


dunia tidak dapat memahami banyak kebenaran dari Alkitab. Hal ini disebabkan
karena mereka tidak menaati pengajaran Alkitab tentang penafsiran Alkitab. Lagi
pula, ada kemungkinan besar bahwa sebagian besar guru Alkitab tidak memahami
bahwa setiap kata dalam bahasa asli Alkitab keluar dari mulut Allah dan oleh karena
itu kata-kata ini sangat penting dan sangat akurat.

3
Metode ilmu tafsiran buatan manusia yang berkaitan dengan tata bahasa
dan sejarah tentang penafsiran Alkitab yang dipegang oleh hampir semua gereja,
denominasi, seminari dan lain-lain harus ditolak seutuhnya. Metode penafsiran
Alkitab yang benar-benar alkitabiah berdasarkan pada fakta bahwa Alkitab
mengajarkan bahwa Alkitab adalah sebuah kitab rohani yang ditulis melalui suatu
cara yang berkaitan dengan pola hidup manusia di bumi. Karena kitab ini ditulis
oleh Allah, maka setiap peristiwa sejarah dan setiap pembicaraan dan setiap kejadian
yang dicatat dalam Alkitab itu benar seutuhnya dan dapat dipercaya. Akan tetapi,
karena pernyataan-pernyataan harafiah, dan bernilai sejarah ini juga harus dipahami
secara rohani, maka pesan yang paling benar yang sedang diberikan Allah kepada
umat manusia dalam Alkitab tidak akan dapat dipahami sebelum pengajaran rohani
dari ayat yang dipelajari ditemukan.
Yesus berbicara tentang prinsip ilmu tafsiran ini dalam Markus 4:33,34, di
mana kita membaca:

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan


firman kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk
mengerti, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada
mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala
sesuatu secara tersendiri.

Yesus adalah esensi atau intisari utama dari firman Allah. Kita membaca
dalam Yohanes 1:14 bahwa firman menjadi manusia dan berdiam di antara kita.
Demikianlah, prinsip pencarian makna spiritual dari setiap kata dan frase yang dicatat
dalam Alkitab dapat diterapkan kepada keseluruhan Alkitab sebagaimana juga Kristus
dikenali di seluruh Alkitab. Alkitab adalah firman Allah. Kristus adalah firman
Allah. Dan karena Alkitab adalah kitab Allah, maka pembelajar Alkitab (yaitu orang
yang mempelajari isi Alkitab) harus berusaha memperoleh pertolongan dari Roh
Kudus, yaitu Allah sendiri. Hanya Allah yang dapat membawa kebenaran ke dalam
hati kita (Yohanes 16:13). Kesimpulan rohani apa pun harus diuji dengan saksama
oleh pembelajar Alkitab supaya ia merasa yakin bahwa kesimpulan itu selaras dengan
setiap kebenaran apa pun yang diajarkan Alkitab.
Prinsip sebelumnya di mana Kristus berbicara dalam perumpamaan-
perumpamaan dan tanpa sebuah perumpamaan, Ia tidak berbicara, kelihatannya
menjadi suatu cara utama di mana Allah membantu orang-orang percaya sejati untuk
lebih memahami isi Alkitab. Tetapi hal itu juga kelihatannya menjadi suatu cara
utama di mana Allah membutakan mereka yang mencoba memahami Alkitab dengan
gagasan-gagasan yang sudah mereka tetapkan sendiri sebelumnya. Prinsip ini
ditetapkan dalam Markus 4:11,12, di mana Allah berkata,

Lalu Ia berkata kepada mereka, “Kepadamu telah diberikan rahasia


Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu
disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun memang
melihat, mereka tidak memahami, sekalipun memang mendengar,
mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan diberi
pengampunan.”

4
Misalnya, siapa pun yang mengikuti ilmu tafsiran buatan manusia yang
berkaitan dengan tata bahasa dan sejarah yang dipraktikkan gereja di seluruh dunia,
tidak akan mampu memahami dengan benar banyak kebenaran yang sangat penting
dari Alkitab. Ini termasuk pengajaran-pengajaran Alkitab mengenai akhir masa kerja
gereja dan fakta bahwa orang-orang percaya sejati dapat mengetahui banyak tentang
jadwal urutan waktu dan rincian tentang akhir dunia.

Akhirnya, Suatu Pengungkapan Lengkap tentang Rencana Keselamatan Allah

Ada tiga bidang kebenaran yang sangat penting yang terlihat sementara
Allah pada masa kita hidup membuka mata kita kepada banyak kebenaran baru yang
pada masa kerja gereja tidak dapat dipahami dengan benar. Bidang-bidang ini adalah
sebagai berikut: (1) Sifat dan waktu dari rencana keselamatan Allah. (2) Rincian
tentang zaman akhir, termasuk jadwal urutan sejarah. (3) Sifat dan karakter dari
rencana penghakiman Allah.
Dalam studi ini, kita akan menfokuskan diri pada suatu skala kecil tentang
sifat dari rencana keselamatan Allah. Kedua, secara intensif kita akan memusatkan
perhatian pada rincian zaman akhir. Sifat dan karakter dari rencana penghukuman
Allah akan disediakan pada buku selanjutnya.
Dalam Ibrani 8:10,11, Allah mengajarkan kita:

“Inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu


itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam
akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku
akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan
mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama
saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka
semua, besar kecil, akan mengenal Aku.

Ayat-ayat ini terutama dipusatkan pada rencana keselamatan Allah.


Sepanjang masa kerja gereja, pengajaran dominan dari sebagian besar gereja yang
alkitabiah ialah mengatakan kepada umat Tuhan bagaimana mereka bisa merasa yakin
bahwa mereka sudah diselamatkan atau bagaimana cara mereka supaya dapat
menerima anugerah keselamatan. Suatu analisis saksama tentang pengajaran-
pengajaran dari denominasi-denominasi ini secara beragam memperlihatkan bahwa
mereka memberikan persyaratan kepada individu yang mencari keselamatan bahwa
mereka harus memberikan sumbangan tertentu. Sumbangan-sumbangan ini dapat
termasuk tindakan-tindakan seperti baptisan air, pengakuan iman di hadapan umum,
tindakan menerima Kristus, ikut ambil bagian dalam Ekaristi atau perjamuan kudus,
atau memanjatkan jenis doa tertentu. Pada dasarnya dalam setiap kasus, ada suatu
pelanggaran yang pasti terhadap hukum Allah, yang dengan jelas menunjukkan bahwa
semua karya keselamatan seseorang dilakukan oleh Kristus, lama sebelum orang itu
dilahirkan.2

2
Anda dapat menerima kiriman buklet gratis berjudul, Saya Harap Allah Akan Menyelamatkan
Saya untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang subjek yang luar biasa ini.

5
Dalam Ibrani 8:10,11, seperti yang dikutip di atas, Allah menekankan bahwa
sekali pewahyuan seutuhnya dari Alkitab terjadi, maka pengajaran tentang
keselamatan dalam dunia akan menjadi benar-benar alkitabiah. Umat manusia tidak
akan diajarkan bagaimana menerima keselamatan, melainkan lebih kepada pengajaran
bahwa keselamatan merupakan karya Allah seutuhnya (Efesus 2: 8,9). Allah akan
menyelamatkan sejumlah besar orang yang sebenarnya mungkin memahami sangat
sedikit isi Alkitab.
Kita akan berupaya untuk menetapkan suatu garis besar sederhana tentang
pengajaran Alkitab mengenai keselamatan banyak orang, yang jumlahnya tak
terhitung, yang diselamatkan pada masa sekarang.

1.Alkitab memerintahkan orang-orang percaya sejati untuk mengabarkan


Injil ke seluruh dunia. Allah telah mengarahkan perkembangan komunikasi ke seluruh
dunia, seperti radio dan Internet, sehingga memungkinkan setiap orang di dunia dapat
mendengar kabar Injil.

2.Dalam pemeliharaan Allah yang misterius, banyak orang yang mengetahui


sangat sedikit atau tidak tahu sama sekali tentang kebenaran Alkitab akan mulai
menyadari hal-hal berikut ini.

a.Mereka adalah orang-orang berdosa yang sedang dalam perjalanan menuju


masa depan yang mengerikan di mana mereka akan dihukum karena dosa-
dosa mereka.

b.Alkitab yang akan mereka dengarkan dan yang mulai mereka dengarkan
pastilah berasal dari Allah dan oleh karena itu, mereka mulai berupaya
untuk menaati perintah-perintahnya.

c.Mereka belajar bahwa hari penghakiman sudah sangat dekat, tetapi Allah
sedang menyelamatkan banyak orang.

d.Mereka mulai menyadari bahwa mereka dapat dan harus berseru kepada
Allah untuk meminta belas kasihan, sambil berharap bahwa mungkin Allah
mau menyelamatkan mereka.

Inilah situasi saat ini dalam dunia, sementara semakin banyak orang
diselamatkan di seluruh dunia, yang seluruhnya merupakan pekerjaan Allah. Ketika
Allah menyelamatkan seseorang, Ia memberikan orang itu jiwa yang baru, kekal,
dan sudah dibangkitkan kembali. Oleh karena itu, mereka memiliki suatu kerinduan
yang penuh semangat, sinambung, untuk bersikap taat kepada pengajaran Alkitab.
Semakin banyak jumlah orang yang kini diselamatkan, sebagaimana dinyatakan
dengan tegas dalam Alkitab (Wahyu 7:19-14), pastilah berkaitan dengan fakta bahwa
Allah kini sedang mengungkapkan banyak kebenaran agung dari Alkitab, yang belum
diketahui generasi-generasi sebelumnya.

6
BAB 2
Alkitab Memberikan Jadwal Waktu Sejarah

Dengan menyelidiki seluruh isi Alkitab, kita telah mempelajari bahwa


Alkitab bukanlah hanya sebuah kitab hukum yang menyatakan semua hukum di mana
Allah memerintah seluruh umat manusia, tetapi juga merupakan sebuah kitab yang
diberikan kepada manusia sehingga mereka dapat mengenal jadwal waktu sejarah.
Kita membaca dalam Pengkhotbah 8:5-7:

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang


mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,
karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan
manusia menekan dirinya. Sesungguhnya, ia tak mengetahui apa yang
akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan kepadanya
bagaimana itu akan terjadi?

Dalam ayat-ayat ini, kata “pengadilan” memiliki makna yang sama dengan
kata “hukum”. Dengan demikian, hal ini mengajarkan bahwa dengan mempelajari
Alkitab, orang percaya sejati bukan hanya belajar hukum-hukum Allah, terutama
ketika hukum-hukum ini dihubungkan dengan proses penghakiman Allah, tetapi juga
ia mempelajari banyak tentang jadwal waktu Allah bagi bumi.

Untuk alasan itu, orang percaya sejati dapat mengetahui banyak hal tentang
jadwal waktu sejarah, termasuk banyak kebenaran tentang waktu dari akhir dunia.
Akan tetapi, bagi mereka yang tidak mengikuti metoda Alkitab tentang penafsiran
Alkitab, Kristus akan datang seperti seorang pencuri di waktu malam. Secara tiba-
tiba, kesengsaraan mereka akan sangat besar ketika mereka menyadari, sudah terlalu
lambat, bahwa akhir dunia sudah tiba. Tidak akan ada lagi belas kasihan atau kasih
karunia atau keselamatan bagi yang belum menerima keselamatan. Demikianlah
kita membaca dalam 1 Tesalonika 5:2-6:

karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai
dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti
seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka
pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup
di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti
pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak
siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.

Dan kita membaca dalam Wahyu 3:3:

7
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan
mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau
tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak
tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Dalam ayat-ayat ini, Allah sedang mengajar kita bahwa mereka yang
membaca Alkitab terbagi menjadi dua jenis manusia. Ada orang-orang yang telah
puas dengan pemahaman mereka saat ini tentang hubungan mereka dengan Allah.
Mereka tahu bahwa pada suatu hari kelak dunia akan berakhir, tetapi pemahaman
mereka ialah bahwa jadwal waktu tentang hari kiamat hanya diketahui Allah saja.
Oleh karena itu, mereka berpikir bahwa umat manusia tidak perlu memikirkannya.
Bagi mereka, Kristus sungguh akan datang sebagai seorang pencuri di tengah malam.
Akan tetapi, kedatangan-Nya bagi orang-orang ini ialah untuk menghancurkan
mereka. Betapa mengerikannya!
Di pihak lain, ada orang-orang yang telah menyadari bahwa Allah telah
memberikan banyak keterangan dalam Alkitab mengenai jadwal waktu sejarah.
Oleh karena itu, mereka telah mempelajari, dari Alkitab, banyak hal tentang jadwal
waktu penciptaan dunia dan banyak peristiwa besar lainnya yang dicatat dalam
Alkitab. Mereka juga telah mempelajari banyak hal tentang jadwal waktu secara
tepat tentang akhir dunia ini. Bagi mereka, waktu berakhirnya dunia ini bukan tidak
dapat diketahui.

Penyingkapan Rencana Keselamatan Allah Merupakan Jadwal Waktu Sejarah

Alkitab mengajarkan bagaimana Allah telah memberikan pesan Injil kepada


umat manusia di sepanjang jadwal waktu sejarah. Injil mencakup Alkitab seutuhnya.
Oleh karena itu, dengan mempelajari Alkitab dengan saksama, kita mempelajari
bahwa penyingkapan rencana keselamatan Allah merupakan jadwal waktu sejarah.
Selama 9.500 tahun pertama dalam sejarah dunia, Allah tidak menggunakan
jenis organisasi dunia apa pun untuk menggambarkan kerajaan Allah kepada dunia
ini. Selama periode waktu itu, Allah selalu bekerja melalui orang-orang percaya
secara persseorangan yang menjadi wakil-wakil dari kerajaan-Nya. Habel, Henokh,
yang diangkat ke surga, Nuh dan keluarganya, Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf
adalah nama-nama yang dicatat Allah dalam Alkitab sebagai wakil-wakil kerajaan
Allah.
Sementara kita mempelajari Alkitab dengan saksama, kita mendapati bahwa
dunia ini diciptakan kira-kira 13.000 tahun yang lalu.3 Alkitab sangat tepat; jadi,
ketika kita menyesuaikan penanggalan Alkitab dengan penanggalan modern kita,
kita tahu bahwa tahun penciptaan adalah 11.013 SM.
Kemungkinan besar, selama 9.500 tahun pertama dari sejarah bumi, hanya
ada beberapa orang yang diselamatkan. Pada masa Nuh, misalnya, di seluruh dunia
yang hidup dalam tahun 4.990 SM, ketika Allah membinasakan dunia dengan air
bah, hanya ada delapan orang yang diselamatkan.
3
Anda diundang untuk mengirimkan surat kepada Family Radio untuk mendapatkan buku
gratis berjudul, Ketika Adam yang memperlihatkan bagaimana Alkitab menyediakan keterangan
ini.

8
Israel dan Tahun-tahun dari 1.447 SM sampai Tahun 33

Akan tetapi, pada tahun 1.447 SM, Allah melakukan suatu perubahan besar
dalam cara-Nya untuk melambangkan kerajaan-Nya di dunia ini. Pada tahun 1.447
SM itulah Israel, di bawah pimpinan Musa, keluar dari perbudakan di Mesir. Bangsa
Israel terdiri dari keturunan Abraham, yang dilahirkan lebih dari 700 tahun
sebelumnya. Abraham dilahirkan pada tahun 2.167 SM adalah seorang warganegara
Ur dari Kasdim atau Babel. Pada tahun 2.092 SM, ia dan istrinya, Sarah, dalam
ketaatan kepada perintah Allah, pergi ke Tanah Kanaan. Mereka menjadi cikal bakal
dari bangsa Israel dan tanah Kanaan digunakan Allah sebagai gambaran dari kerajaan
Allah di bumi.
Bangsa Israel, bersama dengan Tanah Kanaan, menjadi pusat perhatian dari
penyingkapan rencana keselamatan Allah selama periode 2.100 tahun sebelum
kelahiran Kristus. Faktanya ialah bahwa Yesus Anak Allah menerima sifat alami-
Nya sebagai keturunan langsung dari Abraham.
Pada tahun 1.447 SM, keturunan Abraham, yang disebut Israel, telah
bertumbuh menjadi sebuah bangsa yang kemungkinan berjumlah dua juta orang.
Pada tahun itulah mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Dan selama 1.480
tahun berikutnya, Israel disebut sebagai umat Allah. Kepada mereka diberikan
semakin banyak hukum Allah. Mereka menjadi gambaran yang kelihatan dari
kerajaan Allah di bumi.
Allah memberikan kepada bangsa Israel sebuah daerah, tanah Kanaan, yang
juga disebut tanah Israel, sebagai sebuah tempat untuk hidup, dan sebuah bait Allah,
dan rumah ibadah orang Yahudi, sebagai tempat untuk beribadah. Ia memberi mereka
hukum-hukum, yang secara teologis, kita sebut sebagai hukum-hukum upacara, yang
harus dipatuhi karena hukum-hukum ini mengarahkan bangsa Israel kepada Mesias,
yaitu Yesus Kristus yang akan datang. Hukum-hukum upacara ini mencakup hal-hal
seperti perayaan hari-hari raya, bulan-bulan baru, Sabat hari ketujuh, korban bakaran,
korban darah, dan seterusnya.
Allah menggunakan wujud-wujud yang ada di bumi seperti Kanaan, Israel,
Yehuda, Yerusalem, Sion, bait Allah, Yehuda dan lain-lain untuk melambangkan
gambaran yang kelihatan tentang kerajaan Allah. Demikianlah, ungkapan-ungkapan
ini sangat sering digunakan dalam Alkitab untuk secara rohani melambangkan
kerajaan Allah. Misalnya, selama masa kerja gereja, gereja-gereja menjadi gambaran
yang kelihatan dari kerajaan Allah. Oleh karena itu, Alkitab sering menggunakan
kata-kata seperti Israel, Yehuda, bait Allah dan seterusnya ketika berbicara tentang
gereja-gereja pada zaman gereja.
Suatu bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Israel ialah ialah badan hukum
yang diberikan Allah menangani pengangkatan imam-imam, orang Lewi, nabi-nabi,
dan raja-raja untuk memerintah atas seluruh bangsa. Itu merupakan sebuah kesatuan
ilahi yang terdiri dari beberapa bagian dengan tujuan tertentu didirikan oleh Allah
sendiri untuk menggambarkan kerajaan Allah yang kelihatan di sini di bumi. Setiap
orang Yahudi yang merupakan keturunan Abraham dengan sendirinya menjadi
anggota dari jemaat yang besar ini. Untuk menekankan keanggotaan ini, setiap laki-
laki harus disunat, yang merupakan salah satu dari hukum-hukum upacara yang
dinyatakan oleh hukum Allah.

9
Alkitab memberikan kepada kita banyak keterangan tentang tahun-tahun
yang mendahului sebelum lahirnya bangsa Israel dan seribu tahun pertama dari
sejarahnya. Alkitab banyak memberikan rincian tentang Israel, sebagai sebuah
bangsa, ketika Allah membebaskan mereka dari perbudakan dan membawa mereka
keluar dari Mesir, ketika mereka secara menakjubkan menyeberangi Laut Merah di
atas tanah kering dan mengembara selama 40 tahun di padang gurun dan kemudian
menyeberangi Sungai Yordan di atas tanah yang kering. Alkitab memberikan
keterangan yang penting mengenai 360 tahun selanjutnya dalam sejarah mereka,
ketika Allah memerintah atas mereka, menggunakan individu-individu yang disebut
para hakim, di Tanah Kanaan.
Kemudian kita diberikan keterangan terperinci tentang apa yang terjadi
116 tahun berikutnya ketika Israel tiba pada masa kejayaannya di bumi ketika mereka
berada di bawah pemerintahan Raja Saul, yang diikuti dengan Raja Daud dan
kemudian oleh Raja Salomo.
Keterangan terperinci dan penting juga diberikan dalam Alkitab mengenai
perpecahan dalam bangsa yang bersatu itu, yang mencakup 12 suku bangsa Israel,
menjadi dua bangsa. Setelah kematian raja Salomo, sepuluh suku bangsa menjadi
sebuah kerajaan yang tersendiri dengan nama Israel, dengan ibu kota yang bertempat
di Samaria dan dua suku sisanya menjadi bangsa Yehuda, dengan ibukotanya
bertempat di Yerusalem. Alkitab memberikan banyak keterangan mengenai kerajaan-
kerajaan ini dan para raja yang memerintah mereka.
Alkitab juga memberikan keterangan penting mengenai akhir dari bangsa-
bangsa ini. Sepuluh suku dari bangsa Israel ditaklukkan oleh kerajaan Asyur pada
tahun 709 SM. Kemudian pada tahun 587 SM, bangsa Yehuda ditaklukkan oleh
bangsa Babel, dan pada saat itu kota Yerusalem dan bait Allah yang sangat indah
yang didirikan oleh Salomo dihancurkan.
Akan tetapi, setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 587 SM, perincian
tentang pengalaman kedua belas suku menjadi lebih terbatas. Kita belajar bahwa
pada tahun 539 SM, kira-kira 40.000 penduduk yang masih hidup dari kerajaan
Yehuda, yang dihancurkan oleh bangsa Babel, kembali ke Yerusalem. Kita belajar
beberapa kenyataan baru tentang pembangunan kembali bait Allah, suatu upaya yang
diselesaikan pada tahun 515 SM. Kita belajar tentang beberapa pengalaman orang
Yahudi yang kembali ke tanah Israel, terutama dari kitab-kitab dalam Alkitab yang
berjudul Ezra, Nehemia, dan Ester.
Tetapi kemudian selama hampir 400 tahun dalam sejarah, dari tahun 391
SM sampai 8 SM, Alkitab sama sekali tidak berbicara tentang tanah Israel dan
penduduknya, atau bangsa lain mana pun di dunia.
Yang menyedihkan, selama seluruh masa dari keberadaan Israel, sebenarnya
hanya ada sangat sedikit orang yang diselamatkan. Alkitab dipenuhi dengan
pernyataan-pernyataan mengenai dosa, kesesatan, dan pemberontakan bangsa Israel
terhadap hukum-hukum Allah. Bahkan ketika Yesus Kristus datang sebagai
Juruselamat, yang dalam sifat manusia-Nya merupakan keturunan Abraham, mereka
memberontak, dan mereka tidak mau menganggap Dia sebagai Mesias mereka.
Sesungguhnya, mereka kemudian membunuh Dia (Kisah Para Rasul 2:22,23).

10
Alkitab meyakinkan kita bahwa Kristus adalah buah yang baik yang
dihasilkan oleh bangsa Israel. Justru melalui bangsa Israellah Allah menjelma
menjadi manusia, dilahirkan dari perawan Maria, yang berasal dari suku Yehuda.
Pada tahun 8 SM, sekali lagi Alkitab mulai memberikan kepada kita banyak
perincian tentang bangsa Yahudi. Pada tahun itu, kelahiran Yohanes Pembaptis
diumumkan, dan adalah Yohanes yang harus mendeklarasikan kepada dunia bahwa
Mesias, Tuhan Yesus Kristus, Anak Domba Allah, telah datang untuk menghapuskan
dosa-dosa dunia. Tentu saja Yesus Kristus merupakan satu-satunya cara melalui mana
siapa pun di dalam dunia dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka dan
dengan demikian hubungannya kembali dipulihkan untuk selama-lamanya dengan
Allah.
Dari sejak waktu kelahiran Yesus pada tahun 7 SM sampai kira-kira tahun
65, Alkitab memberikan banyak keterangan tentang bangsa Israel. Pada masa inilah
peristiwa yang paling mengagumkan dalam sejarah dunia terjadi. Allah, Tuhan Yesus
Kristus, menjelma menjadi manusia dengan dilahirkan dari perawan Maria. Pada
masa ini, Yesus berkhotbah selama tiga setengah tahun. Yesus Kristus kemudian
disalibkan pada tahun 33. Kemudian Ia bangkit dari kematian dan naik kembali ke
surga. Pada tahun itu, tahun 33, ditandai dengan berakhirnya masa 1.480 tahun,
pada masa di mana seluruh bangsa Israel merupakan jemaat yang menggambarkan
kerajaan Allah.4

Asal Mula Masa Kerja Gereja

Beberapa hari setelah kenaikan Kristus ke surga, organisasi ilahi besar yang
akan melambangkan kerajaan Allah selama 1.995 tahun dimulai.
Pada hari Pentakosta pada tahun 33, kira-kira 3000 orang diselamatkan
(Kisah Para Rasul 2). Mereka yang diselamatkan pada hari itu berasal dari bermacam-
macam bangsa. Peristiwa besar ini menandai permulaan dari masa kerja gereja.
Pada masa permulaan dari masa kerja gereja inilah banyak rincian diberikan mengenai
para utusan Injil yang diutus ke negara-negara yang sekarang kita kenal sebagai
Turki, Yunani, dan Italia. Masa kerja gereja dinyatakan oleh Allah sebagai rencana
ilahi di mana Allah akan menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Tidak akan pernah
lagi rumah ibadah orang Yahudi, kota Yerusalem, bangsa Israel atau bait Allah di
Yerusalem melambangkan kerajaan Allah yang kelihatan. Jemaat setempat yang
akan terbentuk di seluruh dunia akan melambangkan kerajaan Allah yang kelihatan.
Oleh karena itu, secara rohani, Alkitab sangat sering menyebut jemaat setempat
sebagai “Yerusalem”, “bait Allah”, “Sion”, “Yehuda”, “Yehuda” dan lain-lain.
Organisasi ilahi ini, yang pada akhirnya terdiri dari gereja-gereja yang
bertempat di seluruh dunia, dirancang secara saksama oleh Allah. Dan Allah
menempatkan aturan-aturan yang keras dalam kitab hukum-Nya, Alkitab, yang
mengatur pemilihan para gembala sidang dan penatua-penatua (1 Timotius 3).
Perempuan tidak boleh mengajar atau memiliki wewenang dalam jemaat. Hukum

4
Anda bisa meminta buku-buku secara cuma-cuma berjudul Akhir dari Masa Kerja Gereja dan
Sesudahnya dan Gandum dan Lalang untuk memperoleh lebih banyak keterangan tentang akhir
dari masa kerja gereja.

11
upacara Perjanjian Lama, yang harus ditaati oleh bangsa Israel, tidak perlu dijalankan
lagi. Sebagai gantinya, dua hukum upacara baru diperkenalkan untuk membantu
dalam mengajar dasar dari Injil. Kedua hal ini adalah baptisan air dan perjamuan
kudus. Dan sebuah hukum tentang pengucilan dari keanggotaan gereja juga
dinyatakan (1 Korintus 5). Hari Minggu dipilih Allah sebagai hari sabat Allah, yang
harus digunakan untuk segala macam kegiatan rohani. Setiap jemaat setempat yang
akan didirikan di seluruh dunia akan diperintah oleh hukum-hukum yang dinyatakan
dalam Alkitab.
Tugas besar yang diberikan kepada jemaat-jemaat yang ditahbiskan Allah
ini adalah untuk menyebarluaskan Injil ke seluruh dunia. Jadi, kita sudah mencatat
bahwa bahkan sebelum Alkitab selesai ditulis, para utusan injil sudah diutus ke negara-
negara tetangga (Kisah Para Rasul 13).
Kira-kira tahun 95, Allah menyelesaikan penulisan Alkitab dan tidak ada
lagi keterangan tambahan yang berasal dari Allah yang menjelaskan kemajuan
sebenarnya dari gereja di seluruh dunia sebagai suatu catatan sejarah. Akan tetapi,
jauh sebelum masa kerja gereja ini dimulai, Allah menubuatkan bagaimana masa
kerja gereja akan berkembang secara rohani.
Seseorang akan berharap bahwa dengan awal yang menguntungkan dari
masa kerja gereja yang dimulai pada hari Pentakosta pada tahun 33, ketika kira-kira
3000 orang diselamatkan dalam waktu satu hari (Kisah Para Rasul 2), bahwa
perkembangan masa kerja gereja akan menjadi suatu kisah keberhasilan yang
gemilang. Akan tetapi, Alkitab menubuatkan bahwa ini bukanlah rencana Allah
seluruhnya. Dengan sedih kita mempelajari dari Alkitab bahwa bahkan sebelum
Allah menyelesaikan penulisan Alkitab (kira-kira tahun 95), sudah ada banyak bukti
yang menunjukkan bahwa masa kerja gereja tidak akan menjadi suatu kisah
keberhasilan yang besar.

