Tgs Final Tita
Tgs Final Tita
Disusun Oleh :
Myrta Ferdina
H1E107027
Dosen Pembimbing :
Indah Nirtha, ST MSi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.4 Keaslian Penelitian 3
2.4 Hipotesis 16
3.1.1. Alat 17
3.1.2. Bahan 17
3.2 Desain Penelitian 17
3.3 Lokasi Penelitian 18
3.4 Tahapan Penelitian 18
3.5 Cara Penelitian 19
3.6 Analisa Penelitian 19
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Lahan pertanian semakin berkurang kesuburannya. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan lahan yang terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya.
Penggunaan lahan yang terus menerus akan menurunkan kandungan bahan organik
karena bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah diserap oleh tanaman. Agar
lahan pertanian tetap subur diperlukan penambahan bahan organik ke dalam tanah
untuk menggantikan bahan-bahan organik yang diserap oleh tanaman.
Sumber bahan organik biasanya diperoleh dari pupuk kandang, namun
jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada. Masalah ini
terjadi karena petani sudah jarang memelihara ternak. Selain itu, harga sumber
bahan organik juga semakin meningkat. Adanya masalah tersebut, maka perlu dicari
alternatif solusinya, antara lain dengan menemukan sumber bahan organik
pengganti pupuk kandang.
Eceng gondok (Eichornia crassipes Solm) merupakan jenis gulma air yang
sangat cepat tumbuh dan berkembang biak. Tumbuhan ini mempunyai daya
adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar, sehingga sering merupakan
gulma di berbagai tempat dan mengganggu saluran pengairan atau irigasi yang sulit
untuk dikendalikan. Tanaman ini dapat mempercepat pendangkalan, menyumbat
saluran irigasi, memperbesar kehilangan air melalui proses evaporasi, transpirasi,
mempersulit transportasi perairan, menurunkan hasil perikanan atupun berupa
gangguan langsung dan tidak langsung lainnya terhadap kesehatan manusia serta
menurunkan nilai estetika. Eceng gondok selain merugikan ternyata juga dapat
menguntungkan karena dapat digunakan sebagai pakan ternak, pangan, pupuk
organik, produksi biogas, serta penjernihan air.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan pokok - pokok uraian pada latar belakang tersebut di atas ,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kompos eceng gondok dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung ?
2. Apakah kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang (pupuk organik) ?
1.4.Keaslian Penelitian
1. Nama Peneliti :Tommy D. Sondakh
Judul Penilitian :Penentuan dosis eceng gondok sebagai pupuk
organik untuk efisiansi penggunaan pupuk
anorganik N,P dan K pada pertumbuhan jagung
manis.
Tahun Penelitian :2003
Lokasi Penelitian :Kebun percobaan Kalasey Kec.Pineleng,Kabupaten
Minahasa.
Metode Penelitian :Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Hasil Penelitian :Perlakuan kombinasi dosis eceng gondok sebagai
pupuk organik dan pupuk anorganik N,P dan K
berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman
jagung manis dan jumlah daun nya.
2. Nama Peneliti :Asrijal, A.Muin Pabinru dan Bachrul Ibrahim
Judul Penilitian :Penggunaan bokashi eceng gondok pada sistem
pertanaman tunggal dan tumpangsari jagung dan
padi gogo.
Tahun Penelitian :2005
Lokasi Penelitian :Kebun percobaan Prima Sengkang Kelurahan
Tempe Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tanaman Eceng gondok (Eichornia crassipes solm )
Sistematika tanaman eceng gondok adalah :
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Farinosae
Familia : Pontederiaceae
Genus : Eichornia
Hasil analisis kompos eceng gondok atas dasar bahan kering adalah 2,05 %
nitrogen; nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) adalah 13:1 ;,1,1 % fosfor sebagai
P2O5 ; 2,5 % kalium sebagai K2O ; 3,9 % Ca sebagai C2O.
Kompos dibuat dengan cara membusukkan bahan sisa tumbuhan atau hewan
dalam suatu tumpukan. Pengertian pengomposan adalah menumpukkan bahan-
bahan organis dan membiarkan terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai
perbandingan C/N yang rendah atau mendekati C/N tanah sebelum digunakan
sebagai pupuk. Jadi dari pengertian itu dapat dikatakan bahwa prosesnya
berlangsung pada keadaan yang diatur sehingga akan menghasilkan suatu produk
yang berguna bagi pertanian. Pada pengomposan proses peruraian oleh kegiatan
mikroorganisme ditingkatkan dengan cara mengusahakan lingkungan yang cocok
untuk perbanyakan mikroorganismenya serta kegiatannya.
