<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=31&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3db6179'
border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya
ikan? Ada baiknya Anda melirik budidaya lele ini. Budidaya lele ini ternyata tak
melulu 'jorok' karena sudah bisa dikembangkan sistem budidaya yang lebih
murah, bersih dan menjanjikan dengan suplemen organik sehingga bisa maksimal
hasilnya.
Bisnis budidaya ikan lele ini pun tampaknya akan selalu menguntungkan. Hal ini
karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan ikan sebagai sumber
protein yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Ikan menjadi alternatif
mengingat harga daging yang makin hari makin mahal.
Ikan lele sendiri memiliki nilai gizi yang mumpuni disamping dagingnya yang
gurih. Lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium)
yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral
lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.
Dengan fakta-fakta itu, maka pada akhirnya ikan lele dapat dijadikan peluang
usaha yang menarik. Mengingat selama ini budidaya ikan lele selalu terkesan
'jorok', kini budidaya ikan air tawar tersebut sudah berkembang menjadi lebih
murah, bersih, dan menjanjikan.
"Sekarang untuk budidaya ikan lele, kita sudah ada suplemen organik yang dapat
membantu budidaya lele lebih maksimal. Karena suplemen organik ini memiliki
fungsi sebagai penjaga kualitas air, menignkatkan percepatan pembesaran bibit
lele jika dicampur dengan pakannya, dan mengurangi tingkat mortalitas dari bibit
lele," jelas Deden A.S, sebagai salah seorang pembudidaya lele yang ditemui
detikFinance, Minggu (21/11/2010).
Deden, yang memulai budidaya lele ini sejak tahun 2006, diawali hanya iseng-
iseng di pekarangan rumahnya dengan membuat kolam dari terpal sebesar 3x3x1
meter yang diisi air setinggi 7O cm. Dengan pola budidaya intensif, kolam
tersebut dapat menampung jumlah tanam bibit ikan lele sebanyak kurang lebih
1800-2000 yang masing-masing bibit tersebut berukuran 10-12 cm.
"Setelah membuat kolam dan menaruh bibit lele tadi, kemudian memberi pakan
dan suplemen organik dengan waktu teratur, selama 45 hari saya bisa memanen
lele tersebut dengan jumlah berat sebesar 200 Kg - 250 Kg untuk jumlah
maksimalnya," ujar Deden.
Bagi anda yang tertarik mencoba membudidayakan ikan lele ini, Deden memberi
asumsi perhitungan yang sederhana. Dimulai dengan membuat kolam dari terpal
dengan ukuran 3x3x1 meter yang tentunya memerlukan biaya yang tidak begitu
mahal ketimbang membuat kolam dari semen atau kolam gali.
"Masalah perhitungan harga pembuatan kolam dari terpal, tentu semua orang akan
tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Karena terpal sendiri permeternya murah,"
jelas Deden.
Kemudian, Deden memberikan asumsi biaya pembelian bibit lele dengan harga
Rp 300 per ekor. Jika untuk kolam 3x3x1 meter dapat menampung bibit kurang
lebih 2000 ekor, maka kita hanya perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 600.000
(Rp 300 x 2000 ekor).
Pada akhirnya, total biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih Rp 1440000.
Melalui asumsi modal tersebut dari Deden, maka keuntungan yang bisa didapat
dari satu buah kolam dengan target panen 2.000 bibit adalah 200 Kg - 250 Kg.
Deden menjelaskan, bahwa harga eceran yang bisa diraih adalah senilai Rp
15.000 perkilonya. Sedangkan untuk harga yang dijual ke pasar, dapat diraih
sebesar Rp 12000 perkilonya.
Sehingga, lanjut deden, jika diambil dari asumsi harga terendahnya, maka
keuntungan yang bisa diambil adalah Rp 960.000 untuk satu kolam. Jumlah
tersebut diambil dari penjualan lele sebanyak 200 Kg x Rp 12.000 yang berjumlah
Rp 2400.000 dikurangi biaya produksi yang berjumlah Rp 1.440.000.
"Jika panen yang kita hasilkan maksimal, kita dapat mencapai berat sejumlah 250
Kg. Keuntungan yang bisa diambil dari selisih total penjualan dan biaya produksi
adalah sebesar Rp 1.560.000 perkolamnya," tegas Deden.
Dari penjualan lele tadi saja, jelas Deden, itu sudah merupakan peluang usaha
yang menarik di samping aktivitas kesibukan sehari-hari. Karena biaya yang
dibutuhkan tidak membutuhkan nilai investasi yang tinggi.
"Dari sisi waktu tidak begitu lama, malah simple dan sederhana. Yang penting
disiplin saja dalam jadwal pemberian pakan dan suplemen organiknya.'' kata
Deden.
Berbicara mengenai peluang yang lebih luas lagi. Hasil dari lele tersebut, dapat
dijadikan berbagai macam peluang usaha lainnya yang lebih menarik tentunya.
Selain yang sudah kita ketahui, lele dapat dijadikan menu makanan pecel lele.
Namun di sisi lain, hasil dari olahan daging ikan lele dapat dijadikan berbagai
macam hasil. Misalnya, daging lele dapat dijadikan nugget lele, abon lele, lele
asap, bakso lele, dan bahkan dapat dijadikan filet lele. Mengingat kebutuhan filet
lele untuk ekspor sangat tinggi.
"Atau mungkin kita dapat mengembangkan dari hasil ikan lele tersebut menjadi
olahan-olahan penganan menurut ide dan kreativitas kita yang memiliki nilai jual
tinggi," ucap Deden.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai budidaya intensif ikan lele, anda dapat
menghubungi Departemen Perikanan, atau para pelaku usaha ikan lele seperti
Deden A.S ini.
http://www.detikfinance.com/read/2010/11/21/174238/1498792/480/yuk-
budidaya-lele-yang-murah-meriah
Pembesaran Ikan Lele: Bisnis Sepele, Untung Gede
Memilih usaha ternyata tidak harus dari sesuatu yang wah. Banyak peluang besar
bisa Anda peroleh justru dari sesuatu yang nampak sepele. Semisal beternak ikan
lele.Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis.
Padahal, rejeki yang ia janjikan cukup besar. Gerai supermerket besar hingga
warung tenda di pinggir jalan butuh pasokan lele dalam jumlah banyak secara
rutin.
Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel
lele yang berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di
warung tenda umumnya lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di
supermarket. Warung-warung seperti itu banyak tersebar di setiap kota.
Memulai bisnis lele tidah harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta
bikin pusing. Anda bisa memualinya dengan sekedar bejlan-jalan santai,
nongkrong sambil iseng mencicipi menu ikan lele. Dari kegiatan itu Anda bisa
memetakan pasar ikan lele. Jumlah kebutuhan ikan lelepun bisa Anda peroleh
secara pasti.
“Ya…. Kira-kira saya bisa habis lele 7 –8 kg setiap malam,” begitulah pengakuan
Sarah pedagang pecel lele di bilangan Jakarta Barat. “Ikan saya beli dari pasar
Kebayoran Lama. Tiap kilo harganya Rp 12.000. Jika dihitung-hitung, Sarah
butuh lele yang tidak sedikit. Paling tidak ia harus mendapat pasokan 210 – 240
kg lele segar secara rutin.
Keterangan di atas bisa memberi gambaran kasar bagi Anda bahwa peluang
berbisnis lele berprospek cerah. Pengalaman manis berbisnis lele juga dimiliki
oleh Ivan, peternak lele di Parung. Usaha ini mulai ia tekuni sekitar dua tahun
yang lalu.
Awalnya usaha itu ditekuni oleh kakaknya. Karena saudaranya harus bertugas
keluar negeri lantas usaha kolam lele itu dihibahkan kepada Vian. Pemuda yang
masih kuliah di salah satu Universitas Suwasta di Jakarta itu merasa masih perlu
banyak belajar di bidang perlelean. Saat ini ia dibimbing oleh Sueb, orang
kepercayaan kakaknya.
Berkat ikan bernama latin Clarias sp itu, Vian bisa menanggung biaya kulah
secara mandiri. Saat ini Vian memiliki kolam sebanyak 15 petak. Tiap kolam
berukuran luas 300m. Menurut Sueb, menjual ikan lele itu enak. Kita tidak perlu
lagi repot-repot mencari keterangan pasar. Pembibitan memang lebih cepat
untung. Tapi, kapasitas keuntungannya lebih kecil bila dibanding dengan
pembesaran.
Usaha pembesaran memang butuh modal lebih besar bila dibandingkan dengan
pembibitan. Namun, untung yang bisa diraup lebih menjanjikan. Masa panen ikan
lele memang relatif lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis ikan konsumsi
yang lain. “Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar 8 bulan. Sedangkan lele sudah
bisa dipanen sekitar 50 hari,” terang Vian sambil memegangi serokan yang
dipenuhi ikan lele siap panen.
Kondisi pasar ikan lele mamang cenderung lebih tidak stabil bila dibanding
dengan kondisi pasar ikan jenis lain. “Kadang-kadang harganya naik sangat
tinggi, Tapi kadang-kadang pula merosot,” ungkap Sueb. “Pokoknya jangan jual
lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf “R”nya (Mei, Juni, Juli, dan
Agustus),”sahut Vian memaparkan pengalamannya. Sebab. Pada kisaran bulan itu
banyak petani lele yang mengobral lelenya dengan harga murah. Alasannya,
mereka sangat butuh biaya untuk keperluan sekolah anak-anak mereka. Harga jual
ikan lele akan mencapai puncak termahal pada bulan Januari. Sebab, pada waktu
itu pasokan ikan lele cenderung berkurang. Hal itu disebabkan karena pada bulan
itu pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur yang gagal menetas lantaran
pengaruh musim hujan. Menurut pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan
derajan keasaman (pH) air kolam.
Jika Anda memiliki jumlah kolam lebih dari satu, Maka periode panen bisa
dirancang bergantian. Berkat cara seperti ini, periode panen bisa menjadi lebih
cepat dari 50 hari.
=Budidaya lele tidak direpotkan dengan masalah air. Daya tahan ikan lele sangat
baik “Asal air selalu penuh dan cukup pangan, itu sudah beres,”jelas Sueb di
dalam saung tempat menjaga kolam lele. Supaya bisa untung, ikan yang
dipelihara minimal haru berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan sebanyak itu butuh
paka sebanyak 35 karung. Setok pakan sebanyak itu dipakai dalam satu kali
periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung
adalah Rp 160.000.
Masalah pakan bisa diatasi dengan oplosan pakan yang berasal dari jerohan ayam.
Harganya Cuma Rp 1500/ kg. kwintal jerohan bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pakan lele selama 1 – 1,5 hari. Satu kolam butuh 2 karung pelet setiap
hari. Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari. Jadi, satu karung pelet
digunakan untuk sekali pemberian pakan. Berkat menu tambahan, ukuran ikan
bisa semakin besar. “Kalau biasanya ikan sekilo ada 7 ekor, setelah diberi pakan
tambahan berat ikan sekilo cima 6 ekor. Keuntungan lain yaitu bisa lebih irit biaya
Rp 510.000 setiap bulan.
Harga jual ikan lele di tingkat petani saat ini adalah Rp 11.000 / kg. Persentase
kematian ikan lele biasanya mencapai 10%. Kondisi seperti itu umumnya terjadi
sehabis ikan lele dilepas ke dalam kolam. Terutama ketika cuaca sedang panas.
Setiap kolam bisa menghasilkan lele seberat 7 – 8 kuintal.
http://agriculturesupercamp.wordpress.com/2007/12/19/pembesaran-ikan-lele-
bisnis-sepele-untung-gede/
Dari Raja Parkir Menjelma Jadi 'Raja Luwak'
Suhendra - detikFinance
Kemasyuran Kopi Luwak rupanya ditangkap juga oleh Gunawan penduduk Way
Mengaku, Liwa Lampung Barat. Gunawan yang dahulunya adalah seorang
koordinator parkir di Lampung Barat dengan penghasilan pas-pasan, kini setelah 3
tahun menggeluti bisnis produksi dan penjualan Kopi Luwak kehidupan
ekonominya membaik.
"Saya sebelumnya sudah 17 tahun menjadi koordinator parkir, itu hanya bisa buat
makan saja. Saya akhirnya tereliminasi," tutur Gunawan kepada detikFinance
saat ditemui di kediamannya, Way Mengaku, Liwa, Lampung Barat, Rabu
(6/10/2010).
