Anda di halaman 1dari 16

c  

Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini
mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera.
Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga
dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang
merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan porella. Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan
menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran
mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang,
dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan
kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih
dari 6000 spesies. lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dindingtua
yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta
menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies. Lumut hati tubuhnya
berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rizoid
berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun.
Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan
membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.

Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai
struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada
tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, di atas tanah atau batu cadas,
sehingga tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan
air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang
dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun
itu lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.

Pada umumnya asosiasi tumbuhan kriptogam, lumut hati tidak mengambil peranan yang
penting.Diantara lumut hati ada yang tidak mempunyai klorofil, yaitu yang tergolong dalam marga
cryptothallus dan hidup sebagai saprofit. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang
menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung
minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes
minyak atsiri. Dalam bentuk demikian minyak tadi tidak dapat ditemukan pada tumbuhan lain.

Sampai saat ini sudah di kenal sebanyak 8000 spesies. Kebanyakan tumbuhan ini hidup pada
lingkungan yang lembab, bentunya tidak menarik kecuali dalam masa, jika tampak biasanya di
kacaukan dengan lumut sejati karena keduanya miri sekali. Tumbuhan merayap pada permukaan
tanah, pepagan pohon, bebatuan lembab, atau pada kayu busuk.sebagian besar dari tumbuhan ini
adalah tumbuhan darat, beberapa spesies hidup di air sebagai akuatik skunder, artinya mereka itu
tumbuhan darat itu yang teradaptasi kembali terhadap lingkungan air nenek moyangnya.

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus
dan lumut hati berdaun. Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk
dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral.
Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan ini menutupi tanah,
berpaut pada tanah dengan rizoid yang berbentuk benang. Rizoid itu semacam rambut akar, pada
tumbuhan tinggi tetapi berlawanan denganya, biasanya tumbuh pada generasi gametofit.

Tubuh tumbuhan kelompok pertama(lumut hati bertalus) menujukan cirri-ciri tertentu yang
berkembang secara perlahan dari tumbuhan darat tanpa pembuluh yang tidak di miliki oleh
tumbuhan yang tidak dimiliki oleh nenek moyangnya yang hidup di air. Di antaranya adalah rizoid
dan bagian lain yang beradaptasi terhadap daratan, sepertihalnya adanya jaringan kutikula yang
menutup lapisan epidermis, dan spora berdinding tebal yang di sesuaikan dengan penyebaran
melalui udara.

a. Lumut Hati Berdaun

Kelompok tumbuhan yang terbesar ini diantara lumut hati kadang-kadang disebut juga lumut sisik.
Umumnya tumbuh subur pada balok-balok kayu, tanah lembab atau t7umbuh sebagai epifit pada
batang atau cabang pohon. Contoh dari kelompok ini adalah Porella. Tubuh tumbuhan ini khas
dorsiventral, dan tersusun dari suatu sumbu dengan bentuk-bentuk seperti pada daun. Tidak ada
atau sedikit saja diferensiasi internal dalam jaringannya. Struktur yang seperti daun itu tumbuh
lateral pada kedua sisi sumbu. Dunia lateral kadang-kadang terbagi menjadi dua bagian.

Daun tingkat ketiga muncul dari permukaan ventral. Terkadang-kadang lumut hati berdaun
dikeluarkan dengan lumut sejati, tetapi dapat diperbedakan jika diperhatikan struktu vegetativnya
secara berhati-hati. Lumut sejati bentuknya simetri radial, artinya daun-daunnya melekat sekeliling
batang, berlawanan dengan lumut hati yang telah dujelaskan di atas. Selain itu, lumut sejati
mempunyai tulang tengah yang tidak terdapat pada lumut hati.

