Antikonvulsan. Pada kasus preeklampsia yang berat dan eklampsia, magnesium
sulfatyang diberikan secara parenteral adalah obat anti kejang yang efektif tanpamenimbulkan depresi susunan syaraf pusat baik bagi ibu maupun janinnya. Obat inidapat diberikan secara intravena melalui infus kuntinu atau intramuskular denganinjeksi intermiten.Infus intravena kontinu;a) Berikan dosis bolus 4 – 6 gram MgSO4 yang diencerkan dalam 100 ml cairan dandiberikan dalam 15-20 menitb) Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan intravenac) Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelah pemberian dan disesuaikan kecepataninfusuntuk mempertahankan kadar antara 4 dan 7 mEg/l (4,8-8,4 mg/l)d) MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.Injeksi intamuskular intermiten:a) Berikan 4 gram MgSO4 sebagai larutan 20% secara intavena dengan kecepatantidak melebihi 1 g/manitb) Lanjutkan segera dengan 10 gram MgSO4 50%, sebagian (5%) disuntikan dalam-dalam di kuadran lateral atas bokong (penambahan 1 ml lidokain 2 % dapatmengurangi nyeri). Apabila kejang menetap setelah 15 menit, berikan MgSO4 sampai2 gram dalam bentuk larutan 20% secara intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1g/menit. Apabila wanita tersebut bertubuh besar, MgSo4 dapat diberikan samapi 4gram perlahan.c) Setiap 4 jam sesudahnya, berikan 5 gram larutan MgSO4 50% yang disuntikan dalam-dalam ke kuadran lateral atas bokong bergantian kiri-kanan, tetapi setelah dipastikanbahwa:• Reflek patela (+)• Tidak terdapat depresi pernapasan• Pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya melebihi 100 mld) MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.e) Siapkan antidotumJika terjadi henti napas• Berikan bantuan dengan ventilator • Berikan kalsium glukonat 2 g (20 ml dalam larutan 10%) secara intravenaperlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi.Antihipertensi.a) Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena pelan-pelan selama 5menit sampai tekanan darah turunb) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 intamuskular setiap 2 jamc) Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:• Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.
• Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan darah tidak membaik dalam 10 menit, maka dosis dapat ditingkatkan samapi 20 mg intravena(Cunningham, 2003) .Persalinan.a) Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam.b) Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa:• Tidak terdapat koagulapati• Anestesi yang aman/ terpilih adalah anastesia umum. Jangan lakukan anastesialokal, sedangkan anestesia spinal berhubungan dengan hipotensic) Jika anestesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu kecil,lakukan persalinan pervaginamPreeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuriadan atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakanmengalami preeklampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darahnyasebesar 160/110 mmHg dan disertai proteinuria +3. Ibu tidak mengalami edema.Edema memang bukan lagi menjadi kriteria untuk mendiagnosis preeklampsia berat.Dalam kasus ini ibu telah hamil cukup bulan.Hipertensi terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Proteinuria terjadi karena pada preeklampsiapermeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat. Edema terjadi karenaterjadi penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Padapreeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yangtinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankanvolume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia terjadiperubahan pada ginjal yang disebabkan oleh aliran darah kedalam ginjal menurunsehingga mengakibatkan filtrasi glomerulus berkurang atau mengalami penurunan.Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriole ginjal menyebabkan filtrasinatrium melalui glomerulus menurun yang menyebabkan retensi garam dan jugaretensi air.Tanda lain dari preeklampsia berat yang tidak dijumpai pada kasus ini adalah• Oliguria, jumlah produksi urine < 500 cc / 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinindarah. Hal ini terjadi karena pada preeklampsia filtrasi glomerulus dapat turun sampai50% dari normal sehingga menyebabkan diuresis menurun; pada keadaan lanjut dapatterjadi oliguria atau anuria.• Gangguan visus : mata berkunang-kunang karena terjadi vasospasme, edema/ ablatioretina. Hal ini dapat diketahui dengan oftalmoskop.• Gangguan Serebral : kepala pusing dan sakit kepala karena vasospasme / edema otak dan adanya resistensi pembuluh darah dalam otak.• Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen karena reganganselaput hati oleh perdarahan/ edema atau sakit akibat perubahan pada lambungEdema paru dan sianosis. Edema paru merupakan penyebab utama kematian padapenderita preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi ini terjadi sebagai akibatdekompensasio kordis kiri.
• Pertumbuhan janin terhambat ( IUGR )Terapi preeklampsia berat menggunakan MgSO4 40% 15 cc dalam 500 cclarutan RL (drip 28 tetes/ menit) dan MgSO4 40% 4 g IV (bolus) dalam kasus initerbukti efektif dalam mencegah terjadinya kejang pada penderita. PemberianNifedipin 3x 10 mg peroral juga efektif pada pasien ini. Setelah bayi lahir keadaantekanan darah pasien segera turun dan berada dalam keadaan normotensi (tekanandarah normal) sehingga pemberian MgSO4 tidak dilanjutkanBAB IVDAFTAR PUSTAKAAnonim, (2005, 07 April), Make Every Mother and Child Count, Available from:http://pikas.bkkbn.go.id/news_detail.php?nid=4356 (Accesed: 2008, November 20).Anaonim., (2006, october 31 – Last updated), About Preeclampsia, Availablefrom: http://www.preeklamsia.org/abaut.asp. (Accesed: 2008, November 20)Anonim, (2006, August), Preeclampsia, Eclampsia, and HELLP Syndrome, Availablefrom: http://www.marchofdimes.com/pnhec/188 1054.asp. (Accesed: 2008,November 20) Anonim, (2007, January 24), Preeclampsia, Available from:htttp://www.mayoclinic.com/health/preeclamsia/DS00583/DSECTION=4(Accesed: 2008, November 20)Brooks, B.M., (2005, January 05 – Last update),Pregnancy, Preeclampsia, Availablefrom:http://www.emedic ine.com/ emerg/top ic480.htm (Accesed: 2008, November 20) Cunningham, F.G. et all, 2003, Williams Obstetrics, 21st ed, McGraw-HillCompanies. Mochtar, R., 1998, Toksemia Gravidarum, dalam: Sinopsis Obstetri, JilidI edisi II, EGC, Jakarta. Musalli,G. & Linden, A. (2007), Preeclampsia, Availablefrom:http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/257.htm l#5.(Accesed: 2008, November 20