Ibukota Jakarta
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi dan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0031 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi, perlu melaksanakan
penghematan energi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan penghematan
energi agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pelaksanaan Penghematan Energi di
lingkungan Pernerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia,
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0031 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN PENGHEMATAN ENERGI Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH
KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.
Pasal 1
Pasal 2
1) Penghematan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a dan huruf b, dilakukan dengan cara mengurangi jam operasi
peralatan sebagai berikut:
a. AC dihidupkan pada awal jam kerja sampai dengan berakhirnya jam kerja dengan suhu minimal 25 °C;
b. Lift dioperasikan pada jam kerja kecuali penggunaan lift barang;
c. Mengurangi pencahayaan lampu assesoris.
2) Dalam hal terdapat kegiatan yang penting penggunaan AC dan lift sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat digunakan di luar
jam kerja dengan penggunaan yang efektif dan efisien.
Pasal 3
Pelaksanaan penghematan energi pada kendaraan dinas operasionai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
a. Memprioritaskan pemakaian bahan bakar gas pada kendaraan operasional;
b. Mempergunakan kendaraan operasional seperlunya sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 4
Penanggung jawab dan pelaksanaan pelaporan penghematan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab pelaksanaan penghematan energi dilakukan oleh Kepala SKPD dan UKPD masing-masing unit kerja;
2. Pelaporan pelaksanaan tugas dilakukan secara berjenjang ke tingkat yang lebih tinggi.
Pasal 5
Pelaksanaan mekanisme pelaporan penghematan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 butir 1 adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan koordinasi pengumpulan data-data kantor/gedung operasional Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berkenaan dengan
luas bangunan dan pembayaran rekening listrik serta kendaraan dinas operasional;
2. Melaksanakan perhitungan dan pemasukan data-data sesuai dengan contoh format dalam lampiran Peraturan Gubernur ini.
Pasal 6
1. Mekanisme pembinaan terhadap pelaksanaan penghematan energi di lingkungan pemerintah daerah oleh dinas yang membidangi energi
sumber daya mineral di satuan kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan kepada seluruh staf dan aparat di lingkungan pemerintah daerah;
b. Bimbingan teknis kepada aparat pelaksana pelaporan penghematan energi berkoordinasi dengan instansi terkait;
c. Pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 7
Pelaporan penghematan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 butir 1 adalah sebagai berikut:
1. Melaporkan secara periodik hasil kegiatan pelaporan penghematan energi kepada Gubernur setiap 6 (enam) bulan dalam penyiapan
bahan laporan Gubernur kepada Presiden melalui Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Listrik, Departemen Energi Sumber Daya
Mineral;
2. Daya penyampaian laporan pada butir 1 di atas berkoordinasi dengan dinas yang membidangi masalah energi dan sumber daya mineral
di satuan kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dilakukan evaluasi;
3. Hasil evaluasi sebagaimana tersebut di atas disampaikan secara tertulis oleh Kepala Dinas kepada Sekretaris Daerah setiap 6 (enam)
bulan.
Pasal 8
Pelaksanaan pelaporan penghematan energi dilaksanakan secara sistematis, efektif dan efisien dengan format sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan Gubernur ini.
Pasal 9
Biaya pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta
melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD dan UKPD masing-masing unit.
Pasal 10
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 April 2008
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 April 2008
BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 34.
Lampiran : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
PETUNJUK PENGISIAN
2. Lihat nilai Persentase Luas Lantai ber AC terhadap Luas Lantai Total
Jika nilainya lebih kecil dari 10% = Gunakan Tabel I (Bangunan Tanpa AC)
Jika nilainya lebih besar dari 90% = Gunakan Tabel II (Bangunan Ber AC)
Jika nilainya diantara 10% dan 90% = Gunakan Tabel III (Bangunan Ber AC dan Tanpa AC)
3. Isilah data-data pada tabel I atau II atau III untuk mengetahui Intensitas Energi dan Kriterianya
NAMA GEDUNG :
Persentase Luas Lantai Ber AC Terhadap Luas Lantai Total {[B] - [A]} = #DIV/0!
#DIV/0!
Keterangan :
Luas lantai bangunan yang digunakan untuk aktifitas kerja, tidak termasuk aula, Lorong, teras dan area parkir
TATA CARA PENGISIAN FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN ENERGI Dl BANGUNAN
Keterangan :
Kolom konsumsi energi hasil perhitungan untuk AC, lampu dan peralatan lainnya, JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN TIDAK PERLU DIISI 1 Hanya
untuk mengetahui proporsi penggunaan energi
AC
Konsumsi energi AC (kWh) = daya nominal AC (kW) x pemakaian dalam sebulan (jam).
Konversi satuan daya nominal AC : 1 PK = 0,7355 kW ; 1 HP = 0,7459 kW
Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungkan semua daya peralatan lain yang menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa,
menara pendingin, dsb
Lampu
Konsumsi energi lampu (kWh) = daya nominal lampu (kW) x pemakaian sebulan (jam)
Kolom total konsumsi energi dan total biaya energi HARUS DIISI
Total konsumsi energi (kWhrekening) dan total biaya energi (Rprekening) dapat dilihat pada tagihan rekening listrik PLN.