Alkitab Menubuatkan Gereja yang Murtad

Dalam kitab Wahyu 2 dan Wahyu 3, Allah mengatakan kepada kita tentang
keadaan rohani dari tujuh jemaat yang memiliki ciri khas tertentu. Keadaan ini
terjadi kira-kira 30 tahun setelah jemaat ini dibentuk. Misalnya, jemaat di Efesus
telah meninggalkan kasihnya yang mula-mula (Wahyu 2:4,5). Ingatlah, mengasihi
Allah adalah menaati perintah-perintah-Nya (Yohanes 14:21-23). Oleh karena itu,
Allah mengancam untuk mengambil kaki dian (tempat lilin) mereka, yang
melambangkan terang Injil, karena mereka tidak lagi menaati hukum-hukum Allah.
Dengan demikian jemaat ini tidak akan lagi digunakan Allah untuk menyebarkan
Injil ke dalam dunia.
Dalam Galatia 1:2-9, Alkitab melaporkan bahwa sebelum Alkitab selesai
ditulis, jemaat-jemaat di Galatia telah mulai mengikuti suatu ajaran injil yang bukan
berasal dari Injil Alkitab. Dalam Wahyu 2:13, Alkitab juga melaporkan bahwa jemaat
di Pergamus sudah menjadi sebuah sidang jemaat, yang sampai pada tingkat tertentu,
Iblis yang memerintah di dalamnya. Ayat ini memberikan petunjuk tentang “takhta”
Iblis. Dalam Alkitab, kata “takhta”, dalam hubungan ini, mengacu kepada kekuasaan
atau pemerintahan. Dan dalam Wahyu 3:1-4, Alkitab melaporkan bahwa jemaat di
Sardis sudah menjadi sebuah sidang jemaat yang mati, walaupun di situ masih ada
beberapa orang percaya yang sejati.

12
Dalam Matius 13:24-30, Alkitab mencatat perumpamaan tentang gandum
dan lalang. Gandum melambangkan orang-orang percaya sejati dalam jemaat. Lalang
melambangkan orang bukanpercaya yang memberikan bukti sebagai orang-orang
percaya yang sejati, sedemikian banyaknya sehingga hanya pada akhir dari masa
kerja gereja, Allah akan menyediakan cara-cara di mana gandum dapat dipisahkan
dari lalang. Ini berarti bahwa sepanjang masa kerja gereja, akan selalu ada lalang,
yaitu orang-orang yang masih menjadi para budak Iblis, tetapi sangat giat melayani
dalam gereja-gereja. Demikianlah, melalui mereka, Iblis dapat menguasai gereja-
gereja walaupun secara resmi, Kristus adalah penguasa dari gereja-gereja.
Dalam Yesaya 9:1-4, Allah sudah menubuatkan bahwa masa kerja gereja
tidak akan menjadi sebuah kisah tentang keberhasilan. Di situ kita membaca:

Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit
itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah
Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut,
daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa
yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar;
mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang
besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di
waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi
jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya
serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari
kekalahan Midian.

Dalam ayat-ayat ini, Allah berbicara tentang terang yang bersinar pada tanah
yang berada di seberang Yordan sebagai “Galilea wilayah bangsa-bangsa lain” (lihat
juga Matius 4:15,16). Itu berarti bahwa semua bangsa di dunia akan berada di bawah
terang Injil. Tentu saja terang itu adalah Tuhan Yesus yang adalah terang dunia
(Yohanes 1:7-10).
Karena terang Injil harus bersinar ke seluruh dunia, maka akan terjadi suatu
perubahan besar dalam program pengabaran Injil Allah di mana kegelapan rohani
dunia akan ditembus oleh cahaya ini (Yesaya 9:2). Itu akan menjadi suatu sinar
yang akan menjadi kenyataan, di seluruh dunia, dan sejumlah besar orang akan terlihat
telah menjadi orang-orang percaya sejati dalam Kristus, sebagaimana yang dikatakan
Yesaya 9:2, “Engkau sudah memperbanyakkan bangsa ini” (Terjemahan Lama).
Dengan kata lain, kerajaan Allah akan berkembang di seluruh dunia dan jumlahnya
akan menjadi sangat besar.
Akan tetapi, dalam ayat yang sama, Allah menubuatkan bahwa Ia belum
meningkatkan kesukaan orang pada musim menuai. Kesukaan pada musim menuai
yang terjadi ketika kepada seseorang telah diberikan hidup kekal sehingga ia telah
menjadi seorang percaya yang sejati (Lukas 15:10). Jika kesukaan pada musim
menuai kurang banyak, itu berarti bahwa musim menuai dari orang-orang percaya
sejati sangat kecil jumlahnya. Kenyataannya ialah, sebagaimana yang kita perhatikan,
antisipasi yang menyedihkan tentang kurangnya musim menuai besar-besaran dari
orang yang diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan Allah dinubuatkan di banyak
bagian dalam Alkitab.

13
Sebagai tambahan kepada semua petunjuk Alkitab yang sudah kita catat,
kita membaca dalam Yesaya 5 bahwa Allah menggambarkan masa kerja gereja sebagai
sebuah kebun anggur yang sudah ditanam dengan sangat hati-hati dan dengan penuh
kasih sayang oleh Allah sendiri. Namun kebun anggur ini tidak menghasilkan buah
yang baik. Kebun ini menghasilkan buang anggur yang liar. Secara rohani, buah
anggur yang liar disamakan dengan mereka yang telah merancang Injil mereka sendiri,
yang bukan dengan sangat saksama mengikuti ajaran Injil yang ada dalam Alkitab.
Kemudian dalam pelajaran ini, kita akan lihat bahwa di dalam rencana-Nya, karena
kejahatan ini, Allah pada akhirnya akan menghancurkan kebun anggur ini.
Kita harus mencatat bahwa dalam banyak bab dalam kitab-kitab Yesaya,
Yeremia, dan Yehezkiel dan seterusnya, Allah menunjukkan kemarahan-Nya yang
sangat besar terhadap suku-suku bangsa Israel dan Yehuda karena kejahatan mereka
yang sinambung. Sesungguhnya, pada akhirnya, mereka dihancurkan. Israel
dihancurkan pada tahun 709 SM oleh bangsa Asyur dan Yehuda dihancurkan pada
tahun 587 SM oleh bangsa Babel.
Allah menggunakan Israel dan Yehuda, yang pada masa mereka saat itu
melambangkan kerajaan Allah yang kelihatan, sebagai contoh dari semua jemaat
setempat yang melambangkan kerajaan Allah yang kelihatan sepanjang masa kerja
gereja. Sementara kita mempelajari kitab-kitab Perjanjian Lama dari Alkitab ini,
kita sebenarnya sedang membaca apa yang telah diperkirakan akan terjadi pada masa
kerja gereja dan lebih khusus lagi, untuk akhir dari masa kerja gereja.
Demikianlah Allah sedang mengajarkan bahwa gereja-gereja harus didirikan
di seluruh dunia sepanjang masa kerja gereja, memberikan kesan bahwa masa kerja
gereja sangat berhasil. Tetapi dalam kenyataannya, hanya sedikit, sebagian kecil
dari keseluruhan orang dalam gereja-gereja, yang sebenarnya telah diselamatkan,
yaitu yang benar-benar menjadi orang-orang percaya sejati.
Pemikiran yang sama dinyatakan dalam Roma 9:27, di mana Allah mengutip
dari Yesaya 10:22,23,

Roma 9:27: Dan Yesaya berseru tentang Israel: “Sekalipun jumlah anak
Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.

Yesaya 10:22,23: Sebab sekalipun bangsamu, hai Israel, seperti pasir


di laut banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. TUHAN telah
memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang
meluap-luap. Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan
di atas seluruh bumi oleh Tuhan, TUHAN semesta alam.

Masalah Iblis di dalam Gereja

Satu alasan yang sangat besar bagi kurangnya keberhasilan rohani dalam
masa kerja gereja ialah masalah Iblis. Pada saat Yesus tergantung di atas kayu salib,
Iblis menerima pukulan kematian. Ia dibuang dari surga (Wahyu 12:7-11), dan ia
diikat sehingga ia tidak dapat menipu bangsa-bangsa pada keseluruhan masa kerja
gereja, yang dilambangkan sebagai masa 1000 tahun (Wahyu 20:1-3). Masa 1000
tahun harus dipahami sebagai sebuah angka lambang atau rohani yang menandakan

14
“kelengkapan”. Jangka waktu sebenarnya Iblis diikat adalah 1.955 tahun (sejak
tahun 33 sampai dengan 1988).
Pengikatan Iblis berarti bahwa dengan cara apa pun ia tidak dapat
menggagalkan rencana Allah untuk menyelamatkan mereka, yang sejak awal waktu,
telah terpilih untuk diselamatkan. Tetapi kenyataan bahwa Iblis diikat tidak
menghalangi dirinya untuk berjalan seperti seekor singa yang mengaum-ngaum,
mencari siapa yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Itu terjadi ketika masa kerja
gereja secara keseluruhan merupakan rencana Allah di mana Injil akan menjangkau
ke seluruh dunia, keberhasilan rohaninya akan banyak dihalangi oleh iblis. Ia akan
merintangi keberhasilan gereja dengan menyebarkan lalang di dalam gereja-gereja
(Matius 13:24-30). Iblis akan menyamar sebagai “malaikat Terang” dan membuat
pelayan-pelayannya bekerja sebagai “pelayan kebenaran” di dalam setiap jemaat
setempat (2 Korintus 11:13-15).
Dalam Wahyu 6:4, Iblis digambarkan sebagai penunggang kuda berwarna
merah sambil memegang sebuah pedang besar, yaitu Pedang roh, Alkitab, yang mana
ia akan mengambil perdamaian dari bumi. Dengan kata lain, ia akan menggunakan
kata-kata dari Alkitab untuk berupaya memberikan wewenang kepada pengajarannya
yang sesat.
Ketika kita dengan saksama menyelaraskan semua keterangan Alkitab ini,
kita belajar bahwa, sesungguhnya, dari sudut pandang yang terlihat dari luar, masa
kerja gereja sangat berhasil, sementara gereja demi gereja melaporkan begitu banyak
orang diselamatkan. Akan tetapi, dalam kenyataannya, hanya sebagian kecil dari
mereka yang menjadi anggota jemaat yang mengaku percaya dalam persekutuan
seutuhnya dalam gereja yang benar-benar menjadi orang percaya sejati.
Berkat terbesar kepada dunia selama masa kerja gereja mungkin adalah
pencetakan dan pembagian ratusan juta Alkitab ke seluruh dunia. Alkitab, terang
Injil itu, dikirimkan ke seluruh dunia, walaupun jumlah dari mereka yang menjadi
orang percaya sejati pada masa kerja gereja itu kecil.
Demikianlah, nubuatan yang bersifat mengancam dari Matius 7:21-23 akan
menjadi suatu kenyataan yang tajam pada hari Allah mendatangkan kemurkaan kepada
orang-orang yang belum diselamatkan dari dunia. Dan yang menyedihkan bahwa,
hal itu mencakup semua orang yang masih berada di dalam gereja di banyak tempat
di dunia ketika pengangkatan berlangsung, yaitu ketika orang-orang percaya sejati
dibawa untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa. Di dalam ayat-ayat ini, Allah
menyatakan:

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan


masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang
akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat
demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!”

15
Dari sudut pandang kita yang lebih baik karena kita bisa melihat kembali
pada keseluruhan masa kerja gereja, kita dapat melihat kenyataan tentang pernyataan
nubuat Allah mengenai kekurangberhasilan masa kerja gereja. Memang benar, zaman
itu dimulai dengan pertumbuhan yang baik pada tahun 33, pada hari Pentakosta
ketika kira-kira 3000 orang diselamatkan. Tetapi sebagaimana telah kita catat, di
dalam gereja yang didirikan bahkan sebelum penulisan Alkitab selesai ditulis,
pengingkaran terhadap prinsip-prinsip Alkitab sudah terjadi di tengah-tengah mereka.
Demikian juga, Iblis sudah berkuasa di banyak gereja dengan menanamkan benih
lalang di dalam gereja-gereja. Sidang-sidang jemaat dalam Wahyu 2 dan 3 merupakan
lambang dari semua gereja yang akan hadir sepanjang zaman gereja Perjanjian Baru.
Lebih daripada itu, ketika kita menyelidiki sejarah gereja, kita tidak pernah
mempelajari tentang kisah kesetiaan yang menonjol di dalam Alkitab. Sejarah gereja
penuh dengan catatan tentang ketidaksetiaan terhadap ajaran Alkitab. Angka yang
tinggi dari ketidaksetiaan terhadap ajaran Alkitab ini mungkin terjadi pada saat
Reformasi, yang berlangsung di Eropa kira-kira empat ratus sampai lima ratus tahun
yang lalu. Pada saat itu dalam sejarah, gereja yang paling dominan adalah gereja
Roma Katolik. Sangat disayangkan dalam pelanggaran-pelangaran yang terjadi
terhadap hukum-hukum Alkitab sehingga tokoh gereja Katolik seperti Martin Luther
dan John Calvin meninggalkan gereja dan menjadi pendiri dari gereja-gereja
Protestan. Banyak dari gereja Protestan ini dengan sungguh-sungguh jujur berupaya
untuk hidup sesetia mungkin kepada pengajaran Alkitab.
Akan tetapi, tak lama kemudian sejumlah besar gereja Protestan mulai
mengajarkan rencana keselamatan buatan manusia di mana setiap orang dapat
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dan tindakan ini menghasilkan
keselamatan. Suatu pandangan pada kebangunan rohani besar di masa lalu
menyingkapkan bahwa dasar dari sebagian besar tindakan mereka adalah jenis injil
yang seperti itu. Yang menyedihkan, itu bukanlah Injil yang berasal dari ajaran
Alkitab. Walaupun begitu, Allah memang menyelamatkan sejumlah orang pada masa
kerja gereja.

Apakah Keseluruhan Isi Alkitab Merupakan Firman Allah yang Tak Pernah
Salah?
Kenyataannya adalah bahwa di kalangan banyak denominasi Protestan yang
berkembang ada perbedaan paham yang sangat besar mengenai banyak aspek dari
pengajaran Alkitab menunjukkan bahwa setiap denominasi memilih ayat-ayat dari
Alkitab yang sangat disukai mereka dan kemudian mereka mengembangkan
pengakuan iman dan pengakuan iman mereka dari ayat-ayat ini. Setiap denominasi
bersikeras mengatakan bahwa ayat-ayat yang telah dipilih mereka tidak pernah salah
dan sempurna. Demikianlah, kelihatannya bahwa simpulan-simpulan teologis yang
menjadi doktrin gereja mereka, dan yang diperoleh dengan menyelaraskan
pemahaman ayat-ayat yang telah dipilih mereka, sama sekali benar dan dapat
dipercaya. Pengajaran mereka kelihatannya memiliki dasar yang teguh pada firman
Allah yang sempurna, Alkitab.
Namun, apa yang kelihatan benar dan dapat dipercaya tidak selalu benar
dan dapat dipercaya. Sayangnya, sangat sering, ayat-ayat yang telah dipilih mereka
sebagai dasar untuk pengakuan iman mereka salah dipahami karena tidak seluruh

16
isi Alkitab diteliti oleh para ahli teologi dari gereja-gereja ini. Mereka tidak
menyelidiki dengan saksama keseluruhan isi Alkitab, membandingkan ayat dengan
ayat, untuk memastikan bahwa simpulan mereka itu benar. Kelihatannya mereka
percaya bahwa keseluruhan isi Alkitab itu tak pernah salah, tetapi sebenarnya, mereka
menempatkan kepercayaan mereka hanya kepada ayat-ayat itu yang telah dipilih
mereka untuk membuktikan kebenaran doktrin mereka. Demikianlah, secara
mengesankan, mereka menyangkali wewenang dari setiap dan masing-masing ayat
dalam keseluruhan isi Alkitab.
Akibat dari kepercayaan yang salah dalam Alkitab ini adalah pemberitaan
Injil keselamatan yang sering jauh dari kebenaran. Itulah sebabnya sepanjang masa
kerja gereja ada banyak pemahaman yang berbeda tentang ajaran Alkitab oleh
berbagai denominasi. Misalnya, aliran Baptis tidak sepaham dengan aliran Lutheran,
aliran Lutheran tidak sepaham dengan aliran Presbiterian, aliran Presbiterian tidak
sepaham dengan aliran Baptis dan seterusnya mengenai banyak ajaran Alkitab.
Kita tahu bahwa Alkitab itu benar dan dapat dipercaya dalam hubungannya
dengan setiap dan masing-masing ajaran Alkitab, dan oleh karena itu, hanya ada
“satu” jawaban yang benar. Demikianlah, jika ada beberapa pandangan yang
menangani suatu ajaran tertentu yang dipegang oleh denominasi yang berbeda, paling
banyak hanya ada satu dari denominasi-denominasi ini yang membicarakan kebenaran
dan semua yang lain mengkhotbahkan tentang kebohongan.
Di pihak lain, jika denominasi-denominasi ini percaya bahwa bahwa
keseluruhan isi Alkitab merupakan firman Allah yang tak pernah salah dan doktrin
mereka harus berada di bawah wewenang Alkitab saja dan dalam keseluruhannya,
maka seseorang dapat secara logis berharap bahwa pada akhirnya, semua denominasi
akan mengajarkan ajaran masing-masing dalam cara yang sama seperti setiap gereja
lain mengajarkan ajaran tersebut.
Selain itu, ada bagian-bagian besar dari gereja, seperti Katolik Roma,
Mormon, Advent hari Ketujuh, dan gereja-gereja Kharismatik masa kini, yang secara
terbuka menyatakan bahwa ajaran gereja mereka merupakan suatu hasil dari Alkitab
dan wahyu yang terkemudian yang berasal dari Allah, pesan-pesan yang diberikan
setelah Alkitab selesai ditulis. Oleh karena itu, melalui pernyataan mereka tersebut,
mereka memiliki suatu wewenang yang membentuk dan menentukan pemahaman
mereka tentang Alkitab yang berbeda dengan wewenang Allah, yaitu Alkitab saja
dan keseluruhan isinya (Wahyu 22:18,19). Kita harus sepenuhnya memahami bahwa
tidak akan pernah ada tambahan kepada isi Alkitab sejak saat kitab itu selesai ditulis
kira-kira 1.900 tahun yang lalu.
Sebagaimana yang telah kita lihat sebelumnya, Allah memperkirakan dan
menubuatkan bahwa untuk semua alasan di atas, nubuat akan berlaku sebagaimana
dinyatakan Allah, “ Engkau... tidak... sukacita yang besar” (Yesaya 9:3). Walaupun
Israel, yaitu semua gereja setempat di seluruh dunia, akan sama banyaknya seperti
pasir di laut, namun hanya sangat sedikit akan diselamatkan (Roma 9:27).

Akan Ada Akhir untuk Masa Kerja Gereja

Allah telah menubuatkan bahwa pada akhirnya akan ada akhir dari masa
kerja gereja dan kemudian Allah akan menyelesaikan tuaian orang-orang pilihan-

17
Nya, mereka yang dipilih oleh Allah untuk diselamatkan(Efesus 1:3-6), dengan
membawa Injil kepada orang-orang yang berada di luar wewenang gereja.
Ketika kita menyelidiki isi Alkitab, kita mendapati bahwa Alkitab
mengajarkan bahwa akan ada masa kesusahan besar yang terakhir, yang dalam Matius
24:21 disebut sebagai “masa siksaan yang dahsyat”. Kita membaca di sana:

Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang
belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak
akan terjadi lagi.

Kita hidup pada suatu masa dalam sejarah ketika kita dapat memandang ke
belakang dalam kurun waktu hampir 2000 tahun sejarah yang berlangsung setelah
Alkitab selesai ditulis. Seperti yang kita lihat sebelumnya dalam pelajaran ini,
keterangan sejarah yang tersedia dari sumber-sumber bukanAlkitab mengenai sejarah
gereja-gereja mengajarkan bahwa masa kerja gereja sama tidak berhasilnya seperti
yang sudah diperkirakan Alkitab.
Namun kenyataan itu membawa kita kepada sebuah pertanyaan yang sangat
besar. Selama ini telah dan selalu dipahami oleh para peneliti Alkitab bahwa pada
akhirnya, akan ada akhir bagi dunia ini, pada saat itu orang yang belum selamat akan
menerima hukuman kemurkaan Allah yang penuh, dan yang sudah diselamatkan
akan aman secara kekal bersama Kristus dalam langit yang baru dan bumi yang
baru. Selanjutnya, secara umum orang-orang percaya bahwa akhir dunia akan tiba
ketika Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di waktu malam, yaitu kita tidak
dapat mengetahui tepatnya kapan waktunya akan berakhir. Itulah pemahamannya
walaupun pada berbagai waktu dalam sejarah, ketika penganiayaan berat terhadap
umat Kristen berlangsung di beberapa bagian dunia, ada orang-orang yang berani
menduga-duga bahwa mereka tahu tahun kedatangan kembali Kristus. Tentu saja,
dalam setiap contoh, mereka terbukti salah. Hal itu terjadi demikian karena mereka
tidak mendasarkan kesimpulan mereka pada analisis yang saksama terhadap segala
sesuatu yang dikatakan Alkitab tentang kedatangan kembali Kristus.
Pada kenyataannya, sepanjang masa kerja gereja, kelihatannya bahwa
pemahaman yang umum tentang gereja ialah bahwa gereja akan terus ada sampai
akhirnya waktu, dan tiba-tiba, dunia ini akan berakhir ketika Kristus datang seperti
seorang pencuri di tengah malam.
Berbagai bentuk utama dari pemikiran umum ini menjadi sangat disukai
pada abad yang lalu ketika ajaran pramilenialisme menyatakan bahwa Kristus akan
datang sebagai seorang pencuri di waktu malam dan mengangkat gereja, yaitu
membawa semua anggota jemaat dalam gereja ke dalam surga. Pada saat bersamaan
atau tak lama sebelumnya, akan ada masa kesusahan besar yang berlangsung selama
tujuh tahun. Begitu masa tujuh tahun ini berakhir, Kristus secara fisik akan kembali
ke bumi untuk memerintah selama 1000 tahun dari kota Yerusalem yang ada saat ini.
Setelah masa yang 1000 tahun ini, barulah akhir dari dunia ini tiba. Pengajaran seperti
ini, yang sama sekali tidak akurat, kemungkinan disebabkan karena ada banyak bab,
terutama dalam kitab Wahyu, yang dengan jelas berbicara tentang akhir dunia, tetapi
yang sangat sulit untuk dipahami. Hanyalah pada masa kita hidup inilah kita akan
mulai memahami dengan jelas keterangan Alkitab mengenai akhir dari waktu.

18
BAB 3
Rencana Allah untuk Menunda Pemahaman tentang
Akhir Dunia

Sesungguhnya, Alkitab mengajarkan bahwa adalah tidak mungkin untuk


memahami keterangan apa pun dalam Alkitab yang memberikan perincian tentang
akhir dunia sebelum dunia tiba sangat dekat pada kesudahannya. Misalnya, banyak
ayat dalam kitab Daniel berbicara tentang akhir dunia, tetapi Allah mengajarkan
dalam Daniel 12:9:

Tetapi ia menjawab: “Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal


tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.

