Anda di halaman 1dari 15

TEORI-TEORI SOSIAL KLASIK

MK.SOSIOLOGI PERTANIAN

NAMA : NUHAMMAD FAUZI


NPM : 150510100125
JURUSAN AGROTEKNOLOGI

AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
PENDAHULUAN

TEORI SOSIAL KLASIK 

MATERIALISME SEJARAH. 
Referensi utama : Gidden 22- 24

Masyarakat Borjuis dan negara penuh kelemahan. Liberalisme,kapitalisme dan


demokrasi sebagai sumber kebobrokan masyarakat. 
Menurut Marx faham liberalisme melindungi kerakusan yang mengakibatkan terhadap
penindasan. Cara menghilangkan penindasan dengan menghilangkan Ciri pemikiran
Marx :Radikal artinya perubahan sosial bersifat menyeluruh,cepat dan bersifat
kekerasan (revolusioner “hak milik pribadi”. Karena hak milik inidigunakan sebagai alat
penindasan. 

Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi dalam bidang ekonomi


menghasilakan kapitalisme. Inti dari demokrasi adalah yang baik buat masyarkat
ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dalam Kapitalisme terjadi swastanisasi .
Masyarakat diganti dengan pasar bebas . Penguasa ekonomi adalah pemilik uang .
Dalam hal ini dicirikan bahwa masyarakat itu terdiri dari kelas menengah yang – rakus
dan penuh ambisi. 

Flow of capitalism : Modal ---- Investasi ---- komoditas ---- profit . 


Tujuan kapitalisme : Mengangkat mesyarakat banyak kepada kemakmuran dengan
menyediakan barang dan jasa. Jadi dalam pandangan kapitalisme ciri kemakmuran
adalah tersedianya barang dan jasa dan kemampuan mendapatkannya. Dengan
tersedianya barang – barang dalam jumlah yang banya akan lebih murah.Kemakmuran
akan tepenuhi oleh peran kaum swasta,sementara negara hanya berfungsi sebagai
pelindung. Kaum kapitalis melakukan investasi bukan karena sosial value melainkan
karena ingin mengambil keuntungan dari investasi yang ditanamkan 

Beda Marx dengan Filosof lain adalah kalau Filosof lain meramalkan apa yang
terjadi,bagi Marx yang penting mrobahnya .

MATERIALISME SEJARAH. 
Pengertian : Menurut Marx, sejarah umat manusia ditentukan oleh materi/benda dalam
bentuk alat produksi. Alat produksi ini untuk menguasai masyarakat. Alat produksi
adalah setiap alat yang menghasilkan komoditas. Komoditas diperlukan oleh
masyarakat secara sukarela. Bagi Marx fakta terpenting adalah materi Ekonomi.
Makanya teori Marx ini juga dikenal dengan determinisme ekonomi 
Berdasarkan alat produksi Marx membagi perkembangan masyarakat menjadi 5: 

Tahap I . 

Masyarakat Agraris / primitif . Dalam masyarakat Agraris alat produksi berupa tanah.
Dalam masyarakat seperti ini penindasan akan terjadi antara pemilik alat produksi
yaitu pemilik tanah dengan penggarap tanah. 

Tahap II. 
Masyarakat budak. Dalam masyarakat seperti budak sebagai alat produksi tetapi dia
tidak memiliki alat produksi. Penindasan terjadi antara majikan dan budak. 

Tahap III 
Dalam masyrakat feodal ditentukan oleh kepemilikan tanah . 

Tahap IV. 
Masyarakat borjuis. Alat Produksi sebagai industri. Konflik terjadi antara kelas borjuis
dengan buruh. Perjuangan kelas adalah perjuangan antara borjuis dan proletar. 

Tahap V. 
Masyarakat komunis. Dalam masyarakat ini kelas proletar akan menang. 

Sumbangan Marx kepada Liberalisme : Gagasan – gagasan Marx telah memberikan


inspirasi kepada kaum liberalis untuk mengurangi dampak buruk liberalisme. 

Implikasi gagasan liberalisme di AS : 

Partai Republik : dikenal juga sebagai partai konservatif . partai ini dikenal mempunyai
ppolicy yang lebih liberal dimana negara seharusnya sesedikit mungkin campur tangan
dalm persoalan swasta. 

