PKN 2
PKN 2
DISUSUN OLEH:
NAMA : DIAN RIZKI ANGGRAINI
NIM : 081244110005
KELAS : REG A ‘08
JUDUL :PENGADAAN SDM YANG
DICALONKAN PARTAI-PARTAI
POLITIK TIDAK TEPAT SASARAN
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan sesuatu pasti ada kendala yang harus dihadapi. Tetapi
bagaimana kita dapat meminimalkan kendala-kendala itu. Untuk itu diperlukan
peranserta masyarakat karena ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja.
Untuk menanggulangi permasalah yang timbul karena pemilu, khususnya
pencalonan orang yang tidak berkompeten. Atara lain :
1. Dilakukan penyeleksian berkas yang murni dari KPU (pendidikan minimal
adalah sarjana S1). KPU juga mengadakan tes pengetahuan umum
terhadap calon tentang masyarakat dan wilayah yang akan diwakilinya
nanti.
2. KPU mengadakan debat kepada para calon yang lulus tes berkas dan tes
pengetahuan umum di depan masyarakat yang akan diwakilinya di DPR.
3. Masyarakat menuntut berbagai hal, yang harus dipenuhi para calon ketika
terpilih dalam sebuah perjanjian hitam di atas putih. Yang nantinya
ditandatangani oleh calon dan wakil masyarakat (Kepala Lingkungan atau
Mahasiswa). Surat tersebut memiliki kekuatan hukum dan dapat di bawa
ke pengadilan jika calon yang bersangkutan nantinya melanggar.
4. Masyarakat memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus
memilih dengan hati nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.
Sehingga prinsip prinsip dari pemilu dapat terlaksana dengan baik.
Solusi di atas dapat terlaksana dengan baik apabila ada kejujuran antara
KPU, dan masyarakat tidak mudah terbujuk akan rayuan money politics. Jadi
harus ada koordinasi yang sangat baik dari masyarakat, KPU, dan calon yang akan
dipilih.
BAB III
KESIMPULAN
Bangsa yang belajar adalah bangsa yang setiap waktu berbenah diri.
Pemerintah Indonesia telah berusaha membenahi sistem dengan landasan untuk
mengedepankan kepentingan rakyat. Ini semua dapat digunakan untuk
pembelajaran politik masyarakat. Sehingga masyarakat dapat sadar dengan
pentingnya berdemokrasi, menghargai pendapat, kebersamaan dalam
menghadapai sesuatu. Manusia yang baik tidak akan melakukan kesalahan yang
pernah dilakukan.
Masalah demokrasi yang tidak efektif karena tidak menghasilkan
pemimpin-pemimpin yang mampu memahami kondisi rakyatnya merupakan
masalah yang berskala nasional. Dewasa ini, masalah tersebut tidak hanya terjadi
di kabupaten-kabupaten, namun bahkan beskala ibu kota dan negara. Bayangkan
saja, Pesiden kita pun yang terpilih dari hasil demokrasi; yakni Pemilu, bukanlah
Pesiden yang peka terhadap fakir miskin dan anak jalanan, serta pengemis, namun
merupakan Presiden yang hanya mementingkan kekuasaannya serta
memenangkan para pengusaha, tapi bukan rakyat kecil. Presiden kita hanya
menganggukkan kepala saja ketika DPR meminta rumah dinas, mobil dinas dan
peningkatan gaji, tapi apakah Presiden kita tahu, kalau lebih dari setengah
masyarakat yang dipimpinnya masih makan hanya sekali sehari, atau bahkan tiga
kali sehari?
Kasus penempatan SDM yang tepat pada pemilihan umum dapat terwujud
jika partai politik tidak hanya mengedepankan keinginan untuk berkuasa, namun
mengutamakan kepentingan rakyat, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di atas
segala-galanya. Selain itu, KPU harus bersikap selektif dalam menyeleksi dan
masyarakat harus bersikap kritis terhadap calon-calon yang akan dipilih,
masyarakat harus memilih calon yang benar-benar memahami dirinya dan
wilayahnya. Dengan demikian, semoga terwujud pemimpin yang tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA