Anda di halaman 1dari 6

1.

Sebutkan jenis-jenis BTM yang dilarang untuk digunakan dan jelaskan kerugian yang didapat jika
menggunakan BTM tersebut!

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :


1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan No. 722/Menkes/
Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan.
BAHAN TAMBAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN DALAM MAKANAN

1. Asam Borat (Boric Acid) dan senyawanya


Boraks biasanya bersifat iritan dan racun bagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat,
ginjal dan hati. Jika tertkena dengan kulit dapat menimbulkan iritasi. Dan jika tertelan akan
menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal (Himpunan alumni fateta, 2005).
Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu
makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang,
pingsan, koma bahkan kematian (Khamid, 1993).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17273/4/Chapter%20II.pdf diakses pada Rabu, 9 Feb
2011 pukul 06.00 WIB
2. Asam Salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its salt)
Beberapa kasus yang pernah ditemukan adalah penggunaan asam salisilat pada produksi
buah dan sayur. Asam salisilat bukan pestisida melainkan sejenis antiseptik yang salah
satu fungsinya untuk memperpanjang daya keawetan. Biasanya sayuran yang disemprot
asam salisilat berpenampilan sangat mulus, tak ada lubang bekas hama.
”Sebagian petani suka mencoba-coba menggunakan bahan kimia untuk mengusir hama.
Salah satu bahan yang digunakan untuk itu adalah asam salisilat,” kata Eddy.
Asam salisilat disemprotkan pada buah untuk mencegah jamur, sementara pada sayuran,
asam salisilat digunakan untuk mencegah hama. Sebuah survei menyebutkan, asam
salisilat pada sayuran non-organik jumlahnya enam kali lebih banyak dibandingkan
sayuran organik.
”Asam salisilat terserap tanaman dan meninggalkan residu dalam jaringan tanaman. Karena
residunya ada dalam jaringan, maka asam salisilat tak akan hilang meskipun sayur atau
buahnya dicuci bersih,” kata Eddy. http://www.scribd.com/doc/3116484/Waspadai-Bahan-
Kimia-Lain-dalam-Makanan diakses pada tgl 9 feb 2011 pukul 06.12 wib

Dampak :
- Gejala awal : mual, muntah, disusul diare, pusinghingga kovulasi.
- Alergi dapat menyebabkan edema di muka, mulut, dan mata
- Secara oral dapat menyebabkangangguan epigrastik,pusing, berkeringat, sampai
pendarahan lambung
- Pengerasan pembuluh darah dan kanker saluran cerna
- Gangguan pernapasan hingga kematian
- Iritasi jantung dengan menghambat pembentukan prostaglandin

read http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14617/1/09E02251.pdf diakses pada


tgl 9 feb 11 pkul 06.26 ini skripsi oleh esther simatupang FKM USU 2009 dengan judul
perbedaan kandungan asam salisilat dalam sayuran sebelum dan sesudah dimasak yang
dijual di pasar swalayan di kota medan

3. Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC)


DEP apabila masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu
timbulnya kanker.
4. Dulsin (Dulcin)
Dulsin ditarik total dari peredaran pada tahun 1954 setelah dilakukan pengetesan dulsin
pada hewan dan menampakkan sifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya kanker.
5. Kalium Klorat (Potassium Chlorate)
Kalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering dimasukkan
dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988, Pemerintah Indonesia sudah
melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan tambahan makanan karena senyawa ini
dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi
pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan,
kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah
dan diare.
6. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
- Reaksi hematologic : depresi sumsum tulang belakang, anemia, retikulositopenia,
peningkatan serum iron, dan iron binding capacity serta vakuolisasi seri eritrosit muda.
- REAKSI SALURAN CERNA Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare,
dan enterokolitis
- REAKSI ALERGI Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem,
urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada
pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.
- SINDROM GRAY pada bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200mg/kg BB) dapat
timbul sindrom Gray. Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusu, pernapasan cepat
dantidak teratur, perut kembung, sianosis, dan diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi
tampak sakit berat. Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-
abuan; terjadi pula hipotermia. Angka kematian kira-kira 40%, sedangkan sisanya
sembuh sempurna. Dosis yg dianjurkan hanya 25 mg/kgBB sehari.
http://filzahazny.wordpress.com/2010/01/15/kloramfenikol/ tgl 9 feb pukul 07.06
-  Reaksi neurologik
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.