DARI BUKU MAGNIZ . 

Materialisme sejarah adalah kerangka pemikiran Marx dalam memahami sejarah dan
masyarakat. 

PRINSIP DASAR : Tesis utama materialisme sejarah adalah keadaan sosial ( fakta sosial
) menentukan kesadaran manusia ,bukan sebaliknya . Keadaan sosial atau fakta sosial
adalah pekerjaannya atau produksi materialnya . Keadaan manusia adalah cara manusia
menghasilkan sesuatu untuk hidup. Untuk memahami manusia tidak perlu memahami
bagaimana ia berfikir, meliankan memahami cara ia,hidup ,bekerja dan berproduksi.
Orang berfikir ditentukan oleh kepentingannya, kedudukannya dan cita –citanya. Yang
semuanya ditentukan oleh kelas sosialnya.

MATERIALISME SEJARAH 
GIDDEN (23 – 42 ) 

Marx mengkritik Hegel dalam memahami hubungan negara dan hukum.Menurutnya


pola – pola hubungan hukum termasuk bentuk negara harus difahami bukan dari pola
– pola hubungan tersebut, serta bukan dari perkembangan akal budi. Melainkan harus
difahami dari hal – hal yang berakr dalam kondisi – kondisi yang bersifat materiil
dalam kehidupan.(hal 22). Menurut Engel karya dalam materialisme sejarah
membuktikan bahwa betapa tidak lengkapnya pengetahuan kita tentang sejarah
ekonomi pada saat itu. 

Pemikiran –pemikiran materialisme Marx juga merupakan kritikan terhadap pemikiran


Feurbach yang dikatakannya a historis. Feurbach membuat manusia abstrak yang
mendahului masyarakat. Materialisme Feurbach hanya berhenti pada doktrin Filsafat
yang bersifat renungan. Feurbach gagal melihat bahwa kesalehan seseorang itu
merupakan produk dari masyarakat. Doktrin Feurbach tidak bisa menangani fakta .
Padahal kegiatan revolusioner merupakan tindakan manusia. Sang
pendidik………….harus dididik. 

Tesis –tesis Marx : 

1) Keseluruhan yang disebut sejarah dunia adalah hasil ciptaan manusia, usaha
manusia. 
2) Marx tidak setuju dengan konsepsi “keterasingan “ dari para filosof Jerman yang
disebutnya terlalu abstrak. Keterasingan dalam pengertian Marx harus difahamai
sebagai fenomena sejarah,sehingga hanya bisa difahami dalam kerangka –kerangka
sosial. Keterasingan ini dimulai dari dari kepemilikan pribadi (prakondisi kapitalisme). 
3) Dalam melihat masyarakat Marx telah meninggalkan filsafat dan beralih kepada
pendekatan sosial historis . Kapitalisme telah meninggalkan kelas :Pemilik modal dan
pekerja. 
4) Marx mengemukakan teori praxis dalam revolusi. Menurutnya perubahan sosial bisa
menjadi kenyataan jika teori dan praktek bersatu. 

Marx juga mengkritik fisafat Hegel yang disebutkannya sebagai agama yang dibawa
kepada manusia dan harus dikutuk karena konsepnya tentang keterasingan. Hegel
mengemukakn materialisme pasif (tafakur) 
TEORI MATERIALIS . 
Marx adalah seorang realis dalam mendefinisikan materialisme dan menentang konsep
–konsep abstrak yang dikemukakan Hegel dan Feurbach. Gagasan adalah produk
manusia dalam interaksinya antara indera dengan pengalaman. Kesadaran manusia
timbul dalam dialektika antara subjek dan objek. Objek dari dari kepastian indera
diberikan lewat perkembangan sosial. Sejarah merupakan perumusan ,penciptaan,
ulang kebutuhan manusia yang terus menerus . Sejarah adalah suatu proses dimana
sebuah generasi memanfaatkan bahan – bahan dan data –data yang diwariskan oleh
generasi sebelumnya baik secara tetap maupun dimodifikasi. 

Sistem Pra Kelas. 


