Supervisi
Supervisi
Supervisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada waktu yang lampau, pada umumnya tugas kewajiban guru hampir
seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu dalam arti menyampaikan
keterangan – keterangan dan fakta – fakta dari buku kepada murid, memberi tugas
– tugas dan memeriksanya.
Waktu dan keadaan demikian disekolah – sekolah kita sekarang telah dan
sedang berlalu dengan cepat. Sekarang, guru harus juga memperhatikan
kepentingan – kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapi disekolah, yang kadang – kadang sangat kompleks sifatnya.
Secara berangsur – angsur tekanan makin diberikan kepada partisipasi
guru dalam administrasi pendidikan atau sekolah, yakni penyelenggaraan dan
manajemen sekolah.
Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu seperti
sumbangan – sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid,
penyempurnaan kurikulum, pilihan buku- buku dan alat – alat pelajaran dan
sebagainya.
Berhubungan dengan itu, sangat penting dibicarakan dalam rangka
administrasi pendidikan ini tentang peranan dan tanggung jawab guru didalam
organisasi dan administrasi sekolah tempat kegiatan – kegiatan meliputi lebih dari
khusus mengajar didalam kelas.
1
B. Rumusan Masalah
Saat ini, seorang guru disamping sebagai pengajar, harus juga
memperhatikan kepentingan – kepentingan sekolah, ikur serta menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi sekolah yang kadang – kadang sangat kompleks
sifatnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut hal – hal apa sajakah yang harus
dilakukan dan dipelajari dari seorang guru?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- menilai hasil-hasil dari rencana-rencana, prosedur-prosedur, serta
pelaksanaanya oleh perseorangan dan kelompok.
Perkembangan tingkah laku yang demokratis pada anak didik pada asasnya
bergantung pada hubungan anak didik dengan guru dan pada sifat dari
pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari yang disediakan oleh sekolah.
4
C. Beberapa Kesempatan Berpartisipasi
Macam-macam kesempatan yang dapat digunanakn untuk
mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti dalam:
1. Mengembangkan filsafsat pendidikan
Pendidikan ialah ilmu, seni, teknik, dan juga filsafat, semuanya
menjadi satu.
Filsafat pendidikan ialah penerapan filsafat pada penelitian masalah-
masalah pendidikan.
Mengembangkan filsafat pendidikan berarti bahwa dalam setiap
langkah kegiatan mendidik selalu berusaha hendak menjawab apakah yang
sedang kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, apa sebab kita
melakukannya, dan untuk apakah kita melakukannnya.
Filsafat pendidikan seorang guru melingkupi keseluruhan dari
semua unsur yang telah membentuk kehidupannya, pengalaman-
pengalamannya, cita-citanya, sikapnya, pendapatnya, keberhasilan dan
kegagalan-kegagalannya.
Filsafat pendidikan akan berkembang terus pada orang-orang yang
hidup di tengah-tengah murid, tumbuh di dalam praktek, senantiasa berubah
dan bertambah, tidak pernah lengkap dan selesai.
5
3. Merencanakan program supervisi
Kegiatan pengawasan yang langsung ditujukan untuk memperbaiki
situasi mengajar-belajar di dalam kelas. Tujuannya yang pokok ialah
membantu para guru untuk tumbuh secara pribadi dan professional, dan untuk
belajar memecahkan sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi dalam
tugasnya.
Kegiatan-kegiatan supervisi mungkin meliputi teknik-teknik
pembicaraan individual, pertemuan secara kelompok, kunjungan kelas,
ceramah, Workshop, demonstrasi mengajar, teknik-teknik dan metode-metode
mengajar yang baru, penilaian terhadap mengajar secara sistematis, dan
pertukaran pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru.
6
8) Merumuskan kebijakan tentang pembagian tugas mengajar guru-guru.
9) Menyusun daftar pelajaran umum.
10) Menetapkan pengawasan dan penilaian kebersihan gedung dan
halaman sekolah.
11) Merencanakan penggunaan ruangan-ruangan sekolah.
12) Merencanakan penilaian kemajuan-kemajuan program sekolah.
13) Menetapkan pengawasan dan bimbingan kegiatan-kegiatan organisasi
murid.
14) Merencanakan penyelenggaraan pengawasan ujian dan pemeriksaan
pekerjaan ujian.
15) Merencanakan kegiatan-kegiatan upacara hari-hari nasional,
keagamaan, dsb.
16) Merencanakan dan memimpin rapat-rapat guru.
