Anda di halaman 1dari 1

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar dunia.

dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali
cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul- kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah
Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat yang mulai kebiruan.
burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. maut datang menghampiri, tapi Rasulullah
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas menanyakan Kenapa Jibril tidak ikut sama "Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku,
memberikan kutbah. menyertainya. Kemudian dipanggil Jibril yang umatku"
sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
"Wahai umatku, kita semua berada dalam kekuasaan menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
kepada-Nya.” Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim
Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang- Sahabat-sahabat muslim sekalian, marilah kita
orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama- "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah renungkan kembali pengorbanan Rasulullah kepada
sama aku. Khutbah singkat itu diakhiri dengan menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti umatnya lainnya, betapanya cintanya Rasulullah
pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh kedatanganmu," kata Jibril. kepada umatnya agar timbul kesedaran untuk
minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain
dadanya naik turun menahan nafas dan lega,matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak daripada itu hanyalah fana belaka.
tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku “Tatkala membaca kisah ini, air mataku deras mengalir
telah datang, saatnya sudah tiba. kelak?" di pipi. Mengenang rasulullah. Begitu cintanya
mendalam kepadaku, umatnya. Aku merinduimu
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati "Jangan risau, wahai Rasul Allah. Aku pernah rasulullah. Aku merinduimu, aku cintakanmu ya
semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir mendengar Allah berfirman kepadaku: “Kuharamkan rasulullah. Aku cintakanmu. Aku sayangkan mu
selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah rasulullah. Aku sayangkan mu. Aku merinduimu
semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas berada di dalamnya," kata Jibril. rasulullah, aku merinduimu. Ingin sekali aku berjumpa
menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan denganmu walaupun hanya menziarahi makam mu.
goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan Hatiku luluh, tak tertahan menahan sebak
mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Seluruh mengenangkan saat pemergiaanmu. Walaupun jurang
menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya masa antara kita sangat jauh berbeza, namun aku
pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di menegang. Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." berasa begitu dekat dengan kasih mu rasulullah.
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali Begitu besar kasih sayang yang kau tunjukkan kepada
keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan umatmu”
kurma yang menjadi alas tidurnya. Jibril memalingkan muka.
Ya Allah…
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar
masuk?" tanyanya. Tetapi Fatimah tidak wahyu itu. Ya Rahman...
mengizinkannya masuk. "Maafkanlah, ayahku sedang
demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah Ya Rahim…
menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani direnggut ajal," kata Jibril.
ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan Kau berikanlah aku kesempatan untuk bertemu
bertanya pada Fatimah, Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, dengan kekasihMu,
kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. Ya Allah,
"Siapakah itu wahai anakku?" dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa
maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Merasai cinta kekasihMu,
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak Mengecapi rasa bahagia saat bersua dengan
Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan kekasihMu...
yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat
bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Anda mungkin juga menyukai