Pada masyarakat suku pembagian kerja berdasarkan berdasarkan jenis kelamin. Laki –
laki pada awalnya bersifat komunal. Timbulnya individualisme karena terjadinya
perkembangan sejarah yang berasosiasi dengan pembegian kerja yang semakin rumit
dan terspesialisasi dan dibarengi dengan kemempuan memproduksi barang dan jasa
dalam bentuk masal. Manusia itu asalnya sebagai makhluk rumpun, makhluk suku.
Individualisme merupakan perkembangan sejarah. Termasuk pemilikan itu pada
awalnya bersifat komunal. Perkembangan dan spesialisasi muncul karena adanya
sistem pertukaran . Karena bentuk perttukaran ini semakin rumit muncullah bentuk
uang.

Pandangan Marx tentang masyarakat timur/ masyarakt Asia. Masyarakat Timur / Asia
sangat tahan terhadap perobahan . tidak terlalu tergantung pada lembaga pemerintah
melainkan swasembada. Masyarakat timur berkembang dengan pola masyarakat lama
yang dicirikan dengan tidak adanya pemilikan tanah. Berbeda dengan masyarakat
Roma yang mempunyai koonsep pemilikan tanah yang mendorong terhadap nafsu
ekspansionis. Dalam masyarakat timur seseorang hanya sebagai pengelola tanah yang
sebagian hasilnya diserahkan sebagai upeti. 

Sifat ketiadaan kepemilikan ini membatasi pertumbuhan kota di masyarakat Timur


(India dan Cina )yang ini berbeda dengan masyarakat Roma dan Yunani dimana
pertumbuhan kota menjadi inti. Pembagian kota dan desa ini memulai suatu tahapan
historis tentang kapitalisme. Di kota ini mula dikenal konsep kepemilikan ,tenaga kerja
dan pertukaran. 

Dunia kuno . 
Munculnya kelas penguasa akibat dari kepemilikan tanah di pedesaan. Pada tahap
akhir, republik Roma berdiri diatas penghisapan – penghisapan dari propinsi –
propinsinya . Sengketa juga terjadi antara rakyat jelata denga para ningratnya . Pada
saat ini juga muncul sistem ekonomi riba. Perkembangan perbudakan dimulai dengan
suatu tahap patriarkhal, dimana budak membantu produsen kecil. Tumbuhnya
pertanian –pertanian skala besar telah menghapuskan sistem perbudakan . 

Feodalisme dan perkembangan kapitalisme 


Keruntuhan masyarakat Roma merupakan awal dari adanya perbudakan . Hal ini
diikuti dengan perobahan sistem pemerintahan dari militer ke kerajaan . Peperangan
dan kekacauan di Eropa telah menyebabkan kemiskinan petani kecil merdeka dan
penghambaan kepada tuan tanah. Dasar dari ekonomi feodal adalah tanah . Dasar
perekonomian feodal adalah pertanian dalam skala kecil yang dilaksanakan oleh petani
yang melibatkan hamba yang mengikat , petanian ini ditambah dengan industri lokal
dan kerajinan tangan di kota . Sejarah kapitalisme adalah sejarah keterasingan bagi
produsen kecil dari produknya . Sejarah mengambil alih alat produksi milik si petani
dan kergantungan si petni kecil dengan penjualan besar. Hancurnya feodalisme dan
munculnya kapitalisme sangat terkait dengan pertumbuhan kota – kota. Dikota mulai
muncul modal dagang dan modal para lintah darat. Perkembangan niaga merangsang
pemakaian uang yang semakin meluas dan pertukran komoditi yang dulunya
swasembada. Pertumbuhan kapitalisme diikuti dengan pengambilalihan milik para
petani dengan kekerasan. Hal ini terjadi di Inggris, transformasi petani menjadi buruh
upaha mulai dari abad kelima belas. Kaum bangsawan yang mempunyai tanah mulai
tertarik dengan ekonomi pertukaran . Sepert kasus produksi wol di inggris
meningkatkan harga – harga wol di Inggris. Fenomena ini diikuti oleh tindakan gereja
yang membagika tanah kepada bangsawan atau dijual murah kepada spekulan dan
mengusir pengelola tanah yang secara turun temurun . para pengelola tanah ini
kemudia n menjadi pengemis, gelandangan dan lain –lain. Pada periode awla abad
enam belas di inggris juga mulai tumbuhnya kaum proletar. Suatu kelompok petani
yang kehilangan garapannya dan kemudian menjadi buruh upahan. 