Nasib pun akhirnya membawa Gunawan untuk mengakrabi bisnis kopi luwak. Ia
menuturkan kisah awal dirinya terjun di bisnis Kopi Luwak berawal saat ia
berjalan-jalan di pasar dan kepincut dua binatang musang atau luwak. Sebagai
penggemar binatang ia lantas membeli dua musang tersebut dengan masing-
masing harga Rp 50.000 per ekor.
"Saya kasih nama Luwak itu Inul dan Adam (penyanyi dangdut)," kenangnya
sambil tertawa.
Selang waktu 3 bulan berjalan ia mulai curiga terhadap gerak-gerik dari rekannya
yang tidak terbuka. Sebelumnya, ia hanya mengetahui alasan rekannya membeli
kotoran Kopi Luwak hanya untuk obat. Sementara kondisi dua luwaknya
memprihatinkan karena terlalu banyak diberi makan kopi.
"Saya penasaran, karena nggak ngerti internet saya minta tolong dicarikan di
internet oleh teman soal kotoran luwak oleh teman. Saya terkejut ternyata di
China ada informasi harga kopi dari Luwak dihargai persetengah kilo sampai Rp
2,5 juta," katanya.
Mulai semenjak itu lah ia berpikir untuk mengembangkan Kopi Luwak dengan
mengumpulkan sebanyak-banyaknya luwak hingga 67 ekor. Sayangnya, hal itu
tak semudah yang ia bayangkan karena banyak Luwak yang sakit dan akhirnya
mati atau bahkan kabur dari kandang. Hingga saat ini jumlah luwak yang ia miliki
hanya tersisa belasan saja.
Nama Luwak pun sempat mencuat menjadi binatang yang paling dicari pada
waktu itu, padahal Luwak sebelumnya dikenal sebagai hewan hama yang
mengganggu petani di kawasan Liwa. Harganya pun naik tajam sampai Rp
150.000 per ekor, saat ini bisa dijual Rp 300-500.000 per ekor. Menurut
Gunawan Musang dibagi berbagai jenis yaitu musang bulan, musang pandan dan
pohon.
"Musang yang bagus untuk kopi luwak itu yang pandan dan bulan. Musang pohon
nggak makan kopi, tapi sarinya saja," katanya.
Ia mengaku luwak-luwak yang masih hidup pun tak mudah diberi makan. Melalui
proses belajar otodidak ia mulai mengenal seluk beluk Luwak termasuk makanan
apa saja yang ia harus beri, kapan waktunya, kopi jenis apa yang disukai Luwak.
"Makanan yang disukai Luwak selain kopi merah yang matang, Luwak juga suka
pisang, pepaya sampai bekicot, proses makan kopinya pun malam hari," katanya.
Untuk urusan makanan luwak juga tak mudah, pasalnya dia waktu itu belum
memiliki kebun kopi sendiri. Sehingga harus berburu mencari kopi dari petani ke
petani dengan harga Rp 5000 per kg.
Selama proses belajar ini ia harus bergadang untuk memberi umpan kopi kepada
Luwak pada malam hari. Gunawan menuturkan pada saat yang bersamaan para
tetangganya mulai banyak yang tertarik, meski saat itu musangnya belum bisa
diandalkan untuk menghasilkan rupiah.
"Mulai ada keinginan meminta kerjasama bagi hasil. Tapi saya tak mau
direcokin," katanya.
Lambat laun jerih payahnya mulai terlihat, meski banyak tetangga menjalini
bisnis yang sama ia tetap yakin bisa sukses. Setidaknya saat ini bisa membuktikan
bisa mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari dan mampu membeli mobil
operasional Jeep Trooper seharga Rp 40 juta.
Ia juga mengaku ada hal yang membanggakannya yaitu saat produk Kopi
Luwaknya kabarnya pernah dibeli untuk keperluan jamuan kepresidenan.
Sebelum bulan puasa beberapa waktu lalu, lanjut Gunawan, ada kenalannya dari
kalangan militer yang membeli untuk keperluan jamuan tersebut.
"Kopi luwak saya pernah dipakai untuk coffee morning Pak Presiden SBY, waktu
itu jumlahnya 4 Kg," klaimnya.
Ia menuturkan saat ini di Liwa Lampung Barat panen kopi robusta sudah usai, dan
saat ini adalah musim kopi selingan. Masa panen kopi bulan Juni-Agustus,
sehingga saat ini proses produksi kopi menurun, para produsen hanya
mengandalkan stok yang ada.
Gunawan menambahkan pada saat produksi tinggi produksi kopi luwaknya dalam
bentuk brenjel (bentuk kotoran belum diolah) mencapai 300 Kg per bulan. Namun
saat tidak musim panen kopi produksi riilnya jauh dibawah 100 Kg per bulan.
"Sekarang lebih banyak jual bubuk, sebulan penjualan dari bubuk Rp 10 juta per
bulan, kalau penjualan brenjel masih minim," katanya.
Selain memproduksi kopi luwaknya sendiri, ia memiliki mitra-mitra dengan
produsen kopi luwak skala kecil dengan jumlah luwak perorangnya 2-5 ekor.
Perannya juga disini sebagai pengumpul atau broker penjualan bagi pelanggan-
pelanggan di Bandar Lampung, Bandung, Jakarta dan lain-lain.
Harga kopi Luwak bubuk yang ia jual mulai dari Rp 600.000-750.000 per Kg
tergantung wilayah tujuannya. Sementara Kopi Luwak dalam bentuk brenjel atau
gelondongan kotoran dijual Rp 200-250.000 per Kg sementar dalam bentuk biji
bersih siap giling Rp 350.000-500.000.
"Saya dengar harga kopi Luwak di Jakarta di Grand Indonesia sampai Rp 2 juta
per kg," katanya.
Padahal kopi luwak itu sendiri telah dikenal pada zaman kolonial Belanda sampai
era tahun 1950-an. Pada masa itu sudah diketahui bahwa Luwak merupakan
binatang yang gemar memakan buah kopi yang sudah matang dan para petani
sering memunguti kotoran buah kopi luwak di alam bebas dengan adanya
keyakinan kopi-kopi tersebut merupakan biji kopi terbaik dan sudah melalui
proses fermentasi di dalam lambung luwak secara alami.