7. Minyak Nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils) menimbulkan reaksi alergi dari
scrib.com sama kyk nitrofurazon
8. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
merupakan anti anti microba sehingga dampaknya dapat membunuh flora usus
h t t p : / / w w w . s c r i b d . c o
m / d o c / 3 8 4 3 5 7 2 9 / o b a t -
d a n - b a h a n - b e r b a h a y a

t g l 9 f e b p u k u l
0 7 . 1 7
9. Formalin (Formaldehyde)
Toksisitas akut setelah penelanan formalin dalam jumlah banyak yang menyebabkan asidosis
sistemik dengan perdarahan pada gastrointestinal. International Agency on Research on Cancer
(IARC), bahan kimia ini dapat menyebabkan kanker pada hewan tetapi jarang terjadi pada
manusia melalui penelanan. Pada laporan tahunan edisi keenam tahun 1991 yang
dipublikasikan oleh National Toxicology Program of Carcinogen in the Environmental Protection
Agency’s Toxic Release Inventory (TRI) kejadian kanker terjadi melalui inhalasi (saluran
pernapasan). Pajanan bahan kimia ini dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorok dan dapat
menyebabkan alergi kulit serta paru-paru. Dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan
spasma dan meningkatkan cairan pada paru-paru yang mengakibatkan kematian.
http://k3lh.blogspot.com/ tgl 9 feb pukul 06.36.... telah dipublikasikan oleh Bulletin Public
Health & Malaria Control Department, PT Freeport Indonesia, Edisi. 032. Maret 2006
10. Kalium Bromat (Potassium Bromate)
Kalium bromat dilarang pada beberapa negara karena dianggap sebagai karsinogen, pemicu
kanker.

7. Jelaskan pengelompokan pangan menurut FAO!


Buka file “pangan oleh FAO” pages 6 89---1993
ftp://ftp.fao.org/codex/ccpr38/pr38CxCl.pdf dikses pada tgl 8 feb pukul 21.00 wib
CODEX CLASSIFICATIONOF FOODS AND ANIMAL FEEDS
Class A : primary food comodities of plant origin
Types :
a. Fruits
b. Vegetables
c. Grasses (rumput-rumputan)
d. Nuts and Seed (kacang2an dan biji2an)
e. Herbs and Spices (tanaman2 jamu/ramuan dan rempah2)
Class B : primary food comodities of animal origin
a. Mammalian Products ex : daging sapi,susu
b. Poultry products ex: telur
c. Aquatic animal products ex: freshwater fish
d. Amphibian and reptiles, ex : frogs
e. Invertebrate products ex:moluscca
Class C : primary animal feed comodities
a. Primary feeds commodities of plant origin ex: legume animal feeds
Class D : processed foods of plant origin
a. Secondary food commodities of plant origin ex : dried fruits, dried vege
b. Derived products of plant origin ex : cereal, teh, vege oil
c. Manufactured foods (single-ingredient) of plant origin
d. Manufactured foods (multi-ingredient) of plant origin
Class E : processed foods of animal origin
a. Secondary food commodities of animal origin ex : dried meat anf fish
b. Derived edible products of animal origin ex : milk fats, derived milk products
c. Manufactured foods (single-ingredient) of animal origin
d. Manufactured foods (multi-ingredient) of animal origin

25. Selain faktor pekerjaan, jelaskan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pemilihan jenis bahan
makanan untuk keluarga?

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-makanan-sehat.html diakses pd tgl 9 feb pukul


07.27
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan makanan balita

Umur Ibu dan Paritas

 Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun
(Nursalam, 2003:124). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal
ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa (Nursalam, 2003:124).

Paritas

 Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim
(28 minggu) (Syarifudin, 2003:23). Sedangkan menurut Manuaba (2002:153) paritas adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.

Status Ekonomi
 Faktor status ekonomi sangat berperan dimana status ekonomi yang cukup atau baik akan
memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik. Faktor ekonomi berkaitan erat
dengan konsumsi makanan atau dalam penyajian makanan keluarga. Kebanyakan penduduk
dapat dikatakan masih kurang mencukupi kebutuhan dirinya masing-masing. Keadaan umum
ini dikarenakan rendahnya pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga
yang harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah (SKRT, 2004:2).

 Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status
sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang
ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan
sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga.
Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih,
2004:36).

Status Pekerjaan

 Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 2003:2). Seorang yang memerlukan banyak
waktu dan tenaga untuk menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan
perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang
sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga
berkurang, sehingga tidak ada waktu dalam memilihkan bahan makanan yang baik.

Sosial Budaya

 Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah dalam pemilihan
bahan makanan diberbagai kalangan masyarakat. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan
suatu kebiasaan untuk memberikan bahan makanan.

Anda mungkin juga menyukai