Anda di halaman 1dari 25

METODE PENULISAN DAN PRESENTASI

PENGARUH KOMPOS ECENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PRODUKTIFITAS TANAMAN JAGUNG

Disusun Oleh :
Myrta Ferdina
H1E107027

Dosen Pembimbing :
Indah Nirtha, ST MSi

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011

MYRTA FERDINA H1E107027 i


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.4 Keaslian Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 5


2.1.1 Tanaman Eceng Gondok 5
2.1.2 Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Kompos 6
2.1.3 Tanaman Jagung (Zea Mays) 9
2.1.4 Morfologi Tanaman Jagung 11
2.1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung 12
2.1.6 Hara Tanaman dan Translokasi Unsur Hara 13
2.1.7 Pupuk dan Pemupukan 14
2.2 Kerangka Pemikiran 15

2.3 Batasan Operasional 16

2.4 Hipotesis 16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian 17

MYRTA FERDINA H1E107027 ii


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

3.1.1. Alat 17
3.1.2. Bahan 17
3.2 Desain Penelitian 17
3.3 Lokasi Penelitian 18
3.4 Tahapan Penelitian 18
3.5 Cara Penelitian 19
3.6 Analisa Penelitian 19

DAFTAR PUSTAKA

MYRTA FERDINA H1E107027 iii


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil pertumbuhan tanaman jagung 19

MYRTA FERDINA H1E107027 iv


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eceng Gondok 6

Gambar 2.2 Kompos Eceng Gondok 9

Gambar 2.3 Jagung (Zea Mays) 12

MYRTA FERDINA H1E107027 v


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Lahan pertanian semakin berkurang kesuburannya. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan lahan yang terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya.
Penggunaan lahan yang terus menerus akan menurunkan kandungan bahan organik
karena bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah diserap oleh tanaman. Agar
lahan pertanian tetap subur diperlukan penambahan bahan organik ke dalam tanah
untuk menggantikan bahan-bahan organik yang diserap oleh tanaman.
Sumber bahan organik biasanya diperoleh dari pupuk kandang, namun
jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada. Masalah ini
terjadi karena petani sudah jarang memelihara ternak. Selain itu, harga sumber
bahan organik juga semakin meningkat. Adanya masalah tersebut, maka perlu dicari
alternatif solusinya, antara lain dengan menemukan sumber bahan organik
pengganti pupuk kandang.
Eceng gondok (Eichornia crassipes Solm) merupakan jenis gulma air yang
sangat cepat tumbuh dan berkembang biak. Tumbuhan ini mempunyai daya
adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar, sehingga sering merupakan
gulma di berbagai tempat dan mengganggu saluran pengairan atau irigasi yang sulit
untuk dikendalikan. Tanaman ini dapat mempercepat pendangkalan, menyumbat
saluran irigasi, memperbesar kehilangan air melalui proses evaporasi, transpirasi,
mempersulit transportasi perairan, menurunkan hasil perikanan atupun berupa
gangguan langsung dan tidak langsung lainnya terhadap kesehatan manusia serta
menurunkan nilai estetika. Eceng gondok selain merugikan ternyata juga dapat
menguntungkan karena dapat digunakan sebagai pakan ternak, pangan, pupuk
organik, produksi biogas, serta penjernihan air.

MYRTA FERDINA H1E107027 1


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Jagung merupakan salah satu tanaman yang paling diminati masyarakat


Indonesia. Tanaman ini banyak ditanam di berbagai daerah, dan menjadi salah satu
mata dagangan ekspor dunia. Permintaan pasar akan jagung semakain meningkat
seiring dengan banyaknya pasar swalayan dan restaurant yang membutuhkannya
dalam jumlah banyak. Hal ini menyebabkan adanya upaya untuk meningkatkan
hasil tanaman jagung.
Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam
memaksimalkan hasil tanaman. Pemupukan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan
tanaman agar produksi dapat dicapai. Namun apabila penggunaan pupuk yang tidak
sesuai dosis dan berlebihan, akan menimbulkan masalah bagi tanaman yang
diusahakan seperti keracunan, rentan terhadap hama penyakit, kualitas produk
menurun, salain itu biaya produksi tinggi dan dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan khususnya tanah dan air tanah. Maka untuk mendapatkan hasil produksi
tanaman yang baik, maka harus diperhatikan dalam hal jenis tanah yang akan
ditanami tanaman, jenis pupuk yang akan digunakan dan pemberian pupuk.
Eceng gondok mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk organik dapat memberikan dua manfaat
sekaligus, yaitu mengurangi populasi eceng gondok yang mencemari lahan perairan,
juga sebagai pupuk organik yang dapat mengefisienkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan pokok - pokok uraian pada latar belakang tersebut di atas ,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kompos eceng gondok dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung ?
2. Apakah kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti
pupuk kandang (pupuk organik) ?