Bangunan Ber AC :
Sangat efisien (4,17 - 7,92) Efisien (7,92 - 12,08) Cukup efisien (12,08 - 14,58)
Agak Boros (14,58-19,17) Boros (19,17-23,75) Sangat Boros (23,75 -37,5)
Bangunan Tanpa AC
Efisien (0,84- 1,67) Cukup Efisien (1,67 - 2,5) Boros (2,5 - 3,34) Sangat Boros (3,34 - 4,17)
TATA CARA PENGISIAN FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN ENERGI Dl BANGUNAN
Keterangan :
Kolom konsumsi energi hasil perhitungan untuk AC, lampu dan peralatan lainnya, JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN TIDAK PERLU DIISI 1 Hanya
untuk mengetahui proporsi penggunaan energi
AC
Konsumsi energi AC (kWh) = daya nominal AC (kW) x pemakaian dalam sebulan (jam).
Konversi satuan daya nominal AC : 1 PK = 0,7355 kW ; 1 HP = 0,7459 kW
Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungkan semua daya peralatan lain yang menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa,
menara pendingin, dsb
Lampu
Konsumsi energi lampu (kWh) = daya nominal lampu (kW) x pemakaian sebulan (jam)
Kolom total konsumsi energi dan total biaya energi HARUS DIISI
Total konsumsi energi (kWhrekening) dan total biaya energi (Rprekening) dapat dilihat pada tagihan rekening listrik PLN.
Bangunan Ber AC :
Sangat efisien (4,17 - 7,92) Efisien (7,92 - 12,08) Cukup efisien (12,08 - 14,58)
Agak Boros (14,58-19,17) Boros (19,17-23,75) Sangat Boros (23,75 -37,5)
Bangunan Tanpa AC
Efisien (0,84- 1,67) Cukup Efisien (1,67 - 2,5) Boros (2,5 - 3,34) Sangat Boros (3,34 - 4,17)
TATA CARA PENGISIAN FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN ENERGI Dl BANGUNAN
Keterangan :
Kolom konsumsi energi hasil perhitungan untuk AC, lampu dan peralatan lainnya, JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN TIDAK PERLU DIISI 1 Hanya
untuk mengetahui proporsi penggunaan energi
Lampu
Konsumsi energi lampu (kWh) = daya nominal lampu (kW) x pemakaian sebulan (jam)
Kolom total konsumsi energi dan total biaya energi HARUS DIISI
AC
Konsumsi energi AC (kWh) = daya nominal AC (kW) x pemakaian dalam sebulan (jam).
Konversi satuan daya nominal AC : 1 PK = 0,7355 kW ; 1 HP = 0,7459 kW
Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungkan semua daya peralatan lain yang menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa,
menara pendingin, dsb
Total konsumsi energi (kWhrekening) dan total biaya energi (Rprekening) dapat dilihat pada tagihan rekening listrik PLN.
Bangunan Ber AC :
Sangat efisien (4,17 - 7,92) Efisien (7,92 - 12,08) Cukup efisien (12,08 - 14,58)
Agak Boros (14,58-19,17) Boros (19,17-23,75) Sangat Boros (23,75 -37,5)
Bangunan Tanpa AC
Efisien (0,84- 1,67) Cukup Efisien (1,67 - 2,5) Boros (2,5 - 3,34) Sangat Boros (3,34 - 4,17)
TATA CARA PENGISIAN FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN ENERGI Dl BANGUNAN
REKAPITULASI PENGGUNAAN ENERGI Dl BANGUNAN
DEPARTEMEN/INSTANSI/LEMBAGA =
TAHUN : BULAN JANUARI S.D. JUNI
Catatan : Rekapitulasi dilakukan setiap 6 bulan sekali dalam 2 periode yaitu periode 1 untuk bulan Januari s.d. Juni dan periode 2 untuk bulan
Juli s.d. Desember
TATA CARA PENGISIAN FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN BBM
PADA KENDARAAN DINAS
DEPARTEMEN/INSTANSI/LEMBAGA =
TAHUN : BULAN JANUARI S.D. JUNI
No. Jenis Kendaraan Bulan Jumlah Kendaraan (Unit) Pemakaian Bahan Bakar Menurut Jenis (Kilo Liter)
Pool Non Pool Total Pertamak Premium Solar Bio Solar Total
1. Sedan Januari 0 0
Februari 0 0
Maret 0 0
April 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
2. Minibus Januari 0 0
Februari 0 0
Maret 0 0
April 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
3. Bus Januari 0 0
Februari 0 0
Maret 0 0
April 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
4. Truck Januari 0 0
Februari 0 0
Maret 0 0
April 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
Januari 0 0
Februari 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
Januari 0 0
Februari 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
Januari 0 0
Februari 0 0
7. Lainnya Maret 0 0
April 0 0
Mei 0 0
Juni 0 0
Total 0 0 0 0 0
Catatan :
Laporan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali dalam 2 periode yaitu :
periode 1 untuk bulan Januari s.d. Juni dan
periode 2 untuk bulan Juli s.d. Desember