Judul BISNIS/PERDATA

1. PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT DESA SOKONG DI

KABUPATEN LOMBOK UTARA
2. ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN NASABAH ASURANSI JIWA STUDI KASUS UNTUK
ASURANSI BEA SISWA MAHASISWA
3. KAJIAN YURIDIS DAMPAK HUKUM AKTA PERUBAHAN PERSEROAN TERBATAS YANG
BELUM MENDAPATKAN PERSETUJUAN TERHADAP PELAKSANAAN PENYESUAIAN
ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS MENURUT UU NO I TAHUN 1995
4. PERANAN SAKSI DALAM RANGKA MENEGAKKAN KETERTIBAN PERIZINAN
MENDIRIKAN BANGUNAN DI PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM
5. UPAYA PENCEGAHAN PRAKTIK MONOPOLI DALAM PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN
PENGAMBIL ALIHAN PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF UUPT DAN UU NO 5/1999
6. PENGGUNAAN KREDIT BERDOKUMEN / LETTER OF CREDIT (L/C) DI DALAM
PELAKSANAAN PEMBAYARAN PADA PRAKTEK PERBANKAN DI BANK EXIM (BANK
MANDIRI) Mataram
7. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
8. MERGER, KONSOLIDASI AKUISISI BADAN USAHA PERBANKAN DAN AKIBAT HUKUM
YANG DITIMBULKANNYA TINJAUAN KASUS PADA BANK UMUM
9. PERTANGGUNG GUGATAN RUMAH SAKIT ATAS KESALAHAN PROFESIONAL DOKTER
DALAM KAITANNYA DENGAN PELAYANAN MEDIS
10. PERLINDUNGAN INVESTASI ASING DI LOMBOK BARARAT BERDASARKAN SURAT
KEPUTUSAN BUPATI KABUPATEN LOBAR NO....
11. PENERAPAN BATAS-BATAS ANTARA WANPRESTASI DAN PERBUATAN MELAWAN
HUKUM DALAM SUATU PERJANJIAN DI PENGADILAN NEGERI MATARAM
12. PERANAN DAN EKSISTENSI NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
DI INDONESIA
13. KEDUDUKAN ANAK YANG MELAKUKAN KAWIN LARI (SILARIANG) TERHADAP HARTA
PENINGGALAN ORANG TUA MENURUT HUKUM WARIS ADAT SASAK
14. KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DI DALAM PEWARISAN MENURUT HUKUM WARIS ADAT
SASAK (STUDI KASUS, KECAMATAN MATARAM DAN DI PENGADILAN NEGERI
MATARAM)
15. PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA (STUDI ATAS KEBERADAAN HUKUM
KEWARISAN)
16. MASLAHAH SEBAGAI DASAR ISTINBAT HUKUM ISLAM (TELAAH EPISTEMOLOGIS)
17. KONSEP 'IDDAH DALAM HUKUM FIQH SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
PROBLEMATIKA WANITA MODERN (ANALISIS KRITIS DEKONSTRUKTIF)
18. PROGRAM JARING PENGAMAN SOSIAL DALAM SISTEM PELAYANAN MASYARAKAT DI
KOTA MATARAM (SUATU TINJAUAN YURIDIS)
19. PERLINDUNGAN HUKUM PIHAK KETIGA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
PERUSAHAAN KELOMPOK (GROUP COMPANY)
20. UPAYA HUKUM PT. BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG MATARAM DALAM
MENYELESAIKAN KREDIT MACET
21. PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI PERUMAHAN DI
KOTAMADYA MATARAM
22. PERLINDUNGAN HAK EKONOMI PENCIPTA TERHADAP KARYA CIPTA MUSIK DAN
LAGU DI MATARAM
23. UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN PEMBOBOLAN KARTU KREDIT MELALUI INTERNET
24. UPAYA PENCEGAHAN TINDAK KECURANGAN PERBANKAN DI BANK MATARM
25. PERAN DEALER DAN BROKER DALAM TRANSAKSI JUAL BELI VALUTA ASING
(FOREIGN EXCHANGE) KAITANNYA TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR
DALAM LINGKUP HUKUM BISNIS DI WILAYAH SENGGIGI
26. HAMBATAN - HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN KEPAILITAN
27. PERLINDUNGAN HUKUM KARYA CIPTA ATAS BUKU DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NO.19 TH.2002 TENTANG HAK CIPTA
28. PRAKTEK MONEY LAUNDERING DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM PERBANKAN
ON LINE
29. KAJIAN HUKUM TENTANG PROGRAM REKAPITULASI BANK UMUM
30. KONSEP BENTUK USAHA TETAP DI ERA TRANSAKSI ELEKTRONIK
31. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA KECIL DI BIDANG DESAIN INDUSTRI DI
WILAYAH MATARAM PADA ERA GLOBALISASI
32. ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PENEMPATAN TKI KE LUAR NEGERI
33. KEDUDUKAN HUKUM PASIEN DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.
34. DIVESTASI SEBELUM JATUH TEMPO PADA PERJANJIAN PEMBIAYAAN MODAL
VENTURA
35. TINJAUAN HUKUM TENTANG KONTRAK JUAL BELI KAPAL ANTARA PEMERINTAH
KABUPATEN MERAUKE DENGAN PT. PALINDOJAYA UTAMA SURABAYA
36. MASALAH PERDAMAIAN DALAM HUKUM PERDATA PADA UMUMNYA DAN HUKUM
KEPAILITAN PADA KHUSUSNYA
37. MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN BAGI PENGUSAHA KECIL DAN
MENENGAH DI PROPINSI NTB
38. PENGERTIAN SUMIR DI DALAM HUKUM KEPAILITAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1998
39. PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN BIDANG PERUMAHAN DI KOTA MATARAM
40. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM BISNIS PERUMAHAN DI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
41. ASPEK YURIDIS KEPEMILIKAN SAHAM PEKERJA PADA PERSEROAN TERBATAS
PERUSAHAAN PENERBITAN PERS
42. SOLUSI HUKUM DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DI BANK PEMBANGUNAN
DAERAH NTB
43. PERKEMBANGAN SISTEM PIRAMIDA PADA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DAN
PENGATURANNYA DI INDONESIA
44. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM HAL KETERLAMBATAN PENGANGKUTAN
UDARA MELALUI PENERBANGAN DOMESTIK
45. PROBLEMATIK PERWAKAFAN TANAH HAK MILIK DAN CARA PENYELESAIANNYA (Studi
di KUA Kec MATARAM )
46. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KREDIT ANTAR BANK DALAM PRAKTEK
PERBANKAN (Studi di Kantor Bank Indonesia MATARAM)
47. TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN HAK ATAS TANAH WARISAN SECARA LISAN (Studi
di Kecamatan TANJUNG,Kab. LOMBOK UTARA)
48. TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT UMUM PEDESAAN MELALUI
BRI UNIT DESA (Studi di BRI Unit Desa Kec. GUNUNG SARI Kab.LOBAR)
49. TANGGUNG JAWAB PERUMKA TERHADAP PENGANGKUTAN BARANG-BARANG
KIRIMAN (Suatu Studi di Perumka MATARAM)
50. KEDUDUKAN ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT
HUKUM PEWARISAN KSB (Suatu Studi di Kecamatan TALIWANG KAB KSB )
51. SUATU TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN TRANSAKSI JUAL BELI HAK ATAS TANAH
TANPA DILAKUKAN DI HADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
52. TINJAUAN YURIDIS TENAGA KERJA TIDAK TETAP DALAM PROGRAM JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
53. PELAKSANAAN PERKAWINAN LARI DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT ADAT SASAK
(Studi Kasus Di Wilayah Desa.....Dari Kecamatan.....Kabupaten......)
54. TINJAUAN YURIDIS TENTANG ALASAN PENOLAKAN PEMBAYARAN CEK DAN
PEMINDAH BUKUAN BILYET GIRO DALAM PRAKTEK (SUATU STUDI DI BANK X
CABANG MATARAM)
55. PERLINDUNGAN HUKUM PADA KREDITUR DALAM PERJANJIAN SEWA BELI
KENDARAAN BERMOTOR
56. PERJANJIAN BAKU PARKIR KENDARAAN BERMOTOR (STUDI DI PUSAT
PERBELANJAAN MATARAM MALL
57. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENYIMPAN DANA DI BANK (STUDI DI
BANK CENTRAL ASIA CABANG PEMBANTU MATARAM)
58. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM KONTRAK BAGI HASIL MINYAK
DAN GAS BUMI ANTARA PN. PERTAMINA BALIKPAPAN DENGAN UNION OIL COMPANY
(UNOCAL) (STUDI DI PN. PERTAMINA MATARAM)
59. TANGGUNG JAWAB PIHAK BANK DALAM JASA PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX
(STUDI DI BTN CABANG MATARAM)
60. KEWENANGAN SUAMI ATAU ISTRI UNTUK MENJUAL HARTA BERSAMA DITINJAU DARI
UU NO. 1 TH. 1974 (SUATU STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI MATARAM)
61. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASANGAN PRANIKAH YANG DILAKUKAN
MELALUI PERTUNANGAN MENURUT ADAT JAWA (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM
………..)
62. AKIBAT HUKUM PEMALSUAN MERK YANG SUDAH TERDAFTAR DI KOTA MATARAM
(SUATU STUDI DI PENGADILAN NEGERI MATARAM)
63. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PASAL 4 AYAT 2 UU NOMOR 14 TAHUN 1970 (STUDI DI
PENGADILAN NEGERI MATARAM)
64. MASALAH KEABSAHAN TANAH WAKAF YANG BELUM DISERTIFIKATKAN MENURUT
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 1977 (STUDI DI KECAMATAN
MATARAM)
65. TANGGUNG JAWAB PO BUS DALAM MELAKSANAKAN PENGANGKUTAN ORANG (SUATU
STUDI DI PO BUS LANGSUNG INDAH )
66. PERBANDINGAN HUKUM ISLAM DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974
TENTANG PERCERAIAN YANG DISEBABKAN OLEH ZINA (STUDI DI PENGADILAN
AGAMA MATARAM)
67. PELAKSANAAN PASAL 7 AYAT 1 UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974
DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBERIAN DISPENSASI PERKAWINAN (STUDI DI
PENGADILAN AGAMA MATARAM)
68. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG PETUGAS ASURANSI JIWA DALAM
PEMBUATAN PERJANJIAN ASURANSI JIWA (STUDI KASUS DI ASURANSI JIWA BUMI
ASIH MATARAM)
69. PERAN LEMBAGA MUSYAWARAH DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DESA (STUDI DI DESA SOKONG KECAMATAN BAYAN KAB LOMBOK UTARA)
70. PEMBERIAN GANTI RUGI KEPADA PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA
71. SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN PERMASALAHANNYA
72. SUATU TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK DENGAN JAMINAN HAK
ATAS GAJI KHUSUSNYA BAGI PEGAWAI NEGERI (STUDI DI PT. BANK NEGARA
INDONESIA (PERSERO) CABANG MATARAM)
73. TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENOLAKAN PEMINDAH BUKUAN BILYET GIRO OLEH
PIHAK BANK (STUDY DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG MATARAM)
74. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PRAKTEK PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH
(STUDI DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN LOTENG)
75. AKIBAT HUKUM GUGURNYA HAK WEWARIS MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI
(STUDI DI KECAMATAN MATARAM, KOTA MATARAM )
76. PERANAN ASURANSI KREDIT DALAM MEMBANTU MENGATASI RESIKO
PENGEMBALIAN KREDIT USAHA KECIL
77. PENGURUSAN HARTA PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT SASAK
78. PELELANGAN ATAS BARANG JAMINAN GADAI DI PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN
CAB. MATARAM
79. TANGGUNG JAWAB DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR
80. PELAKSANAAN PERKAWINAN ANTAR SUKU MENURUT HUKUM ADAT DAN AKIBAT
HUKUMNYA
81. TINJAUAN HUKUM TERHADAP PERTANGGUNGAN ATAS OBYEK JAMINAN KREDIT
82. PUTUSAN PERCERAIAN YANG TERJADI ATAS PELANGGARAN TAKLIK TALAK DITINJAU
DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974
83. AKIBAT HUKUM TERHADAP CACATNYA PERJANJIAN ASURANSI JIWA DALAM POLIS
ASURANSI BEASISWA
84. MASALAH PERTANGGUNG JAWABAN YURIDIS PENGUSAHA ANGKUTAN KAPAL
PERAIRAN DARAT TERHADAP PEMAKAI JASA ANGKUTAN DI LEMBAR
85. TANGGUNG JAWAB YAYASAN PANTI ASUHAN TERHADAP PEMELIHARAAN ANAK ASUH
86. KREDIT BERMASALAH DAN CARA PENYELESAIANNYA SUATU STUDI DI PT. BANK
NEGARA INDONESIA (PERSERO) KANTOR CABANG MATARAM
87. PELAKSANAAN PERKAWINAN ANTAR AGAMA DAN PERMASALAHANNYA DITINJAU
DARI UU NO.1 TAHUN 1974 DI KODYA MATARAM
88. SYARAT BATAL DALAM PERJANJIAN ASURANSI JIWA DAN PENYELESAIANNYA
89. PENGANGKATAN ANAK DAN PERMASALAH YANG TIMBUL DALAM PEWARISAN
MENURUT HUKUM ADAT SASAK
90. PROBLEMATIK ALIH DEBITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI
BTN CABANG MATARAM
91. TANGGUNG JAWAB PERUM POS DAN GIRO TERHADAP AKIBAT-AKIBAT YANG
DITIMBULKAN OLEH BARANG YANG DIANGKUT (PAKET POS) (STUDI DI PERUM POS
DAN GIRO MATARAM)