Raja Luwak
Gunawan
Jl. Raden Intan Gg. Pekonan, Way Mengaku Liwa Lampung Barat
(hen/qom)
http://www.detikfinance.com/read/2010/10/08/111210/1458919/480/dari-raja-
parkir-menjelma-jadi-raja-luwak
Pasar Kopi Luwak 'Segelap' Warna Kopinya
Suhendra - detikFinance
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=31&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3db6179'
border='0' alt='' /></a>
Setidaknya sepanjang tahun 2010 ini, para produsen kopi luwak Liwa Lampung
Barat mengeluh sulitnya menjual produk kopi luwak-nya. Hal ini diakui oleh
beberapa produsen kopi yang ditemui detikFinance di kawasan Way Mengaku
Liwa beberapa waktu lalu.
Misalnya saja Sapri pemilik Ratu/Central Luwak yang mengaku saat ini kwintalan
biji mentah (gelondongan) kopi luwaknya belum terjual padahal ia harus
mendapatkan dana segar untuk memutar bisnis kopi luwaknya. Maklum saja,
sekarang sudah bukan lagi musim kopi namun Sapri harus tetap memelihara
puluhan ekor musang atau luwaknya dengan biaya pakan yang lumayan menguras
kantong.
"Sekarang sebagian musang yang kurus-kurus kita lepaskan ke hutan, yang saya
punya hanya tinggal 30 ekor," katanya saat ditemui detikFinance di kediamannya,
Lampung Barat, beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan permasalahan utama yang saat ini melilit para produsen kopi luwak
di Liwa adalah masalah sertifikasi keaslian produk kopi yang belum jelas
juntrungannya. Berbagai upaya oleh produsen untuk meminta bantuan pemerintah
termasuk pemda Lampung Barat dan Lampung masih nihil alias belum mendapat
respon.
"Padahal kalau ada permintaan skala besar apalagi untuk ekspor. Pembeli
mensyaratkan adanya sertifikasi standar internasional untuk memastikan keaslian
kopi luwak," jelas Sapri.
Menurut Sapri, kondisi semacam ini tidak jarang rencana order dalam jumlah
besar harus gagal di tengah jalan, cuma gara-gara alasan tidak ada sertifikat yang
menjamin keaslian kopi luwak.
"Pemerintah yang diatas kita ini, selalu beralasan kami tidak berwenang. Mereka
nggak kasih solusi soal sertifikasi ini," tegas Sapri.
Dikatakannya saat ini gaung kopi luwak yang pesonanya sudah begitu luar biasa
di masyarakat justru tak menyentuh kesinambungan bisnis kopi luwak di Liwa.
Seharusnya, lanjut Sapri, dengan pamor kopi luwak yang sudah terkenal seantero
dunia, para produsen bisa merasakan geliat penjualan produk mereka.
"Gaungnya kopi luwak ini memang besar, tapi untuk urusan kesinambungan
permintaannya belum terlihat," katanya.
Sehingga kata dia sekarang ini para produsen untuk meyakinkan pembeli
mengenai keaslian produk kopi luwaknya dengan cara membawa pembeli ke
tempat penangkaran dan menyaksikan langsung proses produksinya.
"Akhirnya kalau mau nunjukin keaslian, ya pantat si luwak itu lah sebagai
sertifikatnya," ucapnya tertawa.
Selain masalah sertifikat keaslian, para produsen kopi luwak juga sempat
dihadapkan soal halal atau haram dari produk kopi luwak. Meski sekarang ini
sudah terjawab sebagai produk halal, sebelumnya penjualan kopi luwak sempat
merosot karena isu ini.
Bahkan masalah dikotomi antara kopi luwak hasil penangkaran dengan kopi
luwak alam bebas masih saja terjadi. Menurutnya sebagai produsen kopi luwak,
produk kopi luwak hasil penangkaran justru lebih terjamin kebersihannya.
Sedangkan kopi luwak hasil pengumpulan kotoran luwak di alam bebas justru
masih diragukan kebersihannya, maklum saja di alam bebas luwak biasanya
memakan segala macam makanan termasuk bangkai-bangkai binatang.
"Menurut kami kopi luwak liar rasanya tidak jelas. Para pengumpul petani yang
misalnya seminggu hanya dapat 1 Kg, lalu kalau ada permintaan 10 Kg ya
terpaksa nyadur (memalsukan)," katanya.
Sapri akhirnya berkesimpulan bahwa pasar kopi luwak saat ini benar-benar masih
gelap dari sisi kontinyuitas pembeli skala besar, soal standar keaslian, termasuk
perdebatan soal kualitas kopi luwak penangkaran dengan kopi luwak hasil
penangkaran.
Bahkan soal harga pun mengalami hal yang sama, di Liwa sendiri harga kopi
luwak dihargai sangat variatif, ada produsen yang menjual Rp 500.000 per Kg,
ada juga Rp 600-800.000 per kg, atau bahkan ada yang sampai Rp 1 juta per Kg.
"Jadi kopi luwak ini pasarnya gelap sehitam kopinya," ujarnya tertawa.
Hal-hal semacam ini akhirnya berimbas pada para produsen kopi luwak skala
kecil di Liwa yang memiliki penangkaran luwak dibawah 5 ekor. Tak jarang para
produsen skala kecil ini menutup usahanya alias bangkrut dan menjual luwak-
luwaknya ke produsen yang lebih besar termasuk dirinya.
"Kalau tahun kemarin itu yang coba-coba (bisnis kopi luwak) saya hitung-hitung
lebih dari 30 orang, sekarang gulung tikar, yang efektif hanya kami bertiga (Sapri,
Gunawan dan Sukardi)," katanya.
Ia mengakui saat ini komoditas kopi luwak masih menjadi konsumsi kalangan
tertentu saja karena harganya yang mahal, sehingga tak mengherankan dengan
pangsanya kecil namun porsinya diperebutkan banyak produsen, hasilnya nasib
produsen kopi luwak seperti sekarang ini.
Sama halnya dengan Sapri, Sukardi salah satu produsen kopi luwak terbesar di
kawasan Liwa dengan bendera Kupi Musong mengatakan hampir setiap hari ada
3-5 orang tamu yang datang ke rumahnya yang tertarik dengan kopi luwak.
Bahkan sudah banyak sekali sampel-sampel kopi luwaknya yang sudah ia kirim
ke calon pembeli, namun lagi-lagi pembeli skala besar dengan itensitas kontinyu
tak kunjung datang.
Sukardi juga mengaku masih belum bisa menjawab adanya fenomena bahwa
begitu termasyurnya kopi luwak namun yang membeli dalam skala besar dan
terus menerus masih nihil. Sukardi menuturkan ia menduga hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu adanya spekulan kopi, yang menginginkan kopi luwak
tetap eksklusif di pasaran.