Tahap perkembangan kapitalisme yang penting adalah dengan dimulainya penjelajahan


ke wilayah – wilayah diluar Eropa yang menandai bangkitnya imperialisme dan
kolonialisme. Percepatan kapitalisme dengan ditmukannya emas dan berpusatnya
pabrik – pabrik di daerah daerah maritim. Masuknya emas dan perak selanjutnya
mengakibatkan kenaikan harga yang sangat tinggi. Kondisi ini bagi kapitalis
memberikan keuntungan yang besar dalam perniagaan dan pepabrikan ,tetapisebagai
sumber kehancuran tuan – tuan tanah besar dan minculnya jumlah buruh upahan
dalam jumlah yang besar. Di Inggir keadaan ini menjadi suatu prkondisi munculnya
revolusi Inggris. 

Ada dua cara kemajuan kapitalis yang berlawanan : pertama ,kelas pedagang murni
bergerak menjadi produsen. Kedua para produsen kemudian mengumpulkan kapital
untuk memperluas perniagaan dan bidang kegiatan. Marx melihat dua tingkatan
organisasi produksi pada era kapitalisme : Tingkat pertama adalah dikuasai pabrikan,
ciri ini ditandai dengan digantinya ketrampilan pertukangan dengan tugas khusus yang
dilakukan oleh pekerja yang secara kolektif melakukan sesauatu secara sendiri. Proses
ini lebih efisien. Kedua,dorongan untuk menciptakan efisiensi telah melahirkan
mekanisasi. Perkembangan mekanisasi yang semakin rumit merupakan satu faktor dari
sentralisasi ekonomi dalam kapitalisme. 

KONFLIK SOSIAL 

Menurut Marx dalam sejarah manusia dipenuhi oleh konflik sosial. Teori Marx
menyatakan hanya ada dua kelas dalam masyarakat (kelas borjuis dan kelas proletar).
Revolusi proletar memusnahkan /menghilangkan satu kelas (kelas borjuis).
Materialisme sejarah berhenti setelah terjadinya revolusi. Paska revolusi tidak ada lagi
perjuangan kelas. 

Dalam Materilisme sejarah, ekonomi dianggap sebagai faktor determinan “penentu “


sementara faktor lain diabaikan . pendekatan deterministik ini banyak digunanakan
oleh ilmuawan sosial dan dianggap menyederhanakan persoalan (simplifikasi).. padahal
faktor – faktor lain saling berinteraksi. Pemakaian teori deterministik untuk
mempermudah persoalan yang rumit,karena ia mengabaikan beberapa faktor.
Pendekatan ini sarat dengan kritik. 

Garis besar teori Marx tentang konflik mencakup beberapa pokok bahasan : Penyebab
konflik, siapa yang konflik intensitas konflik dan penyelesaian konflik. 

I. Apa penyebab terjadinya konflik. 


Konflik terjadi karena faktor ekonomi ( determinasi ekonomi ). Yang dimaksud dengan 
Faktor ekonomi disini adalah penguasaan terhadap alat produksi. 

II. Siapa yang konflik ? 


Konflik terjadi antara dua kelas (Borjuis dan Proletar ). Konflik ini bersifat mendalam
dan sulit diselesaikan. Perbedaannya bukan dalam cara hidup melainkan perbedaan
dalam kesadaran kelas. Dalam teori Marx eksistensi sosial menentukan kesadaran dan
perbedaan kelas (kaya miskin) .Perbedaan ini mencakup dalam materi dan psikologi.
Perbedaan antara kelas borjuis dan kelas proletar tidak hany terdapat pada cara hidup
melainkan juga cara berfikir. Orang komunis menganggap penting kesadaran, makanya
mereka mementingkan sosialisasi dan indoktrinasi dan Brainwashing 

Pola Konflik : Kelas sosial ----- Konflik ------ Revolusi. 