Dengan kata lain, setelah kita sampai pada saat ketika kita berada sangat
dekat dengan akhir dunia, barulah orang percaya sejati dapat memahami keterangan
penting apa pun mengenai perincian akhir waktu seperti yang tertulis dalam Injil.
Adalah maksud Allah bahwa sesaat sebelum dunia tiba pada kesudahannya, maka
keterangan seperti itu akan tersedia bagi orang percaya sejati yang pada gilirannya
akan memberitakannya kepada dunia.
Satu metode yang telah diterapkan Allah untuk menjaga agar keterangan
tentang akhir waktu tidak dapat dipahami ialah dengan mengizinkan semua gereja
menggunakan ilmu tafsir buatan manusia, yaitu metoda buatan manusia tentang
penafsiran isi Alkitab, yang membuat sebagian besar dari keterangan tentang Alkitab
tidak mampu dipahami oleh pikiran para ahli teologi. Ingatlah bahwa kita pernah
membahas tentang kenyataan yang menyedihkan ini sebelumnya.
Alkitab dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa Kristus berbicara
melalui sebuah perumpamaan (Markus 4:34). Sebuah perumpamaan merupakan
sebuah kisah yang umum terjadi di dunia, tetapi memiliki makna surgawi atau rohani.
Perumpamaan adalah firman Allah dan Kristus adalah inti utama dari firman Allah
(Yohanes 1:14). Karena perumpamaan itu ditulis oleh Allah, maka seluruh keterangan
sejarah, pembicaraan-pembicaraan dicatat, dan anekdot yang dicatat, benar seutuhnya
dan dapat dipercaya. Namun untuk mengetahui bahwa peristiwa bersejarah itu
sebenarnya telah benar-benar terjadi bukanlah hanya merupakan suatu bagian dari
sumber kebenaran yang sangat luas yang menunjukkan apakah Alkitab itu sebenarnya.
Setiap pembicaraan, setiap anekdot, setiap kata dalam Alkitab dirancang dengan
hati-hati oleh Allah untuk mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani yang sangat
penting.
Untuk menemukan kebenaran rohani ini membutuhkan banyak penyelidikan
Alkitab, membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani (1 Korintus 2:13).
Untuk itu juga dibutuhkan Allah Roh Kudus untuk membuka mata rohani dari para
pencari kebenaran. Sebagaimana telah dicatat, Allah tidak bermaksud untuk
mengungkapkan banyak kebenaran Alkitab, yaitu membuka mata rohani dari para
pencari kebenaran, sampai kita telah berada sangat dekat dengan akhirnya waktu.
Untuk membuat kebutaan rohani terjadi sepanjang masa kerja gereja, Allah belum

19
melihat saat yang tepat untuk membuka mata rohani para guru Alkitab dari gereja-
gereja yang ada di seluruh dunia. Demikianlah, misalnya, mereka tidak menyadari
bahwa mereka sedang mempelajari Alkitab dengan suatu metoda penafsiran Alkitab
yang sama sekali salah.
Sebuah contoh lain dapat kita lihat tentang bagaimana, sepanjang masa
kerja gereja, Allah menghalangi gereja-gereja untuk memahami sejumlah besar
pernyataan penting dalam Alkitab. Mereka yang mata rohaninya telah dibukakan
Allah secara tersirat memahami bahwa setiap kata dalam bahasa asli Alkitab berasal
dari mulut Allah dan oleh karena itu, mutlak benar dan dapat dipercaya. Penerjemah
mungkin saja membuat kesalahan dalam penerjemahan, tetapi kata Ibrani atau kata
Yunani yang diterjemahkan tidak pernah diragukan kebenarannya.
Masalah mempertanyakan ketepatan bahasa Ibrani atau Yunani yang asli
telah menimbulkan kesulitan dalam hubungannya dengan angka-angka dalam Alkitab.
Misalnya, para ahli teologi tak mampu mencocokkan masa pemerintahan seorang
raja tertentu sebagaimana dicatat dalam satu ayat dalam Alkitab dengan keterangan
yang diberikan di sebuah ayat lain dalam Alkitab. Demikianlah, mereka telah sering
menyimpulkan bahwa pasti telah terjadi kesalahan pada saat penyalinan, yaitu pada
suatu saat tertentu, ketika menyalin tulisan asli Alkitab, seorang penulis secara tidak
sengaja mengubah sebuah huruf dari huruf-huruf yang asli dari angka-angka tersebut
dan dengan demikian menuliskan angka yang tak tertulis dalam tulisan asli dan
kesalahan itu berlanjut sementara salinan tambahan dibuat. Sebagai akibatnya, mereka
mengatakan bahwa kita tidak dapat mempercayai sepenuhnya setiap angka yang
tercatat dalam Alkitab.
Sikap terhadap Alkitab yang seperti itu berarti bahwa kita benar-benar tidak
dapat mempercayai bagian mana pun dari Alkitab. Jika jenis kesalahan seperti itu
mungkin terjadi pada angka yang dicatat dalam Alkitab, maka itu bisa saja terjadi
dalam hubungannya dengan kata mana pun dalam Alkitab dan kita bisa menyimpulkan
bahwa tak ada bagian dari isi Alkitab dapat dipercaya sepenuhnya.
Akan tetapi untuk memberikan wewenang kepada ayat-ayat yang digunakan
mereka untuk mengajarkan apa yang ingin diajarkan mereka, para guru Alkitab itu
menyatakan bahwa Alkitab itu sempurna dan tak memiliki kesalahan. Namun
sebenarnya mereka tidak percaya bahwa bahwa hal ini sungguh berlaku pada setiap
kata dari seluruh isi Alkitab. Jika mereka percaya bahwa keseluruhan isi Alkitab itu
tidak pernah salah, maka mereka tidak akan pernah berbicara tentang kesalahan dalam
penyalinan. Mereka tidak memahami bahwa Allah sudah melindungi firman-Nya
sehingga kesalahan penyalinan dari kata-kata dalam bahasa aslinya tidak dapat terjadi.
Karena Kristus dengan sengaja berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan untuk
menyembunyikan kebenaran-kebenaran dan karena Allah telah mengizinkan para
ahli teologi gereja mempertanyakan ketepatan dari beberapa kata dalam Alkitab,
maka banyak kebenaran besar yang dicatat di dalam Alkitab masih tetap tersembunyi.
Ini barulah dua contoh, di antara begitu banyak cara, tentang bagaimana
Allah telah menyembunyikan kebenaran-kebenaran tertentu di dalam Alkitab tertentu
sampai Ia memilih untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran tersebut. Kita harus
menyadari bahwa tak seorang pun dapat pernah menegaskan bahwa kecakapan daya
berpikirnya atau kekudusannya atau kebenarannyalah yang memungkinkannya untuk
memahami Alkitab secara memadai. Kita harus menyadari bahwa hanya Allah yang

20
dapat membuka mata rohani kita terhadap kebenaran-kebenaran yang telah
disembunyikan Allah dalam Alkitab. Dan tak perlu dipertanyakan lagi, bahwa Allah
memiliki jadwal waktu-Nya sendiri untuk melakukan hal ini.
Kita harus ingat bahwa Allah telah menyelesaikan penulisan Alkitab hampir
selama 2000 tahun yang lalu. Namun adalah rencana Allah bahwa sejumlah besar
kebenaran Alkitab tidak boleh dipahami oleh siapa pun sampai menjelang
kesudahannya waktu. Dan walaupun begitu, selama hampir 2000 tahun, para pakar
Alkitab yang jujur, penuh pengabdian, dan setia, yang benar-benar telah diselamatkan,
telah memperoleh jalan untuk mampu memahami makna Alkitab dan mereka telah
berupaya sekuat tenaga untuk memahami sebanyak mungkin isi Alkitab.
Demikianlah, kita dapat mulai melihat mengapa Allah menulis Alkitab
dengan cara yang sangat rumit dan sulit. Misalnya, kita memahami mengapa Allah
mengizinkan semua gereja memakai suatu metode penafsiran Alkitab yang salah.
Hanya karena kita sudah berada dekat dengan akhir waktu dan sekaranglah saatnya
Allah bermaksud menyatakan kebenaran tambahan ini kepada kita sehingga kita
dapat memahami lebih banyak kebenaran Alkitab ketimbang para peneliti Alkitab
sebelumnya.

Kini Kita Telah Tiba pada Waktunya untuk Memahami

Kini, kita telah tiba pada saat tersebut. Sebagai akibatnya, ayat-ayat dalam
Alkitab yang sampai saat ini masih diliputi rahasia, kini dapat dipahami. Hampir
setiap hari kebenaran baru kita peroleh dari Alkitab. Hal ini mengakibatkan semakin
banyak diperoleh pemahaman akan rencana Allah bagi akhir dunia. Dengan
mengikuti prinsip Alkitab dalam membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani,
dan menyadari bahwa kita harus mencari kebenaran rohani yang tersembunyi dalam
setiap perbandingan dan setiap anekdot dan setiap peristiwa sejarah yang tercatat
dalam Alkitab, Allah sedang membuka mata kita untuk memahami semua jenis
kebenaran yang sampai saat ini telah disangkal para pencari kebenaran Alkitab yang
sungguh-sungguh. Sekarang kita mampu menemukan pola Alkitab bagi peristiwa-
peristiwa yang akan mengakhiri peristiwa-peristiwa menjelang kesudahan dunia.
Kemampuan untuk mengetahui lebih banyak kebenaran Alkitab telah tiba hanya
karena dalam waktu sejarah saat ini Allah sedang membuka mata orang-orang percaya
sejati yang dengan saksama menyelidiki kebenaran dari keseluruhan isi Alkitab.
Kita harus diingatkan oleh Alkitab bahwa Allah bermaksud agar keterangan
seperti ini akan dapat dipahami kelak di kemudian hari oleh orang-orang percaya
sejati. Ingatlah pernyataan Allah dalam Pengkhotbah 8:5-7:

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang


mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu
pengadilan, karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan
kejahatan manusia menekan dirinya. Sesungguhnya, ia tak mengetahui
apa yang akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan
kepadanya bagaimana itu akan terjadi?

21
Dalam ayat-ayat ini, Allah sedang mengajarkan kita bahwa manusia, secara
alami, tidak memiliki gagasan tentang jadwal waktu tentang hari kematiannya atau
perincian tentang proses penghakiman Allah untuk kesudahan dunia. Akan tetapi,
dalam kehidupan orang percaya sejati, orang yang memiliki hikmat, dalam rencana
Allah, ia akan mengetahui waktu dan penghakiman Allah.
Kenyataannya ialah bahwa orang percaya sejati akan mengetahui sejumlah
besar keterangan tentang waktu dari Alkitab, namun mereka hanya menyadari
kebenaran ini pada masa kita hidup saat ini. Demikianlah, misalnya, dewasa ini
orang-orang percaya sejati telah menemukan dari Alkitab keseluruhan penanggalan
sejarah, dimulai dengan penciptaan pada tahun 11.013 SM.
Prinsip utama yang dinyatakan dalam Pengkhotbah 8 selanjutnya dinyatakan
dalam 1 Tesalonika 5:2-6, di mana kita membaca:

karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang


seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya
damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan,
seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—
mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu
tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi
kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang
dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-
orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-
orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa bagi mereka yang sudah puas dengan
pengetahuan Alkitab yang mereka miliki saat ini, atau filsafat hidup mereka saat ini,
yang mencakup gagasan bahwa mereka tidak perlu merasa takut menghadapi hari
penghakiman, bagi mereka, Kristus akan datang seperti seorang pencuri di waktu
malam. Mereka tidak memiliki pengetahuan atau sesuatu yang mereka yakini
mengenai keterangan tentang waktu yang diberikan Alkitab.
Di pihak lain, mereka yang terus berjaga-jaga dan bijak, yaitu mereka yang
memiliki pikiran yang sehat karena Allah telah memberikan kepada mereka suatu
jiwa baru yang sudah dibangkitkan, mereka akan mengetahui banyak tentang ciri-
ciri dan saat kembalinya Kristus.
Prinsip ini selanjutnya dinyatakan dalam bahasa Amos 3:7, di mana Allah
mengatakan:

Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan


keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.

Dengan memiliki prinsip-prinsip ini dalam pikiran, kita tahu bahwa kita
dimampukan untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa menjelang akhir sejarah dunia.
Tentu saja, kebenaran-kebenaran ini, yang kita yakini berhubungan dengan akhir
dunia ini, bukan hanya harus berasal dari Alkitab, tetapi juga harus lulus dari
pemeriksaan yang paling saksama dari Alkitab.

22
Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa Kristus akan datang
bagaikan seorang pencuri di waktu malam (2 Petrus 3:10; 1 Tesalonika 5:2).
Sepanjang masa kerja gereja, gereja-gereja telah mengajarkan hal ini. Berdasarkan
upaya-upaya terbaik mereka untuk memahami isi Alkitab, para pengajar Alkitab
dan para ahli teologi yang takut akan Allah telah menekankan secara benar bahwa
kita harus mengenal secara mendalam tentang keselamatan pribadi kita karena kita
tidak memiliki jaminan bahwa kita akan tetap hidup sampai besok. Lagi pula, sebagian
besar gereja juga mengajarkan bahwa kita harus menyadari bahwa kesudahan dunia
dan kembalinya Kristus untuk mengadili dapat terjadi kapan saja.
Akan tetapi, sebagaimana yang telah kita lihat, sepanjang masa kerja gereja,
tidak ada pengetahuan yang jelas tentang urutan waktu sejarah menurut Alkitab.
Tak seorang pun mampu menentukan tahun penciptaan dengan tepat, tahun air bah
melanda pada zaman Nuh, tahun Abraham disunat, hari dan tahun Kristus dibaptis,
dan seterusnya.
Kurangnya pengetahuan yang tepat tentang saat peristiwa-peristiwa terjadi
di masa lalu, seperti juga pengetahuan tentang saat kembalinya Kristus, telah
dirancang dengan saksama oleh Allah. Hal ini ditunjukkan dalam Daniel 12, di
mana kita membaca bahwa Daniel, yang telah dikaruniakan suatu pemahaman tentang
banyak keterangan mengenai akhir waktu, diperintahkan, “Sembunyikanlah segala
firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman” (Daniel
12:4).
Namun sekarang kita berada pada masa akhir dan Allah telah membuka
mata rohani kita terhadap pernyataan-pernyataan penting seperti yang dicatat dalam
Pengkhotbah 8:5,6 dan dalam Amos 3:7.
Oleh karena itu, sebagaimana telah kita catat sebelumnya, Alkitab
mengajarkan kita dalam 1 Tesalonika 5:2-6 bahwa banyak orang pada masa kita
akan terus menekankan bahwa Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di tengah
malam, hanya untuk mendapati bahwa mereka menjadi sasaran murka Allah.
Karena kita sudah berada sangat dekat dengan masa akhir, ayat-ayat ini
menjadi sangat penting. Dewasa ini kita telah mampu, dengan belas kasihan Allah,
untuk menyingkapkan urutan waktu sejarah dengan penelitian isi Alkitab secara
saksama. Alkitab bukan hanya menyingkapkan kepada kita banyak keterangan tentang
jadwal waktu yang tepat tentang peristiwa-peristiwa sejarah di masa lalu yang dicatat
dalam Alkitab, tetapi Alkitab juga memberikan banyak keterangan yang berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa yang harus terjadi menjelang kesudahan dunia.
Kita tak perlu merasa heran bahwa hal itu akan berlangsung demikian.
Ketika Allah menghancurkan seluruh bumi pada masa Nuh, Ia memastikan bahwa
dunia pada masa itu tahu bahwa peristiwa yang mengerikan ini, penghancuran dunia
dengan air bah yang besar, akan datang dan juga, hari yang pasti peristiwa itu akan
berlangsung. Nuh bukan hanya satu-satunya pembuat bahtera besar tersebut,
pembangunan yang telah dikenal oleh dunia pada masa itu, tetapi Nuh sendiri adalah
“pemberita kebenaran” (2 Petrus 2:5). Tujuh hari sebelum air bah dimulai, Allah
memberikan kepada Nuh hari yang tepat kapan air bah itu akan dimulai (Kejadian
7:4, 10, 16).
Demikian juga, ketika Allah hampir menghancurkan penduduk kota Niniwe
yang jahat, Allah mengutus Nabi Yunus untuk memperingatkan kota itu bahwa dalam

23
jangka waktu 40 hari, setelah Yunus mulai memberi peringatan kepada kota itu, kota
itu akan dihancurkan (Yunus 3:4).
Demikian juga, kita harus memahami hal itu saat ini, Allah sedang
memberikan keterangan mengenai jadwal waktu yang tepat tentang akhir dunia.
Keterangan ini harus berasal dari Alkitab. Dewasa ini isi Alkitab tidak ada bedanya
dalam hal apa pun dari Alkitab yang telah selesai ditulis lebih dari 1.900 tahun yang
lalu. Namun, karena Allah tidak berencana untuk menyingkapkan keterangan ini
sebelum menjelang akhir waktu, keterangan mengenai perincian masa akhir dunia
tersembunyi di dalam kata-kata yang tertulis dalam Alkitab. Oleh karena itu, tidaklah
mungkin bahkan bagi peneliti Alkitab yang sangat setia dan rajin untuk memahaminya.
Sekalipun demikian sudah menjadi rencana Allah sejak lama bahwa
menjelang masa akhir, keterangan mengenai waktu yang semakin meningkat harus
tersedia bagi dunia. Karena semua bukti dalam Alkitab memperlihatkan hal itu dengan
tepat, bahwa kita sudah hampir tiba pada akhirnya waktu, kita dapat diyakinkan
bahwa keterangan tentang waktu yang penting ini seharusnya sudah tersedia sekarang,
dan sesungguhnya, harus diberitakan kepada seluruh dunia.
Dengan menyelidiki dengan saksama semua keterangan Alkitab yang
diberikan mengenai peristiwa-peristiwa sejarah yang tercatat dalam Alkitab, kita
dimungkinkan untuk memahami sangat banyak hal tentang waktu dan ciri-ciri dari
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, sampai hari yang terakhir dari bumi ini. Kita
dapat menguraikan beberapa kebenaran dasar yang diajarkan Alkitab kepada kita
dan kebenaran-kebenaran itu adalah sebagai berikut:

1. Alkitab adalah sebuah kitab yang penuh dengan uraian. Kitab ini tidak
ditulis sedemikian rupa sehingga memberikan uraian menurut pandangan kita sendiri
atau pendapat filosofis (2 Petrus 1:20). Kitab ini ditulis seperti sebuah buku teknik,
di mana kebenaran disuguhkan sebagai suatu fakta yang mutlak.

2. Setiap angka yang dicatat dalam Alkitab itu tepat. Walaupun sebuah
angka itu sulit untuk dipahami, itu tak pernah dianggap sebagai sebuah kesalahan.

3. Ada suatu ketepatan yang sangat besar dalam terjadinya peristiwa-


peristiwa bersejarah. Misalnya, Israel berada di Mesir selama 430 tahun, jumlah
tahun yang sangat tepat. Israel berada di padang gurun mengembara dari Mesir ke
Kanaan selama 40 tahun, jumlah tahun yang sangat tepat.

4. Sering, walaupun tidak selalu demikian, Allah menggunakan angka-angka


dalam Alkitab untuk menggambarkan suatu kebenaran rohani. Yesus Kristus berbicara
secara tidak langsung mengenai pentingnya angka-angka secara rohani dalam Matius
18:21,22. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali ia harus mengampuni
saudaranya, Yesus menggunakan angka untuk menjelaskan jawaban-Nya. Ia berkata
dalam ayat 22:

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan


sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

24
Karena kita harus selalu saling mengampuni, kita dapat melihat bahwa Yesus
sedang menggunakan angka untuk menggambarkan kebenaran-kebenaran rohani.
Angka-angka itu dapat berdiri sendiri atau menjadi bagian dari suatu angka yang
lebih besar. Hal ini sangat menolong dalam menyelaraskan dan menghubungkan
bersama peristiwa-peristiwa sejajar yang terjadi dalam selang waktu beberapa tahun.
Berikut merupakan sebuah daftar dari sebagian besar angka-angka itu.

2- Mereka yang diutus untuk mengabarkan Injil


3- Tujuan Allah
4- Jangka waktu terjauh dalam waktu atau dalam jarak yang berada
dalam pandangan Allah secara rohani
5- Penebusan, yang menekankan baik penghakiman maupun keselamatan
7- Penggenapan yang sempurna dari tujuan Allah
10- Kelengkapan dari apa pun yang kelihatan
11- Kedatangan Kristus yang pertama kali, 11.000 tahun setelah penciptaan
12- Penggenapan yang sempurna dari apa yang kelihatan
13- Akhir dunia, perincian tentang apa yang mulai berlangsung tepat 13.000
tahun setelah penciptaan
17- Surga
23- Murka atau penghakiman Allah
37- Murka atau penghakiman Allah
40- Ujian
43- Murka atau penghakiman Allah

Sebuah contoh tentang bagaimana kita dapat menemukan kebenaran rohani


melalui sejumlah besar angka yang dapat dipecah-pecah menjadi angka-angka yang
lebih kecil diberikan dalam Yohanes 21. Di situ Alkitab mencatat penangkapan 153
ekor ikan. Jaring tidak menjadi robek. Ikan-ikan itu dengan keadaan utuh ditarik ke
pantai, yang menggambarkan surga, tanpa menggunakan sebuah kapal, yang secara
khas menggambarkan gereja setempat. Secara rohani, ikan-ikan ini menggambarkan
seluruh orang percaya sejati, umat pilihan, yang akan diselamatkan dari neraka, yang
dilambangkan dengan laut, setelah zaman gereja berakhir.
Angka 153 dapat dibagi, seperti dalam angka-angka 3 X 3 x 17 = 153.
Secara rohani, angka-angka berarti bahwa angka 153 menjabarkan tentang tujuan
Allah (angka 3) untuk membawa ke surga (angka 17) semua orang yang telah
diselamatkan dari murka Allah. Demikianlah, angka 153 menolong kita dalam
memandang kebenaran-kebenaran rohani yang tersembunyi dalam peristiwa-peristiwa
sejarah.

5. Pada beberapa kesempatan Alkitab menarik perhatian kita kepada sebuah


angka yang menubuatkan peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Misalnya,
dalam Daniel 12:12, Allah berbicara tentang seseorang yang diberkati yang menunggu
dan sampai 1.335 hari. Kita mendapati bahwa ayat ini menubuatkan kedatangan
Yesus, yang karya penebusan rohani-Nya untuk bumi ini dimulai sejak tanggal 26
September tahun 29 ketika Ia secara resmi menyatakan diri sebagai Anak domba
Allah. Kisah ini terus berlanjut sampai tanggal 22 Mei tahun 33, yaitu hari Pentakosta

25
ketika Roh Kudus dicurahkan dan masa kerja gereja secara resmi dimulai. Waktu
antara kedua peristiwa itu adalah 1.335 hari tepatnya, sebagaimana yang telah
dinubuatkan dalam Daniel 12:12.

6. Kita harus memahami dengan jelas bahwa pemahaman sesungguhnya


dari kebenaran Alkitab apa pun hanya dapat terjadi ketika Roh Kudus memutuskan
bahwa sudah waktunya bagi kita untuk mengetahui kebenaran tersebut. Allah harus
membuka hati kita dan mata rohani kita sebelum kebenaran apa pun disingkapkan.
Oleh karena itu, suatu permohonan untuk memperoleh penglihatan rohani itu
seharusnya menjadi doa kita selalu dari siapa pun yang berupaya mencari kebenaran
Alkitab apa pun. Hal itu juga bisa diterapkan secara langsung kepada suatu
pemahaman tentang waktu dan ciri-ciri dari peristiwa-peristiwa yang mengakhiri
sejarah dunia ini.

7. Dalam Kolose 2:16 dan 17, Allah memberi keterangan kepada kita bahwa
hari-hari raya merupakan bayangan dari hal-hal yang akan terjadi. Ayat-ayat ini
menyatakan:

Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu


mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru
ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Oleh karena itu, kita dapat berharap dan benar-benar menemukan hubungan
yang penting dalam penyingkapan rencana Injil Allah yang terjadi pada saat suatu
hari raya diselenggarakan. Misalnya, Kristus disalibkan pada hari Paskah haruslah
diperingati. Hari Pentakosta adalah hari ketika Roh Kudus dicurahkan pada awal
masa kerja gereja. Kita akan mendapati bahwa prinsip ini berlaku sepanjang jalan
sampai pada hari terakhir dari keberadaan bumi, yang akan terjadi pada suatu hari
yang berhubungan dengan hari terakhir dari hari raya Pondok Daun.
Dalam pemahaman Alkitab kita, jika kita terus mengingat tujuh prinsip ini,
kita akan sangat tertolong dalam upaya kita untuk mempelajari kebenaran dari Alkitab.
Karena pentingnya butir 7, yang berbicara tentang hubungan hari upacara
dalam Alkitab dengan saat-saat penting dalam penyingkapan urutan waktu yang
ditetapkan Allah dalam sejarah, maka adalah baik untuk terus menekankan hal ini.
Dengan melakukan hal itu, kita juga akan menemukan ketepatan yang sering terjadi
antara saat-saat penting dalam sejarah. Kita kemudian akan menemukan bahwa
ketepatan ini terus berlangsung sampai kepada hari terakhir dari keberadaan bumi
ini.

Pentingnya Saat-saat Genting Dihubungkan dengan Hari-hari Raya Upacara

Sebagaimana telah dicatat sebelumnya, banyak dari saat-saat yang penting


dalam penyingkapan waktu dikaitkan dengan sangat tepat dengan hari-hari raya
upacara yang harus dipatuhi oleh umat Israel Perjanjian Lama. Penanggalan upacara
dalam Alkitab dikendalikan oleh perputaran waktu dari satu bulan baru ke bulan

26
baru berikutnya, yang membuat jumlah hari dalam satu bulan di dalam Alkitab berkisar
antara 29 sampai 30 hari. Dengan penyelidikan secara saksama tentang keterangan
waktu dalam Alkitab, kita mempelajari bahwa bulan pertama dari setiap tahun dimulai
sangat dekat ketika waktu siang dan malam sama panjangnya di musim semi, tetapi
tidak lebih awal dari 14 hari sebelum waktu malam dan siang sama panjangnya di
musim semi, yang jatuh pada tanggal 21 Maret atau 22 Maret.
Sebagaimana telah kita catat, Allah telah melembagakan sejumlah hari raya
upacara yang sangat penting yang dihubungkan dengan unsur-unsur penting dari
program keselamatan Allah. Hari-hari raya ini adalah “bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus”. Hari raya upacara yang penting
ini adalah sebagai berikut:

1. Hari Paskah, hari ke-14 dari bulan pertama.

2. Pentakosta, juga disebut sebagai hari raya panen, yang dirayakan 50 hari
setelah Sabat hari ketujuh yang dirayakan bersamaan dengan hari Paskah atau
merupakan hari Sabat pertama setelah hari Paskah.

3. Hari pertama dari bulan ketujuh merupakan sebuah hari raya khusus yang
disebut oleh para ahli teologi sebagai hari raya peniupan serunai. Istilah yang lebih
tepat, seharusnya disebut sebagai hari raya Yobel. Nafiri-nafiri yang dibunyikan
pada hari itu bukanlah nafiri perak seperti yang dikisahkan dalam Alkitab. Pada hari
itu, adalah “syofar”, atau tanduk domba jantan, yang ditiup. Jadi bila diterjemahkan
dengan benar, Alkitab membicarakannya sebagai hari Yobel (Bilangan 29:1) atau
suatu peringatan akan Yobel (Imamat 23:24).

4. Setiap tahun yang kelima puluh merupakan tahun Yobel, yang menekankan
bahwa Injil (kemerdekaan) harus diproklamasikan ke seluruh dunia. Tahun-tahun
Yobel dimulai pada tahun 1407 SM ketika Israel memasuki Tanah Kanaan dan harus
dirayakan setiap jarak waktu 50 tahun sesudahnya (Imamat 25:8-13). Demikianlah,
7 SM, tahun ketika Yesus dilahirkan, merupakan sebuah tahun Yobel. Dan tahun
1994, yaitu 2000 tahun setelah 7 SM, juga merupakan sebuah tahun Yobel.

5. Hari kesepuluh dari bulan ketujuh disebut sebagai hari pendamaian. Hari
itu juga disebut sebuah hari Yobel (Imamat 25:9) dan hari itu memandang kepada
peristiwa besar ketika Yesus menyediakan pendamaian bagi dosa-dosa semua orang
untuk siapa Ia datang untuk menyelamatkan.

6. Hari ke-15 sampai hari ke-22 dari bulan ketujuh merupakan hari raya
Kemah Suci, yang pada saat yang bersamaan merupakan dengan hari raya penuaian.

Yang penting, waktu dari masing-masing hari raya ini dihubungkan dengan
peristiwa penting dalam penyingkapan program keselamatan Allah. Ketika kita
menyelaraskan semua keterangan Alkitab yang menolong kita mengembangkan urutan
waktu sejarah sepanjang jalan menuju akhir waktu, kita menemukan hal-hal berikut
ini:

27
1. Ada bukti yang cukup banyak dalam Alkitab merujuk kepada kenyataan
bahwa, dalam semua kemungkinannya, Yesus, yang merupakan intisari dari Yobel,
dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 7 SM. Tahun 7 SM merupakan sebuah tahun
Yobel. 2 Oktober 7 SM, merupakan hari pendamaian di mana “syofar” (tanduk
domba jantan) Yobel ditiup. Demikianlah, baik hari pendamaian dan tahun 7 SM
disamakan dengan Yobel. Ingatlah, Yobel memusatkan perhatian pada kenyataan
bahwa Injil harus disebarkan ke seluruh dunia. Dan Yesus datang ke bumi ini untuk
membuat semua perancangan sehingga Injil dapat disebarluaskan ke seluruh dunia.
Demikianlah, kita melihat hubungan luar biasa dari saat kelahiran Yesus, yang
merupakan inti dari Yobel, dengan hari dan tahun yang berpusat pada Yobel.

2. Peristiwa penting selanjutnya dalam program keselamatan Allah adalah


hari Yesus secara resmi memulai pekerjaan-Nya sebagai Mesias. Itu merupakan
hari ketika Ia dinyatakan kepada dunia sebagai anak domba Allah yang telah datang
untuk menghapus dosa dunia. Menurut penanggalan modern kita, hal itu terjadi
pada tanggal 26 September tahun 29. Menurut penanggalan Alkitab, itu adalah hari
pertama dari bulan ketujuh, yang merupakan hari raya Yobel (yang secara salah
disebut sebagai hari raya peniupan serunai oleh para ahli teologi). Secara pasti kita
dapat melihat persamaan yang indah dari pengumuman tentang permulaan yang resmi
dari pelayanan Yesus, Yobel kita, dengan hari raya Yobel.