"Kopi luwak ini masih langka, hanya daerah tertentu saja yang memiliki kopi
luwak," kata Sukardi.
Ia berharap ada upaya penelitian terhadap produk kopi luwak Lampung Barat
terutama dari sisi kualitas bahkan khasiat obat yang selama ini belum diteliti
secara ilmiah. Jika ini dilakukan akan semakin menambah kepercayaan pasar
terhadap kopi luwak.
"Misalnya lebih bagus mana kopi luwak kandang, atau kopi luwak hasil hutan, itu
yang belum diuji," katanya.
Setali tiga uang dengan Sapri, ia juga mengharapkan agar pemerintah membuat
sertifikasi keaslian kopi luwak. Dengan demikian hal ini bisa menjawab adanya
keraguan pasar dan menjamin kelangsungan bisnis produksi kopi luwak di Liwa
Lampung Barat.
"Sekarang ini saya bingung banyak orang mencari tapi nggak ada yang membeli
dalam jumlah besar dan kontinyu," katanya.
Sukardi pun menuturkan ada saja kemungkinan yang terjadi dari masalah
pemasaran kopi luwak saat ini. Maklum saja pemasaran kopi luwak masih terbatas
dan rentan mengundang spekulan kopi luwak terutama dari para broker.
"Apa kualitasnya rendah? tapi sampai sekarang nggak ada yang komplain. Apa
terlalu banyak broker, apa permainan orang kopi. Sekarang kan pemain kopi
luwak banyak, biar ekslusif kopi dibuang di laut habis semua biar mahal lagi.
Kan dari ceritanya pemain kopi nggak banyak," katanya.
Namun terlepas dari itu semua, ia menambahkan saat ini kemampuan produksi
kopi luwak di Liwa Lampung Barat bisa mencapai 2 ton kopi per bulan ditopang
oleh 20-an produsen kopi luwak. Jika proses pemasaran berjalan dan ditopang
oleh permintaan yang kontinyu, maka kopi luwak di Lampung Barat akan menjadi
kekuatan ekonomi tersendiri.
"Untuk jualan kopi bubuk saya ada pembeli dari Taiwan yang rutin membeli 10
Kg per minggu," katanya.
Sukardi menuturkan dengan segala macam persoalannya, intinya saat ini produsen
kopi luwak Lampung Barat masih kesulitan menjual produknya. Bahkan berimbas
pada upaya banting harga dari para produsen kopi luwak agar tetap menjaga
perputaran uangnya (cashflow).
"Sekarang ini kita kasih harga mahal susah, kasih harga murah orang ragu dan
mencibir," katanya.
Kopi luwak itu sendiri telah dikenal pada zaman kolonial Belanda sampai era
tahun 1950-an. Pada masa itu sudah diketahui bahwa Luwak merupakan binatang
yang gemar memakan buah kopi yang sudah matang dan para petani sering
memunguti kotoran buah kopi luwak di alam bebas.
Petani memiliki keyakinan kopi-kopi tersebut merupakan biji kopi terbaik dan
sudah melalui proses fermentasi di dalam lambung luwak secara alami sehingga
menghasilkan kopi dengan cita rasa yang khas.
(hen/qom)
http://www.detikfinance.com/read/2010/10/11/084113/1460833/480/pasar-kopi-
luwak-segelap-warna-kopinya
Gurihnya Bisnis Lobster Air Tawar
Ninik Setrawati - detikFinance
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a3db6179&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=31&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3db6179'
border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Lahan pekarangan rumah sempit tak membatasi
kreatifitas Fahdiansyah Rambe, untuk membuat suatu usaha yang mendatangkan
nilai ekonomis. Dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya, sarjana teknik kini
mempunyai 15 kolam yang digunakan untuk bisnis lobster air tawar.
Dalam satu bulan, Fahdiansyah bisa menghabiskan sekitar Rp 1,8 juta untuk
membeli pakan lobster berupa cacing sutra dengan harga Rp 10 ribu per liter dan
pelet merek Pokphand seharga Rp 230 ribu per karung isi 25 kg.
Untuk mencegah penyakit yang sering menyerang benih lobster seperti parasit,
Fahdiansyah cukup dengan memberikan makanan yang sesuai, menjaga kualitas
air yang baik, serta oksigen yang cukup di dalam air.
“Jika ingin membenihkan atau membesarkan lobster air tawar, maka carilah
banyak teman. Kita tidak bisa “bermain” sendiri jika ingin sukses karena pada
dasarnya semua bisnis pasti membutuhkan banyak mitra,” tambah Fahdiansyah
beberapa waktu lalu.
Usahanya kini berbuah manis. Banyak hotel dan restoran di Jakarta dan
Balikpapan yang menjadi pelanggan setianya. Saat ini, Fahdiansyah bisa menjual
3 ribu ekor bibit lobster air tawar per bulan, 65 kg lobster siap konsumsi per
minggu, dan 15 set indukan per bulan.
“Saya yakin, suatu saat nanti lobster air tawar akan menggantikan posisi lobster
air laut,” ungkap Fahdiansyah.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pesanan, baik untuk benih maupun
konsumsi. Fahdiansyah juga menambahkan bahwa peluang bisnis untuk
pembenihan dan pembesaran lobster air tawar masih terbuka.
Batu roster, genteng, jaring, dan potongan pipa digunakan sebagai tempat
persembunyian. Jika tidak ada tempat bersembunyi, maka lobster akan menyerang
satu dengan yang lainnya.
Proses perkawinan terjadi setelah 2-3 minggu. Ciri induk betina yang sedang
bertelur adalah ekornya akan melengkung hingga kaki pertamanya. Jika sudah
terlihat tanda-tanda induk bertelur, segera pindahkan ke aquarium lainnya.
Usahakan 1 aquarium (ukuran 100x50x25cm) hanya berisi 1 induk betina. Hal ini
bertujuan untuk menghindari pertengkaran antara lobster betina yang dapat
mengakibatkan kerontokon telur.
Induk lobster betina bisa menghasilkan 200-300 telur lobster. Proses pengeraman
telur membutuhkan waktu 30-35 hari dan untuk penetasan telur lobster
membutuhkan waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, segera ambil induknya. Jika
induk tidak diambil lebih dari seminggu, maka lobster induk akan memangsa
anaknya sendiri.