17) Menyelidiki dan memilih buku-buku bacaan bagi perpustakaan
sekolah.
18) Menyusun peraturan-peraturan dan penyelenggaraan perpustakaan.
19) Memikirkan usaha-usaha memajukan kesejahteraan guru, pegawai, dan
murid-murid.
20) Merencanakan dan membantu kelancaran ketatausahaan sekolah.
7
fisik sekitar sekolah dan fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan tsb,
mengenal dan mempelajari tentang teman sejawat, murid-murid, kebijakan
pelaksanaan sistem sekolah, dan macam-macam tugas yang akan mereka
kerjakan”.
Chandler dan Petty mengemukakan bahwa masalah-masalah yang
dihadapi oleh guru-guru baru pada umumnya dapat dikelompokkan sbb:
1) Kebutuhan akan perumahan/tempat tinggal yang sesuai atau wajar bagi
seorang guru.
2) Memperoleh perkenalan dengan personel sekolah (guru-guru dan
pegawai).
3) Memperoleh pengertian tentang sistem dan tujuan sekolah.
4) Mengerti tentang peraturan-peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah itu.
5) Mengerti dan dapat mengenal masyarakat serta lingkungan sekitar.
6) Mengenal organisasi-organisasi professional dan etika jabatan, dan
7) Masalah-masalah penting lainnya yang berhubungan langsung dengan
tugas pekerjaannya sebagai guru di sekolah itu.
2. Tujuan orientasi
Tujuan orientasi yang pertama ialah membawa guru baru untuk dapat
segera mengenal situasi dan kondisi serta kehidupan sekolah pada umumnya,
agar selanjutnya dapat mendorong/ memberi motivasi kepada mereka untuk
bekerja lebih baik dan bergairah.
Elsbree dan Reutter*) mengemukakan bahwa tujuan orientasi yang
terutama adalah”memberikan perhatian (attention) kepada guru baru dan
mendorong mereka agar memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Untuk
mencapai tujuan pokok program orientasi harus berisi kegiatan-kegiatan sbb:
1) Mengenalkan kepada guru-guru baru itu secepat mungkin agar mereka
segera dapat mengenal sistem sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah
2) Menyediakan bantuan secukupnya agar mereka segera dapat mengenal
dan menyesuaikan diri dengan personel sekolah (guru-guru dan pegawai).
3) Memberikan bimbingan yang konstruktif dalam mengembangkan
kecakapan-kecakapan mengajar dan sikap-sikap professional mereka.
8
4) Menyediakan kesempatan kepada guru baru untuk turut berpartisipasi
langsung dalam kegiatan-kegiatan sekolah pada umumnya.
3. Kegiatan-kegiatan orientasi
1) Bantuan mendapat perumahan/tempat tinggal yang sesuai
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah dalam rangka memberi
bantuan tsb antara lain dengan jalan:
- bekerja sama dengan masyarakat setempat, khususnya POM
atau Panitia Penyelenggara Sekolah yang bersangkutan.
- Dengan mencarikan rumah sewaan.
- Membantu meminjami uang dengan pengembalian secara
diangsur sesuai dengan kemampuan guru yang bersangkuatan.
- Menyediakan perumahan guru-guru.
- Meminjami perabot rumah yang diperlukan.
2) Mengenalkan guru baru kepada sistem dan tujuan sekolah
Untuk dapat memberikan kesempatan kepada guru baru dalam
orientasinya terhadap sistem dan tujuan sekolah, pada permulaan
sebaiknya guru itu jangan terlalu banyak dibebani tugas-tugas. Melainkan
guru tsb diberi kesempatan untuk bergaul dan mengamati serta mengenal
jalannya sekolah secara umum.
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan ialah dengan jalan:
- memberi kesempatan kepada guru baru mempelajari buku-
buku, kurikulum dan syllabus yang berlaku di sekolah itu.
- Kepala sekolah, guru-guru, serta pegawai sekolah
membantunya dengan memberikan informasi-informasi yang
diperlukan tentang administrasi, sistem yang berlaku di sekolah itu.
- Mengadakan tanya-jawab dan diskusi-diskusi dengan guru
baru, baik secara formal maupun informal.
3) Mengenalkan guru baru kepada kondisi dan situasi masyarakat
lingkungan sekolah
Caranya ialah dengan jalan memberikan informasi-informasi bilamana ia
memerlukannya. Hal yang perlu diperkenalkan untuk diketahui oleh guru-
guru baru antara lain:
- letak dan macam-macam kantor atau instansi lain yang ada di
sekitar sekolah itu
9
- kehidupan, adat istiadat serta sifat-sifat masyarakat setempat.
