PENDAHULUAN
Tuli syaraf mendadak atau sudden sensorineural hearing loss merupakan
tuli yang terjadi secara tiba-tiba, bersifat sensorineural dan penyebabnya tidak
dapat langsung diketahui. Beberapa ahli mendefinisikan tuli mendadak sebagai
penurunan pendengaran sensorineural 30 db atau lebih, paling sedikit pada tiga
frekuensi berturut-turut yang berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Epidemiologi
Diperkirakan keadaan ini bisa terjadi pada 20 dari 100.000 orang dalam
suatu populasi (2).
C. Etiologi
Pada 85% kasus SSHL penyebabnya masih belum dapat diketahui atau
idopatik. Mayoritas SSHL hanya terjadi pada satu telinga (unilateral) dan
70%-nya dapat kembali normal. Para ahli mengemukakan dua kemungkinan
teori mengapa SSHL terjadi yakni virus dan gangguan vaskular (iskemik
koklea) (2)
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau perdarahan arteri
auditiva interna. Pembuluh darah ini merupakan arteri ujung (end artery),
sehingga bila terjadi gangguan pada pembuluh darah ini koklea sangat mudah
mengalami kerusakan. Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel
ganglion stria vaskularis dan ligamen spiralis. Kemudian diikuti oleh
pembentukan jaringan ikat dan penulangan. Kerusakan sel-sel rambut tidak
luas dan membran basal jarang terkena. (buku ijo)
Beberapa jenis virus, seperti virus parotis, virus campak, virus influenza B
dan mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ korti, membran
tektoria dan selubung myelin saraf akustik. Ketulian yang terjadi biasanya
berat, terutama pada frekuensi sedang dan tinggi. (buku ijo)
1. Infeksi virus
Ketulian mendadak sensorineural ditemukan pada kasus-kasus
penyakit MUMPS, measles, rubella, dan influenza yang disebabkan oleh
infeksi adenovirus dan sitomegalovirus (CMV). Pemeriksaan serologis
terhadap pasien dengan ketulian sensorineural idiopatik menunjukkan
adanya peningkatan titer antibody terhadap sejumlah virus. Antara 25-30
% pasien dilaporkan dengan riwayat infeksi saluran nafas atas dengan
kurang satu bulan onset kehilangan pendengaran.
Meningitis merupakan salah satu penyebab tersering dari
terjadinya ketulian pada bayi dan anak. Tuli karena meningitis biasanya
terjadi pada kedua telinga (bilateral). Oleh karena itu, setiap orang,
terutama anak-anak, yang terdiagnosis meningitis hendaknya menjalani tes
pendengaran sesegera mungkin agar pengobatan dapat segera dilakukan.
Measles dan mumps juga diperkirakan berhubungan dengan SSHL.
Pada measles ketulian biasanya terjadi pada kedua telinga sedangkan pada
mumps biasanya hanya terjadi pada satu telinga. Virus Herpes zoster
meskipun jarang juga dapat menyebabkan SSHL yang disertai dengan
kelemahan otot-otot wajah dan vertigo yang disebut Ramsay Hunt
syndrome.
Beberapa infeksi telinga juga dapat menjadi faktor penyebab SSHL
seperti labirinitis. Labirinitis merupakan suatu inflamasi pada telinga
dalam yang diakibatkan oleh virus atau bakteri dengan gejala vertigo,
tinnitus dan dapat berlanjut menjadi SSHL yang biasanta unilateral.
Pemeriksaan histopatologi tulang temporal pasien yang mengalami
ketulian mendadak menunjukkan adanya atrofi organ corti, atrofi stria
vaskularis dan membran tektorial serta hilangnya sel rambut dan sel
penyokong dari koklea. (2,3)
2. Gangguan Sirkulasi
Iskemia koklea diperkirakan merupakan penyebab tuli mendadak
yang tersering. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena spasme,
trombosis atau perdarahan arteria auditiva interna. Pembuluh darah koklea
merupakan ujung arteri (end artery), sehingga bila terjadi gangguan pada
pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami kerusakan, Pada
kasus emboli, trombosis, vasospasme, dan hiperkoagulasi atau viskositas
yang meningkat terjadi iskemia yang berakibat degenerasi luas pada sel-sel
ganglion stria vaskularis dan ligament spiralis. Kemudian diikuti oleh
pembentukan jaringan ikat dan penulangan. (3)
3. Ruptur membran labirin
Ruptur membran labirin berpotensial menyebabkan kehilangan
pendengaran sensorineural yang tiba-tiba, membran basalis dan membran
reissner merupakan selaput tipis yang membatasi endolimfe dan perilimfe.