Setelah induk dipisahkan dari anaknya, pisahkan induk dari lobster dewasa
lainnya. Untuk proses perkawinan selanjutnya, tunggu selama minimal 2 minggu
atau sampai berganti kulit. Induk lobster air tawar bisa hidup sampai umur 3-4
tahun dengan panjang 20-25 cm dan berat mencapai 0,5 kg. Pada usia itu, lobster
akan semakin banyak menghasilkan telur, bahkan jumlahnya bisa mencapai
hingga ribuan.
“Semakin tua lobster, maka jumlah telurnya akan semakin banyak, karena
badannya semakin besar, kuat, dan panjang,” ungkap Fahdiansyah.
Setelah telur menetas menjadi benih, sebulan kemudian pilah benih dan pisahkan
sesuai ukurannya lalu pindahkan dari aquarium ke kolam semen. Kolam semen
lebih bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen
tidak terlalu drastis. Suhu yang sesuai untuk benih lobster air tawar
adalah 25-30 oC.
Dua bulan kemudian, benih lobster yang perkembangannya bagus akan berukuran
5 cm dan siap untuk dijual. Lamanya waktu usaha pembenihan secara keseluruhan
sekitar 6 bulan dari mulai proses perkawinan indukan sampai umur benih
mencapai 2 bulan. Resiko kematian benih saat pemeliharan sekitar 20%.
Berikan makan berupa pelet khusus lobster sehari 2 kali, yaitu pagi (pukul 07.00-
09.00) dan sore (pukul 17.00-20.00). Porsi ideal untuk makan pagi 1 ekor benih
lobster adalah seperempat sendok teh pelet dan untuk makan sore sebanyak
setengah sendok teh. Selain pelet, juga bisa diberikan sayuran (misalnya tauge dan
wortel) dan protein segar (misalnya cacing sutra dan cacing beku).
Untuk Cacing Sutra atau beku, biasanya 1 liter cacing bisa dihabiskan dalam
waktu 1 minggu untuk 1000 benih lobster. Untuk pembenihan lebih dianjurkan
diberi pakan cacing karena kadar proteinnya tinggi.
Untuk penyakit yang biasanya menyerang benih lobster adalah parasit yang hidup
di kepala dan badan lobster. Parasit tersebut berwarna putih susu dan bisa
berkembang biak di dalam tubuh dan kepala lobster. Ciri lobster yang terkena
parasit adalah nafsu makannya berkurang dan tidak lincah sehingga bisa
mengakibatkan kematian.
Yang harus diperhatikan dalam pembenihan lobster adalah pemberian makan dan
kualitas air. Fahdiansyah biasanya mengganti air sebulan sekali, namun,
penggantian air bisa lebih cepat atau lebih lama dari yang diperlukan, tergantung
dari tingkat kotoran dalam air.
Jika kadar kotoran sisa makanan lebih besar dibandingkan kotoran dari bibit
lobster, maka air akan beracun dengan ciri warna air berubah menjadi keruh dan
baunya tak sedap. Racun tersebut dihasilkan dari sisa makanan yang membusuk
dalam air. Oleh sebab itulah usahakan agar makanan selalu habis untuk sekali
makan sehingga tidak meninggalkan sisa dalam air.
Asumsi bisnis lobster ala Fahdiansyah per bulan, dengan ilustrasi modal awal Rp
5 Juta, biaya pembenihan dan pembesaran Rp 1,8 juta ditambah biaya operasional
Rp 3,4 juta. Jika omset mencapai Rp 50 juta dengan asumsi penjualan bibit lobster
hingga 3000 bibit (Rp 1400 per bibit) per bulan seharga Rp 4,2 juta, penjualan
lobster konsumsi 260 ekor (Rp 150.000 per lobster) total mencapai Rp 39 juta dan
penjualan induk lobster sampai 15 set (Rp 450.000) total senilai Rp 6,7 juta maka
sudah dipastikan uang puluhan juta masuk kantong anda.
Fahdiansyah Rambe
http://www.detikfinance.com/read/2010/12/27/101025/1533129/480/gurihnya-
bisnis-lobster-air-tawar
Beternak Ikan Lele
Posted on 2008/09/11 by villamutiaragading2
PERTIMBANGAN
Ikan ini cukup banyak penggemarnya di masyarakat (coba saja lihat warung-
warung pecel lele, ramai terus kan). Sekarang ini, ekspor lele sudah dilakukan
oleh perusahaan
dari Belanda. Mereka sudah bisa mengekspor 20 ton lele per hari. vietnam
mengekspor 70.000 ton lele pd tahun 2005 untuk pasar amerika dan eropa dengan
kisaran harga $ 2,8/kg Dan untuk pasar local bekisar Rp.6.000 s/d Rp.10.000 /kg
Syaratnya punya tanah/lahan yang kosong agak cukup luas, minimal 3 x 6 meter.
Ayo, coba ukur tanah samping/depan/belakang rumah anda atau bisa menyewa
tempat?
Ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang),
ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar),
ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain
dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia),
gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Hewan yang di Amerika Serikat
disebut Cat Fish ini benar-benar berpotensi memuaskan hobi memelihara binatang
dan mendatangkan pemasukan tambahan bagi Anda.
PERSIAPAN
Buat 1 kolam ukuran kecil 2m x 3m, gali tanah sedalam 30 cm, tanah galian lalu
urug-kan saja ke sekitar pinggir calon kolam. Terus beli terpal plastik yang
banyak dijual di toko, seharga 50 ribuan (yang lebih mahal juga ada), tapi ini
kualitasnya sudah cukup bagus. Pasang terpal plastik ke lubang kolam yang telah
digali, kedalaman tanah 30 cm, tinggi permukaan tanah (dengan tanah urug
sebelumnya) naik kan jadi 20-30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Sebagian
di atas kolam dibuat atap pelindung, juga bagus. Sebagian terkena cahaya
langsung matahari.
info: Kalau air terlalu dangkal ukuran lele menjadi terlalu pendek karena ikan
kurang bergerak.
Jadilah kolam kita yang berbiaya murah. hemat biaya pasir dan semen, serta
ongkos tukang bukan?