92. KEDUDUKAN ANAK BEBINJAT MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI
93. EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT SASAK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
NO. 1 / 1974
94. PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN AKIBAT PERCERAIAN MENURUT
HUKUM ADAT SASAK
95. KEDUDUKAN TANAH DRUWE PURA DITINJAU DARI SEGI YURIDIS (STUDI DI KEC.
KEDIRI KAB. TABANAN PROP BALI)
96. HILANGNYA HAK MEWARIS BAGI ANAK ANGKAT MENURUT HUKUM ADAT WARIS DI
KAB. TABANAN (STUDY KASUS DI PENGADILAN NEGERI TABANAN)
97. KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN SETELAH TERJADI PERCERAIAN
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK (STUDI KASUS DI
PENGADILAN AGAMA MATARAM)
98. PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DALAM PELAKSANAAN PASAL 21 UNDANG-
UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN (SUATU STUDI DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK MATARAM)
99. PEMBATALAN HIBAH DAN PEMBAGIAN WARISAN ATAS OBJEK YANG DIHIBAHKAN
(SUATU STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI MATARAM)
100. PINDAH AGAMA (MURTAD) SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN DAN AKIBAT HUKUMNYA
MENURUT HUKUM ISLAM PASAL 116 KHI (STUDI DI PENGADILAN AGAMA MATARAM)
101. PELAKSANAAN PERJANJIAN PERBURUAN DI PERUSAHAAN SWASTA (STUDY KASUS DI
PT. NEW MONT)
102. TINJAUAN YURIDIS PELANGGARAN HAK CIPTA TERHADAP FOTO COPY BUKU
103. PERCERAIAN TERHADAP IKATAN PERKAWINAN KATOLIK DITINJAU DARI UNDANG-
UNDANG NO. 1 TAHUN 1974
104. SYIQAQ DIGUNAKAN ALASAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
105. TANGGUNG JAWAB BIRO PERJALANAN WISATA TERHADAP KEHILANGAN BARANG /
KECELAKAAN PESERTA TOUR
106. SAHNYA PERKAWINAN KATOLIK MENURUT PASAL 2 UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN
1974 DAN MENURUT HUKUM GEREJA (STUDI DI KANTOR CATATAN SIPIL DAN
GEREJA KATHOLIK MATARAM)
107. PELAKSANAAN HAK RETENSI DAN PELELANGAN BARANG OLEH PERUM PEGADAIAN
APABILA DEBITUR WANPRESTASI
108. TINJAUAN TENTANG PENGANGKATAN ANAK MENURUT HUKUM ADAT SASAK
109. SURAT KEPUTUSAN PENSIUN SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA BANK
110. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT REFORMASI
KEPADA PENGUSAHA GOLONGAN EKONOMI LEMAH DAN PERMASALAHANNYA (SUATU
STUDI DI BANK PEMBANGUNAN DAERAH NTB)
111. TINJAUAN YURIDIS PERWAKAFAN TANAH MILIK SETELAH BERLAKUNYA PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 1977
112. MASALAH PENDAFTARAN DAN PENSERTIFIKATAN TANAH WAKAF BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 DI LOBAR
113. EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM ATAS BENDA TIDAK BERGERAK
114. TANGGUNG GUGAT TERHADAP KERUGIAN YANG DIDERITA KONSUMEN YANG
MENGKONSUMSI MAKANAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT KESEHATAN (STUDY
PADA YAYASAN LEMBAGA KONSUMEN INDONESIA)
115. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSOR DALAM PERJANJIAN LEASING (SEWA
GUNA USAHA)
116. STATUS PERKAWINAN POLIGAMI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN
1974 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 45 TAHUN 1990
117. KEKUATAN HUKUM SURAT BUKTI KREDIT DI KALANGAN PERUM PEGADAIAN
118. AKIBAT HUKUM BAGI WANITA YANG MULIH DAHA DALAM HUKUM WARIS ADAT DI
BALI
119. PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN BERUPA
TANAH BELUM DIDAFTARKAN
120. TANGGUNG JAWAB BEKAS SUAMI TERHADAP ISTRI DAN ANAK SETELAH PUTUSNYA
PERKAWINAN AKIBAT PERCERAIAN
121. TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN JUAL TAHUNAN TANAH BENGKOK OLEH PAMONG
DESA
122. PERLINDUNGAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DITINJAU
DARI PASAL 13 UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1948.
123. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI GABAH
ANTARA PETANI DENGAN KUD DI DESA...... KECAMATAN.........
124. PEMBUKTIAN DAN UPAYA HUKUM TERHADAP SENGKETA CLAIM PULSA DITINJAU
DARI HUKUM PERDATA INDONESIA (STUDI DI PT. TELKOM MATARAM)
125. MASALAH PEMBAGIAN HARTA BENDA DALAM PERKAWINAN SETELAH TERJADI
PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA MATARAM (SUATU TINJAUAN YURIDIS DAN
SOSIOLOGIS)
126. EKSISTENSI BP-4 SEBAGAI LEMBAGA HUKUM DALAM UPAYA MENCEGAH TERJADINYA
PERCERAIAN DI KOTAMADYA MATARAM
127. TINJAUAN ASPEK YURIDIS TERHADAP GANTI RUGI PADA PERJANJIAN
PEMBORONGAN BANGUNAN MILIK PEMERINTAH
128. KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DAN AKIBAT HUKUMNYA DALAM PEWARISAN
MENURUT HUKUM PERDATA (BW) (SUATU STUDI DI KANTOR CATATAN SIPIL KAB.
LOBAR)
129. HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG ANAK ANGKAT DI DALAM MEWARIS HARTA
KEKAYAAN ORANG TUA ANGKATNYA
130. PERANAN LEMBAGA SITA JAMINAN DALAM PRAKTEK PERADILAN
131. MASALAH SITA EKSEKUTORIAL YANG DILAKUKAN OLEH PENGADILAN NEGERI DI
LUAR WILAYAH HUKUMNYA
132. TANGGUNG JAWAB KEPERDATAAN MEDIA MASSA DALAM MEMUAT BERITA YANG
SALAH
133. EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN
PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP
134. TANGGUNG JAWAB KASIER TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DALAM
MELAKUKAN PEKERJAAN
135. KEDUDUKAN HARTA BERSAMA YANG SEDANG DIJAMINKAN DALAM SUATU
PERCERAIAN
136. KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
NOMOR I TAHUN 1974
137. HAMBATAN PELAKSANAAN PUTUSAN (EKSEKUSI) PENINJAUAN KEMBALI YANG
MEMBATALKAN SUATU PUTUSAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM
TETAP
138. PRAKTEK JUAL BELI HAK ATAS TANAH SECARA LISAN DI KECAMATAN ...... KAB.......
139. PEROLEHAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK LUAR KAWIN
140. UPAYA PIHAK BANK DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN CEK KOSONG
141. EKSEKUSI GROSSE AKTA PENGAKUAN HUTANG
142. AKIBAT HUKUM PEMINDAH TANGANAN SURAT BUKTI KREDIT DAN MASALAHNYA DI
PERUM PEGADAIAN MATARAM
143. PENYELESAIAN SENGKETA PENCEMARAN AIR LIMBAH INDUSTRI DI LUAR SIDANG
PENGADILAN
144. PERANAN ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP TENAGA KERJA
KONTRAKTOR SELAMA MASA KONTRAK
145. PELAKSANAAN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PENDATANG DI INDONESIA
146. KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM PEWARISAN MENURUT KITAB UNDANG-
UNDANG HUKUM PERDATA
147. KEWENANGAN DINAS PERUMAHAN DAERAH UNTUK MENGOSONGKAN RUMAH YANG
DIHUNI TANPA HAK
148. KEABSAHAN AKAD NIKAH YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERSYARATAN
ADMINISTRATIF PALSU
149. PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH DI KABUPATEN LOBAR BERDASARKAN
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 55 TAHUN 1993
150. WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PENYIAR RADIO
DENGAN PT. RADIO CNL
151. PELAKSANAAN PERWAKAFAN TANAH HAK MILIK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH
NO. 28 TAHUN 1977
152. PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH WAKAF DI KABUPATEN LOBAR
153. PERANAN PPAT DALAM PROSES PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH
154. PERANAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DESA DI KABUPATEN
LOBAR
155. PERANAN KOPERASI PERSATUAN PEDAGANG KAKI LIMA MATARAM (APKLI) DALAM
RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN PARA ANGGOTA DI KOTAMADYA MATARAM
156. PELAKSANAAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN REAL ESTATE BUKIT
SENGGIGI DI KECAMATAN SENGGIGI KAB. LOBAR.
157. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP FUNGSI PENGAWASAN MELALUI HAK AMANDEMEN
OLEH DPRD DI DAERAH KAB. LOBAR.
158. PERDAGANGAN EKSPOR IMPOR TINJAUAN YURIDIS PERDAGANGAN EKSPOR IMPOR
DENGAN MENGGUNAKAN CARA LETTER OF CREDIT DI BANK...............
