Anda di halaman 1dari 1

Salah Nurunin Resleting

Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta


asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di
mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan
cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi
semakin kelihatan lekuk likunya.

Bus kota datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi
kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan
roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan
sedikit resleting roknya supaya agak longgar.

Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk


menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga
bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia
menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat
mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan
masuk ke dalam bus.

Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya,


ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.

“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-


pegang pantat orang!”

Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak.


Masak belum kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana
gue.”

Anda mungkin juga menyukai