3. Yesus, sebagai Anak Domba Allah yang disembelih, secara harafiah


menderita hukuman, sebagaimana yang dituntut oleh hukum Allah, melalui suatu
cara yang setara dengan hukuman yang seharusnya diberikan kepada mereka bagi
orang-orang kepada siapa Ia datang untuk menyelamatkan, sementara Ia menebus
dosa-dosa mereka. Hukuman yang luar biasa ini dimulai pada hari Kamis sore di
Taman Getsemani dan berlanjut sampai sesaat sebelum matahari terbenam pada hari
Jumat. Peristiwa yang mengagumkan ini terjadi persis pada saat yang sama seperti
yang diperintahkan Alkitab bahwa hari raya Paskah harus ditaati. Hari Jumat tersebut,
menurut penanggalan Alkitab, adalah hari keempat belas dari bulan pertama. Menurut
penanggalan modern kita, itu adalah 1 April tahun 33.

4. Pada tahun 33, penanggalan Alkitab menyebutkan perayaan hari raya


Pentakosta jatuh pada hari Minggu tanggal 22 Mei menurut penanggalan modern
kita. Ini merupakan hari buah sulung dari hasil panen yang harus dipersembahkan.
Pada hari yang sama, 22 Mei tahun 33, Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran
dan buah-buah sulung dari masa kerja gereja dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ingatlah, dalam Kisah Para Rasul 2:41, kita membaca bahwa ada kira-kira 3000
orang diselamatkan pada hari itu.

5. Pada setiap hari Pentakosta sepanjang masa kerja gereja, yang terus
berlanjut sejak tahun 33 sampai tahun 1988, menekankan bahwa buah-buah sulung
harus terus diserahkan. Oleh karena itu, masa kerja gereja sudah akan berakhir
sebelum hari Pentakosta pada tahun 1988. Ini adalah 21 Mei 1988. Demikianlah,
masa kerja gereja telah berlangsung tepatnya selama 1.955 tahun sampai pada hari
itu.

28
6. Sementara kita melanjutkan pemahaman ini, kita akan belajar bahwa
masa kerja gereja berakhir pada tanggal 21 Mei 1988. Hari itu bersamaan dengan
awal dari suatu saat ketika Allah mulai menyiapkan gereja-gereja dan dunia untuk
apa yang disebut Alkitab sebagai “masa kesusahan besar”. Kita juga akan belajar
bahwa selama 2.300 hari pertama dari 8.400 hari masa kesusahan besar ini,
sesungguhnya tak seorang pun yang diselamatkan.

7. Tetapi kemudian, sebagaimana yang akan kita temukan dalam pemahaman


ini, 2.300 hari setelah awal masa kesusahan besar, program keselamatan Allah yang
terakhir dimulai. Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 7 September 1994. Pada
hari itu Allah sekali lagi mencurahkan Roh Kudus-Nya secara besar-besaran sehingga
selama 17 tahun berikutnya, di seluruh dunia, sejumlah besar orang akan
diselamatkan5. Sesungguhnya, tak seorang pun sadar akan perbuatan Allah yang
mengagumkan ini pada saat hal itu terjadi. Tetapi Alkitab memastikan kita bahwa
hal itu benar-benar terjadi. Tanggal 7 September itu, menurut penanggalan Alkitab,
merupakan hari pertama dari bulan ketujuh, ketika hari raya Yobel dirayakan (ingatlah
bahwa hari raya ini telah salah disebut sebagai hari raya peniupan serunai). Tahun
itu, 1994, ketika peristiwa agung ini terjadi, merupakan sebuah tahun Yobel, sama
seperti tahun 7 SM, ketika Yesus dilahirkan, merupakan sebuah tahun Yobel. Sekali
lagi kita melihat hubungan yang luar biasa tentang saat penyingkapan rencana
keselamatan Allah dengan waktu Alkitab tentang hari-hari raya upacara.

Ketepatan dari Peristiwa-peristiwa Keselamatan yang Penting

Dengan meneliti isi Alkitab dengan saksama, kita belajar bahwa


penyingkapan peristiwa-peristiwa penting dalam rencana keselamatan Allah bagi
dunia benar-benar telah direncanakan atau telah diatur dan tidak terjadi secara
sembarangan. Setiap peristiwa mengikuti suatu program waktu yang direncanakan
secara saksama yang diungkapkan dalam kitab hukum Allah, Alkitab. Berikut adalah
sejumlah contoh tentang hal ini:

1. Israel berada di Mesir selama 430 tahun sampai hari terakhir mereka
berada di sana (Keluaran 12:40, 41). Jumlah tahunnya adalah sejak 1877 SM sampai
dengan 1447 SM.

5
Dalam Yehezkiel 39:29, kita membaca, “Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap
mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”
Ungkapan “ Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, berhubungan erat
dengan program akhir keselamatan Allah, yang datang pada bagian akhir dari masa kesusahan
besar. Kita tahu hal ini benar karena program keselamatan Allah, selama 1480 tahun di mana
Israel menggambarkan kerajaan Allah dan selama 1995 tahun zaman gereja, ketika semua
gereja menggambarkan kerajaan Allah, kedua masa itu berakhir dengan berpalingnya Allah
dari mereka. Hanya pada masa penuaian akhir, pada bagian akhir dari masa kesusahan besar,
bahwa Allah tidak akan pernah lagi memalingkan wajah-Nya dari mereka. Lihat juga Yoel
2:28-32, ketika Allah berbicara tentang pencurahan Roh Kudus. Ayat-ayat ini dikutip dalam
Kisah Para Rasul 2:17-21. Dalam Yoel 2, pusat perhatian adalah pada pencurahan Roh Kudus
pada masa kesusahan besar. Dalam Kisah Para Rasul 2, pusat perhatian dari pencurahan Roh
Kudus ialah pada hari Pentakosta pada tahun 33 dan masa kesusahan besar.

29
2. Ketika Israel meninggalkan Mesir pada tahun 1447 SM, tepat pada hari
itu, 40 tahun kemudian mereka tiba di Sungai Yordan, di mana mereka kemudian
menyeberanginya untuk masuk ke Tanah Kanaan.

3. Sebagaimana dinubuatkan dalam Daniel 12:12, tepatnya adalah tepat


1.335 hari, secara umum, karya Kristus sebagai Mesias berlangsung. Secara resmi
Ia memulai pekerjaan-Nya pada tanggal 26 September tahun 29, ketika Ia dinyatakan
sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29). Tepatnya 1.335 hari kemudian, pada
tanggal 22 Mei tahun 33, Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran dan masa
kerja gereja secara resmi dimulai.

4. Sampai hari terakhirnya, masa kerja gereja tepatnya mencakup 1.955


tahun yang dimulai pada hari Pentakosta, tanggal 22 Mei tahun 33 dan berakhir
pada hari sebelum Pentakosta, 21 Mei 1988.

5. Tepatnya 13.000 tahun sejak penciptaan, pada tahun 11.013 SM sampai


tahun berakhirnya masa kerja gereja, juga merupakan awal dari kegiatan Allah yang
terakhir untuk keselamatan dan penghakiman. Kita akan belajar bahwa hal ini dimulai
pada tahun 1988.

6. Tepatnya 7000 tahun sejak air bah terjadi di zaman Nuh, yang
menghancurkan segala sesuatu di bumi pada tahun 4990 SM sampai tahun 2011,
yang kita akan pelajari merupakan tahun di mana Allah akan menghancurkan alam
semesta ini dan menciptakannya kembali sebagai langit yang baru dan bumi yang
baru.

7. Bahkan sebagaimana sudah dinubuatkan dalam Daniel 8:14, kita akan


pelajari bahwa tepatnya 2.300 hari sejak awal masa kesusahan besar, yang terjadi
bersamaan dengan akhir dari masa kerja gereja pada tanggal 21 Mei 1988, sampai
saat tercurahnya Roh Kudus. Pencurahan Roh Kudus ini, yang terjadi pada tanggal
7 September 1994, merupakan awal dari masa panen terakhir yang luar biasa selama
17 tahun di mana ada sejumlah besar orang yang akan menjadi orang-orang percaya
yang sejati.

Ini adalah beberapa dari periode waktu yang sangat tepat yang
memperlihatkan bahwa Allah telah merancang segala sesuatu sebelumnya mengenai
penyingkapan Injil ke dalam dunia.

Allah Menggunakan Bait Allah untuk Menggambarkan Kebenaran Rohani

Kita harus ingat bahwa kadang-kadang Alkitab menyuguhkan suatu


peristiwa sejarah untuk menggambarkan murka Allah seperti juga belas kasihan dan
kasih-Nya. Misalnya, Alkitab menjelaskan penghakiman Allah yang mengerikan
terhadap dunia yang terjadi pada zaman Nuh. Ia menggunakan air bah untuk
menghancurkan umat manusia. Akan tetapi, dalam 1 Petrus 3:20, ketika berbicara
tentang banjir ini, Allah menunjukkan bahwa “hanya sedikit, yaitu delapan orang,

30
yang diselamatkan oleh air bah itu”. Demikian juga ketika Israel menyeberangi
Laut Merah dengan selamat adalah untuk menggambarkan keselamatan. Akan tetapi,
pasukan Mesir dihancurkan dalam Laut Merah untuk menggambarkan penghakiman
Allah bagi orang jahat. Demikianlah dalam ilustrasi-ilustrasi ini, Allah sedang
memperlihatkan murka-Nya dan belas kasihan-Nya melalui peristiwa yang sama.
Dalam cara yang sama, Allah menggunakan Bait Allah yang sangat indah
yang dibangun Salomo untuk menggambarkan penghakiman Allah dan juga
menggambarkan keselamatan Allah. Bait Allah ini, seperti Kemah Suci di Silo,
menggambarkan bangunan kerajaan Allah pada masa kerja gereja. Akan tetapi, tepat
pada waktunya, Allah menghancurkan kemah suci di Silo dan juga bait Allah Salomo
di Yerusalem karena kejahatan Israel dan Yehuda. Demikian juga, pada masa
sekarang, Allah telah mendatangkan penghakiman-Nya ke atas gereja masa kini.
Gereja-gereja ini dilambangkan dengan kemah suci dan bait Allah. Tak satu pun
dari gereja-gereja masa kini yang tercakup dalam rencana keselamatan Allah. Bait
Allah, yang melambangkan keseluruhan masa kerja gereja, tidak lagi ada. Tak ada
satu batu pun dibiarkan berada di atas batu lain (Matius 24:1-3).
Namun Allah juga menggunakan bait Salomo untuk menggambarkan
penghakiman Allah dan rencana keselamatan Allah yang menakjubkan yang sedang
terjadi dewasa ini. Ia melakukan hal ini dalam Alkitab ketika Ia menjelaskan tentang
penahbisan bait Allah. Semua peristiwa yang terjadi berhubungan dengan peresmian
ini terjadi dalam bulan ketujuh dari penanggalan Alkitab (1 Raja-raja 8:2). Alkitab
berbicara tentang bulan yang ketujuh sebagai akhir tahun (Keluaran 23:16, 34:22).
Pada masa sekarang inilah di mana kita berada di akhir tahun,6 sejauh berkaitan
dengan sejarah dunia. Demikianlah, kita harus memahami bahwa semua peristiwa
yang terlibat dalam peresmian bait Salomo menunjuk kepada atau melambangkan
peristiwa-peristiwa alkitabiah yang sedang terjadi pada masa kita hidup, yang
merupakan saat dari musim menuai terakhir.

Keterangan tentang Penahbisan Bait Allah Memberikan Keterangan Waktu


yang penting

Dalam hubungan dengan peresmian bait Allah Salomo, Allah


mempergunakan sebuah cara yang menarik untuk memperlihatkan bahwa akhir dunia
akan terjadi sehari lebih awal daripada yang kita harapkan. Dengan melakukan hal
itu, Allah juga sedang memperlihatkan kepada kita ketepatan yang hebat tentang
waktu kesudahan dunia. Untuk memperoleh keterangan ini, pertama-tama kita
seharusnya mencatat bagaimana Allah menggunakan ungkapan “akhir zaman” (hari
kiamat).
Sementara kita menyelidiki ungkapan “akhir zaman” kita mendapati bahwa
hal itu dicatat hanya di delapan tempat di Alkitab. Empat dari antaranya dicatat
dalam Yohanes 6, di mana Allah berbicara tentang memberikan tubuh kebangkitan

6
Adalah penting bahwa Alkitab berbicara tentang Henokh yang diangkat ke surga, tanpa
emngalami kematian, pada usia 365 (Kejadian 5:23,24). Pastilah hal itu tidak kebetulan bahwa
contoh pertama dari pengangkatan terjadi kepada seorang percaya sejati pada suatu usia yang
sama dengan satu tahun (365 hari), sejarah bumi.

31
yang baru kepada semua orang percaya sejati pada hari kiamat (Yohanes
6:39,40,44,54). Ungkapan “akhir zaman” juga ditemukan dalam Yohanes 11:24.
Di sana kita membaca bahwa Marta, yang berdiri di sisi makam saudara laki-lakinya,
Lazarus, berada di bawah ilham Roh Kudus.

“Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit


pada akhir zaman [yaitu hari yang terakhir atau hari kiamat].”

Ungkapan ini juga dicatat dalam Yohanes 12:48, di mana Kristus


menyatakan,

Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia


sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang
akan menjadi hakimnya pada akhir zaman [yaitu hari yang terakhir
atau hari kiamat].

Dua contoh sisanya tentang penggunaan Allah akan ungkapan “akhir zaman”,
sangat menonjol, dalam hubungan dengan hari terakhir dari hari raya Pondok Daun.
Istilah-istilah ini dicatat dalam Yohanes 7:37 dan Nehemia 8:18.
Hari raya Pondok Daun dirayakan serentak dengan hari raya penuaian. Hari-
hari raya ini secara pasti berhubungan dengan hari kiamat. Demikianlah, kita tidak
heran bahwa Allah menggunakan ungkapan “akhir zaman” dalam hubungan dengan
hari raya Pondok Daun, yaitu hari terakhir dari hari raya Pondok Daun yang akan
memperlihatkan kepada kita waktu tentang hari kiamat pada akhir dari dunia ini.
Dalam penanggalan perayaan Alkitab, hari-hari raya yang serentak dilakukan
ini, yaitu hari raya Pondok Daun dan hari raya Penuaian, berlangsung selama tujuh
hari, dimulai pada hari ke-15 dari bulan ketujuh. Hari yang berikutnya setelah tujuh
hari ini, yang disebut Alkitab sebagai hari kedelapan, juga disebut sebagai “pertemuan
kudus” (Imamat 23:36) dan suatu “perhentian penuh” atau Sabat (Imamat 23:39).
Demikianlah, hari raya Pondok Daun sebenarnya mencakup delapan hari yang dimulai
pada hari ke-15 dari bulan ketujuh dan berakhir pada hari ke-22 dan hari terakhir
harus dirayakan sebagai sebuah Sabat.
Akan tetapi, adalah tujuan Allah untuk memperlihatkan kepada kita bahwa
ketika kita membuat penerapan dari hari-hari ini kepada kesudahan dunia, hari yang
kedelapan harus dianggap sebagai dua hari lamanya, sehingga hari kedelapan akan
juga mencakup hari ke-23 dari bulan ketujuh menurut penanggalan Alkitab.
Kebenaran ini dikembangkan oleh Allah dalam keterangan Alkitab yang
berhubungan dengan peresmian bait Salomo, yang dapat diperlihatkan secara
mencolok sama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir dari dunia. Dalam
2 Tawarikh, Allah menjelaskan peresmian bait Salomo. Kita harus memeriksa
beberapa pernyataan yang telah dinyatakan Allah dalam hubungannya dengan
peresmian itu. Pernyataan-pernyataan itu adalah sebagai berikut:

1. Waktunya terjadi dalam bulan ketujuh (2 Tawarikh 7:10).

2. Peresmian mezbah berlangsung selama tujuh hari (2 Tawarikh 7:9).

32
3. Kemudian mereka memberlakukan hari raya Pondok Daun (yaitu hari
raya panen Alkitab) selama tujuh hari (2 Tawarikh 7:8,9). Demikianlah, 14 hari
telah berlalu (1 Raja-raja 8:65).

4. Perayaaan hari raya Pondok Daun selama tujuh hari dilanjutkan dengan
hari kedelapan ketika mereka merayakan sebuah perkumpulan kudus (2 Tawarikh
7:8,9).
Hari kedelapan ini juga seharusnya dirayakan sebagai sebuah hari Sabat
(Imamat 23:39), ketika tak ada pekerjaan yang boleh dilakukan, dan sebuah perjalanan
akan dibatasi. Menurut Kisah Para Rasul 1:12 jarak antara Bukit Zaitun dan
Yerusalem, yang kurang dari setengah mil jauhnya, merupakan satu-satunya jarak
yang diizinkan mereka untuk mengadakan perjalanan pada hari sabat. Yang luar
biasa dalam 1 Raja-raja 8:66, kita membaca:

Pada hari yang kedelapan disuruhnya bangsa itu pergi, maka mereka
memohon berkat untuk raja, lalu pulang ke kemah mereka sambil
bersukacita dan bergembira atas segala kebaikan yang telah dilakukan
TUHAN kepada Daud, hamba-Nya, dan kepada orang Israel, umat-
Nya.

Hari Kedelapan, 21 Oktober 2011

Sebagaimana telah kita catat, hari kedelapan biasanya jatuh pada tanggal
22 dari bulan ketujuh dan harus dirayakan sebagai hari Sabat. Orang-orang telah
datang dari segala penjuru tanah Israel (1 Raja-raja 8:65). Bagaimana mereka mampu
untuk melakukan semua pekerjaan dengan bergerak dan mengadakan perjalanan pada
sebuah hari yang harus dirayakan sebagai hari Sabat? Allah menyelesaikan masalah
ini dengan menunjukkan bahwa hari kedelapan harus dilanjutkan sebagai satu hari
tambahan. Satu hari tambahan itu adalah hari yang ke-23 dari bulan ketujuh. Kita
membaca hal ini dalam 2 Tawarikh 7:10:

Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ke-tujuh, disuruhnya bangsa
itu pulang ke kemah-kemah mereka sambil bersukacita dan bergembira
atas kebaikan yang telah dilakukan TUHAN kepada Daud, kepada
Salomo, dan kepada orang Israel, umat-Nya.

Perhatikanlah gaya bahasa yang hampir sama dari ayat ini dengan ayat dalam
1 Raja-raja 8:66 (yang dikutip di atas). Ingatlah, 1 Raja-raja 8:66 menyebutkan hari
kedelapan, yaitu hari yang ke-22 dalam bulan itu, sementara 2 Tawarikh 7:10
menyebutkan hari ke-23 dari bulan itu.

Penyingkapan ini sangat penting ketika kita menyadari bahwa peresmian


dan perayaan hari raya Pondok Daun (hari raya Alkitab), disamakan dengan
penyelesaian rencana penghakiman Allah pada akhir dunia. Itu berarti bahwa pada
tahun 2011, hari kedelapan dari hari raya Pondok Daun (hari raya Alkitab), sebenarnya
dianggap dua hari lamanya. Sedangkan hari kedelapan (hari ke-22 dari bulan ketujuh)
adalah 20 Oktober, yang sebenarnya, harus dirayakan sebagaimana mereka lakukan

33
dalam 2 Tawarikh 7:10, pada hari ke-23 dari bulan ketujuh, yaitu tanggal 21 Oktober
2011. Demikianlah kita harus menyadari bahwa 21 Oktober 2011 akan menjadi hari
terakhir dari keberadaan bumi ini.

Sebuah Pandangan lain dari Hari Raya Pondok Daun

Ketika kita menyelidiki peresmian bait Allah Salomo, kita mendapati bahwa
hari raya Pondok Daun merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
peresmian. Kita juga belajar bahwa hal itu menolong kita mengetahui waktu dari
akhir dunia. Tetapi mengapa hal itu disebut hari raya Pondok Daun?
Kita akan mendapati bahwa kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “Pondok
Daun” yang berkaitan dengan perayaan ini ialah sebuah kata Ibrani yang secara
umum diterjemahkan sebagai “pondok kecil” (tempat bernaung bagi satu orang).
Lagi pula, kita akan menemukan bahwa kata “pondok” itu sama dengan awan dan
api yang menaungi kemah Suci selama 40 tahun ketika Israel berada di padang gurun,
dalam perjalanan mereka dari Mesir ke Tanah Kanaan. Selanjutnya, kita akan
menemukan bahwa awan dan api melambangkan perintah-perintah Allah, oleh karena
itu, hari raya Pondok Daun sebenarnya merupakan hari raya hukum Allah atau hari
raya Alkitab.
Hari raya Pondok Daun (hari raya Alkitab) menekankan kemuliaan Allah
sebagaimana dikembangkan oleh kemuliaan kitab hukum Allah, Alkitab.
Kata Ibrani untuk ungkapan Pondok Daun yang digunakan Allah dalam
ungkapan “hari raya Pondok Daun” merupakan kata “sukkah”, yang juga dapat
diterjemahkan sebagai “pondok kecil”. Sebuah bagian dari Alkitab yang menolong
kita untuk memahami makna kata ini adalah Yesaya 4:5,6. Di sana kita membaca:

Maka TUHAN akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion


dan di atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan
pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-
nyala pada waktu malam, sebab di atas semuanya itu akan ada
kemuliaan TUHAN sebagai tudung dan sebagai pondok tempat
bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai
perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.

Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “tudung” dalam ayat ini lebih baik
diterjemahkan sebagai “perlindungan”. Frase yang diterjemahkan sebagai “pondok
tempat bernaung” akan lebih baik bila diterjemahkan sebagai “tempat perlindungan”.
Demikianlah, ayat-ayat ini akan lebih baik diterjemahkan sebagai berikut:

Dan Yehovah akan menjadikan setiap pondok di gunung Sion, di atas


setiap pertemuannya, segumpal awan dan asap pada waktu siang, serta
sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam: sebab di atas
semuanya itu akan ada kemuliaan Tuhan sebagai perlindungan. Dan
itu akan menjadi pondok untuk bernaung pada waktu siang terhadap
panas terik, dan sebagai tempat perlindungan dan persembunyian dari
angin ribut dan hujan.

34
Demikianlah ayat-ayat ini mengajarkan hal-hal berikut:

1.”Setiap pondok di Gunung Sion”. Ungkapan ini menunjukkan kepada


setiap unsur dari kerajaan Allah, yang mana kita telah menjadi seorang warga negara
ketika kita diselamatkan.

2.”Di atas setiap pertemuannya”. Ini merupakan sebuah kata dalam bentuk
tunggal yang berbicara tentang suatu jemaat yang sangat besar dan kekal yang terdiri
dari semua yang telah diselamatkan.

3.”Segumpal awan dan asap pada waktu siang, serta sinar api yang
menyala-nyala pada waktu malam”. Hal ini menunjuk kepada hukum Allah,
Alkitab, yang memberikan arahan rohani kepada umat manusia.

4.”Sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan Tuhan sebagai


perlindungan”. Hal ini merujuk kepada kemuliaan kerajaan Allah yang menyediakan
awan di siang hari dan api di malam hari sebagai perlindungan.

5.”Dan itu akan menjadi pondok untuk bernaung pada waktu siang
terhadap panas terik, dan sebagai tempat perlindungan dan persembunyian
dari angin ribut dan hujan.” Awan dan api, yaitu Firman Allah adalah pondok
yang menjadi tempat perlindungan dan menyediakan sebuah tempat persembunyian
dari murka Allah, yaitu badai dan hujan.

Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa awan dan tiang api berhubungan
dengan Firman Allah. Kita dapat melihat hal ini sementara kita mencatat bahwa
Alkitab memiliki banyak hal untuk disampaikan tentang awan dan tiang api yang
memberikan arahan kepada umat Israel sepanjang 40 tahun di padang gurun.
Misalnya, kita membaca dalam Bilangan 9:21-23:

Ada kalanya awan itu tinggal dari petang sampai pagi; ketika awan
itu naik pada waktu pagi, merekapun berangkatlah; baik pada waktu
siang baik pada waktu malam, apabila awan itu naik, merekapun
berangkatlah. Berapa lamapun juga awan itu diam di atas Kemah Suci,
baik dua hari, baik sebulan atau lebih lama, maka orang Israel tetap
berkemah dan tidak berangkat; tetapi apabila awan itu naik, barulah
mereka berangkat. Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah
TUHAN juga mereka berangkat; mereka memelihara kewajibannya
kepada TUHAN, menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.

Dalam Bilangan 9:15-23, Allah dengan sangat jelas menghubungkan awan


di siang hari dan api di malam hari dengan perintah-perintah Allah. Dan tentu saja,
perintah-perintah Allah adalah Alkitab.
Tentu saja kita harus memahami bahwa jika kita tidak pernah memperoleh
anugerah keselamatan, hukum Allah akan menyebabkan kutuk dari kemarahan-Nya
menimpa kita. Akan tetapi, apabila kita adalah salah satu dari umat pilihan Allah
(dan kita dapat mengetahui hal itu, jika kita telah menerima jiwa baru yang sudah

35
dibangkitkan), maka kita tidak akan menerima hukuman kutuk kekal karena dosa-
dosa kita, yaitu hukum tersebut tidak dapat lagi menyalahkan kita. Sebaliknya, hukum
menjadi jaminan bahwa Allah memberikan kepada kita bahwa kita akan aman secara
kekal di dalam Kristus. Kita disembunyikan oleh hukum Allah dari murka Allah.
Dan hukum Allah, Alkitab, memberikan kepada kita arah yang sempurna tentang
bagaimana kita harus hidup bersama demi kemuliaan Allah.

Demikianlah, kita telah belajar bahwa hari raya Pondok Daun sepenuhnya
berpusat pada Alkitab di mana Allah mengungkapkan kemuliaan-Nya yang teramat
besar. Jadi, akan menjadi lebih tepat untuk berbicara tentang “hari raya Pondok
Daun” sebagai “hari raya Alkitab”. Hari raya Alkitab dirayakan pada hari-hari yang
sama dengan yang dirayakan dalam hari raya penuaian. Hari raya penuaian
berlangsung pada saat yang sama ketika musim menuai terakhir dalam setahun
berlangsung. Secara rohani, hal ini menunjuk kepada kebenaran bahwa Alkitab
dimuliakan oleh hari raya Alkitab. Perhatian kepada sifat mulia dari Alkitab yang
selanjutnya diperlihatkan ketika Allah membawa masuk sejumlah tuaian terakhir
yang sangat besar yang terdiri dari orang-orang yang sudah diselamatkan tepat
sebelum akhir dunia.
Penuaian terakhir ini dinubuatkan dalam Roma 9:28. Di sana kita membaca:

Sebab apa yang telah difirmankan-Nya [logos], akan dilakukan Tuhan


di atas bumi, sempurna dan segera.”

Kata Yunani “logos” biasanya diterjemahkan “firman”. Oleh karena itu,


ayat ini merujuk kepada jangka waktu yang sangat pendek yang berlangsung saat
ini, yang akan kita pelajari dari Alkitab merupakan 17 tahun terakhir dari sejarah
dunia. Kunci kepada pentingnya masa 17 tahun ini adalah Firman Allah yang mulia
(logos) di mana Allah menyelamatkan sejumlah besar orang yang tak terhitung
banyaknya (Wahyu 7:9). Penginjilan tahap akhir terhadap dunia ini yang kini sedang
terjadi tidak akan terhalang atau tergoyahkan. Peralihan ini akan berlangsung tanpa
cacat atau keraguan untuk masuk ke dalam kesempurnaan yang kekal, ketika dalam
waktu yang singkat Kristus akan kembali dan mengangkat semua orang percaya
sejati, semua yang terpilih, yang ada di seluruh dunia untuk hidup kelak bersama
dengan Dia di dalam langit yang baru dan bumi yang baru.