Isi kolam dengan air bebas pencemaran bisa berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah
diendapkan. kolam sebaiknya diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu
agar terbentuk pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm kondisi air tdk jalan krn lele rentan
terhadap perubahan air yg terus menerus dan lele akan selalu meloncat kearah sumber air
mengalir. kedalaman kolam sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm. Air kondisikan alami
seperti di rawa/sungai, perbanyak tanaman air. Beri tanam-tanaman air juga bagus, semisal teratai,
ganggang air, kangkung, dsb.
sampai satu minggu jgn dulu kasih pakan (biarkan lele makan pakan alami tadi)
Berikutnya, beli benih ikan lele, dengan ukuran sebesar ibu jari orang dewasa,
harganya sekitar 200-300 rupiah per ekor. (terkadang kalo beli bibit ada minimal
order)
Coba isi kolam tadi dengan 300-400 ekor benih ikan lele.
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam
larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/M2 selama 24 jam atau
formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi
dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke
dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar
dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam.
PAKAN
Berikan pakan dua kali dalam sehari. Pakannya adalah pelet dan menu tambahan cacahan jeroan
ayam. Menu tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu tambahan ini juga meningkatkan
pertumbuhan lele. “Kalau biasanya sekilo ada tujuh ekor, setelah diberi pakan tambahan sekilo
cuma enam ekor,”
Kalau ada sisa nasi makan malam/siang, masukkan saja ke kolam, biar nambah-nambah zat
makanan.
atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt
diberi pakan tambahan berupa limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas
dng terlebih dahulu dibakar/direbus. atau dengan jeroan ikan,atau ikan-ikan buangan(dipasar bnyk
koq).
–tidak wajib—
1. Ampas tahu
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lbh bgs di rebus dgn perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg ampas tahu,
+5kg katul,+ 1kg ikan asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.
(warning) : piara lele bau (bagi yang sensitif bau) lho… harus tahan juga.
Kalau di awal-awal menabur benih, sebagian ikan mati, jangan panik, ambil saja,
buang.
1 minggu mungkin sekitar 20-30 ekor.
3-4 hari berikutnya ikan akan bertahan hidup normal koq. Nah, tinggal menunggu
sekitar 3 bulan, ikan sudah cukup besar untuk bisa dipanen, dijual dengan harga
sekitar 1000 rupiah per ekor. (asumsi sekilo Rp.7000, biasanya ada 7 ekor lele)
Bibit lele biasanya dibeli dari pasar atau peternak lele (yang memproduksi benih).
hati-hati dengan bibit yang kuntet (tidak bisa gede)
atau kalau kita sendiri punya lahan sangat luas, bisa membeli 3-4 pasang induk yang siap bertelur
(harga mungkin sekitar 100 ribu per pasang), sekali bertelur jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu
tuh, kalau cara merawatnya berhasil banyak yang berhasil hidup dan tumbuh besar, mungkin butuh
kolam ukuran 3×4 m sebanyak 3-4 buah kolam untuk menampung telur.
PEMASARAN
Bisa di lingkungan kita sendiri, tawarkan ke pengumpul benih, atau yang sudah besar tawarkan ke
warung-warung makan lele atau jual ke pasar, ke tukang sayur keliling, pemancingan2 ikan lele,
dll harganya mungkin +/- Rp. 7000/kg
Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf ‘r’-nya (mei, juni, juli,agustus ?)
Mengapa? Pada bulan-bulan itu banyak petani lele mengobral lelenya dengan harga murah karena
mereka butuh biaya sekolah anak-anaknya
Bikin saja tulisan di depan rumah “JUAL IKAN LELE KONSUMSI, SEGAR, GURIH”
Kalau tanah cukup luas, berarti bisa bikin 2-3 kolam lagi yang serupa.
Harga jual lele mencapai puncak paling mahal pada Januari. Pada bulan Januari
pasokan lele berkurang karena pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur
gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Berdasarkan pengalaman Vian, air
hujan bisa menurunkan derajat keasaman (pH) air kolam.
SEGI TEKNIS
Sebenarnya budi daya lele tidak terlalu direpotkan dengan masalah air. Daya tahan
lele sangat tinggi. “Asalkan air selalu penuh dan cukup pakan,” kata semua pakar lele,
2) Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta
kelarutan oksigen dalam air.
Satu bulan setelah bibit dilepas, kolam dijarangkan, lele disortir lele yang besar-besar sebesar batu
baterai. Sekitar empat kwintal lele sebesar batu baterai itu dipindahkan ke kolam lain. Tujuannya
supaya dalam satu kolam ukuran ikan lele seragam. Kalau tidak seragam lele yang kecil dimakan
lele yang lebih besar. sortir secara kontinue (2 atau 3minggu sekali) untuk memisahkan ukuran
yang besar dan yang kecil untuk mencegah kanibalisme dan kerugian panen.
tehniknya: mungkin perlu punya lebih dari satu kolam, atau ada yang disekat dengan
jaring.
Seandainya pakan tidak dikombinasi dengan jeroan ayam, satu periode panen
memerlukan 30 karung pelet. Jika ditambah jeroan ayam sebanyak 50 kg dalam
satu periode pemeliharaan, pelet bisa dikurangi separuhnya.
Selain itu, masa panen (ukuran konsumsi) lele relatif lebih cepat daripada ikan konsumsi lainnya.
“Kalau gurami baru bisa dipanen sekitar delapan bulan. Lele sekitar 50 hari,” kata seorang
peternak lele.
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. jadi pikirkan trick-tricknya biar tidak
di PATIL.
Selamat mencoba!
Kalau stress, coba ambil pakan ikan, malam-malam menjelang maghrib, taburkan ke atas kolam,
lihat betapa asyiknya melihat ikan-ikan berlomba memangsa makanan
Jangan lupa, perdalam ilmu memelihara ikan dengan menggali ilmu dari buku-
buku di toko buku.
http://vmg2.wordpress.com/2008/09/11/beternak-ikan-lele/
49 Responses
1.
saya ian domisili istana mentari regency sidoarjo – jatim.saya amat sangat
tertarik dan ingin mempraktekkan ilmu tenteng lele tersebut..apakah saya
bisa mendapat semacam studi kasus untuk proses pembelajaran begitu dan
saya harus menghubungi siapa? terima kasih
Untuk mas ian ,saya ada saran jika ingin ternak lele terlebih dulu anda
pelajari teknik budidaya lele dg seksama,bisa dari buku atau dari petani
yang sukses. Walaupun harga pakan melambung tetaplah optimis karena
masih ada celah untuk mendapat untung,jika budidayanya benar.
selamat mencoba dan sukses
Reply
2.
btw ada design kolam nya? bagaimana kalo diatasnya dibikin kandang
ayam?
