Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Memilih Judul

Yang menjadi alasan memilih judul dalam karya tulis yang berjudul “ Candi Borobudur “ ini
adalah sebagai berikut:
1. Kita sebagai siswa yang masih banyak memerlukan pengetahuan yang perlu di ketahui
2. Sebagai siswa Supaya dapat menggali ilmu Pengetahuan lebih dalam dan mengembangkannya
3. Sebagai siswa tertarik kepada keindahan dan seni budaya bangunan Candi Borobudur
4. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan sesuai dengan yang di inginkan penulis dapat tercapai dengan tepat dan benar
maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Candi Borobudur?

2. Apakah Arti Borobudur?


3. Benda – Benda Apa Saja Yang Ada Di Candi Borobudur?
4. Bagaimana Peranan Candi Borobudur Bagi Obyek Wisata?

C. Tujuan Yang Ingin Di Capai

Dengan di buatnya karya tulis ini, penulis mempunyai tujuan pokok yang ingin di capai adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menghayati sejarah berdirinya Candi Borobudur
2. Sebagai siswa harus tahu latar belakang di dirikannya Candi Borobudur
3. Untuk mengetahui makna dan arti yang terkandung dalam komplek bangunan Candi
Borobudur
4. Mengetahui peranan Candi Borobudur sebagai objek Wisata

D. Sumber – Sumber Yang Di Gunakan

Sumber – Sumber bahasan yang di gunakan untuk pembuatan karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode Deskriptif: yaitu Metode yang menggambarkan masalah yang ada pada masa sekarang
2. Metode Biografi: Yaitu metode dengan cara meneliti batu – batu majalah dan media lainya
3. Metode Observasi: yaitu penulis terjun langsung ke lapangan untuk penelitian agar mudah
mendapat data – data
4. Dan informasi dari beberapa tokoh masyarakat di sekitar Candi Borobudur

BAB II
SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR

A. Waktu Di Dirikan

Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi
Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di
peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur
( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir
abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa
Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia
pada umumnya dan juga sejrah yang berada di daerah jawa tengah paa khususnya periode antara
abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra
kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung
kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran
adaaalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa
Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjungjung tinggi dan
mengagungkan agama Budha Mahayana.

B. Penemuan Kembali

Borobudue yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah di
sekelilingnya
Tidak akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil
karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur
pernah mengalami kerusakan
Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup
lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses
kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah,
waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit
alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu
SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M
pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur
Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam –
macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya. Pada
kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.
Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul
dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di
kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan
oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur
sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing yang masih menutupi candi di
sigkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua
shingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya.
C. Penyelamatan I

Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali
bangunan Candi Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan
gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di
adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah
untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur
walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah
Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi
para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk
sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.
Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah
mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di
lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi
adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur,
Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat
membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan
tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada
kerusakan yang lebih parah

D. Pemugaran Candi Borobudur

Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan
pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan
pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan
SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam
bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur
sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang
sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh
badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan
transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA
KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE
FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat
dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III
dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah
pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar
di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur penulisan
dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta
yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

E. Bangunan Candi Borobudur


a. Uraian Banguan Candi Borobudur
Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi
Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya
( Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak
bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.
Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M
Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M
Pada sudut yang membelok 113 M
Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M
Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.
Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam
tiga bagian besar di antaranya :
1. Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada
hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini terdapat pada
bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga ialah yang
melukiskan hukum sebab akibat.
2. Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah
meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini
terdapat pada lorong satu sampai lorong empat
3. Arupadhatu: Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini
terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.
b. Patung
Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya
sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah

Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:
1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya
perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah dalam sikap
tangannyayang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap patung sikap tangan patung
Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam mudra
yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu
langkah V maupun pada bagian arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama
maka jumlah mudra yang pokok ada 5 kelima mudra it adalah Bhumispara – Mudra Wara –
Mudra, Dhayana – Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.
c. Patung Singa
Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa
seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang
karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga
menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan
anggun.
d. Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang
merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur, garis tengah Stupa induk
+ 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan
juga trletak di garis Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di
mana di dalamnya terdapat patung Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada
pada tingkat Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang
menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan
bangunan Candi Borobudur keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II
saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil
jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.
e. Relief
Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini tidaklah sebagaimana bangunan
aslinya karena alasan teknis maupun yang lainya maka candi di buatkan batu tambahan sebagai
penutup
Relief Karmawibhanga yang terdapat pada bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang
secara jelas menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat perbuatan dosa dan
juga hukuman yang di terima tetapi ada juga perbuatan baik serta pahalanya.
Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara lain:
- Gambaran mengenai mulut – mulut yang usil orang yang suka mabuk – mabukan perbuatan –
perbuatan lain yang mengakibatkan suatu dosa.
- Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka menolong Ziarah ke tempat suci
bermurah hati kepada sesama dan lain – lain yang mengakibatkan orang mendapat ketentraman
hidup dan dapat pahala

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari semua masalah tentang sejarah brdirinya Candi Borobudur ini ternyata dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah Candi Borobudur

Waktu didirikannya Candi Borobudur tidaklah dapat diketahui dengan pasti namun suatu
perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli
Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari
prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik
kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.

2. Letak dan Lokasi Candi Borobudur Candi

Borobudur terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yang letaknya sebelah selatan
+ 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir seluruhnya di
kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi Borobudur di antaranya di sebelah
timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung
Sindoro.

3. Nama Dan Arti Candi Borobudur

Nama Borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata Sangsekerta
berarti “ Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga asrama ( Menurut
Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa Bali “ Bedudur” yang artinya di
Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau bahasa ( Komplek Candi ) yang terletak di atas
bukit

B. Saran – Saran

Dari pembuatan karya tulis ini penulis akan menyajikan beberapa saran diantaranya:
1. kita sebagai generasi muda harus menadi generasi penerus bangsa dengan cara giat belajar dan
berlatih supaya menjadi siswa – siswi yang terampil dan bertaqwa
2. Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan bdaya bangsa dengan memelihara
tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek moyang kita
3. penulis berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada rekan generasi
muda mampu memilih dan menilia budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan
kebudayaan bangsa sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993


2. Soediman, Drs Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia Gramedia Yogyakarta, 1980

Anda mungkin juga menyukai