Dalam konflik sosial kaum proletar tidak mau dan tidak bisa melepaskan diri . Mereka
terpaksa dan ditindas. Dalam paksaan dan penindasn ini hukum tidak dapat dijatuhkan
kepada majikan 

SUMBER KONFLIK SOSIAL 

( Kuliah ke 4 ), referensi utama GIDDEN 43 –56 

Sesuai dengan faham determinisme ekonomi yang dianut oleh Marx bahwa konflik
hanya terjadi dalam dunia Industri, sedangkan konflik yang lain merupakan
perpanjangan tangan dari konflik yang terjadi dalam dunia Industri. Dalam pandangan
determinisme ekonomi bangunan infrastruktur ekonomi atau alat produksi
menentukan bangunan suprastruktur yang berupa politik dan pemerintahan. Dalam
pandangan Marx , konflik dimulai dari infrastruktur ekonomi kemudian menjalar ke
supra-struktur. Teori Infrastruktur yang mempengaruhi suprastruktur ini merupakan
teori Ekonomi- politik Marx yang masih relevan samapai sekarang.(MR) 

Sumber Konflik 

Sumber konflik itu sendiri dapat dikaji dari teori perjuangan kelas yang dikemukakan
oleh Marx . Menurutnya sejarah manusia itu dipenuhi oleh perjuangan kelas.antara
kebebasan dan perbudakan ,bangsawan dan kampungan ,tuan dan pelayan,Kepala
serikat pekerja dan tukang. Dengan kata lain posisi penekan dan yang ditekan selalu
bertentangan (konflik) dan tidak terputus.(The Manifesto dikutip dari PPB A Suhelmi
269). Perjuangan kelas bersifat inheren dan terus menerus . Penekanan itu dapat
berupa penindasan . Marx juga melihat bahwa perkembangan selalu terjadi dalam
konflik kelas yang terpolarisasi antara kelas yang bersifat salaing menindas. Hubungan
antara kelas ini menurut Marx akan menciptakan Antagonisme kelas yang melahirkan
krisis revolusioner. Revolusi yang dimaksud oleh Marx tentunya bukan revolusi damai,
melainkan revolusi yang bersifat kekerasan. (PBB A Suhelmi 270).Konflik terjadi karena
adanya penindasan yang dilakukan oleh kaum borjuis yang memiliki alat –alat produksi
kepada kaum proletar atau buruh yang bekerja untuk para borjuis dapat dijelaskan
melalui “The Theory of Surplus Value” . Teori ini secara singkat dapat diartikan sebagai
sebuah perbandingan yang lebih rendah antara gaji yang diterima buruh dibandingkan
dengan tenaga yang disumbangkan untuk menghasilkan suatu komoditi. Lalu mengapa
buruh mau dengan gaji yang rendah itu ?. karena posisi tawar buruh dibanding
terhadap majikan sangan rendah. Untuk menghitung niali tenaga kerja dapat digunakan
teory Locke “Labor theory of value,untuk menentukan nilai suatu benda dapat dihitung
dari nilai tenaga kerja yang diserap oleh benda itu. Dengan kata lain semakin komoditi
itu memerlukan tenaga kerja ,maka semakin mahal komodity tersebut .Komodity =
Bahan mentah + alat produksi + Buruh . Harga bahan mentah dan alat produksi bersifat
tetap. Sisa nilai tenaga kerja dengan niali buruh diambil oleh kaum majikan sebagai
keuntungan. Disinailah terjadinya penindasan dimana majikan memeras buruh karena
gaji yang dibayarkan oleh majikan kepada buruh itu hanya pas –pasan tidak wajar . dan
ini bertentangan dengan hak Azazi manusia . Dampak dari penindasan ini adalah
terjadinya proses pemiskinan dalam buruh, karena seberapapun keuntungan yang
diterima majikan, gaji buruh akan tetap tidak naik. Dampak penindasan adalaha
menumpuknya modal ditangan para majikan .(MR). Akar konflik konflik juga
disebabkan oleh hubungan pemilikan dan penggunaan produksi aktif yang
mengakibatkan ketimpabngan dalam distribusi kekayaan dan produksi industrial . 

Prinsip dasar teori Marx adala memberikan kepercayaan kepada orang miskin untuk
dapa memperbaiki diri sendiri. 