4) Membantu guru baru dalam perkenalan dan penyesuaiannya terhadap
personel sekolah
Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan jalan:
- memperkenalkan kepada semua guru dan pegawai sekolah
dalam suatu pertemuan.
- Mengadakan pertemuan ramah-tamah di sekolah atau di rumah
salah seorang guru, yang dihadiri oleh semua guru dan staff sekolah.
Sikap kepala sekolah, guru-guru, pegawai sekolah lainnya perlu
diperhatikan. Sikap ramah-tamah, hormat menghormati, dan rasa
kekeluargaan, sangat diperlukan oleh setiap guru baru.
5) Membantu guru baru dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan
kecakapan-kecakapan mengajarnya
Usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah/supervisior dalam rangka
memperbaiki dan mengembangkan kecakapan-kecakapan mengajar pada
guru-guru baru ialah:
- mengadakan evaluasi denagn jalan mengobservasi kegiatan-
kegiatan mengajar pada guru baru, da membuat catatan-catatan harian.
- Memberikan kesempatan kepada guru baru untuk mengadakan
kunjungan observasi, yakni mengamati demonstrasi mengajar yang
dilakukan oleh guru yang telah berpengalaman.
- Memberi bimbingan dalam membuat dan merencanakan
pekerjaan mereka, seperti bimbingan dalam membuat persiapan
mengajar.
6) Membangkitkan sikap-sikap dan minat professional
Minat dan kesukaan terhadap suatu pekerjaan akan timbul dari pengalaman
dan kebiasaan, terutama pengalaman yang menyenangkan.
7) Menyediakan kesempatan untuk bertukar ide-ide
Untuk mengadakan pertukaran pendapat dan pertukaran ide-ide secara
formal maupun informal antara guru baru dengan guru-guru lain sangat
diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan pertemuan-pertemuan
yang sengaja untuk keperluan itu.
10
E. Kode Etik Guru
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya
masing-masing.
b. Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmaniah dan
rohaniah) bagi anak didiknya.
c. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila.
d. Guru dengan bersungguh-sungguh mengintensifkan Pendidikan Moral
Pancasila bagi anak didiknya.
e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya
kreasi anak didik.
f. Guru membantu sekolah di dalam usaha menanamkan pengetahuan
keterampilan kepada anak didik.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak
didiknya masing-masing
b. Guru hendaknya luwes di dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan
kurikulum tanpa membeda-bedakan jenis dan posisi orang tua muridnya
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh
informasi tentang anak didik, dan menghindarkan diri dari penyalahgunaan.
a. Komunikasi guru dan anak didik di dalam dan di luar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang.
b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka guru harus mengetahui
kepribadian anak dan latar belakang keluarganya masing-masing.
c. Komunikasi guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan
pendidikan anak didik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid bagi kepentingan anak didik.
11
a. Guru menciptakan suasana kelas/sekolah yang nyaman,
bersih agar anak didik betah berada dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid
sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbal baik untuk kepentingan
anak didik
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik
membangun yang disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap
kehidupan sekolahnya.
d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara
teratur.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
a. Guru memeperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi
keguruan.
b. Guru turut menyebarkan program-program pendidikan dan kebudayaan
ke[ada masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tsb berfungsi sebagai
pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan di
tempat itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi
sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
d. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-baiknya
antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha
pendidikan
e. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya di dalam berbagai
aktivitas
6. Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan:
1. membaca buku-buku;
2. mengikuti lokakarya, seminar, gerakan koperasi, dan
pertemuan-pertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya;
3. mengikuti penataran;
4. mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian.
12
b. Guru selalu bicara, bersikap, dan bertindak sesuai dengan martabat
profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru
baik untuk lingkungan kerja maupun keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling nasihati
dan bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan
pribadi maupun dalam menunaikan tugas profesinya.
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik
rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara
keseluruhan maupun secara pribadi.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud
membina profesi dan pendidikan pada umumnya
b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan di antara sesama
pengabdi pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap,
ucapan-ucapan, dan tindakan-tindakan yang merugikan organisasi.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan.
b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian.
c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program
pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya.
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di
lingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya.
13
BAB III
KESIMPULAN
14