Ruptur salah satu dari membran atau keduanya dapat menyebabkan
ketulian mendadak. (3)
4. Penyakit autoimun pada telinga dalam
Ketulian sensorineural yang disebabkan oleh proses autoimun
telinga dalam masih belum jelas, tapi aktivitas imunologik koklea
menunjukkan fakta yang tinggi. (3)
D. Gejala
E. Patofisiologi
F. Diagnosis
G. Penatalaksanaan
Tirah baring sempurna (total bed rest) istirahat fisik dan mental selama
dua minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stres yang besar
pengaruhnya pada kegiatan kegagalan neurovaskular.
Vasodilantasia yang cukup kuat misalnya dengan pemberian Complamin
injeksi.
3x1200 mg (4 ampul) selama 3 hari
3x 900 mg (3 ampul) selama 3 hari
3x 600 mg (2 ampul) selama 3 hari
3x 300 mg (1 ampul) selama 3 hari
Disertai dengan pemberian tablet vasodilator oral tiap hari.
Prednison (kortikosteroid) 4x10 mg (2tablet), tappering off tiap 3 hari,
hati hati pada pasien Diabetes Melitus
Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari
Neurobion (neurotonik) 3x1 tablet/hari
Diet rendah garam dan kolestrol
Inhalasi oksigen 4x15 menit
Obat antivirus sesuai virus penyebab
Hipertorik oksigen terapi
Pada pasien diabetes melitus perlu diperhatikan, sebaiknya diberikan
kortikosteroid injeksi dan bila perlu dilakukan pemeriksaan gula darah secara
rutin setiap hari.
Terapi oksigen bertekanan tinggi dengan teknik pemberian oksigen
hiperbarik adalah dengan memasukkan pasien ke suatu ruangan yang
bertekanan 2 ATA
Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama satu
bulan. Kallinen et al mendefinisikan perbaikan pendengaran pada tuli
mendadak adalah sebagai berikut:
1. Sangat baik, apabila perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi
2. Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dB
pada frekuensi 250Hz, 500Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan dibawah 25
dB pada frekuensi 4000 Hz.
3. Baik, apabila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi.
4. Tidak ada perbaikan, apabila terdapat perbaikan kurang dari 10 dB
pada 5 frekuensi.
Untuk memperbaiki pendengaran yang telah berkurang atau dapat pula
diartikan mengembalikan fungsi telinga sebagai alat pendengaran, maka dapat
dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi memang agak sukar dan memerlukan
waktu yang lama dan biaya banyak.
Bentuk kekurangan pendengaran sensorineural dapat menjadikan tuli
sama sekali. Pada kekurangan pendengaran sensori neural perlu dibedakan
anak lahir tuli atau tuli sebelum dapat bicara dan tuli setelah dapat bicara.
Kedua-duanya perlu belajar membaca suara (speech reading) dengan melihat
gerakan bibir. Penderita dan pembicara harus berhadap-hadapan; bila bibir
tertutup maka penderita tidak akan dapat menerima apa yang diucapkan.
Pada tuli sebelum dapat berbicara perlu belajar/latihan mendengar
(auditory training). Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan
pengobatan di atas, dapat dipertimbangkan pemasangan alat bantu dengar
(hearing aid) agar sisa-sisa pendengarannya dapat digunakan. Alat bantu
dengar itu prinsipnya akan menaikkan intensitas (amplitudo) sehingga suara
akan lebih keras sehingga pendidikannya tidak perlu berteriak. Apabila
dengan alat bantu dengar juga masih belum dapat berkomunikasi secara
adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan tujuan agar pasien dapat
menerima keadaan. Pengelolaan pendidikan penderita tuli perlu ditangani oleh
ahli audiologi, speech therapeutist, ahli psikologi dan pediatri. Karena anak
tuli sering wataknya berubah menjadi sering curiga, lekas marah (emosional).
Sedang pada kongenital hearing loss, sering juga ada kelainan organ lain.
Rehabilitasi pendengaran agar dengan sisa pendengaran yang ada dapat
digunakan secara maksimal bila memakai alat bantu dengar dan rehabilitasi
suara agar dapat mengendalikan volume, nada, dan intonasi oleh karena
pendengarannya tidak cukup untuk mengontrol hal tersebut. (BUKU IJO)
H. Prognosis