Penindasan ini kahirnya akan menyebabkan frustasi dan keteransingan. Keterasingan


ini selanjutnya akan melahirkan revolusi proletariat. . Ada tiga macam keterasingan
menurut F Magniz. S : 
1. Keterasingan terhadap diri sendiri karena tidak bisa mengontrol labor. 
2. Keterasingan dari komoditas yang dihasilkan karena, komoditas dikontrol oleh
majikan. 
3. Keterasingan dari masyarakat karena terpaksa bekerja 

Kritik. 

1. Teori bahwa sumber konflik hanya dari ekonomi, infrastruktur belum tentu berlaku
universal. 
2. Pendapat yang mengatakan bahwa gaji buruh tidak naik, tidak benar. Karena
faktanya gaji naik. Jadi revolusi seperti yang digambarkan marx tidak pernah terjadi.
Bahkan pada abad ke 20 negara – negara industri mengeluarkan peraturan perburuhan
yang melindungi hak – hak buruh. 
3. Marx juga “kacamata kuda “ dalam melihat sumber konflik dari determinasi ekonomi.
Faktanya Agama dan politik juga merupakan faktor determinatif dalam perubahan
sosial. Nasionalaisme juga menjadi akar dari perubahan sosial . 
4. Marx juga tidak mampu menjelaskan “Strtifikasi sosial” atau terlalu
menyederhanakan kelas. 
Pengaruh teori Marx . 

Pada th 70 , kelompo Neo Marx melahirkan teori “Dependensia”. Teori ini menyebutkan
bahwa Dunia ketiga selalu tergantung dengan negara maju. Jadi sebenarnya di dunia
ketiga tidak pernah terjadi pembangunan, yang ada adalah penindasan dari negara
maju. 

Sumberkonflik : 
1) Eksploitatif antara pemilik modal dan dan pekerja : 
2) Nilai lebih tidak dibagikan kepada buruh .Eksploitatasi dan menyebabkan frustasi . 

Pada zaman Mark terjadi rvolusi Industri , terjadi urbanisasi, perobahan faktor
produksi dari tanah menjadi labour. 

