Tahun : 2006
Pertemuan 10
1
TEKNOLOGI BETON
2
Pemahaman prinsip-prinsip dasar dari desain
campuran adalah sama pentingnya dengan
perhitungan-perhitungan yang aktual. Kualitas-
kualitas di atas hanya dapat diperoleh dengan
pemilihan bahan yang tepat dan sifat-sifat
campuran yang baik.
3
Pemilihan sifat-sifat campuran
Sebelum suatu campuran beton dapat diproporsi, sifat-
sifat campuran dipilih berdasarkan tujuan peng-gunaan
beton, kondisi, ukuran dan bentuk elemen-elemen
serta sifat-sifat fisik beton (misal: kekuatan) uang
diperlukan untuk struktur. Setelah sifat dipilih-pilih,
campuran dapat diproporsi dari data-data lapangan
atau laboratorium. Karena sebagian besar sifat-sifat
beton yang telah mengeras yang diinginkan terutama
tergantung pada kualitas pasta semen, langkah
pertama dalam memproporsi campuran beton adalah
pemilihan w/c ratio yang tepat untuk durability dan
kekuatan yang dibutuhkan. Campuran beton harus
sesederhana mungkin, sebab jumlah bahan-bahan
yang berlebihan seringkali membuat campuran beton
sulit dikontrol. 4
Hubungan w/c ratio dan kekuatan
6
Suatu w/c dapat menghasilkan kekuatan yang
berbeda-beda akibat perubahan dalam ukuran-
ukuran agregat, gradasi, tekstur permukaan,
bentuk, kekuatan dan kekakuan agregat,
perbedaan jenis semen dan sumber-
sumbernya, kadar udara yang dimasukkan
adanya admixture serta lamanya curing. W/C
ratio adalah berat air dibagi dengan berat
semen.
7
Agregat
8
Gradasi penting untuk memperoleh campuran yang
ekonomis sebab gradasi mempengaruhi jumlah
beton yang dapat dibuat dengan jumlah semen dan
air tertentu. Agregat kasar harus bergradasi s/d
ukuran terbesar yang praktis pada kondisi suatu
pekerjaan. Ukuran maksimum yang dapat digunakan
tergantung pada ukuran dan bentuk elemen beton
yang akan dicetak serta jumlah dan distribusi
tulangan dalam elemen tersebut. Agregat yang bulat
membutuhkan air yang lebih sedikit dari pada
agregat pecah pada beton dengan slump yang
sama.
9
Ukuran maksimum agregat kasar yang akan
menghasilkan beton dengan kekuatan
maksimum untuk suatu kadar semen
tergantung pada sumber agregat, bentuk dan
gradasinya. Kekuatan yang lebih tinggi
kadang-kadang dapat pula dicapai melalui
penggunaan agregat batu pecah, bukan krikil-
krikil bundar.
10
Gradasi agregat halus yang diinginkan
tergantung pada tipe pekerjaan, ukuran
agregat kasar dan banyaknya kandungan
dalam campuran. Campuran yang lebih sedikit
kandungannya, diperlukan gradasi yang halus
untuk memenuhi workability. Untuk campuran
dengan banyak kandungan dipakai gradasi
yang kasar.
11
Udara yang dimasukkan
14
Kadar semen dan tipe semen
18
Tegangan Beton
Tegangan Tekan
19
Percobaan Tarik/Tekan Pada Beton
Percobaan tekan pada beton tanpa
serat
Percobaan tarik pada beton dengan
serat
20
Tegangan-tegangan beton yang
diijinkan untuk = 1 (PBI 1971)
Mutu No-tasi Tegangan yang diijinkan (kg/cm 2)
Pada pembebanan tetap Pada pembebanan sementara
Kekuatan tekan beton karakteristik
bk ’ B1 K125 K175 K225 Umum B1 K125 K175 k225 Umum
Lenturan tanpa dan/ atau dengan gaya normal:
Tekan b’ 35 40 60 75 ,33bk ’ 55 70 100 125 ,56bk ’
0,48 0,63
Tarik b 5 5,5 6,5 7 7 7,5 9 10
’ bk bk’
Gaya aksial:
Tekan bs’ 35 40 60 75 ,33bk ’ 55 70 100 125 ,56bk ’
0,36 0,51
Tarik bs 4 4 5 5,5 5 5,5 6,5 7,5
bk’ bk’
Geser oleh lentur atau puntir
0,43 0,63
Tanpa tulangan geser b 4,5 5 5,5 6,5 7 7,5 9 10
’
bk bk’
1,08 1,7
Dengan tulangan geser bm 11 12 14 16
bk’
17 19 22 15
bk’
Geser oleh lentur dengan puntir
0,54 0,85
Tanpa tulangan geser b 5,5 6 7 8 8,5 9,5 11 13
bk’ bk’
1,35 2,12
Dengan tulangan geser bm 14 15 18 20 21 24 28 32
bk’ bk’
Geser pons pada penampang kritis:
0,65 1,02
Tanpa tulangan geser b 6,5 7,5 8,5 10 10 11 13 15
bk’ bk’
1,3 2,04
Dengan tulangan geser bm 13 15 17 20 20 22 26 30
bk’ bk’
21
Baja Tulangan Beton