159. PERANAN LEMBAGA PERANTARA PERDAGANGAN EFEK DALAM MEKANISME PASAR
MODAL
160. PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT ANTARA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN
PARA PETANI PEMAKAI KREDIT USAHA TANI DI NTB
161. PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN
UMUM SEJAK BERLAKUNYA KEPPRES NOMOR 55 TAHUN 1993 DI KABUPATEN NTB
162. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DITINJAU DARI ORDONANSI DAN UNDANG-
UNDANG NO. 15 TAHUN 1992 PENGANGKUT UDARA DALAM PRAKTEKNYA
163. PERANAN BUKU REGISTER TANAH TINGKAT DESA DALAM UPAYA MENGURANGI
TERJADINYA SENGKETA
164. TANGGUNG JAWAB YURIDIS APOTEKER TERHADAP KONSUMEN DALAM HAL
PERACIKAN OBAT-OBATAN DI KABUPATEN LOTIM
165. PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA PEMBELI SEWA DALAM PRAKTEK PERJANJIAN SEWA
BELI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTAMADYA DAERAH MATARAM
166. KREDIT INVESTASI KECIL/KREDIT MODAL KERJA PERMANEN DENGAN JAMINAN
TAMBAHAN BERUPA HIPOTIK/CREDITVERBAND DALAM PRAKTEK PADA BRI DAN BNI
46 DI PROPINSI NTB
167. PELAKSANAAN PEMBELIAN PERUMAHAN DENGAN FASILITAS KREDIT PEMILIKAN
RUMAH BANK TABUNGAN NEGARA DI NTB
168. PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI PARCEL DI KOTAMADYA MATARAM
169. PERANAN KANTOR CATATAN SIPIL DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN BEDA AGAMA
KHUSUSNYA PERKAWINAN ANTARA ORANG YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN ORANG
YANG BERAGAMA NASRANI SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 1 TH 1974
DI KODYA MATARAM
170. PERBANDINGAN KEWARISAN MENURUT HUKUM PERDATA BW DENGAN HUKUM
ISLAM TERHADAP ANAK KANDUNG DI LOBAR
171. STATUS HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI MENURUT HUKUM WARIS
BURGERLIJK WETBOEK DAN PELAKSANAANNYA DI NTB
172. PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 33 DAN 34 TAHUN 1964 DI DALAM PEMBERIAN
SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN PENUMPANG BUS UMUM DAN
PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI NTB
173. PENYEWAAN TANAH PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
JAMINAN KREDIT OLEH PETANI PESERTA PIR KHUSUSNYA PTP VII PARINDU
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SANGGAU
174. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API TERHADAP
PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG PADA DAERAH OPERASI VI
YOGYAKARTA
175. PELAKSANAAN PERATURAN TATA TERTIB DPRD TERHADAP PENETAPAN URUSAN
RUMAH TANGGA DAERAH DALAM PERATURAN DAERAH DI DAERAH LOTENG
176. PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA ALAT-ALAT BERAT DALAM KEGIATAN
PEMBANGUNAN FISIK DI DAERAH LOMBOK UTARA
177. PERANAN PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA TERHADAP PENYELESAIAN KREDIT
YANG MENGALAMI KEMACETAN PADA BANK PEMERINTAH
178. PRAKTEK PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) DI MATARAM
179. PELAKSANAAN PERJANJIAN SALE AND LEASE BACK ANTARA PT. SWADHARMA
INDOTAMA FINANCE DENGAN LESEE DI KODYA MATARAM
180. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM PENGANGKUTAN BARANG KHUSUSNYA
PADA PENGANGKUTAN KERETA API DI PERUSAHAAN UMUM KERETA API DAERAH
OPERASI VI MATARAM
181. TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN PADA BENDA-BENDA GADAI DI PERUM
PEGADAIAN CABANG MATARAM
182. PERWALIAN ANAK LUAR KAWIN MENURUT UU NO. 1 TAHUN 1974 DAN
PERMASALAHANNYA DI MATARAM
183. PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WARTEL ANTARA PT.
TELKOM DENGAN PENGELOLA WARTEL DI MATARAM DI DALAM PRAKTEK
184. PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PEMBIAYAAN MODAL ANTARA LEMBAGA
PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA DI
MATARAM DAN SUMBAWA
185. TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PENYELENGGARAAN RESTORAN KERETA API
ANTARA PERUMKA DENGAN CV. BUDI KARYA
186. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BONGKAR MUAT BARANG DI WILAYAH PELABUHAN
MATARAM
187. PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DI KECAMATAN MATARAM
188. PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH WAKAF SETELAH BERLAKUNYA PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 1977 DI MATARAM
189. PELAKSANAAN PEMBUKAAN LETTER OF CREDIT DEWASA INI DI MATARAM
190. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BONGKAR MUAT BARANG TERHADAP
KESELAMATAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT
191. PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP AKTIVITAS-AKTIVITAS PELABUHAN
KHUSUSNYA MENGENAI BONGKAR MUAT BARANG DI PELABUHAN LEMBAR LOMBOK
BARAT
192. PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA GUDANG BARANG LEMPUYANGAN MILIK
PT. KERETA API INDONESIA DAOP VI YOGYAKARTA
193. PEMANFAATAN KAWASAN SENGGIGI SEBAGAI AREAL PERMUKIMAN DITINJAU DARI
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
194. PERAN SERTA NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN SECARA
TESTAMENTER
195. PERANAN BILYET GIRO DALAM PRAKTEK PERBANKAN PADA BRI MATARAM
196. PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG PERBANKAN NO. 7 TAHUN 1992 PADA PT. BRI
197. ASPEK-ASPEK HUKUM YANG TIMBUL DARI PERJANJIAN CARTER KAPAL MENURUT
PERJALANAN (STUDI KASUS PADA PT. DJAKARTA LLOYD CAB. MEDAN)
198. JUAL BELI DENGAN KONSINYASI SEBAGAI SALAH SATU SISTEM PERDAGANGAN
EKSPOR IMPOR BERDASARKAN PP NO. 1 TAHUN 1982 DAN DALAM PRAKTEK
199. PERANAN KANTOR PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK SEBAGAI INSTANSI
PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA PERPAJAKAN YANG DIATUR DALAM UU NO. 6
TAHUN 1983
200. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT PENERBANGAN SIPIL DALAM PENGIRIMAN
BARANG-BARANG DOMESTIK
201. ASPEK-ASPEK YURIDIS DARI KEGIATAN USAHA MODAL VENTURA DIKAITKAN
DENGAN PAKET KEBIJAKSANAAN 20 DESEMBER 1988 TENTANG LEMBAGA
PEMBIAYAAN
202. SUATU TINJAUAN TENTANG PENGANGKATAN ANAK BAGI PEGAWAI PERTAMINA
203. GANTI RUGI SEBAGAI AKIBAT PERBUATAN MELANGGAR HUKUM (ONRECHTMATIGE
DAAD) DITINJAU DARI HUKUM PERDATA
204. PERANAN JAMSOSTEK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
PADA PERUSAHAAN SWASTA DI NTB
205. TINJAUAN PROGRAM JAMSOSTEK TERHADAP TENAGA KERJA ASING PADA
PERUSAHAAN TOTAL INDONESIA
206. PELAKSANAAN JAMINAN CORPORATE GUARANTEE SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA
PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk
207. PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAKAI JASA PAKET POS PADA PT.
POS INDONESIA (PERSERO) CAB. MATARAM SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 8 TH.