Organ seksual macam lumut ini tumbuh pada generasi gametifit. Anterida tumbuh pada ketiak daun
dan arkegonia tumbuh di ujung, pada apeks pucuk utama atau cabang-cabangnya. Sporofit
dilengkapi dengan kaki, tangkai, dan kapsul, yang membuka dengan empat katup.
B. Marchantia

Struktur talus kelompok ini lebih komplrks dibandingkan dengan Riciciocarpus. Talusnya (gametofit)
lebih terspesialisasi, dan organ seksual betina pada banyak spesies muncul di atas talus yang
bertangkai yang disebut reseptakel. Juga anteridia terdapat pada dasar buah yang bertangkai.
Marchantia polymorpha adalah suatu tumbuhan yang tersebar luas pada ngarai yang lembab dan
ternaung. Beberapa hasil pengamatan menyatakan bahwa tumbuhan ini sering tumbuh di daerah-
daerah rusak akibat terbakar, terutama di daerah yang lembab. Dalam keadaan demikian tumbuhan
itu dapat berkembang dengan subur menjadi hamparan padat selama bertahun-tahun, secara
berangsur digantikan oleh lumut, rumput, dan semaiaan tumbuhan berkayu. Dalam kondisi seperti
itu, talus tumbuhan ini menyebar berbentuk pita di atas permukaan tanah dan didukung dengan
banyak sekali rizoid. Permukaan talusnya terdiri dari lempengan yang berbentuk intan, yang
menunjukan posisi ruang-ruang udara internal. Suatu irisan melalui talus menunjukan ruang udara di
bagian atas yang dilindungi epidermis. Setiap ruang berhubungan dengan udara luar melalui pori
yang menyerupai cerobong, analog dengan stoma. Dari dasar ruang udara ini muncul rantai-rantai
sel yang berisikan banyak sekali kloroplas. Bagian pangkal talusnya terdiri dari sel-sel memadat yang
biasanya mengandung butir-butir pati.

Reproduksi seksual pada Marchantia melibatkan dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan jantan, yang
mengandung reseptakel anteridium dan tumbuhan betina yang mengandung reseptakel
arkegonium. Tangkai yang mendukung dasar bunga (reseptakel) itu tumbuh pada cabang vertical
talusnya. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk payung, dengan cuping yang berbentuk
jari, biasanya jumlahnya Sembilan dan sekitar pinggirannya. Arkegonia tumbuh pada alur-alur
diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Dasar bunga jantan bentuknyaseperti
cakram, dengan tepi-tepi berbentuk cangkang remis. Anteridia terpancang pada permukaan atas.
Penyerbukan berlangsung sebelum terjadinya pemanjangan tangkai dasar bunga. Anteridia merekah
di ujungnya, dan sperma melepaskan diri dengan bantuan air hujan kea rah arkegonia yang dekat
tumbuhan tersebut. Penyerbukan selanjutnya berlangsung seperti pada Ricciocarpus.

Generasi sporofit dimulai dari telur yang sudah dibuahi, kemudian tangkai dasar bunga bertambah
panjang. Zigot membagi-bagi diri secara berulang-ulang membentuk janin yang multiselular di dalam
arkegonium, yang membesar dengan pertumbuhan janin. Selama perkembangan janin, kelubung
yang berbentuk tabung tumbuh dari dasar setiap arkegonium dan mengelilingi janinnya. Sehelai
jaringan juga tumbuh arah ke bawah pada setiap sisi barisan arkegonium.

Pada mulanya, janin berbentuk bola tetapi segera bagian pangkalnya, kaki, tumbuh ke dalam
jaringan reseptakel dan berfungsi sebagai organ untuk absorpsi. Bagian terbesar dari janin
membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut
tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok menjadi alur secara vertikal, dan
menjadi elater, yaitu benang-benang memanjang dengan dinding dalam terpilin. Setelah meiosis dan
terbentuknya tetrad spora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah, dan kapsul
terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka menyebarkan massa spora seperti kapas
dengan pertolongan angin. Lepasnya spora dari kapsul dibantui oleh elater, yang sifatnya
higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung, menjadi kering, dan mengadakan
gerakan sentakan yang melemparkan spora ke udara.