Bahan organik yang telah terkomposkan dengan baik bukan hanya
memperkaya bahan makanan tetapi terutama berperan besar terhadap perbaikan
sifat-sifat tanah yaitu :
1. Mempertinggi kemampuan penampungan air, sehingga tanah dapat
lebih banyak menyediakan air bagi tanaman.
2. Memperbaiki drainase dan tata udara tanah.
3. Meningkatkan pengaruh pemupukan dari pupuk-pupuk buatan.
4. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah
larut oleh pengairan atau air hujan.
Pada pengomposan, proses penguraian bahan oleh kegiatann
mikroorganisme ditingkatkan dengan cara mengusahakan lingkungan yang cocok
untuk memperbanyak mikroorganisme dan kegiatannya. Dengan meningkatnya
mikroba dalam pengomposan akan mempercepat diperolehnya produk akhir dari
pengomposan yang dilakukan. Untuk itulah faktor-faktor yang mempengaruhi
selama proses pengomposan harus diperhatikan.
Pada tahap akhir pengomposan akan dihasilkan bahan yang sudah stabil
yang disebut sebagai kompos. Kompos yang matang akan ditandai dengan warna
gelap, tidak berbau, struktur remah, berkonsentrasi gembur, serta tidak larut dalam
air.
• Air : 12 gr
• Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.Tanah dengan
kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan
terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan
lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu jagung juaga dapat
ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang
memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum
antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman
jagung.
Sebelum mengalami proses perubahan sisa hewan dan tumbuhan ini tidak
berguna bagi tanaman, karena unsur hara terikat dalam bentuk yang tidak dapat
diserap oleh tanaman, oleh sebab itu perlu dikomposkan terlebih dahulu. Selama
proses perubahan dan peruraian bahan organis, unsur hara makanan akan bebas
menjadi bentuk yang larut dan dapat diserap oleh tanaman.
2.2. Kerangka Pemikiran
1) Mahalnya harga pupuk kandang dan meningkatnya permintaan pasar
terhadap jagung sehingga muncul alternatif untuk mengganti pupuk
kandang dengan pupuk organik menggunakan kompos eceng gondok,
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung.
2) Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan varian kadar kompos
eceng gondok pada tanaman jagung, kemudian mengontrol
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung.
3) Dengan penggunaan kompos eceng gondok sebagai pupuk organik,
selain produk organik yang diperoleh sekaligus dapat mengurangi
pencemaran lingkungan terhadap penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan.
Kerangka pemikiran di dalam penilitian ini terdiri dari variabel bebas dan dan
variabel terikat.
• Variabel bebas dari penelitian ini yaitu kadar pemberian 0 gram, 100 gram, 200
gram, 400 gram, dan 800 gram kompos eceng gondok dalam setiap media tanam
berupa jagung.
• Variabel terikat
a) Tingkat pertumbuhan jagung dengan parameter tinggi tanaman dan jumlah
daun.
b) Tingkat produksi jagung dengan parameter berat jagung pada akhir
percobaan.
2.3.Batasan Operasional
Variasi pemberian kadar kompos eceng gondok pada setiap media tanam,
secara bersamaan, kemudian mengontrol pertumbuhan jagung yang terjadi,
dilihat dari pengukuran tinggi tanaman jagung dan jumlah daun yang
tumbuh pada batang jagung. Sehingga menghasilkan nilai akhir produksi
jagung.
2.4. Hipotesis
Agar penelitian ini terarah maka diajukan hipotesa sebagai berikut :
1. Pemberian kompos eceng gondok dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung
2. Kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk
kandang (pupuk organik).
BAB III
METODE PENELITIAN
Pembersihan lahan
Pengolahan tanah
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Haris K, 1983 Pengaruh kompos eceng gondok (Eichornia crassipes Solm) dan
kompos kayu apu (Pistiastoli oles) dikombinasikan dengan tepung lahar
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays) IKIP,
Yogyakarta.
Ir. Budi Adi Kristanto, MS. 2003.Pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk cair.
Universitas Diponegoro.
http://www.scribd.com/doc/35289152/Pengaruh-Kompos-Enceng-Gondok-
Eichornia-Crassipes-2 diakses pada tanggal 14 januari 2011
http://www.96147.com/no/jurnal%20pengaruh%20pupuk%20organik%20terhadap
%20tanaman%20jagung.html diakses pada tanggal 15 januari 2011