Anda di halaman 1dari 16

Sumatera Utara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Sumatera Utara

Lambang

Peta lokasi Sumatera Utara

Koordinat 0º 50' LS - 4º 40' LU


96º 40' - 100º 50' BT
Dasar hukum UU 10/1948, UU 24/1956
Tanggal penting 15 April 1948
Ibu kota Medan
Gubernur Syamsul Arifin
Luas 72.981,23 km²
Penduduk 12 985 075 (2010) [1]
Kepadatan 183
Kabupaten 25
Kota 8
Kecamatan 325
Kelurahan/Desa 5.456
Suku Batak (41,95%), Jawa
(32.62%) Nias (6.36%),
Melayu (4,92%),
Minangkabau (2,66%), Banjar
(0.97%), Lain-lain (10,52%)
[2]

Agama Islam (65.5%),Kristen


(Protestan/Katolik)
(31,4%),Buddha
(2,8%),Hindu (0,2%),
Parmalim, Konghucu
Bahasa Indonesia, Batak, bahasa
Karo, Pakpak, Simalungun,
Angkola, Padang Lawas,
Mandailing, Nias, Melayu,
Jawa
Zona waktu WIB
Lagu daerah {{{lagu}}}
Rumah tradisional {{{rumah}}}
Senjata tradisional {{{senjata}}}
Singkatan {{{singkatan}}}

Referensi: {{{ref}}}

Situs web resmi: www.sumutprov.go.id


(?)

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi ini
merupakan wilayah multi-etnis yang dihuni oleh banyak suku bangsa.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Geografi
o 1.1 Batas wilayah
 2 Pemerintahan
o 2.1 Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
o 2.2 Pemekaran daerah
o 2.3 Daftar gubernur
o 2.4 Perwakilan di Jakarta
 2.4.1 Anggota DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara
 3 Penduduk
 4 Sosial kemasyarakatan
o 4.1 Suku bangsa
o 4.2 Bahasa
o 4.3 Agama
o 4.4 Pendidikan
o 4.5 Kesehatan
o 4.6 Tenaga kerja
 5 Perekonomian
o 5.1 Energi
o 5.2 Pertanian dan perkebunan
o 5.3 Perbankan
o 5.4 Sarana dan prasarana
o 5.5 Pertambangan
o 5.6 Transportasi
o 5.7 Ekspor & impor
o 5.8 APBD
 6 Seni dan budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Arsitektur
o 6.3 Tarian
o 6.4 Kerajinan
o 6.5 Makanan khas
 7 Rujukan
 8 Pranala luar

Geografi
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas
daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².

Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:

 Pesisir Timur
 Pegunungan Bukit Barisan.
 Pesisir Barat.
 Kepulauan Nias.

Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena
persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir
timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan
wilayah lainnya.

Di daerah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini ada beberapa
dataran tinggi yang merupakan kantong-kantong konsentrasi penduduk. Tetapi jumlah hunian
penduduk paling padat berada di daerah Timur provinsi ini. Daerah di sekitar Danau Toba dan
Pulau Samosir juga menjadi tempat tinggal penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada
danau ini.

Pesisir barat biasa dikenal sebagai daerah Tapanuli.

Batas wilayah

Utara Provinsi Aceh dan Selat Malaka


Selatan Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia
Barat Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia
Timur Selat Malaka

Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk
(kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).

Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di
sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat
pemerintahan terletak di Gunung Sitoli.

Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa.
Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan
Nias.

Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa,
Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.

Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser
dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun
2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan
Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan
Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang
dapat dikonversi seluas 52.760 ha.

Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas
itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah
206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi
lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan
dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.

Pemerintahan
Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara

No. Kabupaten/Kota Ibu kota


1 Kabupaten Asahan Kisaran
2 Kabupaten Batubara Limapuluh
3 Kabupaten Dairi Sidikalang
4 Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam
5 Kabupaten Humbang Hasundutan Dolok Sanggul
6 Kabupaten Karo Kabanjahe
7 Kabupaten Labuhanbatu Rantau Prapat
8 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kota Pinang
9 Kabupaten Labuhanbatu Utara Aek Kanopan
10 Kabupaten Langkat Stabat
11 Kabupaten Mandailing Natal Panyabungan
12 Kabupaten Nias Gunung Sitoli
13 Kabupaten Nias Barat Lahomi
14 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam
15 Kabupaten Nias Utara Lotu
16 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan
17 Kabupaten Padang Lawas Utara Gunung Tua
18 Kabupaten Pakpak Bharat Salak
19 Kabupaten Samosir Pangururan
20 Kabupaten Serdang Bedagai Sei Rampah
21 Kabupaten Simalungun Raya
22 Kabupaten Tapanuli Selatan Sipirok
23 Kabupaten Tapanuli Tengah Pandan
24 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung
25 Kabupaten Toba Samosir Balige
26 Kota Binjai Binjai Kota
27 Kota Gunungsitoli -
28 Kota Medan -
29 Kota Padangsidempuan -
30 Kota Pematangsiantar -
31 Kota Sibolga -
32 Kota Tanjungbalai -
33 Kota Tebing Tinggi -

Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara
termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950.
Provinsi Sumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh dipisahkan
menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara.

Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 kecamatan, dan
5.456 kelurahan/desa.

Pemekaran daerah
Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki
kabupaten baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas yang beribukota di Sibuhuan dengan dasar
hukum UURI No. 38/2007 dan Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua
dengan dasar hukum UURI No. 37/2007. [3][4]

Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias
Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunung Sitoli[5]

Daftar gubernur

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar gubernur Sumatera Utara

No
Foto Nama Dari Sampai
.

1. Sutan Muhammad Amin Nasution 18 Juni 1948 1 Desember 1948

2. Ferdinand Lumban Tobing 1 Desember 1948 31 Januari 1950

3. Sarimin Reksodiharjo 14 Agustus 1950 25 Januari 1951

4. Abdul Hakim 25 Januari 1951 23 Oktober 1953

5. Sutan Muhammad Amin Nasution 23 Oktober 1953 12 Maret 1956

6. Sutan Kumala Pontas 18 Maret 1956 1 April 1960

7. Raja Djundjungan Lubis 1 April 1960 5 April 1963


8. Eny Karim 8 April 1963 15 Juli 1963

9. Ulung Sitepu 15 Juli 1963 16 November 1965

16 November
10. PR. Telaumbanua 31 Maret 1967
1965

11. Marah Halim Harahap 31 Maret 1967 12 Juni 1978

Edward Waldemar Pahala


12. 12 Juni 1978 13 Juni 1983
Tambunan

13. Kaharuddin Nasution 13 Juni 1983 13 Juni 1988

14. Raja Inal Siregar[6] 13 Juni 1988 15 Juni 1998


15. Tengku Rizal Nurdin[6] 15 Juni 1998 5 September 2005[6]

16. Rudolf Pardede 10 Maret 2006[7] 16 Juni 2008

17. Syamsul Arifin 16 Juni 2008 sekarang

Wakil Gubernur 15 Juni 1998 - 10 Maret 2006 : Rudolf Pardede 16 Juni 2008 - sekarang : Gatot
Pudjo Nugroho

Perwakilan di Jakarta

Anggota DPR-RI dari Provinsi Sumatera Utara

 H. Iskan Qolba Lubis, MA (Partai Keadilan Sejahtera)


 H. Anshori Siregar, Lc (Partai Keadilan Sejahtera)
 Drs. H. Burhanuddin Napitupulu (Alm) (Golkar)
 Drs. Ir. H. Sutan Bhatoegana, MM (Partai Demokrat)
 H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH (Partai Demokrat)
 Ibrakhin Sakty Batubara (PAN)
 Nurdin Tampubolon (Hanura)
 Sri Novida, SE (Partai Demokrat)
 Panda Nababan (PDIP)
 H.Chairuman Harahap, S.H, M.H (Golkar)
 Neil Iskandar (Golkar)
 Nasril Bahar (PAN)
 Ir. Ali Wongso Sinaga (Golkar))

Penduduk
Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia
setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus
Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus)
berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara adalah
seramai 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa
per km² dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km², sedangkan kadar
peningkatan pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000
adalah 1,20 persen per tahun.

Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada
tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen,
tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.

Sosial kemasyarakatan
Suku bangsa

Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai
penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh
orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang
Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang
sebagian besarnya beragama Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak
dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda
banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut
kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra
Utara, sebagai berikut :

1. Suku Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai,
dan Langkat
2. Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
3. Suku Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
4. Suku Batak Pesisir : Tapanuli Tengah, Kota Sibolga
5. Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan
Mandailing Natal
6. Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
7. Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat
8. Suku Nias : Pulau Nias
9. Suku Minangkabau : Kota Medan, Pesisir barat
10. Suku Aceh : Kota Medan
11. Suku Jawa : Pesisir Timur & Barat
12. Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir Timur & Barat.

Bahasa

Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu
Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan bahasa
Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan,
dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu juga di Labuhan Batu dengan
sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek "E"
yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak keturunan Jawa Kontrak (Jadel -
Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.

Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa
Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas 4 logat
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias.
Sedangkan orang-orang Pesisir Pantai Barat Sumut, seperti Kota Sibolga dan Kabupaten
Tapanuli Tengah serta Aceh Singkil dan Natal Madina menggunakan Bahasa Pesisir.