Pada tahap-tahap awal perkembangannya, generasi sporofit Marchantia seluruh hidupnya


bergantung pada jaringan gametofit dalam hal nutrisinya. Meskipun demikian, lebih kemudian
tangkai, dinding kapsul, elater, dan bahkan kaki sporofit menjadi hijau. Sel-sel jaringan-jaringan
tersebut berisi kloroplas amat banyak dan mampu mengadakan fotosintesis. Sebagian besar
kloroplasnya mengandung butir-butir pati. Bila sporofit itu matang, kloroplas menjadi luruh.

Di samping mengadakan reproduksi seksual dengan spora, banyak di antara spesies lumut hati ini
berkembang biak secara vegetative. Setelah bagian tumbuhan yang sudah tua mati pada pangkal
percabangan talus, maka kedua cabang yang ada tumbuhan menjadi tumbuhan tersendiri. Pada
beberapa lumut hati, terima kasih Marchantia, terdapat juga struktur khusus untuk reproduksi
vegetative yang dinamakan gemma. Gemma ini tumbuh pada talus bagian atas. Pada Marchantia,
kupula berbentuk mangkuk dan gemmanya sangat kecil berbentuk lensa yang menempel pada
tangkai pendek di dasar kupulla. Gemma dapat terlepas bebas oleh air hujan dan dapat terbawa
agak jauh dari tetuanya. Bilamana gemma melekat pada bagian pipih di tanah, maka dari bagian
bawahnya keluar rizoid, lalul talus yang baru akan berkembang.

Sebagian lumut hati yang tergolong dalam bangsa ini mempunyai susunan talus yang agak rumit.
Sebagai contoh Marchantiales polymorpha. Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak
tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak
begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang
dinamakan sisik-sisik perut atau sisik-sisik ventral. Selain dari itu pada sisi bawah talus terdapat
rizoid-rizoid, yang bersifat fototrop negatif dan dinding selnya mempunyai penebalan kedalam yang
bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.

Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu hampir tak mungkin dilalui oleh
air. Jika dilihat dari atas, talus itu kelihatan berpetak-petak. Dibawah tiap-tiap petak didalam talus
terdapat suatu ruangan udara, dan ditengah petak terdapat suatu liang udara yang menghubungkan
ruangan udara dengan dunia luar. Liang udara itu berbentuk seperti tong, dan mempunyai dinding
yang lebih tinggih talus untuk mencegah masuknya air. Dinding liang itu terdapat dari empat cincin,
masing-masing cincin terdiri dari empat sel. Pada marga tertentu sel-sel cincin yang paling dalam,
dapat memperlihatkan gerakan menutup. Pada dasar udara terdapat sel-sel yang mengandung
kloroplas dan merupakan jaringan asimilasi. Sel-sel lainnya, bahkan sel-sel epidermis pum
mempunyai klorofil, tetepi tidak seberapa. Bagi dunia tumbuhan hal itu merupakan perkecualian,
karena biasanya gametofit tidak mempunyai aparat asimilasi yang sedemikian sempurnanya.

Sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil atau sangat miskin akan klorofil
dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan, sebagian mengandung minyak.
Pada sisi bawah parekrim, tempat penimbunan makan cadangan bahan tersebut tertutup oleh
selapis sel-sel. Pada sisis atas usuk tengah, umumnya terdapat badan-badan seperti piala dengan
tepi yang bergigi, yang merupakan piala eram atau keranjang eram, dengan didalamnya sejumlah
kuncup-kuncuperam. Badan-badan tersebut berguna sebagai alat perkembangbiakan vegetative
bagi gametofit.

Gametangium Marchantiales didukung oleh suatu cabang talus yang tubuh bergerak. Bagian cabang
talus tergulung, merupakan suatu tangkai. Didalam dukungan itu terdapat suatu saluran dengan
benang-banang rizoid. Bagian atas cabanh tadi berulang-ulang mengadakan percabangan
menggarpu, hingga akhirnyamembentuk suatu suatu badan seperti bintang. Tempat anteridium dan
arkegonium terpisah, jadi Marchantiales berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan
anteridiofor. Pendukung arkegonium disebut arkefoniofor.

