Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Mata bukanlah suatu organ vital bagi manusia, tanpa mata manusia masih
dapat hidup, namun keberadaan mata sangatlah penting. Mata adalah jendela
kehidupan, tanpa mata manusia tidak dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya.
Oleh karena itu pemeliharaan mata sangatlah penting.
1
BAB II
ANATOMI
Anatomi Palpebra
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, paparan sinar, dan pengeringan bola mata. 1
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan
pada bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva
tarsal. 1
2
dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata
atau membuka mata. 1
- Di dalam kelopak mata ada tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra. 1
- Septum orbita, yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. 1
- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus, terdiri atas jaringan
ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah). 1
Volume orbita dewasa + 30cc dan bola mata hanya menempati sekitar 1/5
bagian ruangannya. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.
3
facies orbitais os
frontalis
facies orbitais
os ethmoidale os sphenoidale
os lakrimale
facies orbitais
crista lacrimalis os zygomatici
posterior
crista lacrimalis
anterior os zygomaticum
os ethmoidale
Facies orbitaes os
frontale
Os lacrimale
Proc orbitais
os palatini
Facies orbitaes
os maxilla
Dinding Orbita :
Atap : - facies orbitais ossis frontalis
- Ala parva ossis sphenoidalis (bgn posterior) mengandung
kanalis optikus
4
Dasar : - pars orbitais ossis maksilaris (bgn sentral yang luas)
- pars frontalis ossis maksilaris (medial)
- os zygomaticum (lateral)
- processus orbitais ossis palatini (daerah segitiga kecil di
posterior)
Medial : - os ethmoidale
- os lakrimale
- korpus sphenoidale
- crista lacrimalis anterior : dibentuk oleh processus frontalis ossis
maksilaris
- crista lacrimalis posterior yg dibentuk oleh :
Atas : processus angularis ossis frontalis
Bawah : os lacrimale
Diantara kedua crista lacrimalis terdapat sulkus lakrimalis dan berisi sakus
lakrimalis.
Vaskularisasi Orbita
5
9. Arteri supratrokhlearis
Vena utama : Vena Oftalmika superior dan inferior. Vena Oftalmika Superior
dibentuk dari :
Vena supraorbitais
Vena supratrokhlearis mengalirkan darah dari kulit Satu
cabang vena angularis di daerah periorbita
Vena ini membentuk hubungan langsung antara kulit wajah dengan sinus
kavernosus sehingga dapat menimbulkan trombosis sinus kavernosus yang potensial
fatal akibat infeksi superfisial di kulit periorbita.
6
Anatomi Bola Mata
Bola mata orang dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter
anteroposterior sekitar 24,5 mm.
Kamera anterior
kornea
Pupil
iris
Kamera posterior
Canalis
Schlemm
Zonula
Korpus siliaris
lensa
Ora serata
koroid
vitreus
retina
Nervus opticus
Konjungtiva :
7
1. Konjungtiva palpebralis : melapisi permukaan posterior kelopak mata
dan melekat erat ke tarsus. Ditepi superior
dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke
posterior ( pada fornices superior dan
inferior ) dan membungkus jaringan
episklera dan menjadi konjungtiva bulbaris.
Kornea
8
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang di lalui
berkas cahaya menuju retina. Kornea bersifat tembus cahaya karena strukturnya
uniform, avaskuler, dan deturgesens. Detugesens, atau keadaan dehidrasi relatif
jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh
fungsi sawar epitel dan endotel.
Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan,
sedangkan cedera epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat, hilang pada saat
epitel sudah beregenerasi.
Uvea
9
3. Koroid : segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Lensa :
Humor Aquaeus
10
Sudut Kamera Anterior
Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar
iris.
Retina
Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk
2/3 dari volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa,
retina, dan diskus optikus.