MYRTA FERDINA H1E107027 2


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah kompos eceng gondok dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung ?
2. Mengetahui apakah kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif
pengganti pupuk kandang (pupuk organik) ?

1.4.Keaslian Penelitian
1. Nama Peneliti :Tommy D. Sondakh
Judul Penilitian :Penentuan dosis eceng gondok sebagai pupuk
organik untuk efisiansi penggunaan pupuk
anorganik N,P dan K pada pertumbuhan jagung
manis.
Tahun Penelitian :2003
Lokasi Penelitian :Kebun percobaan Kalasey Kec.Pineleng,Kabupaten
Minahasa.
Metode Penelitian :Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Hasil Penelitian :Perlakuan kombinasi dosis eceng gondok sebagai
pupuk organik dan pupuk anorganik N,P dan K
berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman
jagung manis dan jumlah daun nya.
2. Nama Peneliti :Asrijal, A.Muin Pabinru dan Bachrul Ibrahim
Judul Penilitian :Penggunaan bokashi eceng gondok pada sistem
pertanaman tunggal dan tumpangsari jagung dan
padi gogo.
Tahun Penelitian :2005
Lokasi Penelitian :Kebun percobaan Prima Sengkang Kelurahan
Tempe Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

MYRTA FERDINA H1E107027 3


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Metode Penelitian :Rancangan Acak Kelompok (RAK)


Hasil Penelitian :Sistem pertanaman tumpang sari jagung dan padi
gogo menggunakan bokashi eceng gondok
memberikan hasil yang baik.
3. Nama Peneliti :Selvie Tumbelaka
Judul Penilitian :Pemberian pupuk organik eceng gondok untuk
efisiansi penggunaan pupuk anorganik N,P,K pada
pertumbuhan jagung manis.
Tahun Penelitian :2009
Lokasi Penelitian :Kebun percobaan Kalasey Kec.Pineleng,Kabupaten
Minahasa.
Metode Penelitian :Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Hasil Penelitian :Pemberian pupuk anorganik N,P,K tidak
berpengaruh terhadap panjang dan diameter
tongkol, tetapi berpengaruh pada bobot tongkol
jagung manis.

MYRTA FERDINA H1E107027 4


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tanaman Eceng gondok (Eichornia crassipes solm )
Sistematika tanaman eceng gondok adalah :

Divisio : Embryophytasi phonogama

Klas : Monocotyledoneae

Ordo : Farinosae

Familia : Pontederiaceae

Genus : Eichornia

Spesies : Eichornia crassipes solm

Eceng gondok termasuk tumbuhan perennial dan merupakan tumbuhan yang


dapat mengapung bebas bila air dalam dan berakar di dasar bila air dangkal.
Tumbuhan tersebut berkembang biak dengan stolon (vegetatif) dan juga secara
generatif, tiap tahun berbunga, dan setelah 20 hari terjadi penyerbukan, buah masak,
lepas dan pecah, biji masuk ke dasar air. Karangan bunga berbentuk bulir,
bertangkai panjang, dan terdapat 10-35 bunga; tangkai dengan 2 daun pelindung
yang duduknya sangat dekat, yang terbawah dengan helaian kecil dan pelepah yang
berbentuk tabung.
Tumbuhan eceng gondok masuk dan cepat tumbuh di Indonesia pada tahun
1894. Adanya tumbuhan ini dalam suatu area perairan akan mengganggu lalu lintas
air, mengurangi jumlah dan kualitas air, menimbulkan pendangkalan perairan yang
dapat menurunkan produksi ikan.