36
BAB 4
Kita Memulai Penyelidikan Kita untuk Jadwal
Waktu dari Akhir Dunia

Sekarang kita akan membuat garis besar tentang kebenaran-kebenaran dasar


yang kita pelajari dari Alkitab yang mengarahkan kita kepada suatu pemahaman
yang tepat tentang tahapan akhir dari urutan waktu sejarah.
Sepanjang 2000 tahun terakhir, pada masa seluruh isi Alkitab sudah tersedia,
orang-orang percaya sejati yang saleh dan penuh pengabdian dengan sungguh-
sungguh telah menyelidiki Alkitab berupaya menemukan penyingkapan masa depan
tentang sejarah bumi. Mereka semua sadar akan satu kebenaran, yaitu akan tiba
suatu masa ketika sejarah dunia akan berakhir. Hal itu bersamaan waktunya dengan
kedatangan kembali Yesus sebagai hakim yang adil atas bumi ini dan pengangkatan
semua orang percaya sejati ke suatu langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
mereka akan memerintah bersama dengan Kristus untuk selama-lamanya.
Akan tetapi, sebelum saat ini tiba, akan ada suatu saat yang disebut masa
kesusahan besar. Secara umum, hal ini telah salah dipahami sebagai suatu masa di
mana terjadi suatu penganiayaan besar-besaran terhadap orang-orang yang percaya
kepada Kristus. Sebenarnya, hal ini hanya bisa dipahami secara rohani.
Bab-bab dalam Alkitab seperti Matius 24 dan Markus 13 terutama dipelajari
dengan sangat hati-hati karena kedua bab itu kelihatannya memusatkan perhatian
kepada hal seperti masa kesusahan besar yang terjadi beberapa saat sebelum
kedatangan kembali Kristus. Adalah benar bahwa di dalam kedua bab ini, Allah
memberikan kepada kita petunjuk terbaik yang dapat menolong kita untuk mulai
membangun suatu kerangka alkitabiah yang berkaitan dengan masa lalu dan sampai
pada akhir sejarah. Petunjuk tersebut ada dalam Markus 13:28, di mana Allah
menyatakan:

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila


ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa
musim panas sudah dekat.

Ayat ini tidak dapat dipahami sampai kira-kira 60 tahun yang lalu, pada
tanggal 14 Mei 1948. Pada saat itulah pohon ara seperti yang dikisahkan dalam
Alkitab, bangsa Israel, sekali lagi menjadi sebuah bangsa yang mampu bertumbuh
menjadi kuat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Hal ini hampir merupakan sebuah
mukjizat, karena selama satu masa dari tahun 70, ketika bangsa Israel bersama dengan
kota Yerusalem dan bait Allah dimusnahkan seutuhnya oleh bangsa Romawi, Israel
belum kembali menjadi suatu bangsa dunia dengan tanah airnya sendiri. Akan tetapi,
nyaris suatu mukjizat, pada tanggal 14 Mei 1948, Israel kembali menjadi sebuah
bangsa dengan tanah airnya sendiri.
Seketika itu juga sejumlah besar orang Kristen menghubungkan dengan
benar peristiwa yang dramatis ini dengan nubuatan pohon ara dalam Markus 13:28.
Mereka melihat dengan benar bahwa Allah melambangkan bangsa Israel sebagai

37
sebuah pohon ara dan bahwa sebuah pohon ara sedang bertunas berhubungan dengan
Israel yang kembali menjadi sebuah bangsa.7
Karena ayat ini menekankan bahwa ketika pohon ara sedang bertunas, maka
semua peristiwa yang tercatat dalam Markus 13 dan Matius 24 akan terjadi pada
saat itu, kita harus menyadari bahwa Allah telah memberikan suatu petunjuk yang
mencolok bahwa saat akhir dunia sudah sangat dekat. Hal ini dikarenakan pembacaan
yang saksama tentang Matius 24 dan Markus 13 memperlihatkan bahwa peristiwa-
peristiwa ini berhubungan dengan masa kesusahan besar (Matius 24:21), yang akan
diikuti dengan saat kembalinya Kristus (Matius 24:29-31).
Sebuah petunjuk yang diberikan Allah kepada kita ditemukan dalam Wahyu
7:9-14. Di sana Allah berbicara tentang suatu kumpulan besar orang banyak yang
tak terhitung jumlahnya, yang berhasil keluar dari suatu masa kesusahan besar.
Tambahan pula, dalam Lukas 21:22, yang juga berbicara tentang masa kesusahan
besar, Allah berbicara tentang masa ini sebagai waktu pembalasan. Hukuman Allah
terhadap orang jahat merupakan waktu pembalasan. Selama masa kesusahan besar
ini, Allah mulai mempersiapkan bangsa-bangsa di dunia dan semua gereja setempat
untuk tahap akhir dari proses penghakiman Allah.
Ayat selanjutnya yang menolong kita adalah Matius 24:22, di mana kita
membaca:

Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang


hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-
orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.

Kelihatannya ayat ini menyatakan bahwa ini merupakan suatu masa


kesusahan besar ketika pembalasan Allah terhadap umat manusia akan dimulai. Akan
tetapi, karena masih banyak umat pilihan Allah, yaitu mereka yang dipilih Allah
untuk menerima keselamatan (Efesus 1:3-6), belum menerima keselamatan, maka
masa kesusahan besar telah diperpendek. Dengan kata lain, masa kesusahan besar
ini sangat berhubungan dengan rencana penghakiman Allah, tetapi pada saat yang
bersamaan, masa itu juga disetarakan dengan semacam peningkatan yang sangat
besar dalam kegiatan keselamatan. Bagaimana kita bisa mencocokkan gagasan ini?
Kita telah belajar dari penyelidikan tentang penyingkapan peristiwa-
peristiwa sejarah dari Alkitab dan dari pengajaran Kolose 2:16,17, bahwa hal-hal ini
berhubungan dengan hari-hari raya upacara. Misalnya, tahun Yobel, menekankan
bahwa kemerdekaan (keselamatan) harus diberitakan ke seluruh dunia. Kenyataannya
ialah, semua bukti alkitabiah menunjukkan bahwa dalam segala kemungkinannya
Yesus, yang adalah intisari dari Yobel, dilahirkan pada tahun Yobel tahun 7, pada
hari penebusan, pada saat mana syofar (tanduk domba jantan) Yobel (dalam bahasa
Ibrani, “teruah”) dibunyikan (Imamat 25:9).8

7
Misalnya, Israel dilambangkan dengan pohon ara yang dikutuk Kristus sehingga bangsa itu
tidak akan pernah lagi menghasilkan buah (Markus 11:12-21).
8
Terjemahan Inggris dalam beberapa bagian menerjemahkan kata Ibrani “teruah” sebagai
“terompet/serunai/sangkakala”. Namun dalam Imamat 25:9, ketika berbicara tentang hari
penebusan, kita membaca bahwa kata yang “teruah” yang sama ini diterjemahkan sebagai
“yobel”. Demikianlah, ungkapan “meniupkan nafiri” akan lebih baik diterjemahkan sebagai
“hari yobel”.

38
Lagi pula, kita telah mempelajari bahwa Yesus secara resmi dinyatakan
sebagai Anak Domba Allah pada tanggal 26 September tahun 29, yang secara
alkitabiah disebut sebagai Tishri 1 (Tishri adalah bulan ketujuh), yang juga disebut
sebagai hari Yobel (Bilangan 29:1). Karena Yesus, sang Yobel, telah datang dan
secara resmi telah dinyatakan, maka segala sesuatunya telah disiapkan untuk
menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Tujuh minggu setelah hari Minggu pagi ketika
Yesus dibangkitkan dari kematian, Roh Kudus dicurahkan dan penginjilan ke seluruh
dunia benar-benar dimulai.
Kelihatannya jika terjadi suatu peningkatan besar dalam kegiatan
keselamatan, maka hal itu terjadi dalam suatu cara berkaitan dengan sebuah tahun
Yobel. Oleh karena itu, dalam tahun-tahun setelah tahun 1948, kapan akan terjadi
sebuah tahun Yobel lagi? Sebenarnya ada 50 tahun jarak waktu antara satu tahun
Yobel dengan tahun Yobel lainnya. Sesungguhnya, 1994 merupakan tahun Yobel
pertama setelah tahun 1948. Tahun itu merupakan 2000 tahun setelah tahun Yobel
pada tahun 7 ketika Kristus, yang menjadi inti dari Yobel, dilahirkan.
Secara pasti, Yobel berhubungan dengan program keselamatan Allah.
Namun, Alkitab memastikan kita bahwa tahun Yobel ini berada di tengah-tengah
masa kesusahan besar, yang merupakan suatu waktu persiapan bagi kegiatan
penghakiman Allah tahap akhir. Bagaimana peristiwa-peristiwa yang bertentangan
terjadi serempak secara bersamaan dan berkaitan dengan tahun 1994?
Nubuatan dalam Daniel 8 menjadi sangat bermanfaat. Dalam Matius 24,
di mana kita mempelajari tentang masa kesusahan besar ini, Allah mengarahkan kita
untuk mencari lebih banyak keterangan dalam kitab Daniel. Matius 24:15,16
menyatakan:

Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus,


menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel — para pembaca
hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yehuda
haruslah melarikan diri ke pegunungan.

Dalam Daniel Bab 8, Allah berbicara tentang suatu masa yang berlangsung
selama 2.300 hari di mana seorang raja yang kejam akan memerintah. Ia akan
mengadakan suatu kebaktian secara fasik menggantikan korban sehari-hari dan
sesuatu yang menjijikan atau pelanggaran yang menimbulkan kehancuran berlangsung
di tempat ibadah yang kudus dan bala tentara akan diinjak-injak (Daniel 8:12-14).
Secara rohani, ini berarti bahwa Injil yang benar akan digantikan dengan injil ajaran
si Iblis. Yang penting, mengenai penglihatan 2.300 hari ini, Allah menyatakan dalam
Daniel 8:17, “Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir
masa!”
Kita telah mencatat bahwa tahun 1994 adalah sebuah tahun Yobel yang
memusatkan perhatian pada proklamasi Injil ke seluruh dunia. Kalau begitu, apakah
tahun itu, akhir dari jangka waktu 2.300 hari yang dibicarakan dalam Daniel 8, pada
saat mana pembinasaan keji itu sedang terjadi?
Jika demikian halnya, dan 2.300 hari sebelum tahun 1994 adalah tahun
1988; jadi, apakah itu merupakan tahun ketika masa kesusahan besar itu dimulai?
Itu akan berarti bahwa pada masa itu, untuk tahap pertama dari masa kesusahan

39
besar, sesungguhnya tak seorang pun yang diselamatkan. Tetapi itu juga akan berarti
bahwa pada tahap terakhir dari masa kesusahan besar itu, sejumlah besar orang,
yang tak terhitung banyaknya, sudah diselamatkan (Wahyu 7:9-14).
Sementara kita terheran-heran, kita harus mencatat bahwa dalam Kisah Para
Rasul 7:11 ungkapan “penderitaan yang besar” juga digunakan dalam hubungannya
dengan pengalaman Yakub dan seluruh bangsa Israel ketika mereka meninggalkan
tanah perjanjian, Tanah Kanaan, untuk pergi ke Mesir untuk melarikan diri dari tujuh
tahun masa kelaparan. Kita tahu bahwa ini merupakan suatu pengalaman yang
mengerikan bagi Yakub. Ungkapan “penderitaan yang besar” merupakan kata Yunani
yang sama yang diterjemahkan sebagai “siksaan yang dahsyat” dalam Matius 24:21.9
Yang sangat penting, kita mendapati bahwa Yakub pergi ke Mesir ketika ia
mengalami masa kesukaran besar pada tahun 1877 SM. Tahun yang sedang kita
selidiki dalam hubungan dengan masa kesusahan besar dalam Matius 24:21 ialah
tahun Yobel 1994. Tahun-tahun ini, 1877 SM dan 1994, berjarak 3.870 tahun.
1.877 + 1994 – 1 = 3.870. (Karena tidak ada tahun 0, ketika berpindah dari
penanggalan Perjanjian Lama kepada Perjanjian Baru, maka satu tahun harus
dikurangi.) Sangat mencengangkan, 3.870 = 3 X 1.290.
Jumlah 1.290 kelihatannya sangat penting karena ada suatu waktu ketika
Israel diusir dari tanah perjanjian. Yerusalem dan bait Allah dihancurkan sama sekali
oleh bangsa Babel. Peristiwa ini terjadi pada tahun 587 SM, yang terjadi pada masa
murka Allah yang besar yang berlangsung selama 70 tahun pada bangsa Yehuda.
Masa 70 tahun ini berawal sejak tahun 690 SM dan berakhir pada tahun 539 SM
ketika kota Babel dikalahkan oleh bangsa Media dan Persia. Peristiwa yang
menakutkan ini, penghancuran Yerusalem dan bait Allah, terjadi pada tahun 587
SM. Yang menimbulkan rasa ingin tahu dan pasti penting, tiga tahun yang sedang
kita selidiki (1877 SM, 587 SM, dan 1994) berhubungan satu sama lain dengan
angka 1290.

1877 SM – 587 SM = 1.290 tahun

587 SM sampai 1994 – 1 = 2.580 tahun = 2 X 1.290

1877 SM sampai 1994 – 1 = 3.870 tahun = 3 X 1.290

Angka 1.290 ditekankan dalam Alkitab dalam hubungannya dengan aktivitas


rohani yang terjadi pada masing-masing tiga waktu di atas. Alkitab menekankan
peran dari angka 1.290 itu dalam Daniel 12:11, di mana kita membaca:

Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa


kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan
puluh hari.

9
Ungkapan “masa kesusahan besar” ditemukan hanya empat kali dalam Alkitab. Keempatnya
ada dalam Matius 24:21 dan Wahyu 7:14, yang sudah kita selidiki, dan juga, Kisah Para Rasul
7:11 dan Wahyu 2:22. Dalam Lukas 21:23, Allah memilih kata Yunani yang diterjemahkan
sebagai “kesesakan yang dahsyat” ketika berbicara tentang masa yang sama.

40
Kita harus ingat bahwa pada waktu-waktu tertentu, Allah berbicara tentang
satu hari untuk melambangkan satu tahun. Misalnya, dalam kitab Bilangan 14:34,
Allah menunjukkan bahwa Israel akan tetap berada di padang gurun selama 40
tahun, sesuai dengan 40 hari para mata-mata menyelidiki tanah Kanaan. Demikianlah,
kita tahu bahwa 1.290 hari dalam Daniel 12:11 dapat dipahami sebagai 1.290 tahun.
Secara pasti, Allah menghubungkan bersama saat yang mengerikan ketika Yakub
harus meninggalkan tanah perjanjian untuk pergi ke Mesir, dengan bangsa Yehuda
yang diusir dari Yerusalem, dan kepada sesuatu hal yang menakutkan yang terjadi
pada tahun Yobel 1994. Hal menakutkan apakah itu?
Kita memang mengetahui bahwa Tanah Kanaan digunakan dalam Alkitab
untuk melambangkan kerajaan Allah. Yerusalem dan bait Allah juga melambangkan
kerajaan Allah yang kelihatan. Demikianlah, bagi Yakub dan keluarganya yang harus
meninggalkan Tanah Kanaan, hal itu serupa dengan meninggalkan kerajaan Allah.
Juga, diusir dari Yerusalem, dan mengetahui bahwa bait Allah sudah dihancurkan,
hal itu serupa dengan diusir keluar dari kerajaan Allah. Tetapi apa yang
melambangkan kerajaan Allah pada tahun 1994? Kita tahu bahwa sepanjang masa
kerja gereja, semua gereja setempat melambangkan kerajaan Allah karena mereka
adalah institusi ilahi yang ditetapkan oleh Allah untuk mewakili kerajaan Allah.
Mareka adalah para penjaga Alkitab dan mereka memiliki tanggung jawab untuk
menyebarluaskan Injil ke seluruh dunia.
Masa kesusahan besar dalam pengalaman Yakub (Kisah Para Rasul 7:11,12)
meliputi tujuh tahun kelaparan, tetapi pada masa itu, hal yang terburuk terjadi pada
dua tahun terakhir, ketika Yakub harus meninggalkan tanah perjanjian (1877 SM).
Ketika Yakub dan keluarganya diperintahkan untuk meninggalkan Tanah Kanaan,
hal itu serupa seperti diperintahkan untuk meninggalkan kerajaan Allah. Tak ada hal
yang lebih menyakitkan daripada hal itu. Itu berarti bahwa tanah perjanjian, Tanah
Kanaan, telah diserahkan kepada orang-orang kafir yang berasal dari kerajaan Iblis.
Oleh karena itu, secara simbolis, hal itu bermakna seperti kepada Iblis telah diberikan
kekuasaan untuk memerintah dalam kerajaan Allah. Oleh karena itu, tahun 1877
SM merupakan sebuah tahun yang menyedihkan dan mengerikan.
Sama seperti itu, pengalaman Israel yang paling mengerikan selama 70 tahun
adalah pada tahun 587 SM, ketika Yerusalem dan bait Allah, yang juga melambangkan
kerajaan Allah, dihancurkan. Pada tahun itu, atas perintah Allah, bait Allah dan
Yerusalem dihancurkan oleh raja Babel, yang melambangkan Iblis (Yesaya 14). Sekali
lagi, hal itu seperti kerajaan Allah di dunia telah berakhir.
Dua peristiwa bersejarah ini melambangkan apa yang terjadi dalam tahun
Yobel, tahun 1994. Selama 1.995 tahun gereja di seluruh dunia merupakan lambang
dari kerajaan Allah, bahkan sama seperti Tanah Kanaan pada masa Yakub dan seperti
Yehuda, tanah Israel, Yerusalem, dan bait Allah pada masa Israel.
Kita akan mendapati bahwa beberapa waktu sebelum tahun 1994, Allah
telah selesai menggunakan gereja-gereja setempat untuk melambangkan kerajaan
Allah. Demikianlah tahun Yobel 1994 yang mengagumkan merupakan sebuah tahun
yang mengerikan bagi gereja-gereja. Di seluruh dunia, Allah sekali lagi sedang
menyelamatkan orang-orang yang tak terhitung banyaknya, namun pada saat itu
gereja-gereja tetap berada di bawah pengaruh kekuasaan rohani Iblis. Sebenarnya,
Allah sudah selesai menggunakan gereja-gereja untuk mewakili kerajaan Allah.

41
Situasinya sama seperti pada tahun 1877 SM, ketika Tanah Kanaan berada di bawah
kekuasaan sepenuhnya dari orang kafir dan juga pada tahun 587 SM, ketika tanah
Yehuda berada di bawah kekuasaan raja Babel.
Tahun 1877 SM membagi masa kesusahan besar yang dialami Yakub
menjadi dua bagian, sama seperti tahun 587 SM membagi 70 tahun masa kesusahan
besar menjadi dua bagian. Jadi, demikian juga, masa kesusahan besar pada masa
kita dibagi menjadi dua bagian pada tahun 1994, ketika menjadi jelas bahwa Allah
untuk selamanya menutup penggunaan gereja-gereja untuk mewakili kerajaan Allah.
Karena dua masa kesusahan besar yang terdiri dari tujuh dan tujuh puluh
tahun merupakan pola masa kesusahan besar yang terjadi saat ini, kita dapat berharap
bahwa masa kesusahan besar saat ini juga akan berhubungan erat dengan angka
tujuh. Kita sudah menemukan bahwa bagian pertama dari masa kesusahan besar
kelihatannya berhubungan erat dengan 2.300 hari seperti yang tertulis dalam Daniel
8. Karena pengalaman masa kesusahan besar yang dialami Yakub mencakup tujuh
tahun dan pengalaman masa kesusahan besar yang dialami Yehuda berlangsung selama
tujuh tahun, kita dapat berharap bahwa jumlah waktu keseluruhan dari masa kesusahan
besar saat ini juga akan menonjolkan angka tujuh. Itu mungkin berjumlah 7000 hari
atau kemungkinan 7 X 12 X 100, yang sama dengan 8.400 hari. Secara rohani,
jumlah 100 menyatakan “kelengkapan” dan angka 12 menyatakan “kepenuhan”.
Kemudian kita akan mendapati bahwa masa kesusahan besar akan berlangsung selama
8.400 hari (23 tahun) dan ini dibuktikan secara kuat dengan banyak keterangan
tambahan dari Alkitab. Yang mengherankan, 23 tahun tepatnya berjumlah 8.400
hari dan angka 23 sangat sering disamakan dengan murka Allah.
Selanjutnya, kita akan mencatat bahwa kesejajaran yang ada antara
pembagian menjadi dua tahap dari 7 tahun, 70 tahun, dan 8.400 hari. Sebagaimana
telah kita pelajari, masa kesusahan besar selama 7 tahun yang dialami Yakub dibagi
menjadi dua bagian. Pengalaman yang menakutkan ketika meninggalkan Tanah
Kanaan terjadi pada dua tahun terakhir dari tujuh tahun masa kesusahan besar
(Kejadian 45:6-8). Oleh karena itu, bagian pertama adalah dua pertujuh, atau 28.6
% dari keseluruhan masa itu. Demikian juga, masa kesusahan besar yang dialami
Yehuda dimulai sejak tahun 709 SM ketika Raja Yosia mati dan dilanjutkan sampai
tahun 539 SM ketika Babel diduduki oleh bangsa Media dan Persia. Masa 70 tahun
ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah 22 tahun. Dua puluh dua
adalah 31.4% dari masa 70 tahun.
Ingatlah, masa kesusahan besar Yakub dan masa kesusahan besar Yehuda
merupakan pola dari masa kesusahan besar masa kini. Oleh karena itu, kita dapat
berharap bahwa bagian pertama dari masa kesusahan besar pada masa kini juga
akan berakhir sampai pada hitungan 28.6% atau 31.4% dari keseluruhan kurun
waktu dari masa kesusahan besar. Sesungguhnya, kita mendapati bahwa 2.300 hari
adalah 27.4% dari 8.400 hari. Kita dapat melihat kesejajaran yang ada dengan
kedekatan dari 27.4% sampai 28.6% dan 31.4%. Kemudian kita akan mendapati
banyak bukti dalam Alkitab yang memperlihatkan kepada kita bahwa pembagian
sementara dari 2.100 hari sebagai bagian pertama dari jumlah keseluruhan masa
kesusahan besar selama 8.400 hari adalah sangat tepat.
Demikianlah, kita belajar bahwa 8.400 hari mengandung angka 7 (7 X 12
X 100). Jumlah hari itu juga kelihatannya dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama

42
mencakup kira-kira 30% dari keseluruhan waktunya. Dan karena 23 tahun, yang
dalam Alkitab sering disamakan dengan murka Allah, sebenarnya panjangnya 8.400
hari, maka kita mendapat dorongan kuat untuk mempercayai bahwa tepatnya masa
kesusahan besar adalah 8.400 hari.

Kita membaca dalam 1 Petrus 4:17:

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada


rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya
dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

Dalam ayat ini, Allah sedang berbicara tentang masa persiapan bagi
pengadilan Allah yang akan datang, dan itu akan dimulai pertama-tama pada gereja-
gereja setempat. Oleh karena itu, periode waktu 8.400 hari (23 tahun) kemungkinan
adalah periode waktu tersebut.
2.300 hari yang berhubungan erat dengan bagian pertama dari masa
kesusahan besar mungkin juga berhubungan erat dengan Wahyu 8:1, di mana kita
membaca:

Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ke-tujuh, maka
sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Waktu kira-kira “setengah jam lamanya” merupakan suatu waktu ketika


seluruh dunia dan dalam semua gereja, benar-benar tak seorang pun yang
diselamatkan. Kita dapat mengetahui hal ini karena kita membaca dalam Lukas
15:10:

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada


malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.

Ketika tidak ada orang yang diselamatkan, ada keheningan di surga karena
tidak ada sukacita.
Demikianlah, kita mendapati bahwa pada akhir masa kerja gereja, ada kurun
waktu 8.400 hari (23 tahun) yang diawali dengan masa 2.300 hari, ketika seluruh
dunia, dan terutama gereja-gereja, dipersiapkan untuk hari pengadilan.
Itulah sebabnya kita membaca, misalnya, dalam Wahyu 13:7 dan 8 tentang
seekor binatang buas (yang menggambarkan Iblis) yang keluar dari dalam laut (murka
Allah) dan yang mengalahkan orang-orang kudus (mengusir mereka dari gereja) dan
juga menguasai dunia.
Akan tetapi, sebagaimana telah kita catat, tahun 1994 merupakan sebuah
tahun Yobel, pada saat mana Roh Kudus dicurahkan secara besar-besaran (Yehezkiel
39:25-29, Yoel 2:28-32), yang merupakan saat terakhir dari penginjilan dunia secara
besar-besaran. Kita cenderung untuk percaya bahwa ini berarti bahwa gereja-gereja
akan sekali lagi digunakan oleh Allah. Akan tetapi, sementara kita mempelajarinya,
gereja-gereja setempat yang ada di seluruh dunia dilambangkan oleh bait Allah, dan

43
Allah memastikan kita bahwa saatnya akan tiba ketika bait Allah akan dihancurkan
dan tak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain (Matius
24:1-3). Kita tidak memperoleh keterangan di mana pun bahwa bait Allah itu, yang
dibicarakan dalam kitab Matius 24, akan dibangun kembali setelah dihancurkan.
Maksudnya, Allah tidak akan pernah lagi menggunakan gereja mana pun untuk
menyebarkan Injil yang sejati kepada dunia.
Masa kesusahan besar berlangsung selama 8.400 hari, tepatnya selama 23
tahun penuh. Ini berarti bahwa mulai sejak tahun 1994, tahun Yobel, Allah
menggunakan beberapa metode lain untuk mengabarkan Injil kepada dunia. Ia tidak
lagi menggunakan jemaat-jemaat setempat. Maksudnya, tahun 1994 merupakan
sebuah tahun yang sangat indah tentang pembaruan dari penjangkauan Injil ke seluruh
dunia, tetapi bagi jemaat-jemaat setempat, itu merupakan sebuah tahun yang
mengerikan. Hal ini demikian karena semua gereja akan terus ada sampai akhir dari
8.400 hari masa kesusahan besar tetapi mereka berada di bawah murka Allah.

Tanggal tentang Berakhirnya Masa Kerja Gereja

Keterangan yang kita selidiki sejauh ini meyakinkan kita bahwa tahun Yobel
1994 merupakan akhir dari masa 2.300 hari, pada saat mana sebenarnya tak seorang
pun diselamatkan di mana pun di seluruh dunia. Fakta itu menolong kita menemukan
tanggal tentang akhir masa kerja gereja, yang harus bersamaan waktunya dengan
awal dari masa 23 tahun (8.400 hari) masa kesusahan besar.
Kurun waktu 2.300 hari adalah beberapa bulan lebih panjang dari enam
tahun. Oleh karena itu, akhir dari zaman gereja pasti telah terjadi enam tahun lebih
awal daripada tahun 1994. Demikianlah, saat itu pastilah sudah terjadi pada tahun
1988.
Untuk menemukan hari yang tepat pada tahun 1988 ketika masa kerja gereja
berakhir, kita harus ingat bahwa masa kerja gereja dihubungkan dengan hari upacara
dari hari raya panen, yang juga disebut hari Pentakosta. Hari raya itu dirayakan
pada hari Minggu, yaitu tujuh minggu setelah hari Sabtu pertama (Sabat hari ketujuh),
yang tiba setelah hari raya Paskah. Pada hari itulah hasil panen pertama/buah-buah
sulung dibawa ke bait Allah. Hal ini mengantisipasi penyerahan hasil panen, dari
seluruh dunia, hasil panen pertama dari orang-orang percaya sejati yang dibawa
masuk ke dalam kerajaan Allah. Awal secara resmi dari masa kerja gereja adalah
pada hari Pentakosta tahun 33. Pada hari itu, bila dicocokkan dengan penanggalan
kita, jatuh pada tanggal 22 Mei tahun 33.
Secara rohani sementara hari Pentakosta tiba setiap tahun, hal itu mengacu
kepada kesinambungan dalam mempersembahkan buah-buah sulung untuk setahun
lagi. Akan tetapi, pada tahun 1988, penyerahan buah-buah sulung yang telah
disamakan dengan Pentakosta sudah berakhir. Karena pada tahun 1988, Pentakosta
jatuh pada tanggal 22 Mei, hari terakhir dari masa kerja gereja akan berlangsung
satu hari sebelum tanggal 22 Mei, yaitu tanggal 21 Mei. Yang membuat orang ingin
tahu, ini berarti bahwa masa kerja gereja, yang resminya dimulai sejak 22 Mei tahun
33, dan berlanjut terus dari tahun 33 sampai tahun 1988, adalah sama dengan 1.955
tahun penuh, tepat sampai kepada harinya. Ini merupakan sebuah petunjuk lain
tentang ketepatan jadwal waktu sejarah Allah.