Pendukung gametangium O menyerupai suatu cakram bertoreh delapan pada ujungnya. Pada sisi
atas cakram itu terdapat ruang-ruang terbentuk botol yang bermuarah pada permukaan atas dengan
sebuah liang yang kecil . ruang-ruang itu berisi anteridium dan satu sama lain terpisah oleh jaringan
yang mengandung ruang-ruang udara.dengan perantara

Anteridium pada lumut hati ini tejadi sebagai berikut. Salah satu sel pada permukaan membelah
menjadi beberapa segmen dengan perantara sekat-sekat melintang .masing-masing sigmen
membelah menjadi empat sel oleh sekat-sekat yang tagak lurus pada asekat-sekat yang dibuat
pertama-tama. Sel-sel yang letaknya dipinggir kemudian menjadi dinding anteridium, yang letaknya
dibagian dalam merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian menghasilkan spermatozoid . jika
anteridium telah masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan mengembang, hingga spermatozoid-
spermatozoid dapat keluar dan terkumpul dalam suatu tetes air hujan yang terdapat diatas cakram
pendukung gametangium tadi.

Pendukung gametangium Ö terakhir dengan suatu badan berbentuk bintang. Segi-segi bintang itu
biasa berjumlah 9, tepinya melipat kebawah, sehingga sisi atas bagian yang mendukung arkegonium
itu menghadap kebawah pula. Akibatnya arkegonium seakan-akan terdapat pada sisi bawah badan
yang berbentuk bintang tadi. Letak arkegonium pada pendukungnya berdekatan menurut arah jari-
jari.
Tiap baris diselubungi oleh selaput yang bergigi yang dinamakan periketium. Pada pembentukan
arkegonium suatu sel yang permukaan pun menjadi dua. Sel yang bawah akan menjadi tangkai dan
yang atas membalah lagi membujur hingga menjadi empat sel. Tiga sel terdapat dipinggir, sedang
yang satu ditengah-tengah lalu membelah lagi melintang, membentuk sel tutup dan sel dalam.
Ketiga sel yang diperut dan leher arkegonium. Dari sel dalam akhirnya membentuk sel telur, sel
saluran perut dan sel-sel saluran leher.

Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh percikan air hujan cairan yang mendukung
spermatozoid terlempar dari anteridiofor ke arkegoniofor, sel-sel epidermis badan
pendukungarkegonium mempunyai papila dan membentuk sistem kapiler pada permukaan air
tersebut, yang memudahnkan terpelincirnya spermatozoid kedalam arkegoniofor. Sel-sel epidermis
badan pendukung arkegonium mempunyai papila dan membentuk suatu sistem kapilar pada
permukaan alat tersebut, yang memudahkan tergelincirnya spermatozoid masuk ke dalam
arkegonium. Spermatoziod itu bereaksi kemotaksis terdapat zat putih telur.

Setelah selesai pembuahan, zigot berkembang menjadi embrio terdiri dari banyak sel, dan akhirnya
merupakan suatu sporogonium bertangkai pendek, kecil berbentuk jorong, dan berwarna hijau,
seerti padaes, sel teratas hasil pembelahan zigot yang pertama, akhirnya berkembang menjadi kaki
dan tangkai sporogonium. Karena ada dinding-dinding parikrinal, sel-sel dalam kapsul dapat
dibedakan dalam sel-sel arkespora membelah menjadi dua sel, yang sempit (kecil) yanglainya lebar,
sel anakan yang lebar itu ada yang langsung merupakan sel induk spora yang membelah lagi
beberapa kali sebelum menjadi induk spora, sel yang kecil tumbuh menjadi sel-sel yang panjang
berbentuk seperti serabut, berdinding lunak, tetapi mempunyai penebalan-penebalan berbentuk
spiral yang dinamakan elatera.setelah kapsul spora membuka, elatera dapat bergerak dengan suatu
mekanisme kohesi yang membantu pengeluaran spora dari kapsul tadi.

Pada Marchantia kapsul spora itu mempunyai dinding yang terdiri dari selapis sel, dengan
penebalan-penebalan seperti serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri dua lapis sel. Di tempat
itu kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-
gigi. Kapsul spora mula-mula masih diselubungi pada perkembangan sporogonium. Selain dari itu
tiap kapsul juga di selubungi suatu selaput tipis yang berasal dari tangkai arkegonium. Kapsul spora
marchantiales dapat menghasilkan beberapa ratus ribu spora. Spora itu jika jatuh di tempat yang
cocok akan bertambah menjadi protonema yang berupa benang pendek yang mengandung klorofil,
dan selanjutnya berkembang membentuk talus yang karakteristik bagi Marchantiles tersebut.

Suku Marchantiaeceae dengan contoh-contoh:


- Marchantia polymorpha, dulu dipergunakan sebagain bahan obat obat penyakit
hepar(hati). Dari sebab itu lumut ini dinamakan lumut hati,

- M. geminatai

- Reboulia hemispherica.

Suku Ricciaceae, contoh-contoh Riccia Fluitans, R. nutans, R. trichocarpa.

C. Lumut hati bertalus

Kelompok tumbuhan ini menarik karena bentuknya bercabang-cabang. Setiap kali kali talu membagi
diri, pembagianya mengarpu menjadi dua cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhanya terjadi
melalui aktifitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan-lekukan talus. Talus bercabang
ini bentknya serupa dengan hati mamalia, oleh karena itu dinamakan lumut hati atau hepaticeae.

Contoh dalam kelompok ini antara lain adalah Ricciciocarpus natans biasanya tumbuh terapung di air
atau pada tanah yang lembab. Berbaga spesies Riccia, yang lebih banyak cabangnya, dan biasanya
membentuk raset bila tumbuh pada tanah lembab. Recciciocarpus dan Riccia yang bekerabat dekat
merupakan lumut hati yang sederhana. Sifat sederhana ini agaknya kerena reduksi pada bentuk
nenek moyangnya yang jauh lebih komplek dan bukan merupakan sifat primitive yang menurun.

Setelah spora Ricciciocarpus berkecambah, terjadi perkembangan talus berbentuk hati yang
lebarnya lebih kurang 1 cm. masa besar talusnya mengapung pada permukaan air kolam dan sungai
kecil yang mengalir lambat. Pada bagian ventral terdapat beberapa rizoid dan banyak sekali sisik
yang berwarna kecoklat-coklatan. Keduanya berfungsi untuk absorbsi air bila tumbuh di atas tanah,
rizoid bertambah banyak dan jumlah sisik-sisik di permukaan dorsal talus itu terdapat pori yang
terbuka dan merupakan ruang udara yang internal.

Reproduksi tumbuhan ini di lakukan melalui fragmentasi talus dan melalui spora yang di bentuk pada
proses seksual. Organ seksual pada Ricciciocarpus terdapat pada dasar alur-alur di bagian dorsal
talusnya. Arkogenium yang merupakn organ betina, berbentuk botol atau labu. Dan berisi sel telur di
dasarnya. Di atas sel telur terdapat semacam sumbat yang di namakan sel kanal ventral. Leher labu
arkegonium berisi sederetan sel yaang di namakan sel kanal leher. Anteridium bentuknya oval
dengan dinding satu lapis sel. Dinding yang berbentuk pagar ini melingkupi masa sel yang amat kecil
yang berkembang menjadi sperma atau sel jantan atau di sebut juga anterozoid.

Sel telur yang sudah di buahi mengalami pembesaran dan di bungkus dengan membrane selulosa
yang tipis. Hasil perkawinan, yaitu zigot, menjalani serangkaian pebelahan sel dan membentuk suatu
masa sel yang bundar yang di sebut janin (embrio). Sel-el janin pada permulaanya sama,tetapi
akhirnya lapisan sel yang paling luar menjadi lebih jelas di bandingkan dengan bagian yang di
tutupinya. Lapisan paling luar disebut dinding kapsul. Ketika janin menjadi matang, sel-sel dalam
kapsul terpisah-pisah menjadi bulat, dan berfungsi menjadi sel induk spora. Bersamaan dengan
pembesaran janin, dasar arkegonium berkembang menjadi setebal dua sel.