MYRTA FERDINA H1E107027 5


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Adanya beberapa masalah dan gangguan yang merugikan manusia yang


ditimbulkan oleh eceng gondok, sangat dirasa perlu adanya suatu pengendalian dan
teknik pengolahan yang memadai. Salah satu usaha untuk pengendalian eceng
gondok adalah pemanfaatan eceng gondok agar menjadi sumber daya alam yang
bermanfaat.
Hasil penelitian yang dilakukan di India, menunjukkan bahwa eceng gondok
yang masih segar mengandung 95,5 % air, 3,5 % bahan organic, 0,04 % nitrogen,
1 % abu, 0,06 % fosfor sebagai P2O5 dan 0,20 % kalium sebagai K2O. Lebih lanjut
dikemukakan pula bahwa percobaan analisis kimia tumbuhan eceng gondok atas
dasar bahan kering menghasilkan 75,8 % bahan organik, 1,5 % nitrogen, dan 24,2 %
abu. Analisis terhadap abu yang dilakukan menunjukkan 7.0 % fosfor sebagai P2O5,
28,7 % kalium sebagai K2O, 1,8 % natrium sebagai Na2O, 12,8 % kalsium sebagai
CaO dan 21,0 % khlorida CCL.

Gambar 2.1 Eceng Gondok (Eichornia crassipes solm )


2.1.2 Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Kompos
Penggunaan eceng gondok sebagai bahan kompos diharapkan dapat
membawa perubahan yang lebih baik bagi dunia pertanian. Tujuan pemberian
kompos pada suatu lahan antara lain untuk memperkaya bahan makanan bagi
tanaman dan memperbaiki sifat fisik tanah akibat pencucian. Tujuan tersebut akan
terpenuhi jika bahan yang akan dikomposkan mengandung unsur-unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman.

MYRTA FERDINA H1E107027 6


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Hasil analisis kompos eceng gondok atas dasar bahan kering adalah 2,05 %
nitrogen; nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) adalah 13:1 ;,1,1 % fosfor sebagai
P2O5 ; 2,5 % kalium sebagai K2O ; 3,9 % Ca sebagai C2O.
Kompos dibuat dengan cara membusukkan bahan sisa tumbuhan atau hewan
dalam suatu tumpukan. Pengertian pengomposan adalah menumpukkan bahan-
bahan organis dan membiarkan terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai
perbandingan C/N yang rendah atau mendekati C/N tanah sebelum digunakan
sebagai pupuk. Jadi dari pengertian itu dapat dikatakan bahwa prosesnya
berlangsung pada keadaan yang diatur sehingga akan menghasilkan suatu produk
yang berguna bagi pertanian. Pada pengomposan proses peruraian oleh kegiatan
mikroorganisme ditingkatkan dengan cara mengusahakan lingkungan yang cocok
untuk perbanyakan mikroorganismenya serta kegiatannya.
Bahan organik yang telah terkomposkan dengan baik bukan hanya
memperkaya bahan makanan tetapi terutama berperan besar terhadap perbaikan
sifat-sifat tanah yaitu :
1. Mempertinggi kemampuan penampungan air, sehingga tanah dapat
lebih banyak menyediakan air bagi tanaman.
2. Memperbaiki drainase dan tata udara tanah.
3. Meningkatkan pengaruh pemupukan dari pupuk-pupuk buatan.
4. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah
larut oleh pengairan atau air hujan.
Pada pengomposan, proses penguraian bahan oleh kegiatann
mikroorganisme ditingkatkan dengan cara mengusahakan lingkungan yang cocok
untuk memperbanyak mikroorganisme dan kegiatannya. Dengan meningkatnya
mikroba dalam pengomposan akan mempercepat diperolehnya produk akhir dari
pengomposan yang dilakukan. Untuk itulah faktor-faktor yang mempengaruhi
selama proses pengomposan harus diperhatikan.

MYRTA FERDINA H1E107027 7


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Adapun faktor-faktor tersebut adalah :


a) Sifat fisik bahan.
Pada proses pengomposan akan berlangsung cepat jika substrat halus
dan berukuran kecil. Ukuran yang kecil akan mudah didekomposisi
oleh mikroorganisme yang berarti mempercepat pengomposan.
b) Kandungan N dari bahan asalnya
Jasad-jasad renik yang menguraikan bahan pengomposan
memerlukan senyawa N untuk perkembangannya. Untuk itulah pada
pembuatan kompos perlu ditambahkan pupuk kandang atau pupuk
buatan.
c) Kelembaban
Kelembaban sangat berpengaruh selama proses pengomposan.
Kelembaban tidak boleh terlalu rendah, karena itu dalam proses
pengomposan perlu ditambahkan kapur atau abu dapur.
d) Cukup mengandung air dan udara
Bila tumpukan kompos kurang mengandung air, tumpukan ini akan
bercendawan. Hal ini akan sangat merugikan karena peruraian akan
berlangsung lambat dan tidak sempurna. Sebaliknya bila terlalu
banyak mengandung air, keadaannya berubah menjadi anaerob yang
tidak menguntungkan bagi kehidupan jasad renik.