Agama

Agama utama di Sumatra Utara adalah:

 Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak
Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
 Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba,
Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
 Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
 Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
 Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
 Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
 Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan
kepercayaan sejenisnya

Pendidikan

Pada tahun 2005 jumlah anak yang putus sekolah di Sumut mencapai 1.238.437 orang,
sementara jumlah siswa miskin mencapai 8.452.054 orang.

Dari total APBD 2006 yang berjumlah Rp 2.204.084.729.000, untuk pendidikan sebesar Rp
139.744.257.000, termasuk dalam pos ini anggaran untuk bidang kebudayaan.
Jumlah total kelulusan siswa yang ikut Ujian Nasional pada tahun 2005 mencapai 87,65 persen
atau 335.342 siswa dari 382.587 siswa tingkat SMP/SMA/SMK sederajat peserta UN .
Sedangkan 12,35 persen siswa yang tidak lulus itu berjumlah 47.245 siswa.

Kesehatan

 Secara umum, angka penemuan kasus baru tuberculosis (TBC) di Sumatra Utara
mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC diperkirakan berkisar 160/100.000
penduduk. Jika jumlah penduduk Sumatra Utara tercatat 12 juta jiwa, maka penderita
TBC di daerah ini sebanyak 19.000.
 Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara hingga Oktober 2005 tercatat 301 orang,
yakni 26 orang asing dan 276 warga negara Indonesia. Sementara jumlah korban yang
HIV/AIDS yang meninggal dunia hingga Agustus 2005 berjumlah 34 orang.

Tenaga kerja

 Angkatan Kerja. Pada tahun 2002 angkatan kerja di Sumut mencapai 5.276.102 orang.
Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. Kondisi angkatan kerja itu juga diikuti
dengan naiknya orang yang mencari pekerjaan. Jumlah pencari kerja pada 2002 mencapai
355.467 orang. Mengalami kenaikan 57,82% dari tahun sebelumnya.
 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah TPT di Sumut naik dari 4,47% pada 2001
menjadi 6,74% pada 2002. TPT tertinggi terjadi di Kota Medan mencapai 13,28%, diikuti
Kota Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%), dan Kodya Tebing Tinggi
(10,91%).
 Angkatan Kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa.
Sekitar 34% berstatus sebagai majikan, bekerja sendiri (20%), dan pekerja keluarga
(23%). Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil sekitar
99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha besar.
 Pendidikan Pekerja. Tingkat pendidikan sebagian besar tenaga kerja. Pekerja yang
berpendidikan tidak tamat sekolah dasar (SD) atau sampai tamat SD mencapai 48,96%.
Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) mencapai 23%. Sedangkan lulusan
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mencapai 24,08%. Sementara itu, lulusan perguruan
tinggi hanya 3,95%.

Perekonomian
Energi

Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan
minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman
Hindia Belanda.

Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak di
bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia
Tenggara.
Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya
alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga
air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba
Samosir.

Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat
berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat
ditransformasikan menjadi energi listrik.

Pertanian dan perkebunan

Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi
primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun
negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT
Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.

Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan
tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan
swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi,
cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang,
Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.

 Luas pertanian padi. Pada tahun 2005 luas areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun
sekitar 16.906 hektare dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare.
Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah bisa ditingkatkan menjadi berkisar 43,49
kwintal perhektar dari tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman
padi ladang menjadi 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus
beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras
di daerah ini.
 Luas perkebunan karet. Tahun 2002 luas areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare
dengan produksi 443.743 ton. Sementara tahun 2005, luas areal karet menurun atau
tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok menjadi hanya 392.000 ton.
 Irigasi. Luas irigasi teknis seluruhnya di Sumatera Utara seluas 132.254 ha meliputi 174
Daerah Irigasi. Sebanyak 96.823 ha pada 7 Daerah Irigasi mengalami kerusakan sangat
kritis.
 Produk Pertanian. Sumatra Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi,
cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli
Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.

Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang
sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatra Utara juga dikenal sebagai
penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu
Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun
dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Perbankan
Selain bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat
61 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 7 Bank Perkreditan Rakyat Syariaf (BPRS) di
Sumatera Utara. Data dari Bank Indonesia menunjukkan, Pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang diserap BPR mencapai Rp 253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp
260.152.445.000. Sedangkan aktiva (aset) menapai Rp 340.880.837.000.

Sarana dan prasarana

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan
infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antarkabupaten maupun antarprovinsi.
Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan,
perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan
energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial
kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka
Sumatra Utara dibagi ke dalam empat wilayah pembangunan.