Setiap sel induk spora di dalam kapsul spora menjalani meiosis sehingga menjdi 4 spora. Pada
Ricciciocarpus, jumlah kromosom pada sel telur yang sudah di buahi sel induk spora, dan sel-sel
kapsulnya ialah delapan. Oleh karena itu jumlah n setiap spora setelah meiosis adalah empat. Pada
lumut hati yang lain, umumnya ialah n=8 dan 2n=16.

Spora yang di bentuk dari sel induk spora cenderung membentuk kumpulan yang bundar yang terdiri
dari empat spora, kumpulan ini disebut tetrad. Bersamaan dengan masaknya spora, kapsul juga
pecah sehingga gerakan spora menjadi lebih bebas. Akhirnya spora terlepas kerena talus membusuk,
dan berkecambah pada musim yang berikutnya.

Siklus hidup Ricciocarpus sebagaimana tampak adalah gambaran umum siklus hidup semua lumut
hati dan lumut sejati. Spora, tubuh tumbuhan, organ seksual, dan gamet-gamet semuanya terdapat
pada generasi gametofit atau generasi n. setelah penyerbukan dan pengandaan jumlah kromosom,
tumbuhlah zigot yang terkembang menjadi kapsul yang berisi sel induk spora. Struktur ini
merupakan generasi 2n. generasi gametofit pada semua lumut hati dan lumu sejati adalah autotrof.
Embrio, kapsul, dan induk spora pada Ricciocarpus mengandung klorofil, tetapi tidak terbentuk pati
dan tidak ada bukti bahwa buat bahan makanan di dalamnya. Perkembangan generasi sporofit
bergantung pada generasi gametofit dalam hal keperluan air, dan sebagian besar, mungkin semua,
bahan makanan untuk pembentukan dan pematangan spora. Pada lumut hatidan lumut daun yang
lain, generasi sporofit dapat memproduksi sejumlah makanan. Oleh karena itu tidak seluuhnya
bergantung pada generasi gametofit.
c 
  
2.1Klasifikasi

Regnum : Plantae

Division : Bryophyta

Kelas : Bryopsida

Ordo : Bryopceales

Family : Bryopceae

Genus : Bryopsida

Spesies : Bryopsida sp

2.2Pengertian

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian
seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada
cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.

Lumut daun banyak terdapat ditempat ʹ tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar
yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.

Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat
perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang
lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema
yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan
berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian
kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau
operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae,
Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada
struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain:
protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya
membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid.
Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae
mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh
pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk
4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya,
didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang
mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu
apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat
keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum
maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah
protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau
seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk
individu yang lebih banyak.

Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.

Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh
lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima,
dan lumut gambut sphagnum.

2.3Ciri-ciri

Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa
akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.

Secara lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu:

fase dominannya adalah fase gametofit

Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid

reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan
anteridium yang menghasilkan sperm.

Mempunyai struktur spt akar (rizoid) dan struktur spt daun.

Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.

tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai sel/jaringan dan
fungsi spt pada tumbuhan tingkat tinggi

gametofit dibedakan dgn 2 tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg
berupa tumbuhan lumut

sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra

spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab

2.4Tempat hidup
Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan,
bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita
jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang
pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.

2.5Susunan tubuh

Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3
sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya
menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder pusat.

Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi
peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang diujung kapsul.

2.6 Perkembangbiakan

Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi
oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan
susunan yang khusus seperti pada jungermaniales juga dinamakan periantum.

Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat
baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah
tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-
rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah
fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.

2.6PERANAN

a)Fungsi

-Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang
menyerupai spons).

-Bisa digunakan sebagai ornament tata ruang.

-Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat
menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

b)Manfatat

lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih
lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau
sakit perut dengan cara direbus.. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat
penyakit kulit dan mata.
c    

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup
berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies. Genus
yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai
atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama
adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya
biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada
persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang
berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal
sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah
sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena dalam-dalam di dalam jaringan
talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.

Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi
yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul
menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat
silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical
memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi
oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-
sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada
gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila
menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.

Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di
dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan
steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari
bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa
spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.

Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku
Anthocerotae. Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales
mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.

Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada
tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada
koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang
berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender. Beberapa anterodium
terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigo mula-mula
membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-
belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium.
Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus
gametofitnya. Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium).
Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah
masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari
beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan
yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora,
arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera. Berbeda dengan lumut hati
lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari
atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata
dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.

Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara
lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati;
perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit, masing ʹ masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar,
lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Hornworts adalah sekelompok bryophytes, atau non-vascular plants, yang terdiri dari divisi
Anthocerotophyta. Nama umum yang merujuk kepada elongated seperti tanduk-struktur, yang
merupakan sporophyte. The flattened, tanaman hijau isi hornwort adalah gametophyte tanaman.
Hornworts dapat ditemukan di seluruh dunia, namun mereka cenderung hanya tumbuh di tempat-
tempat yang lembab atau lembab. Beberapa jenis tumbuh dalam jumlah besar sebagai perkabungan
kecil di kebun dan tanah yang diolah bidang. Besar tropis dan sub-tropis jenis Dendroceros dapat
ditemukan tumbuh di kulit pohon.

Deskripsi

Tanaman isi hornwort adalah haploid gametophyte panggung. Tahap ini biasanya tumbuh tipis
sebagai hiasan berbentuk mawar atau pita seperti thallus antara satu dan lima centimeter in
diameter. Setiap sel yang berisi thallus biasanya hanya satu chloroplast per sel. Dalam sebagian
besar spesies ini adalah chloroplast tergabung dengan lainnya organelles besar untuk membentuk
sebuah pyrenoid bahwa kedua manufactures dan toko makanan. Fitur ini sangat luar biasa di lahan
tanaman, namun umum di kalangan algae.
Banyak hornworts mengembangkan internal lendir-cavities diisi ketika kelompok sel rusak. Ini akan
menyerang cavities oleh photosynthetic cyanobacteria, khususnya jenis Nostoc. Seperti koloni
bakteri yang tumbuh di dalam thallus memberikan hornwort yang khusus warna biru-hijau. Ada juga
mungkin kecil pores lendir di bawah dari thallus. Pores ini secara dangkal yang menyerupai stomata
tanaman lainnya.

Mengklakson berbentuk sporophyte tumbuh dari sebuah archegonium tertanam mendalam di


gametophyte. Hornworts sporophytes yang luar biasa dalam hal sporophyte tumbuh dari meristem
dasar yang dekat, bukan dari ujung jalan lainnya tanaman dilakukan. Tidak seperti liverworts, paling
benar hornworts ada stomata pada sporophyte sebagai mosses lakukan. Dengan pengecualian
adalah genera Notothylas dan Megaceros, yang tidak memiliki stomata.

Bila sporophyte yang matang, ia memiliki multicellular lapisan luar, sebuah pusat batang seperti
columella berjalan sampai pusat, dan lapisan jaringan di antara yang memproduksi spores dan
pseudo-elaters. Yang palsu elaters yang multi-selular, tidak seperti elaters dari liverworts. Mereka
memiliki spiral thickenings yang mengubah bentuk dalam menanggapi pengeringan luar, sehingga
berliku-liku di dalam dan dengan demikian membantu menyebar di spores. Hornwort spores relatif
besar untuk bryophytes, berukuran antara 30 dan 80 ʅm in diameter atau lebih. The spores are
polar, biasanya berbeda dengan Y berbentuk tri-rabung bersinar di proximal permukaan, dan dengan
distal ornamented permukaan dengan gundukan atau spines.