Teori Struktural Klasik

Anggapan Dasar Teori Klasik


Pandangan teori klasik mengenai organisasi berdasarkan asumsi sebagai
berikut :
1. Organisasi ada terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Bagi suatu organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan,
teknologi dan partisipannya.
3. Pekerjaan organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan
kepentingan pribadi terhalang oleh
norma-norma rasionalitas.
4. Spesialisasi akan meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
5. Koordinasi dan control paling baik melalui praktek otoritas dan aturan-
aturan yang tidak bersifat pribadi.
6. Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat dilaksanakan.
7. Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur yang tidak
tepat, dan dapat diselesaikan melalui perancangan
dan pengorganisasian kembali ( Bolman, 1988 )
Unsur kunci teori klasik
membagi sejumlah pekerjaan terhadap  tenaga kerja yang ada dalam
organisasi.
Hierarki proses fungsional,  adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan
karyawan menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf)
Pengawasan yang ketat, pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki
banyak saluran komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada
organisasi yang strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran
komunikasi.
Organisasi Sosial
Berlo (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan Organisasi
Sosial dengan tiga cara :
Pertama, sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi. Keseragaman perilaku dan
tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dihasilkan lewat
komunikasi diantara anggota-anggota kelompok.
Kedua,  bila suatu sistemsosial telah berkembang, ia menentukan komunikasi
anggota-anggotanya. Sistem sosial mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari
siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi diantara anggota-
anggota sistem.
Ketiga,  pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita
membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih
banyak daripada peranan-peranan yang mereka duduki dalam sistem.
Organisasi Formal
Kita akan membahas ciri-ciri khas organisasi formal – yang secara populer
disebut birokrasi – untuk memahami ciri-ciri penting sistem yang formal.
Karakteristik Birokrasi Weberian
Apakah ciri-ciri suatu organisasi terbirokratisasikan yang ideal ? Analisis atas
karya Weber memberikan sepuluh ciri berikut ini :
Satu  Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan
antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal
adalah jabatan-jabatan.
Dua  Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-
tugas organisasi disalurkan  di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
Tiga  Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan.
Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan
tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
Empat  Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan
hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang
menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas
keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
Lima  Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang
ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi
jabatan dalam organisasi.
Enam  Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni,
peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan
memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan
dan pejabat lainnya.
Tujuh  Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin
merupakan bagian dari organisasi.
Delapan  Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan
kehidupan organisasi.
Sembilan Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan
kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi
lainnya.
Sepuluh  Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis,
kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal
Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang
disebut komunikasi jabatan (posisitional communication) (Redfield, 1953).
Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang.
Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Mereka yang menduduki
jabatan diharuskan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan jabatan
mereka. Sekalipun demikian, dalam praktek komunikasi jabatan ini
membingungkan, karena tidak semua jabatan dan interaksi secara saksama
sesuai dengan diagram jabatan. 
Meskipun analisis Weber tentang teori organisasi dapat menguraikan banyak
organisasi yang beroperasi dewasa ini, sejumlah pemikiran dan teori lain
memberikan sumbangan untuk memahami cara kerja organisasi, dan
khususnya, komunikasi organisasi. Dua jenis teori, disamping teori kominikasi,
memberikan pandangan yang berguna, yakni teori manajemen dan teori
organisasi. Terkadang para penulis membuat sedikit perbedaan antara teori
pengelolaan (managing) dan teori pengorganisasian (organizing) karena kedua
teori itu sering sangat mirip, tetapi terkadang berbeda. Kita akan menguraikan
teori klasik manajemen secara ringkas, teori yang sesuai dengan teori formal
Weber mengenai organisasi.
Manajemen Ilmiah Taylor
Teori Weber mengenai birokrasi berforkus terutama pada pengorganisasian;
teori itu dianggap sebagai pernyataan terpenting tentang organisasi formal,
namun mungkin juga benar bahwa semua teori organisasi pada dasarnya
adalah teori pengelolaan. Secara bersama-sama Weber dan Taylor menyajikan
teori-teori organisasi dan manajemen yang hampir secara khusus membahas
anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori-teori struktural
klasik. Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar empat
unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan
rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer (1972), kita akan membahas
keempat pokok tersebut secara ringkas.
Pembagian kerja
   menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi
didistribusikan. Dalam pengertian birokratik, kewajiban perusahaan secara
sistematis dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi
yang menurun. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas
perencanaan dan kegiatan tata usaha.
Proses skalar dan fungsional 
berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar
menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Dengan
memperoleh dua asisten, manajer telah memperbesar ukuran organisasi secara
vertikal, menciptakan perubahan-perubahan dalam pendelegasian kewenangan
dan tanggung jawab, kesatuan perintah, dan kewajiban melapor.
Struktur 
berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam
organisasi. Teori-teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut
Lini dan Staff.
Lini.  Nilai dasar yang membedakan Lini dengan Dasar terletak pada wilayah
pembuatan keputusan. Isitlah lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak
pada jabatan-jabatan dalam struktur.
Staf.  Tenaga staff secara tradisional memberi nasihat dan jasa untuk membantu
lini. Lini mempunyai otoritas komando. Staff memberikan nasihat dan
melakukan persuasi dalam bentuk usulan-ususlan, namun tidak mempunyai
kewenangan untuk memeberikan perintah kepada manajer lini untuk mengikuti
usulan-usulan tersebut.
Struktur Tinggi dan Struktur Datar 
Terdapat berbagai bentuk struktur organisasi, namun pada dasarnya terbagi
dua: struktur tinggi atau vertikal dan struktur datar atau horisontal. Tingginya
atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam jumlah
tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan (span of control)
pada setiap tingkat.
Rentang Pengawasan (Span of Control) 
menunjukkan jumlah bawahan yang berada dibawah pengawasan seorang
atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat diawasi
seorang manajer adalah lima atau enam orang, dalam prakteknya, rentang
pengawasan tersebut bervariasi.

TINJAUAN PUSTAKA ( website )


http://jurnaltsk.blogspot.com/ ( diakses 12 Desember 2011 )

http://meiliemma.wordpress.com/ ( diakses 13 Desember 2011 )

Anda mungkin juga menyukai