Ya Allah,
jadikan hamba air
sembunyi di kerendahan
jadikan hamba tanah
diam dalam kesunyian
jadikan hamba udara
fanakan keberadaan
jadikan hamba api
nerima penolakan!
Ya Allah,
bila kemuliaan disepelekan
bila kesabaran dihinakan
bila kekuasaan dituankan
bila kesombongan diberhalakan
ubah hamba
jadi bah jadi gempa jadi badai jadi kebakaran
sampai keadilan ditubuhkan
sampai keseimbangan dikembalikan!
2003
2007
Pati, 2007
PANTUN JADI-JADIAN
2006
SULUK KECELIK
2007
2007-2008
SULUK MONTANG-MANTING
Kubaca angin
kubaca gelombang
kubaca matahari
kubaca rembulan
kubaca mimpi
kubaca harapan
wajahMu terhampar sunyi di ufuk kenyataan
mata buta kami tak membacanya
hati nista kami tak kuasa menyapanya
Di ujung kegelapan
orang berbaris berpedang
menarikan kegilaan
menorehkan dendam
Pembangunan dirancang bukan demi kebutuhan
tapi karena proyek harus diciptakan
dan para pemimpin butuh lebih banyak simpanan
Awan berarak
daun berserak
ranting berderak
wajah ngungun letih mendongak
langit sesak gambar congkak
bumi letih merangkak
Ya Allah ya Robbi
ini makin gila
takut bayangan
nyawa dipertaruhkan
Ya Allah ya Robbi
akal sehat dimana
demi impian
nyebar ketakutan
Ya Allah ya Robbi
ini pemimpin apa
untuk omong kosong
rakyat dikorbankan
Ya Allah ya Robbi
ini mau dibawa kemana
bencana tak henti
malah membangun kehancuran
2007
Karena tiap kami ucapkan satu kata, kamu bombardir dengan ribuan wacana
karena tiap kami gerakkan satu tangan, kamu cegat dengan ribuan tandingan
karena tiap kami tuntut satu perubahan, kamu serbu dengan ribuan keributan
maka kami memilih lupa!
Anginnya marah
lautnya tumpah
gunungnya balapan bubrah
Tanahnya rekah
udara gerah
langitnya jadi memerah
Semua dijarah
semua diperah
buminya meradang marah
2005-2006
SULUK SUNYI
1.
Atau langit yang enggan terbuka?
Atau rembulan yang belum purnama?
Atau matahari yang masih menutup mata?
Atau gerhana yang selalu bertahta?
Atau bumi yang tersesat jalannya?
2.
Berlayar di samudra sunyi tak bertepi,
berperahu mati.
Tanda-tanda tak berbunyi,
bahasa tak bisa diwadahi.
Menggigil sendiri.
Tak tahu dimana batas menanti.
tak ada jejak ditapaki,
gelap dan cahaya hilang arti.
Berlayar di samudra sunyi tak bertepi,
ke rumah para nabi mulai.
3.
Langit berawan membuat mata tak jernih memandang,
bukan kebutaan yang disesalkan, tapi bayangan yang menyesatkan
bukan ilmu atau kejahilan yang mengacaukan, tapi prasangka yang menggelincirkan
bukan iman atau kekafiran yang membingungkan, tapi citra yang menjerumuskan
Haihata, haihata,
seumur-umur kita tipu kebenaran!
4.
Kemiskinan, kelaparan, anak-anak keleleran di pinggir jalan
akan merampok surga yang kau bayangkan
dalam nyenyak ketidak adilan
5.
Pergilah!
Ke subuh yang siap membuka cahaya
ke angin yang siap meneteskan hujan
ke tanah yang siap melahirkan bunga
Pergilah!
6.
Ya, bagaimana jadi udara bila menolak sirna?
Ya, bagaimana jadi tanah bila menolak terurai?
Ya, bagaimana jadi samudra bila menolak cair?
Ya, bagaimana jadi cahaya bila menolak luluh?
7.
Tanggal tinggal tunggal
yang tak dibutakan kerinduan
dibutakan keasingan
yang tak mabuk anggur
mabuk racun
yang tak dikaramkan cahaya
dikaramkan kegelapan
yang tak luruh pada dzat
luruh pada af’al
Tanggal tinggal tunggal
segenap permainan
bukan ukuran
Tanggal tinggal tunggal
segenap permainan
bukan ukuran
8.
Aku ingin dipeluk
sampai tumpas tubuh
sampai tandas jiwa
tak tersisa
Aku ingin dipeluk
sampai lunas aku
sampai habis kau
tak tertinggal
Aku ingin dipeluk
sampai sunyi
mati
2003.