Kolaps paru-paru / pneumothoraks (Pneumothorax) adalah penimbunan udara atau gas di dalam
rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-
paru dan rongga dada.
PENYEBAB
Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang dikelompokkan berdasarkan penyebabnya:
1. Pneumotoraks spontan
Terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-
paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di
dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria
berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret
dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder
merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif
menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka
tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya
torakosentesis).
GEJALA
Gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke dalam rongga
pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis).
DIAGNOSA
Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya penurunan suara pernafasan
pada sisi yang terkena. Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan leher) bisa
terdorong ke salah satu sisi karena terjadinya pengempisan paru-paru.
Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu sekitar 2-4 minggu. Jika
pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan, maka dilakukan pemasangan
sebuah selang kecil pada sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura.
Selang dipasang selama beberapa hari agar paru-paru bisa kembali mengembang. Untuk
menjamin perawatan selang tersebut, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit.
Untuk mencegah serangan ulang, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hampir 50% penderita
mengalami kekambuhan, tetapi jika pengobatannya berhasil, maka tidak akan terjadi komplikasi
jangka panjang. Pada orang dengan resiko tinggi (misalnya penyelam dan pilot pesawat terbang),
setelah mengalami serangan pneumotoraks yang pertama, dianjurkan untuk menjalani
pemedahan. Pada penderita yang pneumotoraksnya tidak sembuh atau terjadi 2 kali pada sisi
yang sama, dilakukan pembedahan untuk menghilangkan penyebabnya.
Pembedahan sangat berbahaya jika dilakukan pada penderita pneumotoraks spontan dengan
komplikasi atau penderita pneumotoraks berulang. Oleh karena itu seringkali dilakukan
penutupan rongga pleura dengan memasukkan doxycycline melalui selang yang digunakan untuk
mengalirkan udara keluar.
Untuk mencegah kematian pada pneumotoraks karena tekanan, dilakukan pengeluaran udara
sesegera mungkin dengan menggunakan alat suntik besar yang dimasukkan melalui dada dan
pemasangan selang untuk mengalirkan udara.