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
208. PRAKTEK DAGANG KEMPITAN KAIN BATIK DI DAERAH KODYA YOGYAKARTA (KHUSUS
DI PASAR BERINGHARJO KODYA YOGYAKARTA)
209. PERJANJIAN SEWA BELI MOBIL UNTUK ANGKUTAN UMUM ANTARA ANGGOTA
KOPERASI " KOTAMA "
210. PELAKSANAAN PERALIHAN KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN ASING
211. TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP
KECELAKAAN KERJA PADA PERUSAHAAN DI DAERAH NTB
212. OBSCUUR LIBEL DALAM GUGATAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI MATARAM
213. PERUBAHAN STATUS PERUMTEL MENJADI PT. PERSERO TELEKOMUNIKASI
INDONESIA (Tbk) DAN PERMASALAHANNYA
214. PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL PADA CANDRA HOTEL MATARAM
215. PENERAPAN PERMA NO. I TAHUN 2000 TENTANG PAKAS BADAN DALAM
PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN
216. PERLAWANAN PIHAK KETIGA TERHADAP SITA EKSEKUTORIAL DAN SEGALA
EKSESNYA DI PENGADILAN NEGERI MATARAM
217. TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERBANKAN DI
DAERAH NTB
218. PELAKSANAAN PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN SETELAH DIBERLAKUKANNYA
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 DI KAB. LOBAR
219. PELAKSANAAN JUAL BELI DENGAN HAK MEMBELI KEMBALI BARANG TIDAK
BERGERAK (STUDI KASUS NO.51/1980 PDT/G/PN.YK DAN NO. 59/PDT/G/1991/PN.YK)
220. BORGTOCHT PADA PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DALAM PRAKTEK PERBANKAN
DI KODYA MAGELANG
221. PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA OTTO BUS DI KABUPATEN
PEKALONGAN
222. PENGGUNAAN BILYET GIRO DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN BESERTA
PERMASALAHAN YANG TIMBUL DALAM PRAKTEK DI KODYA MATARAM
223. PELAKSANAAN PEMBAYARAN DENGAN LETTER OF CREDIT (L/C) PADA PRAKTEK
PERBANKAN DI NTB
224. PELAKSANAAN ASURANSI JIWA DANA BAHAGIA DI AJB BUMI PUTRA SURAKARTA
225. PERANAN MEDIA KOMUNIKASI (RADIO SWASTA) DALAM MENINGKATKAN
KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN
226. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ANAK LUAR KAWIN DAN HAK WARISNYA MENURUT
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN
1974)
227. PENAWARAN PEMBAYARAN TUNAI YANG DIIKUTI DENGAN PENITIPAN ATAU
PENYIMPANAN DALAM PRAKTEK PENGADILAN NEGERI
228. PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH (BUANGAN) RUMAH SAKIT SEBAGAI UPAYA
PEMENUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI MATARAM
229. HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS DALAM USAHA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MELALUI PENINGKATAN USAHA PELAYANAN KUD DI MATARAM
230. PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN JAMINAN GADAI
PADA PERUM PEGADAIAN DI KOTA MATARAM
231. PERJANJIAN KERJASAMA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WARTEL ANTARA PT.
TELKOM DENGAN PENGELOLA WARTEL DI MATARAM
232. TINJAUAN MENGENAI PERANAN PEMBERI BANTUAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN
PERKARA PERDATA BERKAITAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN
233. TINJAUAN YURIDIS TENTANG PRAKTEK PERAWAT DILUAR TUGAS DAN
KEWENANGANNYA YANG DILAKUKAN DI MATARAM
234. PERJANJIAN JUAL BELI BAHAN BAKAR GAS ELPIJI UNTUK KEBUTUHAN RUMAH
TANGGA DI KECAMATAN MATARAM, KOTA MATARAM
235. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ROYALTI DALAM
PERJANJIAN ANTARA JAMRUD DENGAN LOGISS RECORDS
236. TINJAUAN HUKUM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN INVESTASI
BANK UMUM SYARIAH
237. PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACTS DI PASAR UANG INDONESIA
SETELAH DIKELUARKANNYA PBI NO. 3/3/PBI/2001
238. PELAKSANAAN JAMSOSTEK DAN MANFAATNYA BAGI TENAGA KERJA DAN
PERUSAHAAN DI PT. ANGKASA PURA II DI TANGERANG )
239. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN ALAT TRANSPORTASI MELALUI
PERJANJIAN LEASING
240. PERANAN BAPEPAM SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS DALAM HAL TERJADI MIS KELOLA
REKSA DANA OLEH MANAJER INVESTASI
241. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BUSINESS GOOD WILL PERUSAHAAN DARI
PASSING OFF REMOTE TRADING DI PASAR MODAL INDONESIA
242. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN KETENAGALISTRIKAN PADA PT. PLN
(PERSERO) MTR
243. TINJAUAN TERHADAP KETENTUAN PENGECUALIAN UU NO 5 TAHUN 1999 DALAM
KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN HAK MONOPOLI SUATU BADAN USAHA
244. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PDAM TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN STUDI KASUS PDAM KABUPATEN LOBAR
245. PERANAN BANK INDONESIA DAN KEBIJAKSANAAN DALAM PEMBEKUAN KEGIATAN
USAHA SUATU BANK
246. PRANATA JUAL BELI EFEK PADA TRANSAKSI BURSA DI PT. BURSA EFEK JAKARTA
247. PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENEGAKAN HUKUM MEREK DI
KOTA MATARAM
248. PIMPLEMENTASI SYARAT KEBARUAN (NOVELTY) DALAM PENDAFTARAN PATEN DI
INDONESIA
249. PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB PT. ASKRINDO SEBAGAI PENJAMIN SURETY BOND
DI WILAYAH JATENG DAN DIY
250. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK
PEMEGANG SAHAM YANG TERDAFTAR DI PT. KSEI
251. PROFESIONALITAS APOTEKER SEBAGAI PELAKU USAHA DI TINJAU DARI HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN DI MATARAM
252. ASPEK PENGAWASAN PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA INDEX LQ-45 DI PT.
BURSA EFEK SURABAYA
253. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK MEREK TERDAFTAR TERHADAP
PELANGGARAN MEREK STUDI KASUS JENANG MEREK MUBAROK
254. PELAKSANAAN UU NO. 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN
PERMASALAHANNYA
255. PRAKTEK PINJAM MEMINJAM EFEK DI PT. KPEI SEBAGAI SARANA PENYELESAIAN
KEWAJIBAN ANGGOTA BURSA YANG GAGAL SERAH EFEK
256. PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN ANGKUTAN KERETA API (PENUMPANG) DI
PULAU JAWA
257. TANGGUNG JAWAB PT. DANA REKSA INVESTMENT MANAGEMENT TERHADAP
PENGELOLAAN DANA DAN PORTOFOLIO EFEK REKSA DANA DANAREKSA MELATI
258. PELAKSANAAN PENYELESAIAN PERKARA KEPAILITAN MENURUT PERATURAN
PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR I TH 1998
259. PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK BILYET GIRO
PADA BANK INDONESIA DI MATARAM
260. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WARALABA DALAM OPERASIONAL RESTORAN DENGAN
SISTEM BISNIS WARALABA RESTORAN BERDASAR PP NO. 16 TH. 1997 STUDI KASUS
DI ULAM BALINESE AND SEA FOOD RESTAURANT
261. PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM PADA PEMILIK MERK ... TERHADAP
PELANGGARAN MERK BERDASARKAN UU NO. 19 TH. 1992 JO. UU NO 14 TH. 1997
262. PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA FASILITAS
AUTODEBET BANK UMUM UNTUK PEMBAYARAN REKENING TELEPON DARI TIDAK
TERBAYARKANNYA TAGIHAN TELEPON
263. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PDAM DITINJAU DARI UU NO. 8 TH.
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN STUDI KASUS PDAM KAB. KSB
264. PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM (HAK) PESERTA PROGRAM TABUNGAN ASURANSI
SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PT. TASPEN (PERSERO) CABANG MATARAM
265. PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI SOSIAL KHUSUSNYA DALAM PEMELIHARAAN
KESEHATAN BAGI PNS DI LINGKUNGAN KANTOR PEMDA KODYA MATARAM
266. PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN ATAS IKLAN
YANG DIJANJIKAN STUDI KASUS PERUMNAS/BTN......