Pada tahap akhir pengomposan akan dihasilkan bahan yang sudah stabil
yang disebut sebagai kompos. Kompos yang matang akan ditandai dengan warna
gelap, tidak berbau, struktur remah, berkonsentrasi gembur, serta tidak larut dalam
air.

MYRTA FERDINA H1E107027 8


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Gambar 2.2 Kompos Eceng Gondok


2.1.3 Tanaman Jagung (Zea Mays)
Jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae
yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang
anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas
buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain.
Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi
penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya
ditentukan pada saat ini siasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama
penyinaran, dan suhu.
Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun
interval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat
berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu :
1. fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan
pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama.
2. fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama
yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga
betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang
terbentuk
3. fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak
fisiologis Jagung juga merupakan salah satu tanaman pangan dunia

MYRTA FERDINA H1E107027 9


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat


utama
Di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber
pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di
Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari
biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:

• Kalori : 355 Kalori


• Protein : 9,2 gr
• Lemak : 3,9 gr
• Karbohidrat : 73,7 gr
• Kalsium : 10 mg
• Fosfor : 256 mg
• Ferrum : 2,4 mg
• Vitamin A : 510 SI
• Vitamin B1 : 0,38 mg

MYRTA FERDINA H1E107027 10


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

• Air : 12 gr
• Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.

Permasalahan yang dihadapi petani jagung antara lain :


1. Penggunaan varieta sunggul yang berdaya hasil tinggi, baik yang
bersari bebas maupun hibrida masih terbatas.
2. Di beberapa daerah khususnya pada lahan kering petani masih banyak
yang menggunakan jarak tanam yang tidak teratur.
3. Pemupukan pada umumnya belum didasarkan atas ketersediaan unsur
hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman.
Umumnya petani memupuk dengan dosis yang beragam sesuai dengan
kemampuan keuangannya masing-masing dan tidak diimbangi dengan pemupukan
P dan K.

2.1.4 Morfologi Tanaman Jagung


Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Tanaman
jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Satu siklus hidup jagung diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari
siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun

MYRTA FERDINA H1E107027 11


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.

Gambar 2.3 Jagung (Zea Mays)


2.1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan
pada kondisi tanah yang agak kering. Seperti:
1) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah
daerah daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis
yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50
derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2) Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan
tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu
optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih
jagung memerlukan suhu yang cocok ekitar 30 derajat Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat
tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur
berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan

MYRTA FERDINA H1E107027 12


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.Tanah dengan
kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan
terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan
lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu jagung juaga dapat
ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang
memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum
antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman
jagung.

2.1.6 Hara Tanaman dan Translokasi Unsur Hara


Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejak masa
perkecambahan sampai menghasilkan buah atau bagian yang dapat dipanen
membutuhkan unsur-unsur hara/zat makanan. Unsur hara tanaman adalah unsur-
unsur kimia tertentu yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan normal. Tidak
tersedianya unsur-unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan
tanaman terganggu, dan akan menurunkan produksi. Setiap tanaman memerlukan
paling sedikit 16 unsur hara penting atau esensial untuk pertumbuhan normal.
Unsur-unsur hara tersaebut terdiri dari :
a) Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah relatif besar. Unsur-unsur tersebut adalah
C,H,O,N,S,Ca,P,K,Mg.
b) Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalamn
jumlah yang relatif kecil. Unsur-unsur tersebut adalah
:Fe,Mn,Cu,Zn,Mo,B,Cl.
Setiap unsur hara mempunyai fungsi sendiri-sendiri dalam kelangsungan
hidup tanaman, baik unsur makro maupun unsur mikro. Beberapa unsur beserta
fungsinya antara lain :
C,H.O : Menyusun senyawa organik.
N : Menyusun asam amino, protein, klorofil dan nukleat.