Pertambangan

Ada tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatra Utara:

 Sorikmas Mining (SMM)


 Newmont Horas Nauli (PTNHN).
 Dairi Prima Mineral

Transportasi

Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang tergolong mantap hanya
1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam keadaan
sedang, selebihnya dalam keadaan rusak. Sementara dari 2.752,41 kilometer jalan propinsi, yang
dalam keadaan mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, sementara yang dalam
keadaan sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40
kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya 545,95 kilometer atau 19,84
persen.

Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara.
Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.

Ekspor & impor

Kinerja ekspor Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004
tercatat perolehan devisa mencapai US$4,24 milyar atau naik 57,72% dari tahun sebelumnya dari
sektor ini.

Ekspor kopi dari Sumatera Utara mencapai rekor tertinggi 46.290 ton dengan negara tujuan
ekspor utama Jepang selama lima tahun terakhir. Ekspor kopi Sumut juga tercatat sebagai 10
besar produk ekspor tertinggi dengan nilai US$3,25 juta atau 47.200,8 ton periode Januari hingga
Oktober 2005.

Dari sektor garmen, ekspor garmen cenderung turun pada Januari 2006. Hasil industri khusus
pakaian jadi turun 42,59 persen dari US$ 1.066.124 pada tahun 2005, menjadi US$ 2.053 pada
tahun 2006 pada bulan yang sama.

Kinerja ekspor impor beberapa hasil industri menunjukkan penurunan. Yakni furniture turun
22,83 persen dari US$ 558.363 (2005) menjadi US$ 202.630 (2006), plywood turun 24,07 persen
dari US$ 19.771 menjadi US$ 8.237, misteric acid turun 27,89 persen yakni dari US$ 115.362
menjadi US$ 291.201, stearic acid turun 27,04 persen dari US$ 792.910 menjadi US$ 308.020,
dan sabun noodles turun 26 persen dari AS.689.025 menjadi US$ 248.053.

Kinerja ekspor impor hasil pertanian juga mengalami penurunan yakni minyak atsiri turun 18
persen dari US$ 162.234 menjadi US$ 773.023, hasil laut/udang, minyak kelapa dan kopi
robusta juga mengalami penurunan cukup drastis hingga mencapai 97 persen. Beberapa komoditi
yang mengalami kenaikan (nilai di atas US$ Juta) adalah biji kakao, hortikultura, kopi arabica,
CPO, karet alam, hasil laut (non udang). Untuk hasil industri yakni moulding, ban kendaraan dan
sarung tangan karet.

APBD

Dari tahun ke tahun, Anggaran Pendapatan APBD 2006 memberikan alokasi Belanja publik
dan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara Rp 1.577.946.416.580 (71,59%), sedangkan
terus meningkat. belanja aparatur Rp 626.138.312.420 (28,41%).
Pos anggarannya antara lain:
Tahun Besaran APBD
2004 Rp 1.440.238.069.000,00 Bidang Nilai
2005 Rp 1.645.876.354.000,00 Pertanian Rp 54.544.588.580,00
2006 Rp 2.204.084.729.000,00 Kesehatan Rp 131.338.927.000,00
Pendidikan dan
Rp 139.744.257.000,00
Kebudayaan

Pada tahun 2006 ditargetkan Rp2,087 triliun. Angka tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Rp1,354 triliun, dana perimbangan Rp723,65 miliar, dan Lain-lain. Pendapatan
yang sah sebesar Rp23,915 miliar. Khusus sektor PAD terdiri dari pajak daerah Rp 1,270 triliun,
retribusi daerah Rp 10,431 miliar, laba BUMD sebesar Rp 48,075 miliar, dan lain-lain
pendapatan Rp 25,963 miliar. Perolehan dari dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak dan
Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 183,935 miliar dan Dana Alokasi Umum Rp 539,718 miliar.
Sedangkan perolehan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917
miliar.

Seni dan budaya


Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan,
tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat
musik yang dinamakan Sikambang.

Arsitektur

Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan
dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam
berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat
batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap
dengan kepala kerbau.

Rumah adat suku bangsa Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih
banyak ditemui di Samosir.

Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya.
Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk
segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu
rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya
memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.

Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa
Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan
balai butuh dan lesung.

Bangunan khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora
Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).

Rumah adat Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah
adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.

Tarian

Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa
tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat
yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil
mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.

Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor
ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk
pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut,
sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor
tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.

Selain tarian Batak terdapat pula tarian Melayu seperti Serampang XII.
Kerajinan

Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh
tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan
dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos
terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang
mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.

Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah
hitam kecokelatan atau putih.

Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru
tua dan kemerahan.

Pada suku Pesisir ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar
kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.

Makanan khas

Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan
Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah.

Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang
sangat pedas.

Di tanah Batak sendiri adalah dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa
menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan
dan pedas juga panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah
yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan kehidupan
mereka

Anda mungkin juga menyukai