44
Demikianlah, 21 Mei 1988, merupakan akhir resmi dari masa kerja gereja
dan awal resmi dari masa kesusahan besar. 2.300 hari dari tahap pertama dari masa
kesusahan besar kemudian akan berakhir pada tanggal 7 September 1994. Yang
penting, 7 September 1994 menurut penanggalan hari raya Alkitab, adalah Tishri 1,
yang dalam Alkitab juga disebut sebagai hari raya Yobel. Ingatlah kata “Yobel”
memiliki segala sesuatu yang berhubungan dengan penyebaran Injil kepada dunia.
Setelah periode 2.300 hari, ada periode 6.100 hari (8.400 – 2.300 = 6.100)
sisa periode dari 23 tahun (8.400 hari) dari masa kesusahan besar. Oleh karena itu
masa 6.100 hari itu akan berakhir tanggal 21 Mei 2011.
Sebelumnya kita mempelajari bahwa hari terakhir dari keberadaan bumi
ini, sebagaimana ditunjukkan dengan perayaan hari raya Pondok Daun (hari raya
Alkitab) adalah 21 Oktober 2011. Demikianlah, setelah masa kesusahan besar harus
ada masa akhir yang terdiri dari 153 hari, yang akan kita dapati adalah hari
penghakiman, ketika Allah menyelesaikan proses penghukuman-Nya terhadap orang
yang tidak diselamatkan.
Karena belas kasihan Allah, kita mampu menemukan jadwal waktu sejarah
menurut Alkitab sepanjang jalan sampai pada akhir dunia. Kita akan memperlihatkan
sekarang bagaimana Alkitab memberikan banyak bukti tentang ketepatan jadwal
waktu ini.
Sebuah aturan dasar yang sangat menolong dalam upaya ini ialah apa yang
ditetapkan dalam Kolose 2:16,17, di mana Allah menyatakan:

Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu


mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru
ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Dalam ayat-ayat yang sangat memberikan pencerahan ini, Allah menyatakan


prinsip yang menyatakan bahwa waktu perayaan dari pelbagai hukum upacara
menunjuk kepada dan berhubungan dengan waktu tentang hal-hal yang akan datang.
Oleh karena itu, kita langsung memahami mengapa Yesus, Anak Domba Allah,
disalibkan pada hari ke-14 dari bulan pertama (Nisan 14) dalam penanggalan Alkitab,
yaitu hari Paskah. Kita juga dapat memahami mengapa Roh Kudus dicurahkan dan
masa kerja gereja dimulai tujuh minggu kemudian, pada suatu hari ketika bangsa
Israel merayakan hari raya Pentakosta.
Sebuah nubuatan Alkitab lainnya yang sangat membantu yang kita telah
pelajari sebelumnya adalah Markus 13:28,29, di mana Allah memerintahkan kita:

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila


ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa
musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu
terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang
pintu.

Bangsa Israel sering dilambangkan dalam Alkitab dengan pohon ara. Setelah
lama tidak memiliki daerah atau identitas kebangsaan selama hampir 2000 tahun,

45
Israel secara menakjubkan sekali lagi menjadi sebuah bangsa yang kuat di dalam
dunia. Peristiwa yang gemilang ini telah dikenali dengan benar oleh para guru Alkitab
sebagai penggenapan dari nubuatan Markus 13. Karena peristiwa ini terjadi pada
tanggal 14 Mei 1948, kita diajarkan oleh ayat-ayat ini bahwa semua peristiwa yang
dinyatakan dengan singkat dalam Markus 13 akan segera terjadi kemudian, dalam
tahun-tahun setelah 1948.
Sebuah petunjuk bermanfaat lainnya yang dapat menolong kita menemukan
jadwal waktu menuju kesudahan dunia ialah kenyataan bahwa tahun 1994 merupakan
sebuah tahun Yobel. Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa Yesus, yang
merupakan intisari dari Yobel, dilahirkan pada tahun 7 SM, yang merupakan sebuah
tahun yobel. Ingatlah Yobel menekankan bahwa kebebasan (keselamatan) harus
diberitakan kepada dunia.
Sebuah penelitian yang sangat saksama tentang Markus 13 dan pasal-pasal
yang sejajar seperti Matius 24 dan Lukas 17 dan Lukas 21, menunjukkan bahwa
peristiwa-peristiwa berikutnya yang akan terjadi sementara Allah menutup sejarah
dunia.

1. Suatu saat akan tiba ketika semua gereja di seluruh dunia, yang
dilambangkan sebagai bait Allah, akan berakhir. “Tidak satu batu pun di sini akan
dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan” (Matius
24:2). Mereka akan dikalahkan oleh Iblis yang disebut sebagai “kebencian yang
mendatangkan kebinasaan itu” (Matius 24:15).10

2. Ini akan menjadi suatu masa kesusahan besar ketika orang-orang percaya
sejati diusir dan atau diperintahkan untuk meninggalkan gereja mereka. Itu akan
menjadi suatu saat bagi kemurtadan dalam gereja, sementara Iblis datang ke dalam
banyak gereja dengan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat palsu (Matius
24:24).

3. Masa kesusahan besar itu dilambangkan dengan tujuh tahun masa


kesusahan besar yang dialami Yakub ketika dalam tahun 1877 SM, ia diperintahkan
Allah untuk meninggalkan tanah perjanjian, Kanaan, dan pergi untuk berdiam di
Mesir.

4. Hal itu juga dilambangkan dengan periode 70 tahun. Dari tahun 609 SM
sampai dengan 539 SM, ketika Yehuda menderita di bawah murka Allah. Ini adalah
periode 70 tahun dari 609 SM, ketika Yosia, raja baik yang terakhir, mati dibunuh,
sampai tahun 539 SM, ketika Babel dikalahkan oleh bangsa Media dan Persia,
sehingga mengizinkan orang-orang buangan Yahudi kembali ke Yerusalem. Di
tengah-tengah saat yang menakutkan itu yang dialami umat Israel, pada tahun 587
SM, Yerusalem dan bait Salomo yang sangat indah dihancurkan sama sekali oleh
bangsa Babel.

10
Anda dapat meminta untuk dikirimi buku gratis berjudul Akhir Masa Kerja Gereja and
Sesudahnya dan Gandum dan Lalang, yang memberikan banyak keterangan Alkitab mengenai
akhir masa kerja gereja

46
5. Sampai pada tingkatan tertentu, kita dapat mencatat bahwa hal itu juga
dilambangkan dengan periode tujuh bulan ketika kemah suci berada di Silo dan
tabut perjanjian direbut oleh orang Filistin dan dibawa ke tanah mereka. Hal ini
terjadi pada tahun 1068-1067 SM.

Demikianlah, angka 7 muncul menjadi sangat dekat dengan keberlangsungan


masa kesusahan besar yang kita baca dalam Matius 24.
Kita telah mempelajari bahwa dalam segala kemungkinannya, angka 23
dihubungkan dengan periode masa kesusahan besar. Berulang-ulang, angka ini
digunakan di dalam Alkitab untuk menyatakan murka Allah, dan periode masa
kesusahan besar secara pasti merupakan suatu waktu ketika Allah sedang
mempersiapkan gereja-gereja dan dunia untuk menghadapi murka Allah, yang akan
segera datang setelah periode ini berakhir. Angka 7 dan 23 keduanya menjadi sangat
berkaitan ketika kita menemukan bahwa tepatnya 8.400 hari yang sama dengan 23
tahun penuh. Angka 8.400 sama dengan 7 X 12 X 100, sehingga mengizinkan angka
7 dan 23 menjadi bagian dari 8.400 hari, yaitu 23 tahun, periode masa kesusahan
besar.
Kita mendapati bahwa masa kesusahan besar selama 8.400 hari ini dibagi
menjadi dua tahap. Menurut apa yang kita pelajari dari Wahyu 8:1, selama tahap
pertama, sesungguhnya tak seorang pun diselamatkan di mana pun di dunia. Kita
mengenal bagian pertama dengan 2.300 pagi dan sore dalam Daniel 8:13,14.
Kita mendapati bahwa selama tahap kedua dari masa kesusahan besar,
sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung jumlahnya, diselamatkan di seluruh
dunia (Wahyu 7:9-14). Ini akan berlangsung sepenuhnya di luar ruang lingkup gereja,
yang akan tetap berada di bawah murka Allah.
Kita juga mendapati bahwa hari raya upacara Pondok Daun (hari raya
Alkitab) yang harus menjadi suatu bayangan dari hal-hal yang akan datang, dikenali
dengan hari kiamat. Karena hari kiamat harus dihubungkan dengan akhir dunia, maka
waktu alkitabiah dari hari raya Pondok Daun harus juga dihubungkan dengan akhir
dunia.
Satu lagi keterangan yang lebih sulit yang harus diingat dan itu adalah
pernyataan Markus 13:24-26, di mana kita membaca:

Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap
dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari
langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang
akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala
kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Kita masih harus belajar lebih banyak lagi tentang periode ini.
Kesimpulan dari semua yang telah kita temukan sejauh ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa perkembangan dari peristiwa-peristiwa menuju persiapan akhir
dunia akan muncul sebagai berikut:

1. Masa kerja gereja, yang dimulai sejak tahun 33, akan berakhir beberapa
saat setelah 1948, ketika bangsa Israel sekali lagi menjadi sebuah negara yang hidup
di antara bangsa-bangsa di dunia.

47
2. Karena masa kerja gereja mulai pada hari Pentakosta, dan zaman itu
dihubungkan dengan Pentakosta, maka persembahan buah-buah sulung dari masa
panen raya, akhir resmi dari masa kerja gereja, haruslah suatu hari sebelum Pentakosta
dalam tahun mana pun masa kerja gereja akan berakhir.

3. Karena tahap akhir dari masa kesusahan besar harus dihubungkan dengan
sejumlah besar orang banyak yang diselamatkan, maka tahap akhir itu harus dimulai
pada tahun 1994, yang merupakan sebuah tahun Yobel.

4. Karena bagian pertama dari masa kesusahan besar harus dihubungkan


dengan 2.300 hari dalam Daniel 8, maka sesungguhnya tak seorang pun akan
diselamatkan, pada awal masa kesusahan besar, yang waktunya harus bersamaan
dengan akhir dari masa kerja gereja, yang harus terjadi dalam tahun 1988 (2.300
hari sama dengan enam tahun lebih).

5. Karena akhir secara resmi dari masa kerja gereja seharusnya terjadi sehari
sebelum hari Pentakosta pada tahun 1988, kami mendapati bahwa hari Pentakosta
jatuh pada tanggal 22 Mei. Oleh karena itu, akhir dari masa kerja gereja dan awal
dari masa kesusahan besar pastilah telah terjadi pada tanggal 21 Mei 1988.

6. Karena tahap awal dari masa kesusahan besar, yang selama waktu itu
sesungguhnya tak seorang pun dapat menjadi selamat, haruslah 2.300 hari, kemudian
2.300 hari setelah 21 Mei 1988, membawa kita kepada tanggal 7 September 1994.
Dan hari itu pastilah merupakan hari awal dari masa panen raya dari orang-orang
yang menjadi selamat pada masa sisa 6.100 hari dari 8.400 hari (23 tahun penuh)
masa kesusahan besar.

7. Akhir dari 6.100 hari setelah 7 September 1994 adalah 21 Mei 2011,
yang pasti adalah akhir dari masa kesusahan besar.

8. Pada tahun 2011, apakah hari terakhir dari hari raya Pondok Daun (hari
raya Alkitab)? Kita telah mempelajari bahwa saat itu terjadi pada tanggal 21 Oktober
2011. Demikianlah, ada lima bulan, yang terdiri dari 153 hari dalam penanggalan
kita, dan selama itu peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam kitab Markus 13:24-27
pasti akan berlangsung. Sesungguhnya, kita bersemangat bahwa kemungkinan kita
telah tiba pada suatu pemahaman yang benar tentang penyingkapan peristiwa-
peristiwa yang menuju kepada akhir dunia. Dalam Wahyu 9, Allah berbicara tentang
suatu periode yang berlangsung selama lima bulan yang dihubungkan dengan saat
ketika matahari menjadi gelap dan penghakiman dimulai. Dan 153 hari, dari 21 Mei
sampai dengan 21 Oktober, jumlahnya tepat lima bulan.

48
BAB 5
Apakah Pemahaman Kita tentang Jadwal
Waktu Sejarah Tepat?
Tetapi kini muncul pertanyaan utama. Sejelas apakah kita berada dalam
jadwal waktu ini? Ini adalah sebuah topik yang sangat mengagumkan, yang pastinya
kita ingin agar Allah memberikan lebih banyak keyakinan, jika itu sesungguhnya,
suatu pemahaman yang berdasarkan bukti-bukti yang kuat tentang jadwal waktu dari
akhir dunia.
Alkitab mencatat sebuah peristiwa yang mengejutkan yang terjadi yang
merupakan pusat dari rencana keselamatan Allah. Itu adalah kematian dan
kebangkitan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Jika kita tidak sepenuhnya yakin bahwa
Kristus telah dibangkitkan sebagai bukti bahwa Ia telah membayar lunas dosa umat
pilihan, maka kita akan ditinggalkan dalam keraguan mengenai keseluruhan program
keselamatan.
Untuk memberikan keyakinan tersebut, kita membaca dalam Kisah Para
Rasul 1:1-3:

Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala
sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia
terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus
kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan
diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda
Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia
berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka
tentang Kerajaan Allah.

Dan Allah berkata dalam 1 Korintus 15:3-8 demikian:

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa


yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan,
dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan
Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan
kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia
menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus;
kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi
beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan
diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling
akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti
kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa adalah maksud Allah bahwa fakta
tentang kebangkitan Kristus tak perlu diragukan. Siapa pun yang bersikeras

49
menyangkali kenyataan yang mengagumkan ini hanyalah bijak menurut pikirannya
sendiri, dan ia pikir ia lebih tahu daripada Allah.
Yang mengherankan, sementara Allah membuka mata kita kepada jadwal
dari peristiwa-peristiwa menjelang hari terakhir dalam sejarah dunia, Allah juga
memberikan banyak bukti yang meyakinkan kita bahwa kita secara benar memahami
pewaktuan yang tepat dari peristiwa-peristiwa menjelang akhir dunia dalam sejarah
bumi.

Sejauh ini kita sudah menemukan secara singkat tentang waktu dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang akhir dunia ini. Karena semua hal ini
begitu pentingnya, kita akan sekali lagi menyimpulkannya. Kita sudah mengetahui
tanggal-tanggal berikut ini:

1. Penyaliban Yesus terjadi pada tanggal 14 bulan pertama tahun 33. Ini
adalah Nisan 14, tahun 33, menurut penanggalan Alkitab dan adalah 1 April tahun
33, menurut penanggalan modern kita.

2. Masa kerja gereja secara resmi mulai pada hari Pentakosta berikutnya,
yaitu tanggal 22 Mei tahun 33.

3. Masa kerja gereja sudah berakhir dan masa kesusahan besar selama 8.400
hari dimulai satu hari sebelum hari Pentakosta, yaitu tanggal 21 Mei 1988.

4. 2.300 hari bagian pertama dari masa kesusahan besar dimulai pada tanggal
21 Mei 1988 dan berakhir pada tanggal 7 September 1994.

5. Bagian kedua dari masa kesusahan besar yang terdiri dari 6.100 hari
(8.400 – 2.300 = 6.100), dimulai pada tanggal 7 September 1994 dan berakhir pada
tanggal 21 Mei 2011.

6. Lima bulan terakhir dari sejarah bumi akan dimulai pada tanggal 21 Mei
2011 dan akan berakhir pada tanggal 21 Oktober 2011.

Sejauh ini kita telah menemukakan kerangka dasar dari urutan waktu yang
penting yang mengarah kepada akhir dunia. Kita juga sudah memperlihatkan
keterangan Alkitab yang menyebabkan kita tiba pada keterangan tentang jadwal waktu
ini.
Tetapi sekarang kita ingin menyelidiki tanggal-tanggal yang dinyatakan
dalam kerangka waktu itu dari sudut pandang keterangan lain yang dapat diberikan
Alkitab kepada kita. Kita akan menemukan bahwa Allah telah memberikan begitu
banyak keterangan tambahan yang dapat kita ketahui, sehingga tanpa keraguan apa
pun, ini merupakan benar-benar suatu jadwal waktu yang tepat. Kita akan
mengemukakan butir demi butir untuk memperlihatkan betapa ketatnya pola waktu
ini sesuai satu sama lain.
Kita akan mulai dengan masa kerja gereja, yang dimulai sejak tanggal 22
Mei tahun 33 dan berakhir tanggal 21 Mei 1988. Rentang waktu dari masa kerja

50
gereja mencakup baik tanggal 22 Mei tahun 33 maupun tanggal 21 Mei tahun 1988.
Ini berarti hal itu berlangsung terus selama suatu periode 1.955 tahun (1988 – 33 =
1.955) tepat sampai pada hari itu. Frase “tepat pada hari itu” selaras secara sempurna
dengan ketepatan dari cara kerja Allah di masa lalu. Misalnya, bangsa Israel berada
di Mesir selama 430 tahun “tepat pada hari itu juga” (Keluaran 12:40,41). Hal itu
juga dapat diperlihatkan dari keterangan dari sejak Israel meninggalkan tanah Mesir
sampai saat Israel tiba di Sungai Yordan untuk persiapan penyeberangan, berlangsung
tepat 40 tahun sampai kepada harinya.
Selanjutnya, karena Kristus berbicara melalui perumpamaan-perumpamaan,
kita akan melihat ciri-ciri yang unik dari 1.995 tahun ini. Ingatlah, sebuah
perumpamaan adalah sebuah kisah duniawi dengan makna surgawi. Jadi, kata-kata
atau angka-angka (yang juga adalah kata-kata), dapat memiliki makna duniawi,
harafiah, dan kata-kata ini juga mungkin memiliki makna rohani. Jadi, sering angka
3 secara rohani menunjuk pada tujuan Allah. Ini mungkin adalah kesempatan yang
baik untuk sekali lagi menyatakan makna rohani yang sering ditekankan Allah melalui
penggunaan angka-angka.

2- Mereka yang telah diutus untuk memberitakan Injil

3- tujuan Allah

4- Batas yang paling luas dalam waktu atau dalam jarak yang terlihat
dalam pandangan Allah

5- Penebusan, yang menekankan baik penghakiman maupun


keselamatan

7- Penggenapan yang sempurna dari tujuan Allah

10- Kelengkapan dari apa pun yang ada dalam pandangan

11- Kedatangan Kristus yang pertama kalinya, 11.000 tahun setelah


penciptaan

12- Kepenuhan dari apa pun yang kelihatan

13- Akhir dunia, rincian dari apa yang sesungguhnya dimulai 13.000 tahun
setelah penciptaan

17- Surga

23- Murka atau penghakiman Allah

37- Murka atau penghakiman Allah

40- Ujian

51
43- Murka atau penghakiman Allah

Selanjutnya, kita telah mempelajari dari Alkitab bahwa jika sebuah angka
yang lebih besar dapat dipecah menjadi beberapa angka kecil, masing-masing angka
memiliki kepentingan rohani, yang dapat menolong kita memahami pesan rohani
dalam angka yang lebih besar. Kita dapat diyakinkan bahwa angka yang lebih besar
menyediakan suatu keterangan rohani yang berarti yang menolong kita memahami
isi di mana angka-angka tersebut ditemukan.
Prinsip ini diterapkan dalam 1.955 tahun dari masa kerja gereja. Angka
1955 dapat dipecah menjadi 5 X 17 X 23. Dan ketiga angka ini memiliki pengenalan
rohani yang kental dengan ciri-ciri rohani dari masa kerja gereja. Kita membaca
dalam 2 Korintus 2:14-16:

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami
di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan
keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami
adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang
diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir
kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama
bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup
menunaikan tugas yang demikian?

Ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa Injil membawa baik keselamatan


maupun kematian. Keselamatan sama dengan surga (17). Kematian sama dengan
murka Allah (23). Ingatlah bahwa angka 5 secara rohani sama dengan penebusan.
Demikianlah, 1.955 tahun dari masa kerja gereja, pada saat mana Injil harus
disebarluaskan ke seluruh dunia, dengan jelas sama dengan sifat dan ciri dari Injil:
1.955 = 5 X 17 X 23. Dengan demikian, 1.955 tahun dari masa kerja gereja dibangun
di atas penebusan (5), yang dapat memberikan surga (17), dan mendatangkan murka
Allah (23). Apakah ini suatu kebetulan? Sama sekali bukan kebetulan. Hal itu
sesuai secara sempurna dengan prinsip yang baru saja kita jabarkan.

Hari Ulang tahun Dunia yang ke-13.000

Satu komentar lainnya harus diberikan dalam hubungannya dengan tahun


1988. Apakah suatu kebetulan bahwa 1988 merupakan ulang tahun dunia yang ke-
13.000? Kita telah mempelajari dari Alkitab bahwa dunia diciptakan pada tahun
11.013 SM. Jika kita menambahkan 11.013 dengan 1988 dan dikurang angka 1
(karena tidak ada tahun nol ketika terjadi perpindahan dari penanggalan Perjanjian
Lama kepada penanggalan Perjanjian Baru), jumlahnya adalah 13.000. Yang pasti
tahun akhir dari masa kerja gereja, yang secara tepat sama dengan hari ulang tahun
dunia yang ke-13.000, haruslah menunjukkan bahwa Allah sedang mengikuti suatu
rencana yang sudah diatur sebelumnya dengan sangat tepat.
Keterangan ini menjadi sangat penting ketika kita menyadari bahwa sejak
tahun penciptaan (11.013 SM), sampai kepada tahun saat terjadinya air bah pada
zaman Nuh (4.990 SM), ketika penghakiman Allah menimpa seluruh dunia, jumlah

52
tepatnya ialah 6.000 tahun ditambah 23 tahun. Ingatlah, angka 23 sering disamakan
dengan murka Allah. Demikian juga, sejak tahun 4.990 SM sampai kepada tahun
33, ketika Kristus menderita penghakiman Allah, jumlahnya ialah 5.000 ditambah
dengan 23 tahun. Kini kita telah belajar bahwa tahun 2011 merupakan tahun terakhir
dan 11.013 SM sampai tahun 2011 sama dengan 13.000 tahun di tambah dengan 23
tahun. Apakah semua ini merupakan kebetulan? Ingatlah, sejauh ini kita telah
menyimpulkan bahwa 2011 merupakan tahun yang terakhir karena kita memahami
bahwa kemungkinan besar masa kesusahan besar mungkin berlangsung selama 8.400
hari. Dan 8.400 hari adalah 23 tahun penuh. Dan 23 ditambahkan kepada 1988
menjadi 2011 sebagai akhir dari dunia.
23 tahun terakhir yang dimulai pada tanggal 21 Mei 1988 merupakan periode
masa kesusahan besar, yang merupakan awal dari proses penghakiman dari waktu-
akhir dunia. Hal ini penting bahwa 21 Mei 1988, merupakan akhir dari masa kerja
gereja, pada saat mana penghakiman masa kesusahan besar dimulai, dalam waktu
bersamaan dengan nubuatan Alkitab dalam 1 Petrus 4:17, “Karena sekarang telah
tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus
pertama-tama dihakimi.” Dengan demikian, kita telah mempelajari bahwa baik
tahun 1988 maupun tanggal 21 Mei 1988 sangat sesuai ke dalam perkembangan dari
jadwal waktu sejarah dunia.
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan penyingkapan jadwal waktu
Allah adalah tahun 1994. Kita telah mempelajari bahwa tanggal 7 September 1994,
tepatnya 2.300 hari setelah 21 Mei 1988. Ingatlah, kita sudah mencatat bahwa tahun
1994 merupakan sebuah tahun Yobel. Tahun itu merupakan sebuah tahun yang
memusatkan perhatian pada tujuan rohani Allah untuk menyebarkan Injil ke seluruh
dunia. Kini kita telah mempelajari bahwa 7 September 1994 merupakan hari pertama
dari bulan ketujuh (Tishri 1), dari penanggalan upacara Alkitab.
Tishri 1 merupakan hari raya upacara yang disebut “hari perhentian penuh
yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus [Yobel]”
(Imamat 23:24) dan itu merupakan “hari peniupan serunai bagimu” (Bilangan
29:1).11 Itu merupakan hari raya alkitabiah yang sama yang terjadi pada tahun 29
ketika secara resmi Yesus memulai karya-Nya sebagai Yobel atau Mesias. Pada hari
itulah Ia dinyatakan sebagai “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”
(Yohanes 1:29). Pada tahun 29, menurut penanggalan modern kita, jatuh pada tanggal
26 September. Dan menurut penanggalan Alkitab, hari itu adalah Tishri 1, yang
merupakan sebuah hari hari raya Yobel, sama seperti 7 September 1994, merupakan
sebuah hari raya Yobel.
Kata “Yobel” memiliki hubungan dengan proklamasi kemerdekaan kepada
dunia (Imamat 25:10). Itulah sebabnya mengapa “teruah” seharusnya diterjemahkan
sebagai “Yobel” dalam hubungannya dengan hari penebusan. Kristus adalah intisari
dari penebusan, sama seperti Ia juga adalah intisari dari Yobel. Dengan demikian,

11
Baik dalam Imamat 23:24 maupun Bilangan 29:1, Allah berbicara tentang hari raya dari hari
pertama dari bulan ketujuh. Dalam kedua ayat ini, kata Ibrani “teruah” diterjemahkan “meniup
serunai”. Beberapa kali dalam Alkitab, kata “teruah” diterjemahkan sebagai “teriakan” atau
“tanda bahaya” atau “suara”. Tetapi tidak pernah kata itu diterjemahkan “peniupan serunai”,
kecuali dalam kedua ayat ini. Akan tetapi, dalam Imamat 25:9, yang berbicara tentang hari
penebusan, kata itu diterjemahkan “hari raya Pendamaian”.

53
ketika Ia dinyatakan pada tanggal 26 September tahun 29, oleh Yohanes Pembaptis,
sebagaimana kita baca dalam Yohanes 1:29, “Lihatlah, Anak Domba Allah”, itu
merupakan suatu proklamasi yang mulai dinyatakan kepada dunia bahwa Kristus
adalah “Yobel” yang datang dengan Injil keselamatan.
Demikian juga dalam tahun Yobel 1994, pada tanggal 7 September, Injil
sekali lagi diproklamasikan ke seluruh dunia. Dan baik pada tanggal 26 September
tahun 29 maupun 7 September 1994, hari upacara Alkitab merupakan hari pertama
dari bulan ketujuh. Pastilah, bahkan sebagaimana “teruah” dengan benar
diterjemahkan sebagai “Yobel” dalam Imamat 29:9 dalam hubungannya dengan hari
penebusan, kita dapat melihat bahwa dalam Imamat 23:2 dan Bilangan 29:1, yang
berbicara tentang “hari raya” dan “hari peniupan serunai”, kita harus memahami
bahwa istilah itu seharusnya diterjemahkan “hari peringatan Yobel”. Oleh karena
itu, hari raya ini, yang disebut oleh para ahli teologi sebagai “hari raya peniupan
serunai” seharusnya disebut “hari raya Yobel”.
Ingatlah, kita mempelajari bahwa 7 September 1994 mengakhiri 2.300
hari tahap pertama dari 8.400 hari periode masa kesusahan besar. Pada tanggal 7
September 1994, sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung banyaknya, di
seluruh dunia, mulai datang memasuki kerajaan Allah. Itu merupakan sebuah hari di
mana, untuk kedua kalinya dalam sejarah dunia, Roh Kudus dicurahkan. Jika ada
hari lain selain 7 September dalam tahun 1994, hal itu tidak disamakan dengan hari
raya bulan baru dari Tishri 1, yang disebut sebagai “bayangan dari apa yang harus
datang” (Kolose 2:16,17). Peristiwa yang mulia ini, hari raya upacara dari 7
September 1994 (Tishri 1, 1994), membayangi dan sebenarnya memulai 6.100 hari
dari periode akhir dari keselamatan.
Namun tahun 1994, di mana Allah memulai keselamatan besar selama 6.100
hari terakhir di seluruh dunia, juga merupakan sebuah tahun yang menakutkan bagi
semua gereja di seluruh dunia. Roh Kudus dicurahkan sehingga di luar lingkungan
gereja, yaitu sama sekali tidak tergantung dari gereja mana pun di seluruh dunia,
sejumlah besar orang, yang tak terhitung banyaknya, akan diselamatkan. Pada saat
yang bersamaan, di dalam gereja, proses penghakiman akan berlanjut. Iblis, yang
sudah ditempatkan di semua gereja pada awal masa kesusahan besar, akan terus
memerintah. Allah akan terus mengirimkan suatu “kesesatan atas mereka, yang
menyebabkan mereka percaya akan dusta” (2 Tesalonika 2:11). Allah akan terus
menyiapkan mereka yang ada di dalam gereja untuk menerima penghukuman.
Ini merupakan sebuah kisah yang sangat menakutkan bagi gereja-gereja.
Mereka sendiri tidak mengenali hal ini. Mereka percaya mereka setia melayani
Kristus. Namun Alkitab memberikan kita kebenaran. Tidak akan pernah ada lagi
kemungkinan keselamatan terjadi di bawah wewenang sebuah gereja setempat.
Ingatlah, sebelumnya dalam pelajaran ini, kita telah menekankan keadaan
mereka yang sangat menyedihkan, sementara kita menyelidiki pola waktu periode
sejarah dari masa kesusahan besar yang dijabarkan dalam Alkitab. Pada tahun 1879
SM, Yakub mulai mengalami masa kesusahan besar (Kisah Para Rasul 7:11) karena
terjadi suatu kelaparan dahsyat di daerah tersebut. Dua tahun kemudian, pada tahun
1877 SM, Yakub diperintahkan untuk pergi dengan seluruh anggota keluarganya ke
Mesir untuk berdiam di sana. Mereka harus meninggalkan tanah perjanjian yang
telah diberikan kepada bapa leluhur orang Yahudi Abraham, kakeknya, 215 tahun

54
sebelumnya. Karena Tanah Kanaan melambangkan kerajaan Allah, mereka seolah-
olah diperintahkan untuk meninggalkan Kerajaan Allah. Bahkan sebagaimana pada
tahun 1988 Allah menyerahkan gereja-gereja kepada kekuasaan Iblis; jadi, begitu
juga, pada tahun 1877 SM, tanah perjanjian, tanah Kanaan, diserahkan kepada orang-
orang jahat di dunia untuk memerintah di situ. Sesungguhnya saat itu merupakan
saat kesusahan besar.
Allah menghubungkan masa kesusahan besar itu dengan masa kesusahan
besar dari gereja-gereja, ketika pada tahun 1994, adalah jelas bahwa Allah sudah
selasai berurusan dengan mereka, dan Allah sedang mempersiapkan mereka untuk
penghakiman. Sekali lagi, ketika kita menyelidiki angka-angka yang menghubungkan
masa kesusahan besar yang terjadi pada masa Yusuf kepada masa kesusahan besar
saat ini, kita mendapati penekanan lebih lanjut dari ciri-ciri rohani dari peristiwa-
peristiwa yang terpisah cukup lebar itu. Ketika kita menambahkan 1877 dengan
1994, dan mengurangi satu tahun, kita memperoleh jumlah 3.870 sebagai angka dari
tahun-tahun antara peristiwa-peristiwa yang tragis ini. Angka 3.870 dapat dipecah
menjadi 3 X 1.290, atau 10 X 3 X 3 X 43. Angka 43 biasanya mengacu kepada
penghakiman. Oleh karena itu, dua peristiwa itu dihubungkan bersama dengan angka
dari tahun-tahun ini, yang sama dengan tujuan Allah (3 X 3) yang lengkap (10)
untuk mendatangkan penghakiman (43). Adanya dua angka 3 di sini bukan hanya
sama dengan tujuan Allah, tetapi juga bahwa Ia akan membiarkannya berlalu
(Kejadian 41:32).
Kita telah belajar sebelumnya dalam pelajaran ini bahwa Allah juga
menghubungkan saat penghakiman yang menakutkan di dalam gereja-gereja, di mana
Iblis berkuasa saat ini, dengan masa kesusahan besar yang sangat kejam yang dialami
Israel selama 70 tahun. Peristiwa ini dimulai dengan kematian raja Yosia pada tahun
609 SM dan dilanjutkan selama 70 tahun, sampai raja Babel terbunuh pada tahun
539 SM. Tahun 587 SM merupakan sebuah tahun yang sangat menakutkan. Sejak
tahun 609 SM ketika Yosia, raja baik terakhir dari Israel dibunuh, Israel mulai semakin
tunduk kepada raja-raja kafir yang melambangkan Iblis yang menguasai gereja-gereja.
Akan tetapi, pada tahun 587 SM, Yerusalem sama sekali dihancurkan bersamaan
dengan bait Allah. Nubukadnezar, raja Babel yang kejam, yang melambangkan Iblis
dalam Alkitab, menjadi penguasa seutuhnya atas tanah Israel. Betapa mengerikan!
Peristiwa yang menyedihkan dan mengerikan ini juga merupakan sebuah
pola yang diberikan Allah tentang masa kesusahan besar pada masa ini. Peristiwa
ini juga dihubungkan dengan tahun 1994 tentang masa kesusahan besar saat ini dengan
jumlah tahun antara keduanya. Yerusalem dihancurkan pada tahun 587 SM. Jika
kita tambahkan 587 dengan 1994, dan dikurangi 1, jumlahnya adalah 2.580 yang
dapat dipecah menjadi 2 X 1.290 atau 10 X 3 X 2 X 43. Karena angka 2 secara
rohani menggambarkan mereka yang seharusnya memberitakan Injil, maka pesan
rohani dari waktu 2.580 ini ialah bahwa tujuan (3) sempurna (10) dari Allah terhadap
gereja-gereja, yang telah diperintahkan Allah untuk memberitakan Injil kepada dunia
(2), bahwa mereka akan masuk ke dalam penghakiman (43).
Yang menarik dan sangat bermanfaat, Allah menghubungkan tiga masa
kesusahan besar dari Yakub, Israel, dan masa kita saat ini melalui sebuah ayat dalam
Daniel 12:11, di mana Allah menyatakan:

55
Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa
kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan
puluh hari.

Karena kadang-kadang Alkitab menggunakan satu hari untuk menjabarkan


satu tahun (Yehezkiel 4:6), kita tahu kita dapat memahami hal ini sebagai 1.290
tahun. Ada 1.290 tahun antara masa kesusahan besar yang dialami Yakub pada
tahun 1877 SM dan masa kesusahan besar yang dialami Israel pada tahun 587 SM.
Demikian juga, ada 3 X 1.290 tahun antara masa kesusahan besar yang dialami
Yakub pada tahun 1877 SM dan masa kesusahan besar yang dialami gereja-gereja
pada tahun 1994. Demikian juga, ada 2 X 1.290 tahun antara masa kesusahan besar
yang dialami Israel pada tahun 587 SM dan masa kesusahan besar tahun 1994 pada
masa sekarang.
Perhatikanlah betapa ketatnya peristiwa-peristiwa ini bersesuaian bersama,
menunjukkan bahwa, sesungguhnya, pemahaman awal kita tentang penyingkapan
jadwal waktu sejarah menjadi sangat kuat selaras dengan bahasa Alkitab.
Garis penghubung waktu selanjutnya yang harus kita selidiki dengan
saksama adalah 21 Mei 2011, yang merupakan hari terakhir dari 8.400 hari, atau 23
tahun penuh, masa kesusahan besar. Ingatlah, kita telah mempelajari bahwa peristiwa
ini akan diikuti dengan masa 153 hari terakhir (5 bulan) yang akan berakhir pada
tanggal 21 Oktober 2011. Karena baik 21 Mei dan 21 Oktober terjadi pada tahun
2011, yang kita pelajari akan menjadi tahun terakhir dari keberadaan dunia, kita
seharusnya menyelidiki tahun tersebut secara saksama.

Satu Hari Sama dengan Seribu Tahun

Allah meminta perhatian kita kepada tahun tersebut dalam suatu cara yang
kuat. Dalam 2 Petrus 3:6, Allah berbicara tentang air bah yang menghancurkan
seluruh dunia pada zaman Nuh, dan di sana kita membaca:

dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan
oleh air bah.

Kemudian dalam ayat berikutnya, Allah berbicara tentang penghakiman


yang menakutkan yang akan terjadi pada akhir dari dunia. Kita membaca dalam
ayat 7:

Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara
dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-
orang fasik.

Seketika setelah kedua ayat ini, Allah memberikan suatu pernyataan yang
sangat mengusik rasa ingin tahu kita dalam 2 Petrus 3:8, di mana kita membaca:

Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh
kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti
seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

56
Apakah “satu hal” yang terlihat jelas ketika Allah menyatakan bahwa Ia
menginginkan semua umat pilihan, yang “dikasihi” Allah, untuk tidak melupakan
satu hal ini? Pastilah hal itu sangat penting dan Allah menekankan bahwa mereka
harus mengetahuinya. Hal yang satu ini seutuhnya berkaitan dengan waktu.
Allah berkata, “Satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun
sama seperti satu hari” Kita langsung melihat bahwa Allah sedang berbicara
tentang satu hal ini sampai dua kali. Pertama, Ia menyatakan, “Satu hari . . . sama
seperti seribu tahun.” Kemudian Ia mengulangi keterangan ini dengan mengatakan,
“Seribu tahun sama seperti seribu hari.” Hal ini selanjutnya sangat memperkaya
pentingnya kenyataan bahwa semua orang percaya sejati harus mengetahui dengan
pasti bahwa satu hari sama dengan seribu tahun.
Ingatlah, Firaun pertama kali bermimpi tentang tujuh lembu gemuk yang
menjadi kurus dan kemudian tentang tujuh bulir gandum yang kurus. Dalam hubungan
dengan peristiwa ini, Allah menetapkan sebuah prinsip Alkitab dalam Kejadian 41:32,
di mana kita membaca:

Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal
itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.

Hukum yang ditetapkan Allah dalam ayat ini ialah bahwa ketika Allah
menggandakan sebuah pernyataan, hal itu menggarisbawahi kebenaran mutlak dari
hal itu. Apa pun yang akan terjadi dijamin akan terjadi dan itu akan terjadi dalam
waktu singkat. Demikianlah, dengan menggandakan pernyataan bahwa satu hari
sama dengan seribu tahun, Allah sedang mengatakan kepada kita bahwa itu adalah
sesuatu yang sangat penting dan hal itu mutlak akan segera terjadi.
Akan tetapi, bagaimana hal itu berkaitan dengan isi dari 2 Petrus 3, ketika
Allah berbicara tentang dua penghakiman terhadap dunia, yaitu penghakiman pada
zaman Nuh dan penghakiman yang terjadi saat ini? Ketika kita memperhatikan
dengan saksama pada laporan tentang air bah yang diberikan dalam Kejadian Bab 7,
kita mendapati jawaban kita. Kita harus mempertimbangkan bahtera, kapal berukuran
besar yang diperintahkan Allah untuk dibuat Nuh. Kita membaca dalam Kejadian
7:1-4:

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: “Masuklah ke dalam bahtera


itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar
di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang
tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya,
tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya;
juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina,
supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh
hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari
empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka
bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.”

Secara rohani, air dari banjir besar itu menggambarkan penghakiman Allah
atas orang jahat di seluruh dunia pada zaman Nuh. Bahtera menggambarkan

57
keamanan dari penghakiman tersebut, sehingga itu menggambarkan Juruselamat kita,
Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Pribadi yang dapat melindungi kita dari
penghakiman. Binatang menggambarkan seluruh penciptaan, yang memandang
kepada Kristus untuk memperoleh kelepasan dari ikatan kebobrokan (Roma 8:19-
23). Hal ini akan terjadi ketika Allah menciptakan langit yang baru dan bumi yang
baru.
Demikianlah, dalam Kejadian 7, Allah secara efektif berkata bahwa seluruh
umat manusia di seluruh dunia memiliki tujuh hari untuk masuk ke dalam keselamatan
yang disediakan Kristus, Pribadi yang satu-satunya dapat menyelamatkan kita dari
murka Allah. Namun, tunggu dulu? Bukankah Allah menekankan dalam 2 Petrus 3
bahwa kita secara mutlak harus tahu bahwa satu hari sama dengan seribu tahun?
Marilah kita menggantikan 7.000 tahun menjadi tujuh hari. Oleh karena itu, secara
efektif, Allah mengatakan kepada Nuh bahwa semua umat manusia yang pernah
hidup di dunia memiliki 7.000 tahun untuk memperoleh keselamatan dari Kristus,
jika mereka ingin lepas dari murka Allah.
Tahun apakah tepatnya 7.000 tahun setelah air bah pada zaman Nuh?
Akankah Anda mempercayainya! Beberapa waktu yang lalu kita telah mempelajari
bahwa air bah yang terjadi pada tahun 4990 SM dan 7.000 tahun kemudian membawa
kita kepada tahun 2011. Ingatlah, kita menambahkan tahun-tahun Perjanjian Lama
kepada tahun-tahun Perjanjian Baru dan menguranginya dengan 1 tahun, karena
tidak ada tahun nol.

4990 + 2011 – 1 = 7.000 tahun

Demikianlah, kita harus memahami bahwa Allah secara pasti menyatakan


bahwa Ia berharap bahwa semua umat pilihan Allah akan mengetahui secara mutlak
bahwa tahun 2011 merupakan akhir dari dunia.

Lima Bulan Terakhir

Namun ada lebih banyak keterangan yang harus disampaikan. Kita telah
mempelajari ada periode lima bulan yang langsung mengikuti periode masa kesusahan
besar selama 8.400 hari. Apakah yang akan terjadi pada masa tersebut? Lima bulan
terakhir ini dimulai sejak 21 Mei 2011, dipusatkan secara penuh pada rencana
keselamatan Allah dan juga rencana penghakiman-Nya. Kita akan mendapati bahwa
pada hari pertama dari periode lima bulan itu, yaitu tanggal 21 Mei 2011, semua
orang percaya sejati akan diangkat sehingga mereka akan berada bersama dengan
Kristus untuk selama-lamanya. Kita juga akan mendapati bahwa itu merupakan hari
ketika penghakiman dari neraka mulai berlangsung bagi semua yang belum selamat.
Dalam Wahyu 9, Alkitab berbicara tentang suatu saat ketika neraka mulai
berlangsung di bumi ini. Hal itu meliputi suatu masa waktu selama lima bulan (ayat
5 dan 10). Bab ini dimulai dengan ungkapan “lobang jurang maut”. (yaitu sebuah
padanan kata untuk neraka), dibuka dan asap dari sebuah tungku pembakaran naik
ke angkasa. Pada saat itu, mereka yang sudah merasa yakin bahwa mereka sudah
diselamatkan karena mereka sudah menjadi guru dan pengkhotbah Alkitab, tetapi
sebenarnya belum diselamatkan, dan mereka tidak diangkat, masih terus berupaya

58
untuk mengajarkan pemahaman mereka yang salah tentang Alkitab. Mereka
dilambangkan dengan belalang (ayat 3) dan dikuasai oleh Abadon (penghancuran)
dan Apolion (perusak – ayat 11) dan melukai mereka yang hidup di bumi pada saat
itu. Akan tetapi, mereka diperintahkan untuk tidak melukai mereka yang memiliki
meterai Allah pada dahi mereka.
Seluruh penghuni neraka akan menerima hukuman penghancuran kekal,
akan dihancurkan selamanya. Itulah sebabnya orang-orang yang tidak diselamatkan
ini dikuasai oleh Abadon dan Apolion (Wahyu 9:11), yang merupakan nama-nama
yang menjabarkan penguasa dari neraka. Karena mereka berada di neraka dalam
lima bulan terakhir ini dari neraka di bumi, dijamin bahwa semua yang tidak
diselamatkan akan dihancurkan untuk selamanya. Mereka tidak akan pernah, pernah
lagi hidup. Mereka, sebagaimana juga seluruh penghuni alam semesta, akan
dimusnahkan.
Mereka tidak dapat melukai orang-orang percaya sejati yang memiliki
meterai Allah pada dahi mereka karena orang-orang percaya sejati tidak akan
mengalami neraka. Orang-orang percaya sejati akan diangkat (dibawa ke surga),
begitu saat periode lima bulan terakhir ini mulai.
Dalam Wahyu 9:4, Allah menyatakan:

Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan


rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-
pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah
di dahinya.

Dalam ayat ini, rumput, benda-benda berwarna hijau, dan pohon-pohon


melambangkan orang-orang percaya sejati. Dalam Wahyu 15, Allah menekankan
bala terakhir, yaitu saat terakhir dari neraka di bumi, dan dalam ayat 1, Ia menyatakan,
“karena dengan itu berakhirlah murka Allah.”

Kemudian ayat selanjutnya memastikan kita bahwa pada saat yang


bersamaan, semua orang percaya sejati selamat bersama dengan Allah di atas “lautan
kaca”. Kita membaca dalam Wahyu 15:2:

Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di
tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan
binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada
kecapi Allah.

“Lautan kaca” adalah surga, sebagaimana ditunjukkan dalam Wahyu 4:2,


“.. sebuah takhta terdiri di surga, dan di takhta itu duduk Seorang.” Ayat 6
kemudian menyatakan, “dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan
kristal.”
Orang-orang percaya sejati sudah akan diangkat pada hari pertama dari
periode lima bulan terakhir sehingga mereka akan seutuhnya terlepas dari ketakutan
dari periode waktu terakhir itu. Sementara periode lima bulan ini akan menjadi
suatu waktu yang sangat menakutkan bagi mereka yang tidak diangkat, saat itu juga

59
akan menjadi suatu waktu yang penuh sukacita dan sangat indah bagi mereka yang
diangkat.
Periode lima bulan ini meliputi tepatnya 153 hari, dari tanggal 21 Mei sampai
dengan 21 Oktober. Angka 153 secara rohani dapat dipecah menjadi 3 X 3 X 17,
sama seperti ketika kita menyelidiki ke-153 ikan itu. Oleh karena itu, secara rohani,
hal itu berhubungan erat dengan orang-orang yang sudah direncanakan Allah (3)
untuk dibawa ke surga (17). Angka 3 dinyatakan dua kali berarti bahwa Allah sudah
pasti akan melaksanakannya.

Lebih Banyak Keterangan yang Luar Biasa

Sebagai bukti selanjutnya bahwa hari itu, 21 Mei 2011, adalah hari
pengangkatan, kita mendapati suatu kenyataan yang paling berarti. Menurut
penanggalan upacara Alkitab, 21 Mei 2011 merupakan hari ke-17 dari bulan kedua.
Tepatnya 7.000 tahun sebelumnya, pada hari ke-17 dari bulan ketujuh, menurut
penanggalan yang digunakan oleh Nuh, Allah menutup pintu bahtera. Kita membaca
dalam Kejadian 7:1 dan 4:

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: “Masuklah ke dalam bahtera


itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar
di hadapan-Ku di antara orang zaman ini .......... Sebab tujuh hari lagi
Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat
puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi
segala yang ada, yang Kujadikan itu.”

Dan kita membaca dalam Kejadian 7:10 dan 11:

Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi. Pada waktu umur
Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ke-
tujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air
samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.

Dan kita membaca dalam ayat 13 dan 16:

Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-
anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-
sama dengan dia, ke dalam bahtera itu .......... Dan yang masuk itu
adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang
diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera
itu di belakang Nuh.

Penanggalan pada masa Nuh agak berbeda dengan penanggalan Alkitab


yang terkemudian dalam hal penanggalan itu memiliki 30 hari sebulan, sementara
penanggalan Alkitab yang terkemudian memiliki 291/2 hari sebulan, karena mengikuti
tahapan bulan. Tetapi Allah, dalam suatu cara yang luar biasa, menghubungkan
waktu penutupan pintu bahtera, pada hari ke-17 dari bulan kedua, menutup pintu

60
pada tanggal 21 Mei 2011, yang menurut penanggalan upacara Alkitab merupakan
hari ke-17 dari bulan kedua. Hal ini memisahkan untuk selamanya orang-orang
percaya yang sejati dalam bahtera dari semua orang yang tidak diselamatkan yang
akan binasa di luar bahtera. Hal ini membayangi fakta bahwa pada hari ketika semua
orang percaya sejati akan diangkat, tidak akan pernah ada lagi kemungkinan
keselamatan bagi mereka yang ditinggal di belakang. Demikianlah, kita dapat
mengetahui bahwa hal itu tersedia 7.000 tahun, tepat sampai kepada harinya, sejak
penutupan pintu untuk kemungkinan adanya keselamatan selanjutnya, baik pada saat
penghancuran seluruh dunia pada masa Nuh maupun pada penghancuran seluruh
dunia pada masa kita hidup sekarang. Apakah hal itu terjadi kebetulan?

Penebusan sampai Pengangkatan: 722.500 hari

Allah memberikan sebuah keterangan waktu lagi yang menarik dan berarti
yang selanjutnya memperlihatkan ketepatan dari tanggal 21 Mei 2011, sebagai hari
pengangkatan. Pada tanggal 1 April tahun 33, Tuhan Yesus disalibkan bagi dosa-
dosa mereka yang untuknya Ia datang untuk menyelamatkan. Tepatnya 722.500
hari kemudian (seutuhnya), pengangkatan (21 Mei 2011) akan terjadi. Angka ini
dipecah menjadi angka-angka yang sangat berarti:

(5 X 10 X 17) X (5 X 10 X 17) = 722.500

Kita telah mempelajari makna rohani dari angka-angka ini. Karya penebusan
(5) diselesaikan (10) ketika semua umat pilihan dalam keadaan selamat di surga
(17). Kenyataan yang sangat indah ini ditekankan dua kali melalui pengulangan
dari tiga angka, 10 x 5 X 17. Penekanan ini, menurut Kejadian 41:32, “hal itu telah
ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.”
Dapatkah kita melihat bagaimana Allah telah menghubungkan waktu
pengangkatan pada tanggal 21 Mei 2011 kepada waktu ketika surga dimungkinkan
(penebusan), karena ketika Kristus disalibkan, Ia dijadikan sebagai pembayaran lunas
bagi dosa mereka yang akan diangkat ke surga untuk hidup selamanya bersama dengan
Yesus?
Pada tahap ini dalam pelajaran kita, seharusnya kita berhenti sejenak dan
mempertimbangkan apa yang baru saja kita pelajari dalam paragraf-paragraf
sebelumnya.
Kita sangat yakin bahwa penyaliban Kristus terjadi pada hari raya Paskah,
yang jatuh pada hari Jumat tahun 33, yang merupakan hari ke-14 dari bulan pertama
dalam penanggalan upacara Alkitab. Kita juga merasa sangat yakin bahwa hari itu
jatuh pada tanggal 1 April tahun 33, menurut penanggalan modern kita. Pada hari
itulah Kristus memperlihatkan bagaimana Ia dihukum bagi dosa-dosa mereka yang
untuknya Ia telah datang. Karena Ia telah membayar lunas dosa-dosa mereka, maka
mereka dijamin untuk masuk ke surga untuk memerintah bersama dengan Dia selama-
lamanya.
Dari banyak keterangan yang diberikan kepada kita dalam Alkitab, kita
telah menemukan bahwa pada tanggal 21 Mei 2011, semua yang diselamatkan melalui
penebusan yang dilakukan Yesus, pada waktu penyaliban-Nya, akan menyadari

61
penyempurnaan dari keselamatan mereka ketika mereka diangkat ke surga. Oleh
karena itu, adalah sangat jelas bahwa tanggal 1 April tahun 33 dan tanggal 21 Mei
2011 secara rohani sangat berhubungan erat satu sama lain.
Tetapi kita juga menemukan bahwa kedua tanggal ini, yang terpisah hampir
2.000 tahun, secara dramatis berkaitan satu sama lain melalui jumlah hari-hari secara
harafiah yang memisahkan mereka, selain juga melalui makna rohani dari sejumlah
besar hari.
Lihatlah sekali lagi pada angka 722.500. Bukankah sangat luar biasa bahwa
angka itu bisa dipecah tepatnya menjadi dua pasangan dari angka-angka rohani yang
sangat bermakna, 10, 5, dan 17? Hanya Allah, yang menciptakan alam semesta yang
luas ini dengan semua hukum fisikal yang tepat, telah merancang jadwal waktu sejarah
melalui suatu cara yang sangat tepat dan luar biasa. Silakan menyimaknya! Apakah
kemungkinan bahwa hubungan waktu-waktu ini terjadi secara kebetulan? Jawabannya
haruslah, dalam situasi apa pun, pastilah bukan merupakan suatu kebetulan.