267. TINJAUAN HUKUM TERHADAP FASILITAS PENDANAAN (FASILITAS LIKUIDITAS
INTRAHARI DAN FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK) YANG DIKELUARKAN
BANK INDONESIA KEPADA BANK UMUM
268. TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PRAKTEK TRANSAKSI MARJIN (MARGIN TRADING)
DALAM MEKANISME PASAR MODAL DI INDONESIA
269. TANGGUNG JAWAB PENGURUS BADAN HUKUM DANA PENSIUN PEMBERI KERJA
DENGAN PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DALAM HAL TERJADI KERUGIAN
INVESTASI DI PASAR MODAL DENGAN INSTRUMEN INVESTASI SAHAM
270. PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA DALAM RANGKA PERLINDUNGAN
TERHADAP INDUSTRI PEREKAMAN SUARA DARI TINDAK PIDANA PEMBAJAKAN KASET
271. KEDUDUKAN PT. BURSA EFEK JAKARTA SEBAGAI SELF REGULATORY ORGANIZATION
(SRO) DALAM MENCIPTAKAN PASAR MODAL YANG WAJAR TERATUR DAN EFISIEN
272. SISTEM PENDAFTARAN MEREK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG MEREK SEBAGAI
UPAYA MENANGGULANGI PENDAFTARAN MEREK TANPA HAK
273. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS PADA
PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG DIAKUISISI SUATU KASUS PENJUALAN SAHAM
INDOFOOD SUKSES MAKMUR KEPADA NISSIN PACIFIK
274. PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB CUSTODIAN BANK SEBAGAI SALAH SATU SARANA
PENUNJANG PASAR MODAL
275. PELAKSANAAN PERALIHAN HAK ATAS SAHAM DENGAN TERJADINYA TRANSAKSI
SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS TERTUTUP DI DAERAH,,,,,,,,,...
276. ASPEK-ASPEK HUKUM PENAWARAN UMUM SAHAM TERBATAS (RIGHT ISSUE) DI
PASAR MODAL INDONESIA
277. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS DARI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
YANG PAILIT
278. PENGGUNAAN TRAVELLER CHEQUE SEBAGAI SURAT BERHARGA DAN
PERMASALAHANNYA
279. PELAKSANAAN HAK PRIORITAS DAN STEL SEL KONSTITUTIF YANG DIATUR OLEH UU
NO. 9 TH 1992 TENTANG MEREK

JUDUL HTN

1. NEGARA HUKUM DALAM PERSPEKTIF CIVIL SOCIETY (TELAAH KRITIS TERHADAP

NEGARA HUKUM INDONESIA)
2. IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG
TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH (STUDI KASUS DI KABUPATEN LOBAR)
3. MEKANISME SIDANG ISTIMEWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SERTA
DAMPAKNYA DI DALAM NEGARA HUKUM REPUBLIK INDONESIA
4. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENTIIL DAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
DALAM UUD 1945 (STUDI DARI SUDUT PANDANG HUKUM TATA NEGARA)
5. KEDUDUKAN ANAK YANG MELAKUKAN KAWIN LARI (SILARIANG) TERHADAP HARTA
PENINGGALAN ORANG TUA MENURUT HUKUM WARIS ADAT SASAK
6. KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DI DALAM PEWARISAN MENURUT HUKUM WARIS ADAT
SASAK (STUDI KASUS :, KECAMATAN MATARAM DAN DI PENGADILAN NEGERI
MATARAM)
7. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK OLEH PEGAWAI
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DI MATARAM
8. PERANAN BADAN PERWAKILAN DESA DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN
PERATURAN DESA
9. EKSPLOITASI KETENAGAKERJAAN DALAM SISTEM PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA
ANAK DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
10. LEGALITAS PENCATATAN PERKAWINAN DALAM SISTEM ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
11. PERAN SERTA MASYARAKAT PADA PENGATURAN PERATURAN DAERAH PAJAK TELEVISI
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI MATARAM
12. PENENTUAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SISTEM
OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN LOTENG (SUATU TINJAUAN YURIDIS)
13. PENGATURAN PERUBAHAN PEMERINTAHAN KELURAHAN MENJADI PEMERINTAHAN
DESA DALAM SISTEM OTONOMI DAERAH DI MATARAM
14. PENYELENGGARAAN KEWENANGAN BIDANG PERHUBUNGAN DI KABUPATEN MATARAM
SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
15. EKSISTENSI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DALAM PEMBANGUNAN DESA
PAKRAMAN DI LOMBOK
16. PELAKSANAAN PENGAWASAN DPRD TERHADAP DANA PERIMBANGAN DAERAH
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1999 (STUDI KASUS DI
KABUPATEN LOBAR)
17. EKSISTENSI KEBIJAKAN DAERAH YANG DEMOKRATIS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN
YANG BERSIH BEBAS DARI KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTISME
18. EKSISTENSI PENGATURAN RETRIBUSI DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH DI KOTA MATARAM
19. TANGGUNG GUGAT BADAN PERWAKILAN DESA DALAM SISTEM PERADILAN DI
INDONESIA
20.IMPLEMENTASI NIATAN POLITIK EKSEKUTIF DAERAH DALAM PEMBENTUKAN PRANATA
HUKUM DAERAH YANG LEGAL DAN BAIK SERTA DEMOKRATIS
21. PENERAPAN DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL DALAM PRAKTEK PERSEROAN
TERBATAS DI INDONESIA
22. PENERAPAN ASAS NON DISKRIMINASI BERDASAR GAAT/WTO AGREEMENT DALAM
KEBIJAKAN PROGRAM MORIL NASIONAL INDONESIA
23.FUNGSI DAN PERANAN BADAN PERWAKILAN DALAM SYSTEM KETATA NEGARAAN
(Tinjauan Kritis Terhadap Perjalanan Demokrasi di Indonesia)
24. PENGAWASAN PREVENTIF DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada Pola
Pengolahan Limbah Air Pd Aneka Kimia)
25. PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH MENJADI PERATURAN
DAERAH (Studi di Kotamadya MATARAM )
26. KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI DI DALAM KEANGGOTAAN DPRD (Studi di DPRD
Kotamadya MATARAM)
27. KEDUDUKAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN HUKUM PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA
(Studi di PT. PELNI (Persero))
28. PELAKSANAAN PHK BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 12 TAHUN 1964 (Studi di
Kantor Departemen Tenaga Kerja MaTARAM)
29. EFEKTIFITAS IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI, KECAMATAN MATARAM KOTAMADYA
MATARAM
30.PELAKSANAAN INSTRUKSI MENTRI DALAM NEGERI NO. 8 TH. 90 TENTANG PEMBINAAN
LSM (Studi di Kantor SOSPOL Kodya MATARAM)
31. PELAKSANAAN PENDIDIKAN PROFESIONAL PADA SEKOLAH MENENGAH UMUM
BERDASAR UU NO. 2/89 DI KOTAMADYA MATARAM
32. PELAKSANAAN PERDA NO. 6 TH. 1977 TENTANG KEBERSIHAN, KERAPIAN, KEINDAHAN,
KESEHATAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN
KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN REMBANG
33. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM BUS,
NON BUS DAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MATARAM
34. HUBUNGAN KERJA CABANG DINAS PERINDUSTRIAN PROPINSI NTB DENGAN KANTOR
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DI MATARAM
35. DAMPAK KEPENDUDUKAN DI DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN
KLATEN
36. PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NO. 6 TAHUN 1992 TENTANG PENGELOLAAN
KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM UPAYA MENUNJANG PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KUDUS
37. KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR DEPARTEMEN TENAGA KERJA KABUPATEN