Siklus Hidup

Kehidupan yang hornwort mulai dari haploid spora. Dalam sebagian besar spesies, terdapat satu sel
di dalam spora, dan lanjai perpanjangan sel ini disebut kuman tabung germinates dari proximal
samping spora. Ujung kuman membagi tabung untuk membentuk sebuah octant dari sel, dan yang
pertama rhizoid tumbuh sebagai perpanjangan dari kuman sel asli. The tip terus membagi sel baru,
yang menghasilkan thalloid protonema. Dengan kontras, jenis keluarga Dendrocerotaceae Mei mulai
memisahkan dengan spora, menjadi multicellular dan bahkan photosynthetic sebelum spura
germinates. Dalam kedua kasus tersebut, protonema adalah fana tahap dalam kehidupan yang
hornwort.

Dari protonema tumbuh dewasa gametophyte, yang merupakan hati dan independen dalam tahap
siklus kehidupan. Tahap ini biasanya tumbuh tipis sebagai hiasan berbentuk mawar atau pita seperti
thallus antara satu dan lima centimeter dalam diameter, dan beberapa lapisan dari sel-sel di
ketebalan. Itu hijau atau kuning-hijau dari zat hijau dalam sel, atau hijau kebiru-biruan-bila
cyanobacteria koloni yang tumbuh di dalam tanaman.
Bila gametophyte telah berkembang ke ukuran dewasa, maka yang memproduksi organ seks yang
hornwort. Kebanyakan tanaman yang monoicous, organ seks dengan baik pada tanaman yang sama,
namun beberapa tanaman (bahkan spesies yang sama) adalah dioicous, terpisah dengan laki-laki dan
perempuan gametophytes. Perempuan yang dikenal sebagai organ archegonia (tunggal
archegonium) dan laki-laki dikenal sebagai organ antheridia (tunggal antheridium). Kedua jenis organ
berkembang hanya di bawah permukaan tanaman dan hanya nanti terkena oleh disintegrasi dari
overlying sel.

Sperma biflagilate harus berenang dari antheridia, atau kecipratan ke archegonia. Bila ini terjadi,
maka sperma dan sel telur sekering membentuk zygote, sel dari mana sporophyte tahap siklus hidup
yang akan dikembangkan. Tidak seperti semua lainnya bryophytes, sel pertama dari divisi zygote
adalah longitudinal. Memproduksi lebih divisi tiga daerah dasar dari sporophyte.

Di bagian bawah sporophyte (terdekat ke bagian dalam gametophyte), adalah kaki. Ini adalah bulat
kelompok sel yang akan menerima gizi dari orang tua gametophyte, di mana sporophyte akan
menghabiskan semua keberadaan. Di tengah-tengah sporophyte (tepat di atas kaki), merupakan
meristem yang akan terus membagi dan memproduksi sel baru untuk ketiga wilayah. Ketiga wilayah
ini adalah ringkas. Baik di pusat dan permukaan sel dari kapsul adalah steril, tetapi di antara mereka
adalah lapisan sel yang akan membagi untuk memproduksi palsu elaters dan spores. Ini adalah
dilepaskan dari kapsul ketika Splits memanjang dari ujung.

Ø Tempat Hidup

dijumpai di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, ditepi jalan yang basah
atau lembab.

Ø Susunan Tubuh

tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid.

Susunan tubuh talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyaisatu kloroplas dengan satu
pironaid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silinder dengan panjang antara 5 sampai 6 cm.
pangkal sporofit dibungkus dengan selubungdari jaringan gametofit.

3. perkembangbiakan

secara seksual, dengan membentuk arteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu
lekukan sisi atas talus. Arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukjan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mulq membelah menjadi 2 sel dengan sutu dinding pisah melintang. Sel yang diatas terus
membelah yang merupakan sporogonium, diikuti juga oleh sel bagian bawah yang membelah terus-
menerus membentuk kaki sporogonium. Bagi sporogonium kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap,
bila sporogonium masak akan pecah seperti buah polongan, menghasilkan jaringan terdiri dari
beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolumela ini diselubungi oleh jaringan
yang kemudian akan menghasilkan spora, yang disebutarkespora. secara aseksua,l dengan
pembentukan spora.

Anda mungkin juga menyukai