11
Otot-otot ekstraokular
Adneksa mata
1. Alis mata
- Duktus Lakrimalis
- Sakus Lakrimal
12
Canaliculus
Fornix conjungtiva lacrimalis
superior superior
Glandula lacrimalis,
ductuli excretorii
Saccus
lacrimalis
Fornix conjungtiva
inferior
13
BAB III
Selulitis Orbita
A. Definisi
B. Epidemiologi
14
1. Mortalitas / Morbiditas
2. Ras
3. Sex
4. Usia
15
BAB IV
a. Haemophilus influenzae
16
Haemophillus influenzae dapat tumbuh dengan media “heme” oleh
karena media ini merupakan media kompleks dan mengandung banyak
prekursor-prekursor pertumbuhan khususnya faktor X (hemin) dan faktor V
( NAD dan NADP ). Di laboratorium di tanam dalam agar darah cokelat yang
o
sebelumnya media tanam tersebut dipanaskan dalam suhu 80 C untuk
melepaskan faktor pertumbuhan tersebut. Bakteri dapat tumbuh dengan baik
o
pada suhu 35 C- 38o C dengan PH optimal sebesar 7,6. Bakteri ini dapat
tumbuh pada kondisi aerobik ( sedikit CO2). Bakteri ini sekarang sudah jarang
untuk menyebabkan selulitis akibat banyaknya tipe vaksinasi untuk strain ini.
b. Staphylococcus aureus
17
c. Streptococcus pneumoniae
d. Streptococcus pyogenes
18
membutuhkan media untuk hidupnya berupa medium yang mengandung
darah.
19
BAB V
MANIFESTASI KLINIS
Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita.
Biasanya disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama
adalah sinus etmoid. Gejalanya berupa:
- Demam, biasanya sampai 38,9° Celsius atau lebih
- Kelopak mata atas dan bawah membengkak dan nyeri
- Kelopak mata tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu
- Bayi atau anak tampak sakit
- Jika mata digerakkan, akan timbul nyeri
- Penglihatan menurun (karena kelopak mata membengkak menutupi
mata)
- Mata menonjol
- Merasa tidak enak badan
- Gerakan mata menjadi terbatas
20
Diagnosis selulitis orbita ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
Pemeriksaan darah lengkap
Pembiakan dan tes sensitivitias darah
Pungsi lumbal (pada kasus yang sangat berat)
Rontgen sinus dan orbita
CT scan atau MRI sinus dan orbita
Pembiakan kotoran mata
Pembiakan lendir hidung
Pembiakan lendir tenggorokan.
Penyakit selulitis orbita bisa dicegah melalui imunisasi vaksin HiB
untuk mencegah terjadinya infeksi Haemophilus pada anak-anak. Evaluasi yang
tepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi bisa mencegah
penyebaran infeksi ke mata.
4. Infeksi ini perkembangannya sangat cepat karena itu harus dipantau secara
ketat. Jika segera diobati, akan terjadi pemulihan sempurna.
21
Komplikasi yang sering terjadi diantaranya : abses orbita, abses
subperiosteal, trombosis sinus kavernosus, gangguan pendengaran, septikemia,
meningitis dan kerusakan saraf optic dan gangguan penglihatan
22
BAB VI
KESIMPULAN
Selulitis orbita adalah peradangan jaringan ikat yang terdapat di dalam rongga
orbita. Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita. Biasanya
disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama adalah sinus
etmoid. Kelainan tersebut berupa infeksi dari beberapa mikroorganisme seperti
Haemophilus influenzae, Staphylococus aureus dan sebagainya.
Beberapa tanda dan gejala selulitis orbita yaitu demam, palpebra bengkak dan
nyeri pada perabaan, diplopia, penglihatan menurun, tubuh lemas. Penyakit selulitis
orbita dapat dicegah dengan vaksin HiB untuk mencegah infeksi Haemophilus pada
anak – anak. Evaluasi yang tepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi
bisa mencegah penyebaran infeksi ke mata.
Penatalaksanaan dari selulitis orbita yang paling baik adalah rawat inap
penderita dan pemberian antibiotik dosis tinggi dan pengeluran abses secara hati–hati.
Dengan penatalaksanaan yang tepat, selulitis orbita dapat sembuh secara sempurna
jika ditangani dengan sebaik - baiknya dan dengan itu dapat menghindari komplikasi
seperti abses orbita, meningitis dan sebagainya. Prognosis dari selulitis orbita
tergantung kecepatan penanganan saat didapati penyakit tersebut
23