MYRTA FERDINA H1E107027 13


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

P : Menyusun posfat an organik, berperan pada transfer energi.


K : Mengatur kandungan air, melalui aktivitas enzim, berperan dalam
sintesis karbohidrat dan protein.
Ca : Menyusun dinding sel, penetral asam organik, berperan pada
absorpsi nitrogen.
Zn : Biosintesa Hormon
Fe : Pembentukan klorofil, penyusun sitokrom dan katalisator.
Mn : Berperan dalam perombakan karbohidrat dan metabolisme N
Mo : Berperan dalam fiksasi N dan sintesis protein.
2.1.7 Pupuk dan Pemupukan
Peranan pupuk diakui sangat penting dalam usaha peningkatan produksi
pertanian, karena lahan-lahan pertanian semakin berkurang kemampuannya dalam
menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Peningkatan produksi
hanya dicapai bila diberikan unsur-unsur hara tambahan atau pemupukan karena
jaringan pembentuk tanaman tidak lain adalah unsur-unsur hara yang
diserapnya.
Berdasarkan proses terjadinya pupuk dibagi menjadi pupuk alam dan pupuk
buatan, atau pupuk organik dan an organik. Pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat berupa
pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos. Pupuk organik terutama digunakan
untuk memperbaiki struktur tanah, daya meresapkan air hujan, daya ikat air, tata
udara tanah dan sifat fisik. Dengan terbentuknya humus maka pupuk organik dapat
memperbaiki kehidupan biologi tanah dan menambah mineral tanah. Pupuk organik
mengandung unsur hara lengkap meskipun dalam kadar rendah.
Salah satu pembentuk tanah adalah bahan organik. Jadi jelaslah betapa
pentingnya peranan bahan organis ke dalam tanah, seperti kita ketahui bahan
organis terbentuk dari sisa tanaman, hewan atau kotoran hewan, juga sisa jutaan
mahluk kecil yang berupa bakteri, jamur, ganggang, hewan satu sel maupun banyak
sel. Sisa hewan atau tumbuhan ini sebelum menjadi bahan organis akan mengalami
proses perubahan lebih dulu.

MYRTA FERDINA H1E107027 14


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

Sebelum mengalami proses perubahan sisa hewan dan tumbuhan ini tidak
berguna bagi tanaman, karena unsur hara terikat dalam bentuk yang tidak dapat
diserap oleh tanaman, oleh sebab itu perlu dikomposkan terlebih dahulu. Selama
proses perubahan dan peruraian bahan organis, unsur hara makanan akan bebas
menjadi bentuk yang larut dan dapat diserap oleh tanaman.
2.2. Kerangka Pemikiran
1) Mahalnya harga pupuk kandang dan meningkatnya permintaan pasar
terhadap jagung sehingga muncul alternatif untuk mengganti pupuk
kandang dengan pupuk organik menggunakan kompos eceng gondok,
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung.
2) Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan varian kadar kompos
eceng gondok pada tanaman jagung, kemudian mengontrol
pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung.
3) Dengan penggunaan kompos eceng gondok sebagai pupuk organik,
selain produk organik yang diperoleh sekaligus dapat mengurangi
pencemaran lingkungan terhadap penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan.

Kerangka pemikiran di dalam penilitian ini terdiri dari variabel bebas dan dan
variabel terikat.
• Variabel bebas dari penelitian ini yaitu kadar pemberian 0 gram, 100 gram, 200
gram, 400 gram, dan 800 gram kompos eceng gondok dalam setiap media tanam
berupa jagung.
• Variabel terikat
a) Tingkat pertumbuhan jagung dengan parameter tinggi tanaman dan jumlah
daun.
b) Tingkat produksi jagung dengan parameter berat jagung pada akhir
percobaan.

MYRTA FERDINA H1E107027 15


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

2.3.Batasan Operasional
Variasi pemberian kadar kompos eceng gondok pada setiap media tanam,
secara bersamaan, kemudian mengontrol pertumbuhan jagung yang terjadi,
dilihat dari pengukuran tinggi tanaman jagung dan jumlah daun yang
tumbuh pada batang jagung. Sehingga menghasilkan nilai akhir produksi
jagung.
2.4. Hipotesis
Agar penelitian ini terarah maka diajukan hipotesa sebagai berikut :
1. Pemberian kompos eceng gondok dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman jagung
2. Kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk
kandang (pupuk organik).