Mas anam, untuk ternak lele tidak selalu harus membuat kolam, bisa juga
dengan Drum-drum, karena lele hidup dengan air yang tidak mengalir.
Namun bila area lahan yang di miliki luas bisa dengan membangun kolam.
Silahkan saja bila ingin di buat kandang ayam di atas kolam.
Reply
3.
sy adi baru mo start usaha budidaya lele, kolam aja baru jadi mungkin
awak bulan kali mulainya , yg sy mo tanya beli nibi nya dimana &
harganya brp tolong kasih tau mas
email aja mas ke arach78@gmail.com
Reply
4.
saya pengin tahu lebih banyak tentang budidaya dan pemasaran lele.
tolong mas kalau ada kegiatan tentang budidaya lele saya di undang . saya
di bekasi telp. 081519424000- 021-91965878 .terima kasih
Reply
5.
Saya memiliki kolam ikan yang saya keringkan karena untuk kandang
Domba, dan dilokasi tanah kami terdapat 2 mata air yang debitnya cukup
bagus/lokasi di gunung salak/ cigombong, saat ini saya mulai memilihara
ikan lele sebesar ibu jari/30ekor/kilo gram bagaiman ini apakah baik,
didalam air banyak ganggang, kangkung, genjer dll.
Wasalam
Teddy S Sofyan
Reply
6.
Karena tidak punya lahan , tetapi pingin ternak ikan lele, di atas rumah
menggunakan drum pastik, ternyata juga bisa…
http://ternaklele.blogspot.com
Reply
7.
Reply
8.
Reply
9.
tolong banget sya dikasi tau penjelasan tentang budidaya lele, krn sya bru
bli tanah di bilangan cibu2r sebesar 500 m2. saat ini sya dpt info tntang le2
blm lengkap!!! I HOPE!!
Reply
10.
salam kenal…..
saya tertarik dengan budidaya ikan lele ..tapi yang jadi masalah pokok
bagi pemula budidaya ikan lele adalah dimanakah mendapatkan BIBIT
ikan lele tersebut …?
Mohon pencerahannya ….
alfaris100500.wordpress.com
alfaris100500@yahoo.com
Reply
11.
Reply
12.
Reply
13.
thanks..
Reply
Reply
14.
Reply
Reply
15.
siiiip
Reply
16.
sory kurang i
ok punya nich
Reply
17.
Reply
18.
akhirnya bs juga;
Reply
19.
Reply
20.
Budhi, on 2009/06/09 at 2:31 pm said:
Reply
1. Induk Jantan
2. Induk Betina
Reply
21.
Reply
22.
Reply
23.
halo lam kenal nieh . saya juga baru belajar ternak ikan lele
namun saya saat ini menemui kendala .dan hingga saat ini saya belum
menemukan bagaimana cara mengatasinya , yaitu ikan di kolam usia
sekitar sebulan terus kulit mulut ikan ama ekor pada ngelupas. terus ada
juga yang mati
nah jika kawan yang lain tau trik untuk menanganinya mohon kiranya sudi
untuk berbagi ilmu ke saya
bisa kirim ke solo.balapan@gmail.com/ke sadjie_21@yahoo.com
terimakasih atas tanggapannya.
Reply
24.
saya tertarik berbudidaya ikan lele tapi yang saya takutkan adalah gagal
ditengah jalan, apa sajakah kendala-kendala dalam berternak ikan lele?
sebelumnya termakasih
Reply
25.
Reply
26.
eko, on 2009/08/30 at 2:56 pm said:
Reply
27.
mas mau tanya kl bwat masarin hsil ikan lele di bandung di mana ya?
truz kl cri bnih ikan lele bi bandung yang bagus di mana ya?
mohon saran nya ya mas ,mksh sblumnya……
Reply
28.
sy baru mencoba budidaya lele dgn uk kolam 4×8 pertanyaan sy, berapa
lama pembesarannya jika 1kg=25ekor lele dan berapa lama pembesaran
jika lele sebesar telunjuk (bibit)tq
Reply
29.
mas tlg dong saya, udah tiga hari ini benih lele saya banyak yang
mati,gimana cara mengatasinya,apa karena cuaca kalau malam hari dingin.
saya berdomisili di pare Kab. Kediri, sebelumnya terima kasih
Reply
30.
08156153462
021-8715000
oni.jump@gmail.com
matanggonad@gmail.com
tonisadikin@yahoo.com (yahoo mesengger) ANUGRAH SUKSES
MANDIRI FISH FARM
Reply
31.
Reply
32.
bandung banyak mas, mau ukuran apa aja siap, hub aja saya daerah
padalarang sampe ciklong wetan..
Reply
33.
solvapotter, on 2010/02/19 at 1:10 am said:
saya jual CD cara budidaya ikan lele yg benar, hanya dgn harga 50
ribu/CD. jika berminat silahkan hub.saya di 081-911857815 atau email
rozi679@gmail.com.
terima kasih
Reply
34.
Reply
35.
Reply
36.
mau tanya pengepul lele di daerah bekasi, rencana akhir mei – pertengahan
juni bertahap panen 1-2.5 ton. info sms ke 021-33224450. thanks
Reply
37.
Reply
38.
BUTUH SEGERA..!!!!!
Reply
39.
salam kenal,mas klo mau beli bibit lele sangkuriang yang dekat di jakarta
timur dimana???
Reply
40.
Reply
41.
Reply
42.
Reply
43.
maaf mas sebelum bibit di tebar kan harus di steril dulu dimana beli
larutan sterilnya terima kasih
Reply
44.
no telpon : 081336352260
email : moch_yudha84@yahoo.com
Reply
45.
saya tinggal di daerah bekasi dan sedang mencari tempat penjualan benih
dan pakan lele di daerah bekasi. tolong kirimkan alamat lengkap dan
teleponnya ke email saya ya pak untuk mempermudah saya mengakses
lokasinya. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak !
Reply
46.
Salam sukses, bagi rekan2 yang mengalami lele mati ataupun terkena
penyakit seperti cacar, bercak putih, kembung, sungut patah, insang
merah/hitam kami menyediakan obatnya yang sudah terbukti sejak 2002.
SWARA NIAGA
Kedungturi Permai S-15
Sidoarjo – Jawa Timur
081216179270
Email: swaraniaga@yahoo.com
Reply