Lebih Banyak Bukti

Kita terus mempelajari bukti-bukti lain yang memperlihatkan bahwa kita


telah tiba pada pengetahuan yang sangat tepat tentang saat-saat dari akhir dunia.
Sebagaimana telah kita catat, Allah selanjutnya menguatkan atau mengunci hari itu,
21 Mei 2011, dengan menempatkan hari penutupan pintu, ketika pengangkatan akan
berlangsung, pada hari ke-17 dari bulan kedua dari penanggalan Alkitab. Yang
penting, angka 17 berkaitan secara sempurna dengan kenyataan tentang pengangkatan
karena secara rohani, angka 17 mengacu kepada surga. Lagi pula, angka 2 (bulan
kedua) secara rohani berhubungan erat dengan mereka yang telah diutus untuk
mengabarkan Injil. Tidaklah mengherankan bahwa mereka akan diangkat pada hari
ke-17 dari bulan kedua? Apakah itu suatu kebetulan?
Kita juga telah mempelajari bahwa hari terakhir dari keberadaan bumi, 21
Oktober 2011, merupakan hari ke-23 dari bulan ketujuh dalam penanggalan Alkitab.
Angka 23 biasanya menyatakan murka Allah yang ditumpahkan. Angka 7 (bulan
ketujuh) menyatakan penggenapan yang sempurna dari tujuan Allah. Dapatkah ini
juga merupakan suatu kebetulan, bahwa penyelesaian akhir dari penghukuman Allah
pada orang-orang yang tidak diselamatkan berlangsung pada bulan ketujuh pada
satu hari yang menampilkan angka 23, yang merupakan sebuah angka yang seutuhnya
berhubungan erat dengan murka Allah, yang dengan demikian menyatakan murka
Allah yang sempurna terhadap mereka yang tidak diselamatkan?
Ketepatan dari jadwal waktu dari akhir dunia selanjutnya ditekankan ketika
kita menyelidiki periode lima bulan terakhir dari sudut pandang murka Allah. Ketika
Allah menghukum Yesus, ketika Ia membayar upah dosa-dosa umat pilihan, hal itu
menarik perhatian kita pada kenyataan bahwa beberapa hukuman bagi dosa-dosa
bukanumat pilihan masih harus terjadi. Dua hukuman ini berkaitan satu sama lain
dengan 1.978 tahun yang memisahkan peristiwa kayu salib (tahun 33) dengan waktu
akhir dunia (2011).

2011 – 33 = 1.978

1978 = 2 X 23 X 43

62
Angka 2 melambangkan mereka yang harus menyebarkan Injil

Angka 23 melambangkan murka

Angka 43 melambangkan penghakiman

Demikianlah, melalui angka 1.978, Allah sedang menekankan bahwa


penghakiman akan menimpa mereka yang telah diutus untuk menyebarkan Injil (2)
tetapi masih berada di bawah murka Allah (23 dan 43).

Proses Penghakiman Allah Berlanjut sementara Sejumlah Besar Orang Banyak


Diselamatkan

Sementara kita menyelidiki dengan saksama tanggal dari masa kesusahan


besar, pengangkatan, dan hari terakhir dari keberadaan bumi, kita mendapati sebuah
kenyataan yang menarik. Kita telah mempelajari bahwa selama 6.100 hari terakhir
dari 8.400 hari periode masa kesusahan besar, orang-orang percaya sejati, yang akan
berada di luar lingkungan gereja, digunakan Allah untuk membawa masuk ke dalam
kerajaan Allah sejumlah besar orang yang tak terhitung banyaknya. Pada saat yang
bersamaan, semua anggota gereja sedang dipersiapkan untuk masuk ke dalam periode
lima bulan terakhir ketika hukuman terakhir dari Allah menimpa mereka. Tetapi
pada saat yang bersamaan, selama 153 hari terakhir ini, semua orang yang
diselamatkan selama 6.100 hari sebelumnya akan berada dalam keadaan selamat di
surga, bersama dengan semua yang sudah selamat sepanjang sejarah dunia. 6.100
hari itu, ketika ditambahkan kepada 153 hari terakhir, sama dengan 6.253 hari. Angka
6.253 dapat dipecah menjadi angka-angka yang luar biasa: 13 X 13 X 37.

Angka 13 adalah akhir dunia

Angka 37 adalah penghakiman Allah

Ingatlah, Nuh berada dalam bahtera tepatnya selama 370 hari. Ingatlah
juga, pasukan Asyur yang terdiri dari 185.000 prajurit di bawah pimpinan Sanherib
dihancurkan Allah dalam waktu semalam (2 Raja-raja 19:35), dan 185.000 = 1.000
X 5 X 37. Oleh karena itu, kita dapat melihat bagaimana angka 37 berhubungan
dengan kehancuran yang merupakan akibat dari penghakiman Allah.
Melalui angka 6.253 Allah sedang meyakinkan kita bahwa sementara ada
sejumlah besar orang yang akan menerima keselamatan selama periode waktu
tersebut, proses penghakiman Allah (37) akan selesai pada akhir dunia (13). Sekali
lagi, coba perhatikanlah bahwa angka 13 digunakan sebanyak dua kali.
Sebelumnya dalam pelajaran ini, kita memastikan, berdasarkan informasi
Alkitab, waktu terakhir dari sejarah dunia dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi,
sesudah itu, dengan terus menerapkan secara saksama informasi Alkitab, kita telah
menemukan bahwa jadwal waktu itu sangat tepat. Bukti demi bukti telah ditekankan.
Jika jadwal waktu yang dinyatakan tidak tepat dalam salah satu dari tanggalnya,
maka banyak dari bukti itu akan menjadi tidak sah. Tentu saja jika ada dari tanggal-

63
tanggal yang telah kita pelajari dari Alkitab tidak benar, maka banyak dari bukti-
bukti itu tidak akan kita temukan. Sebenarnya kita bisa merasa yakin bahwa
pengangkatan akan terjadi pada tanggal 21 Mei 2011 dan hari terakhir dalam
sejarah dunia akan jatuh pada tanggal 21 Oktober 2011.
Namun ini bukanlah sekadar suatu fakta yang berkaitan dengan kecerdasan
atau kenyataan akademis. Ini semua merupakan kebenaran-kebenaran yang berlaku
melalui suatu cara yang sangat pribadi kepada setiap orang (hampir tujuh milyar
orang) yang saat ini hidup di bumi ini. Apakah mungkin bagi kita untuk terlepas dari
hari penghakiman yang mengerikan ini?

64
BAB 6
Apakah Ada Harapan bagi Saya?

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus akan datang
seperti seorang pencuri di malam hari (2 Petrus 3:10; 1 Tesalonika 5:2). Kita telah
mempelajari bahwa hal ini harus dipahami sepanjang masa kerja gereja. Demikianlah,
para pakar Alkitab dan ahli teologi tidak perlu mencemaskan diri mereka sendiri
dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka harus memusatkan perhatian
pada tugas menyebarkan Injil saat ini ke seluruh dunia (Kisah Para Rasul 1:6,8).
Akan tetapi, kita telah mempelajari bahwa ketika saat akhir dunia sudah
sangat dekat, orang-orang percaya sejati akan tahu mengetahui banyak tentang jadwal
waktu sejarah dunia (Pengkhotbah 8:5,6; 1 Tesalonika 5:3-5; dan Wahyu 3:3).
Kita sedang berada dalam waktu sejarah yang mengagumkan dan oleh karena
itu, kita benar-benar telah mampu untuk menentukan dengan ketepatan alkitabiah
yang luar biasa tentang hari, bulan, dan tahun dari waktu akhir dunia.
Karena akhir dunia sudah begitu dekat, yang menjadi keprihatinan kita yang
terbesar ialah: ADAKAH HARAPAN BAGI SAYA? Sesungguhnya, ada suatu
harapan besar bagi siapa pun yang hidup dewasa ini. Hal ini demikian karena Allah
secara positif memastikan kita bahwa pada saat sekarang dalam sejarah, sejumlah
besar orang yang tak terhitung banyaknya, sedang diselamatkan (Wahyu 7:9-14).
Oleh karena itu, kita seharusnya secara singkat mendiskusikan rencana keselamatan
Allah.12
Dalam Markus 1:14b-15, Yesus menyatakan perintah Allah kepada umat
manusia:

..... datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya:


“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan
percayalah kepada Injil!”

Mempercayai Injil sebagaimana diperintahkan ayat ini berarti mengenali


bahwa Injil berasal dari mulut Allah. Oleh karena itu, hal itu adalah mutlak benar,
mutlak penting, dan mutlak berwewenang. Di dalam hukum Allah, Alkitab, setiap
pribadi harus taat. Oleh karena itu, orang yang percaya kepada Injil seharusnya
berupaya untuk taat sedapat mungkin, sedapat mungkin sementara ia mampu untuk
memahami isi Alkitab.
Setiap orang secara alami mampu sampai pada tahapan tertentu untuk
melakukan beberapa pekerjaan rohani, termasuk percaya dan menaati ajaran Alkitab.
Hal ini terjadi karena hukum Allah ditulis dalam hatinya (Roma 2:14,15), dan Allah

12
Untuk memperoleh penyelidikan yang lebih mendalam tentang rencana keselamatan Allah,
Anda diundang untuk menelepon atau menulis surat kepada Family Radio untuk menerima,
dengan gratis, buku I Hope God Will Save Me (Saya Berharap Allah Akan Menyelamatkan
Saya). Alamatnya: Family Radio, Oakland, CA 94621. Atau Anda dapat menelepon: 1-800-
543=1495. Alamat email kami ialah: familyradio@familyradio.org

65
telah memberi dia suatu hati nurani sehingga ia memiliki rasa moralitas. Walaupun
secara rohani, ia mati, baik dalam tubuh maupun dalam jiwanya, sehingga tidak ada
kemungkinan dalam dirinya untuk memperoleh kehidupan rohani, ia masih sampai
pada tahapan tertentu, memiliki kemampuan untuk menaati hukum-hukum Allah.
Setiap orang, sampai pada tahapan tertentu, dapat bertobat atau berpaling dari dosa-
dosanya. Oleh karena itu, ia mampu menjalani suatu kehidupan moral yang
memuaskan. Secara alami, ia mati secara rohani karena ia adalah keturunan Adam,
orangtua pertama kita. Ketika Adam berdosa dalam Taman Eden, secara mendasar,
seluruh suku bangsa di dunia berdosa karena kita semua hidup dalam persekutuan
dengan Adam (1 Korintus 15:22).
Akan tetapi, ia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menjadi
selamat, yaitu untuk memperoleh kehidupan kekal dalam tubuhnya atau dalam
jiwanya. Hal ini dikarenakan Injil menunjukkan bahwa bayaran atas tuntutan hukum
Allah dari dosa ialah bahwa orang yang berdosa harus dihukum dengan kematian
yang memalukan.
Demikianlah, setiap orang yang telah dihukum dengan kematian yang
memalukan ini atas dosa-dosanya tidak akan pernah lagi hidup dan telah kehilangan
warisan yang mengagumkan dari hidup kekal. Itulah sebabnya kita masing-masing
harus menemukan seseorang untuk menjadi pengganti kita untuk menanggung
hukuman itu mewakili kita.
Perintah dari Markus 1:15 itu, untuk mempercayai Injil dan bertobat
(berhenti berdosa dan menaati ajaran Alkitab), diberikan 2.000 tahun yang lalu.
Perintah itu menyatakan bahwa “Waktunya sudah genap.” Pada saat itulah Yesus,
Sang Mesias, telah datang untuk membayar apa yang dituntut oleh hukum Allah
mewakili semua orang untuk siapa Ia datang untuk menyelamatkan.
Dewasa ini, ungkapan “waktunya sudah genap” bahkan lebih bisa diterapkan
kepada rencana keselamatan Allah karena waktu kita sangat dekat dengan
penyelesaian akhir rencana keselamatan Allah. Sementara kita mempelajari rencana
keselamatan-Nya yang agung bagi dunia, kita menjadi sadar bahwa pada dasarnya
ada tiga jenis orang dalam dunia. Mereka adalah sebagai berikut:

1. Mereka yang sepanjang hidup mereka tidak pernah mendengar firman


apa pun dari Alkitab.

2. Mereka yang telah mendengar pengajaran Alkitab, tetapi yang menghina


atau mengolok-olok isi Alkitab, atau menerima Alkitab dengan prasangka tentang
kebenaran mereka sendiri.

3. Mereka yang percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah dan secara
jujur dan rendah hati merindukan keselamatan, sepenuhnya sesuai dengan kebenaran
Alkitab.

Mereka yang Tak Pernah Mendengar

Sepanjang sejarah dunia, ada orang-orang yang telah hidup dan mati tanpa
pernah mendengar atau membaca sedikit pun dari Alkitab. Dan karena “iman timbul

66
dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan” (Roma 10:17), maka kita
harus percaya bahwa tak seorang pun dari orang-orang ini dipilih Allah untuk menjadi
selamat. Oleh karena itu, tidaklah penting bagi Allah kapan pun dalam kehidupan
mereka untuk membuat mereka bisa mendengarkan firman Allah.

Mereka yang Telah Mendengar Firman, tetapi Mengolok-oloknya

Sejak Allah memberikan perintah untuk bertobat dan mempercayai Injil


(Markus 1:15), adalah rencana Allah bahwa di dalam dunia, sebanyak mungkin orang
boleh datang setelah mendengar Injil. Itulah sebabnya, kira-kira 2.000 tahun yang
lalu, Yesus memerintahkan bahwa semua orang percaya sejati harus menyebarkan
Injil ke seluruh dunia (Matius 28:19,20).
Yang menyedihkan, reaksi dari banyak orang yang entah bagaimana mulai
mengenal Alkitab ialah dengan mengolok-oloknya atau mengikuti aturan mereka
sendiri dan bukannya mengikuti aturan Alkitab sementara mereka berupaya untuk
memahami kebenaran Alkitab. Mereka yang mengolok-olok Alkitab yakin bahwa
ada kesalahan-kesalahan dan hal yang bertentangan dalam Alkitab, dan oleh karena
itu, mereka tidak memiliki kerinduan dan kebutuhan untuk menaatinya. Mereka
yang mempelajari Alkitab dengan metode penafsiran buatan manusia atau yang telah
menempatkan kepercayaan mereka pada gereja atau denominasi mereka sebagai
wewenang terakhir, dan bukan mempercayai Alkitab, mereka juga taat kepada ajaran
yang tidak benar menurut Alkitab.
Alkitab mengajarkan bahwa orang yang belum diselamatkan, sampai pada
tahapan tertentu, dapat memahami hukum-hukum Allah. Kebenaran ini menjelaskan
pengharapan yang salah dari banyak orang. Misalnya, hal ini benar bagi mereka
yang menjadi anggota dari gereja-gereja yang mengajarkan lima ketentuan dari
calvinisme, yang diambil dari Kanon Dort, sebuah pengakuan iman bersejarah.13
Ketentuan pertama ialah bahwa kita harus percaya bahwa sebelum kita diselamatkan,
moral kita sama sekali dalam keadaan rusak. Karena para anggota gereja-gereja ini
hidup sopan dan taat kepada aturan-aturan dalam gereja mereka, mereka tahu bahwa
moral mereka sama sekali tidak dalam keadaan rusak. Mereka telah diajar melalui
pengakuan mereka bahwa kerusakan moral yang berat merupakan keadaan rohani
dari orang-orang yang belum diselamatkan. Oleh karena itu, gaya hidup mereka
yang saleh dan kesetiaan mereka terhadap gereja mereka, bersamaan dengan
kenyataan bahwa mereka telah dibaptiskan dengan air dan menjadi anggota-anggota
yang setia dari gereja mereka, pastilah hal itu membuktikan kepada mereka bahwa
karena kehidupan mereka sama sekali tidak rusak, Allah pastilah telah menyelamatkan
mereka. Mereka gagal untuk menyadari bahwa bukti keselamatan merupakan suatu
kerinduan yang kuat untuk taat kepada seluruh ajaran Alkitab. Demikianlah, mereka
terjebak dalam keadaan yang belum diselamatkan karena mempercayai simpulan
teologis yang tidak alkitabiah.

13
Kanon Dort, atau pengakuan iman, merupakan simpulan-simpulan kepercayaan yang
dipegang oleh gereja-gereja Presbiterian konservatif dan gereja-gereja Reformed yang dengan
ketat mengikuti kesimpulan-kesimpulan teologis John Calvin, seorang ahli teologi terkenal yang
hidup 400 tahun yang lalu.

67
Sebuah contoh perlu dicatat. Dalam banyak gereja lain, kunci menuju
keselamatan yang diajarkan ialah penerimaan Yesus sebagai Juruselamat secara
pribadi dan baptisan air. Dalam gereja-gereja ini, tindakan-tindakan ini, bersamaan
dengan kesetiaan terhadap aturan-aturan gereja, dan menjalani suatu kehidupan moral
yang sopan, kelihatannya memberikan kepada mereka kepastian keselamatan yang
cukup. Akan tetapi, itu adalah program keselamatan yang dirancang oleh para ahli
teologi dan bukan program keselamatan yang benar yang dinyatakan di dalam Alkitab,
di mana bukti dari keselamatan merupakan kerinduan yang kuat dan
berkesinambungan untuk menjadi setia kepada setiap hal yang diajarkan dalam
Alkitab.
Konsekuensinya, gereja-gereja masa kini yang mengaku bahwa mereka
mengikuti dengan saksama semua pengajaran Firman Allah yang tak mungkin salah,
Alkitab, dipenuhi dengan orang-orang bermoral dan sopan yang menjadi anggota
dalam persekutuan yang penuh. Orang-orang terkasih ini tidak tahu bahwa mereka
masih berada di bawah murka Allah dan mereka tidak melihat adanya suatu kebutuhan
untuk memeriksa dengan saksama ajaran-ajaran gereja mereka untuk menentukan
apakah gereja mereka benar-benar setia dan benar kepada ajaran Alkitab.
Peringatan 1 Tesalonika 5:2-4 seharusnya menakutkan mereka. Hal ini
demikian karena sesungguhnya mereka semua yang berada dalam gereja percaya
bahwa mereka aman bersama dengan Kristus dan oleh karena itu, mereka puas untuk
percaya bahwa Ia akan datang seperti seorang pencuri di malam hari. 1 Tesalonika
5:2-4 menyatakan:

karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang


seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya
damai dan aman—maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan,
seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—
mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu
tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi
kamu seperti pencuri

Kehancuran tiba-tiba hanya dapat mengacu kepada hari penghakiman yang


sudah hampir tiba. Betapa menakutkan bahwa orang-orang yang terkasih ini masih
berada di bawah murka Allah seutuhnya yang akan menimpa siapa pun yang belum
diselamatkan.
Dalam banyak contoh, orang-orang ini adalah orang yang bermoral, sopan
yang hidupnya sangat saleh dan merupakan anggota yang setia dari sebuah gereja.
Akan tetapi, dengan mempelajari Alkitab dengan kepercayaan yang salah dan
berprasangka, yang diajarkan oleh gereja mereka, maka sebenarnya mereka tidak
mendengarkan Firman Allah. Mereka mendengarkan dan rindu untuk menaati
kepercayaan gereja mereka yang salah, dan bukannya ajaran keseluruhan Alkitab.
Tanpa menyadarinya, mereka sering membaca Alkitab, dan kemudian, dalam pikiran
mereka, memutarbalikkan kebenaran-kebenaran untuk berupaya membuat mereka
setuju dengan prasangka mereka sendiri. Demikianlah, mereka tidak mendengarkan
ajaran Alkitab dengan suatu kerinduan untuk menaatinya.

68
Alkitab membuat banyak acuan kepada perilaku seperti ini. Alkitab terus-
menerus memperingatkan kita terhadap perilaku seperti itu yang akan mengakibatkan
murka Allah secara penuh menimpa mereka yang meremehkan Firman-Nya. Tindakan
seperti itu tidak memberikan dorongan atau harapan kepada orang-orang ini bahwa
kemungkinan Allah akan menyelamatkan mereka. Sebenarnya, mereka sendiri tidak
melihat adanya kebutuhan terhadap pengharapan seperti itu. Mereka percaya mereka
sudah selamat, atau menurut rencana keselamatan yang dibuat mereka sendiri, mereka
percaya mereka dapat memperoleh keselamatan kapan saja mereka inginkan.
Fakta yang membangkitkan rasa ingin tahu dan menakutkan ialah bahwa
Allah mengenali jenis pemberontakan rohani seperti ini dan biasanya membiarkan
orang-orang ini tetap berada dalam pemberontakan mereka. Misalnya, kita membaca
bahwa Yesus datang ke Nazaret untuk berkhotbah, dan Alkitab melaporkan dalam
Markus 6:5,6:

Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali


menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu
Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Sementara Allah tentu saja memiliki kuasa sehingga menyebabkan orang-


orang Nazaret ini mempercayai-Nya, Ia pasti menekankan bahwa orang yang tak
memiliki kerinduan untuk menaati semua Firman Allah sedang berada dalam bahaya
rohani yang besar. Reaksi normal Allah terhadap orang-orang seperti ini ialah
menyatakannya dengan sangat jelas, misalnya, dalam Yeremia 26:4-6, di mana kita
membaca:

Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu


tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang
telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan
perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus
kepadamu, —tetapi kamu tidak mau mendengarkan— maka Aku akan
membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi
segala bangsa di bumi.”

Mereka yang dengan Kerendahan Hati Percaya Bahwa Alkitab Harus Ditaati

Alkitab juga berbicara tentang jenis orang ketiga dan mereka adalah orang-
orang yang percaya kepada Alkitab dan dengan sungguh-sungguh rindu untuk
menaatinya. Mereka percaya bahwa Alkitab, yaitu Injil, adalah hukum Allah yang
dialamatkan kepada mereka. Mereka mengenali bahwa mereka adalah orang-orang
berdosa yang memalukan dan sedang menghadapi kesukaran yang besar dengan
Allah. Mereka mengenali bahwa setiap kata dalam Alkitab berasal dari mulut Allah,
dan oleh karena itu, mereka harus mendengarkannya dengan saksama berhati-hati.
Mereka mengenali kenyataan bahwa hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan
mereka, dan walaupun seharusnya mereka dihukum dengan kematian kekal karena
dosa-dosa mereka, mereka berharap bahwa kemungkinan Allah berbelas kasihan
terhadap mereka (Lukas 18:13).

69
Mereka berupaya untuk taat terhadap semua yang mereka pahami dari
Alkitab, dan mengetahui sepenuhnya bahwa ketaatan mereka dalam perbuatan tidak
memberikan sumbangan dalam cara apa pun kepada keselamatan atau menjamin
bahwa Allah akan menyelamatkan mereka. Mereka mungkin belajar bahwa Allah
sedang menyelamatkan banyak orang pada waktu ini, dan karena Allah berbelas
kasihan, mereka juga kemungkinan menerima keselamatan. Dan demikianlah, mereka
memohon Allah untuk belas kasihan-Nya, karena mengetahui bahwa hanyalah belas
kasihan Allah yang tak layak mereka terima yang membuat mereka bisa memperoleh
keselamatan. Sementara itu, ketika mereka dengan sabar menunggu jawaban Allah
(Ratapan 3:26), mereka berupaya untuk belajar sebisanya dari Alkitab, sehingga
mereka bisa sedapat mungkin tetap setia kepada hukum Allah.
Kita tidak dapat mengetahui mengapa sikap dari kelompok orang jenis ketiga
ini begitu berbeda dari kelompok kedua. Mungkin saja bahwa Allah sedang menarik
mereka dalam persiapan untuk menyelamatkan mereka. Mungkin juga itu merupakan
hasil dari fakta bahwa hukum Allah tertulis di dalam hati mereka dan hati nurani
mereka memperingatkan mereka tentang akibat dari dosa. Kebenaran yang penting
ialah bukanlah mengapa mereka memiliki sikap taat seperti itu terhadap Alkitab.
Kebenaran yang penting ialah bahwa mereka memiliki sikap taat terhadap ajaran
Alkitab.
Kita harus ingat bahwa siapa pun, pada waktu kapan pun, yang menaati
hukum Allah mana pun, ia sedang melakukan pekerjaan yang rohani. Tetapi pekerjaan
itu tidak pernah menjadi suatu sumbangan kepada keselamatan seseorang (Efesus
2:8,9). Keselamatan hanya akan datang kepada orang-orang pilihan dan urusan pilihan
sepenuhnya merupakan urusan Allah. Itulah sebabnya Allah dapat menyelamatkan
seorang bayi atau seorang yang secara mental yang sedang mendengarkan ajaran
Alkitab.
Dalam rencana pemeliharaan Allah yang penuh rahasia, Ia memberikan
telinga rohani kepada umat pilihan, yang termasuk di antara orang-orang yang secara
jasmaniah sedang mendengarkan Firman Allah. Kita membaca dalam Matius 11:15:

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Demikianlah, kita dapat mengetahui bahwa Allah, dalam misteri


keselamatan yang penuh rahasia ini, berbicara tentang orang-orang dari dua unsur
yang saling bertentangan. Di satu pihak, Ia berbicara tentang mereka yang secara
jasmaniah sedang mendengarkan Injil, dan yang walaupun memiliki kecakapan untuk
bahkan sedikit sekali memahami Firman Allah, akan berupaya taat kepada ajaran
Alkitab. Dalam ketaatan mereka, ketika mereka berdoa untuk memohon belas kasihan
Allah, mereka dengan sabar menunggu Allah, sambil berharap bahwa mereka juga
boleh menerima keselamatan. Dalam kerinduan mereka untuk taat, sedikitnya mereka
berada dalam suatu lingkungan (Alkitab) di mana Allah akan menyelamatkan mereka
jika Allah menginginkannya.
Di pihak lain, Allah memberikan sejumlah besar peringatan kepada mereka
yang secara jasmaniah sedang mendengarkan Firman Allah, tetapi yang tidak mau
mendengarkan dengan suatu kerinduan dan kerendahan hati untuk menaati Firman
Allah. Dengan tindakan-tindakan mereka, secara efektif mereka menunjukkan bahwa

70
sebenarnya mereka membenci Firman Allah. Allah berulang kali memperingatkan
bahwa perbuatan seperti itu, jika dilanjutkan, akan berakhir dengan penghukuman
yang akan mendatangkan rasa malu, kutuk, kehilangan warisan, dan kematian
seutuhnya, dan di mana semua ini merupakan bagian dari murka Allah terhadap
dosa.
Ini bukanlah saat untuk meninggikan diri sendiri, atau mementingkan diri
sendiri, meningkatkan kepercayaan diri atau bahkan menghormati diri sendiri. Ini
bukanlah saat untuk merasa lebih tinggi secara rohani atau untuk menyombongkan
diri secara rohani. Ini adalah saat di mana kita harus menyadari sepenuhnya otoritas
yang mutlak dari Alkitab di dalam kehidupan kita, dan oleh karena itu, dengarkanlah
dengan sangat hati-hati pada apa yang diucapkan Allah kepada kita masing-masing
hari ini.
Kita berada dalam suatu waktu ketika setiap orang seharusnya menyadari
rasa malu akan dosanya seutuhnya, dan tentu saja bahwa karena dosa-dosanya, ia
layak menerima murka Allah yang berat. Ini merupakan saat untuk memohon dengan
kerendahan hati kepada Allah untuk meminta belas kasihan-Nya yang tak layak kita
terima. Ini merupakan suatu saat ketika setiap dari kita seharusnya menyadari bahwa
Allah itu penuh dengan belas kasihan. Belas kasihan-Nya yang luar biasa jauh lebih
besar daripada yang layak diterima atau dapat dibayangkan oleh siapa pun di antara
kita.
Dewasa ini, dalam belas kasihan-Nya yang besar dan sangat indah, Allah
sedang menyelamatkan sejumlah besar orang. Oleh karena itu, adalah mungkin bahwa
sementara ada di antara kita yang memohon belas kasihan dengan kerendahan hati,
jika kita belum diselamatkan, kita akan menjadi salah satu dari mereka yang tercakup
ke dalam kumpulan orang banyak itu, yang tak terhitung jumlahnya.
PERTANYAAN YANG SANGAT PENTING IALAH: Apakah Anda
dengan kerendahan hati memohon kepada Allah untuk menerima keselamatan, dan
mengetahui dengan kesadaran penuh bahwa Anda sama sekali tidak layak
menerimanya, sementara Anda merenungkan ketidaktaatan dan pemberontakan Anda
yang memalukan terhadap hukum-hukum Allah? Ingatlah akan orang-orang Niniwe
(Yunus 3:6-10).

SEMOGA ALLAH BERBELAS KASIHAN KEPADA KITA


MASING-MASING!

71

Anda mungkin juga menyukai