LOBAR DALAM MENGHADAPI MASALAH KETENAGA KERJAAN
38. EFEKTIFITAS PELAKSANAAN HAK ANGKET DPR RI DALAM PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMERINTAH
39. PERANAN BIRO KEUANGAN DALAM MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERHITUNGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI PROPINSI NTB
40. PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA DI PT. KING RUBBER SEMARANG
41. PENGARUH PENGAWASAN INSPEKTORAT WILAYAH KABUPATEN TERHADAP
PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN KALASAN, KECAMATAN SAYEGAN,
KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN
42. PROSEDUR PEMBAYARAN ANGGARAN PEMBANGUNAN MELALUI KANTOR
PERBENDAHARAAN NEGARA MATARAM DITINJAU DARI SEGI HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
43. PELAKSANAAN PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN KEPALA DESA DI DESA DASAN
AGUNG KEC. SELAPARANG. KOTA MATARAM
44. TATA BINA KOTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAERAH WISATA DI KOTAMADYA
MATARAM, NTB
45. KEMAMPUAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM DALAM MELAKSANAKAN ASAS
DESENTRALISASI DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH (Suatu Studi Pada Kantor
Dinas Kesehatan MATARAM)
46. KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SEBAGAI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH MATARAM
47. PENGGALIAN DAN PEMANFAATAN PENDAPATAN DESA (Studi di Kecamatan
SELAPARANG Kota MATARAM)
48. PENGARUH KUALITAS SEKRETARIS DESA TERHADAP KUALITAS HASIL KERJANYA DI
BIDANG KETATA USAHAAN KEPENDUDUKAN DESA (Suatu Studi Berdasarkan
Undang-Undang No. 5 1979 di Beberapa Desa Dalam Wilayah Kecamatan Karang
Rejo Kab. Magetan)
49.PELAKSANAAN INSTRUKSI MENTRI DALAM NEGERI NO. 8 TAHUN 1990 TENTANG
PEMBINAAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
50. PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DI DESA (Studi
Mengenai Peranan Kepala Desa Berdasarkan UU No. 5 Th. 1979 Tentang
Pemerintahan Desa Di Desa Warung Otok Kec. Nganjuk Kab. Nganjuk)
51. PERANAN SEKRETARIS DAERAH KAB KSB DALAM MENYELENGGARAKAN
PEMERINTAHAN DI DAERAH
52. MEKANISME PEMILIHAN KEPALA DESA SEBAGAI PERWUJUDAN ASAS DEMOKRASI
PANCASILA MENURUT UU NO. 32 TH. 2004 (Studi Kasus Di Desa KURIPAN
KecGERUNG Kab. LOBAR)
53. STUDI ANALISIS PELAKSANAAN KEPPRES NO. 55 TH. 1993 TENTANG PENGADAAN
TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Di Wilayah Kec.
MATARAM.)
54. PERANAN PAJAK DAN BANGUNAN DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DI KAB.
LOMBOK UTARA
55. PERANAN DPRD DALAM RANGKA MENYALURKAN ASPIRASI RAKYAT DI KAB. LOBAR
56. KAJIAN YURIDIS PERANAN DPR DALAM RANGKA PEMBUATAN PERATURAN DAERAH
57. KAJIAN YURIDIS MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH
58. SISTEM DAN PROSEDUR PEMBERIAN PASPOR RI KELUAR NEGERI BAGI IBADAH
UMROH PADA KANTOR IMIGRASI MATARAM
59. TINJAUAN TENTANG TUGAS-TUGAS LAIN PEMBANTU BUPATI YANG BERASAL DARI
BUPATI (Studi Di wilayah Kerja Pembantu Bupati KSB)
60. KETERLIBATAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DI
DAERAH (Studi Di Pemerintah MATARAM)
61. TUGAS DAN WEWENANG KONSUL MENURUT HUKUM INTERNASIONAL (Studi Kasus Di
Konjen Belanda Surabaya)
62. EFEKTIVITAS FUNGSI PERADILAN TATA USAHA NEGARA DI MATARAM
63. KEDUDUKAN DAN PERANAN MENTERI NEGARA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN RI
PADA MASA REFORMASI
64. PERAN DPR DALAM PENGANGKATAN DUTA BESAR RI SETELAH PERUBAHAN UUD 1945
65. IMPLEMENTASI ASAS DEMOKRASI DALAM PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA (Studi
Terhadap Pemilu Tahun 2009)
66. ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN KABUPATEN DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN
LAUT (Studi Kasus Di Kabupaten LOBAR)
67. PELAKSANAAN UU NO. 28 TAHUN 1999 DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM DI
LINGKUNGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG
BERSIH (CLEAN GOVERMENT) STUDY KASUS DI KANTUR BKN MATARAM (TH. 2003)
68. PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SETELAH
DIBERLAKUKANNYA UU NO.32 TAHUN 2004 STUDI TERHADAP PP NO. 11 TH. 2002
TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (TH. 2003)
69. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM BUS,
NON BUS DAN ANGKUTAN BARANG DI KOTA MATARAM
70. HUBUNGAN KERJA CABANG DINAS PERINDUSTRIAN PROPINSI JAWA TENGAH DENGAN
KANTOR DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DI KABUPATEN MALANG
71. DAMPAK KEPENDUDUKAN DI DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN
LOBAR
72. PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NO. 6 TAHUN 1992 TENTANG PENGELOLAAN
KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM UPAYA MENUNJANG PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN PERKOTAAN DI KOTA MATARAM
73. KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR DEPARTEMEN TENAGA KERJA KOTA
MATARAM DALAM MENGHADAPI MASALAH KETENAGA KERJAAN
74. EFEKTIFITAS PELAKSANAAN HAK ANGKET DPR RI DALAM PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMERINTAH
75. PERANAN BIRO KEUANGAN DALAM MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERHITUNGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI PROPINSI NTB
76. PELAKSANAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA DI PT. KING RUBBER SEMARANG
77. PENGARUH PENGAWASAN INSPEKTORAT WILAYAH KABUPATEN TERHADAP
PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN TALIWANG, KECAMATAN TALIWANG,
KABUPATEN KSB
78. PROSEDUR PEMBAYARAN ANGGARAN PEMBANGUNAN MELALUI KANTOR
PERBENDAHARAAN NEGARA NTB DITINJAU DARI SEGI HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
79. PELAKSANAAN PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN KEPALA DESA DI DESA DASAN
AGUNG KEC. SELAPARANG KOTA MATARAM
80. TATA BINA KOTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP DAERAH WISATA DI KAB LOBAR
81. KEMAMPUAN PEMERINTAH DAERAH KAB LOBAR DALAM MELAKSANAKAN ASAS
DESENTRALISASI DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH
82. KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SEBAGAI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH DI KOTAMADYA MATARAM
83. PENGGALIAN DAN PEMANFAATAN PENDAPATAN DESA (Studi di Kecamatan TANJUNG
Kota Administratif LOMBOK UTARA)
84. PENGARUH KUALITAS SEKRETARIS DESA TERHADAP KUALITAS HASIL KERJANYA DI
BIDANG KETATA USAHAAN KEPENDUDUKAN DESA (Suatu Studi Berdasarkan
Undang-Undang No. 5 1979 di Beberapa Desa Dalam Wilayah Kecamatan........)
85. PELAKSANAAN INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NO. 8 TAHUN 1990 TENTANG
PEMBINAAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
86. PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DI DESA (Studi
Mengenai Peranan Kepala Desa Berdasarkan UU No. 5 Th. 1979 Tentang
Pemerintahan Desa Di Desa......