MYRTA FERDINA H1E107027 16


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan Penelitian


3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1) Cangkul
2) Parang
3) Ember
4) Timbangan
5) Meteran
6) Jangka Sorong
7) Gunting
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ;
1) Kompos eceng gondok
2) Bibit jagung
3.2. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan
rancangan pola RAL (Rancangan Acak Lengkap). Semua variasi dalam penelitian
ini mendapat perlakuan yang sama, yang masing-masing perlakuan diulang
sebanyak dua kali,sehingga masing-masing variasi mempunyai peluang yang sama
besar. Variasi dalam penelitian ini adalah :
X0 = Perlakuan dengan tanpa kadar kompos eceng gondok dalam media tanam.
X1 = Perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 100 gram dalam media tanam.
X2 = Perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 200 gram dalam media tanam.
X3 = Perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 400 gram dalam media tanam.
X4 = Perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 800 gram dalam media tanam.

MYRTA FERDINA H1E107027 17


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

3.3. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kebun jagung kelurahan Angsau di kota Pelaihari,
Kalimantan Selatan. Dengan ketinggian tempat ± 150m dpl yang merupakan daerah
yang cocok untuk tanaman jagung, karena jagung banyak ditanam pada ketinggian
0-600 m dpl.
3.4. Tahapan Penelitian

Pembersihan lahan

Pengolahan tanah

Pembuatan petakan Ukuran 2x4m, jarak 1m

Penanaman Jarak tanam 75x25 cm

Kedalaman lubang 3cm

1 lubang 3-4 benih jagung

Pemberian varian kompos ♦ 0 gram


eceng gondok ♦ 100 gram
♦ 200 gram
♦ 400 gram
Pengamatan pertumbuhan
♦ 800 gram
jagung

Hasil

MYRTA FERDINA H1E107027 18


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

3.5. Cara Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan percobaan lapangan dengan mengunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan dan diulang
sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 10 kali percobaan.
3.6. Analisa Penelitian
Hasil penelitian ini adalah berupa tabel perbandingan pertumbuhan tanaman jagung
dari variasi pemberian kompos eceng gondok yang diulang sebanyak 2 kali,
sehingga diperoleh 10 data percobaan.

Tabel 3.1 Hasil pertumbuhan tanaman jagung


Dosis Kompos Percobaan I Percobaan II
0 gram ♦ Tinggi =… cm ♦ Tinggi =… cm
♦ Daun =… helai ♦ Daun =… helai
100 gram ♦ Tinggi =… cm ♦ Tinggi =… cm
♦ Daun =… helai ♦ Daun =… helai
200 gram ♦ Tinggi =… cm ♦ Tinggi =… cm
♦ Daun =… helai ♦ Daun =… helai
400 gram ♦ Tinggi =… cm ♦ Tinggi =… cm
♦ Daun =… helai ♦ Daun =… helai
800 gram ♦ Tinggi =… cm ♦ Tinggi =… cm
♦ Daun =… helai ♦ Daun =… helai

MYRTA FERDINA H1E107027 19


Pengaruh Kompos Eceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Jagung

DAFTAR PUSTAKA

Haris K, 1983 Pengaruh kompos eceng gondok (Eichornia crassipes Solm) dan
kompos kayu apu (Pistiastoli oles) dikombinasikan dengan tepung lahar
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays) IKIP,
Yogyakarta.

Ir. Budi Adi Kristanto, MS. 2003.Pemanfaatan eceng gondok sebagai pupuk cair.
Universitas Diponegoro.

Purwono dan H.Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.


Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, R.H. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius.Jakarta

http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-jagung/ diakses pada tanggal 14


januari 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung diakses pada tanggal 14 januari 2011

http://www.scribd.com/doc/35289152/Pengaruh-Kompos-Enceng-Gondok-
Eichornia-Crassipes-2 diakses pada tanggal 14 januari 2011

http://www.96147.com/no/jurnal%20pengaruh%20pupuk%20organik%20terhadap
%20tanaman%20jagung.html diakses pada tanggal 15 januari 2011

http://repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 15 januari 2011

http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id diakses pada tanggal 17 januari 2011

MYRTA FERDINA H1E107027 20

Anda mungkin juga menyukai