PIDANA
1. .PERANAN RESERSE DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA
(STUDI DI POLRES MATARAM)
2. PERANAN UNIT IDENTIFIKASI DALAM PROSES PENYIDIKAN UNTUK MENGUNGKAP
SUATU TINDAK PIDANA (STUDI DI POLRES MATARAM)
3. TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN
BERNEGARA DI INDONESIA
4. PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA (STUDI DI POLRES MTR)
5. PERANAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN
KEKERASAN (STUDI DI POLRES MTR
6. PPEMBINAAN NARAPIDANA DEWASA INI (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan di MTRl)
7. PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH WAKAF DI KABUPATEN LOTIM(Studi di Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten LOTIM)
8. PENYELESAIAN TINDAK PIDANA MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH DOKTER DALAM
PERAWATAN PASIENNYA (Studi di wilayah hukum pengadilan negeri MTR)
9. PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA PRODEO DALAM PROSES PENYELESAIAN
PERKARA PIDANA (Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri MTR)
10. PENYELESAIAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA
KHUSUSNYA PELANGGARAN KELEBIHAN MUATAN BARANG (Suatu Studi Di Wilayah
Hukum MTR)
11. TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH PEGAWAI NEGERI DAN UPAYA
PENANGGULANGANNYA (Suatu Studi Di Wilayah Hukum MTR)
12. TAJEN KAITANNYA DENGAN PERJUDIAN SETELAH BERLAKUNYA PERATURAN
DAERAH NO. 5 TAHUN 1979 (Suatu Studi Di Kabupaten Buleleng Bali)
13. TINDAK PIDANA PEMALSUAN MEREK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA (Suatu
Studi Di Wilayah Pengadilan Negeri MTR)
14. TINGKAT KEPATUHAN PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP RAMBU-
RAMBU LALULINTAS (Studi Di Wilayah Kepolisian Resort ……)
15. TANGGUNG JAWAB BURUH TERHADAP KERUGIAN YANG TIMBUL KARENA
KELALAIANNYA DALAM HUBUNGAN KERJA (Studi Di PT. Flower Indonesia Desa Curut
Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan)
16. TINDAK PIDANA PERJUDIAN DAN USAHA PENANGGULANGANNYA (Studi Di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri MaTARAM)
17. PELAKSANAAN PIDANA MATI DALAM NEGARA PANCASILA (Studi Di Mahkamah
Militer III – 12 Surabaya)
18. PELAKSANAAN PEMBERIAN PERIZINAN LINGKUNGAN DI BIDANG INDUSTRI DALAM
KAITANNYA DENGAN PASAL 7 UNDANG-UNDANG NO. 4 TH. 1982 TENTANG KETENTUAN
POKOK-POKOK LINGKUNGAN HIDUP
19. PERANAN JAKSA DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN (Suatu
Penelitian Di Wilayah Hukum Kejaksaan Negeri Negara)
20. TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DIRENCANAKAN LEBIH DAHULU DAN UPAYA
PENANGGULANGANNYA (Suatu Studi Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri )
21. PERANAN KORBAN DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (Suatu Studi Di Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Denpasar)
22. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH
REMAJA (Studi Di Wilayah Hukum Polresta Malang)
23. PERANAN POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Suatu Studi Di
Kepolisian Daerah Jawa Timur)
24. UPAYA PENANGGULANGANNYA TERHADAP REMAJA YANG MENYALAH GUNAKAN
NARKOTIKA (Studi Di Bappenker Surabaya)
25. GELANDANGAN DAN PENGEMIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEJAHATAN
(Studi Di Kodya. Malang)
26. PENCURIAN KAYU JATI SERTA USAHA-USAHA PENANGGULANGANNYA (Studi Di
Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Bojonegoro)
27. TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG LANJUT USIA
TERHADAP ANAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA (Studi Di LP Kelas I Lowok Waru
Malang)
28. PELEPASAN BERSYARAT SEBAGAI SARANA PEMBINAAN DAN PROSPEKNYA BAGI
NARAPIDANA (Suatu Studi Di LP. Madiun)
29. TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN KONVEKSI (Studi Pada
Perusahaan “Garment” Di Kodya Malang)
30. TINJAUAN PELAKSANAAN PASAL 56 KUHP DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA
PADA TINGKAT PENGADILAN NEGERI (Suatu Studi Di Pengadilan Negeri Ponorogo)
31. POLA PEMBINAAN NARAPIDANA RECIDIVIST DI LP LOWOK WARU MALANG (Studi Di
LP Lowok Waru Malang)
32. PENIADAAN HAK NARAPIDANA UNTUK MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT
(Suatu Tinjauan Atas Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-PK.04,10 TH 1989
Dan 1991)
33. DASAR PERTIMBANGAN HAKIM UNTUK MEMBEBANI PEMBUKTIAN KEPADA
TERDAKWA DALAM PERBUATAN PIDANA KORUPSI
34. POTENSI ANAK JALANAN TERHADAP TUMBUHNYA PERBUATAN PIDANA
PENGEMISAN DAN PERGELANDANGAN
35. DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA MATI TERHADAP
KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA DI PN SURAKARTA
36. PERANAN BERITA ACARA DAN SURAT DAKWAAN UNTUK SIDANG PERADILAN
PIDANA
37. PERANAN HAKIM SEBAGAI PEJABAT PERADILAN NEGARA DALAM MENJATUHKAN
PUTUSAN PERKARA PIDANA
38. PERANAN BANTUAN HUKUM DALAM PERADILAN PIDANA MENURUT KUHAP
39. PERKEMBANGAN TUGAS DAN WEWENANG PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN
PERKARA PIDANA KORUPSI
40. PENERAPAN AZAS PEMBUKTIAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA KORUPSI
41. PERANAN KANTOR PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK SEBAGAI INSTANSI
PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA PERPAJAKAN YANG DIATUR DALAM UU NO. 6 TH.
1983
42. PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM BAGI TERSANGKA/TERDAKWA YANG TIDAK
MAMPU DI KOTA PALU PROPINSI SULAWESI TENGAH
43. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MELALUI
PERNERAPAN SANKSI PIDANA DALAM KASUS PENCEMARAN DAN PERUSAKAN
LINGKUNGAN
44. PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA TERHADAP PENGEMUDI KENDARAAN UMUM
YANG KARENA KEALPAANNYA MENGAKIBATKAN LUKA ATAU MATINYA ORANG LAIN
45. PROSES PERADILAN TERHADAP PERKARA KECELAKAAN LALULINTAS YANG
PELAKUNYA ANAK
46. PENANGGULANGAN SECARA YURIDIS SINDIKAT PERBUATAN PENADAHAN DALAM
HAL PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI DIY
47. TINJAUAN TERHADAP PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BESERTA
PENANGGULANGANNYA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
48. PELAKSANAAN KOORDINASI PEMBINAAN TERPIDANA BERSYARAT
49. ASPEK SIDIK JARI TERHADAP MODUS OPERANDI KEJAHATAN TERTENTU
50. PEMBUATAN SKETSA WAJAH DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA (Suatu Studi Di
Polresta Malang)
51. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN KEJAHATAN PERKOSAAN
52. PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA KORPORASI
53. PENERAPAN ASAS PRADUGA TAK BERSALAH DALAM PEMBERITAAN PERS DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
54. PERANAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM TINDAK PIDANA
YANG DILAKUKAN DENGAN KEKERASAN
55. EUTHANASIA DAN PROSPEKSI PENGATURANNYA DLM HUKUM PIDANA DI
INDONESIA
56. FUNGSI IDENTIFIKASI SIDIK JARI DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA
57. FAKTOR KESULITAN PELAKSANAAN PENANGGUHAN PENAHANAN
58. HAK-HAK DARI SEORANG TAHANAN PADA SETIAP TINGKAT PEMERIKSAAN
PERKARA PIDANA
59. KEWAJIBAN SUMPAH BAGI DOKTER DALAM MEMBERIKAN KETERANGAN DI MUKA
PERSIDANGAN
60. MASALAH GELANDANGAN DAN PENGEMIS SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA