Anda di halaman 1dari 15

Mengkaji Pengaruh Luas Permukaan dan Konsentrasi Pereaksi terhadap

Laju Reaksi
A. Tujuan : Mengetahui seberapa besar pangaruh luas permukaan dan konsentasi pereaksi terhadap laju
reaksi.
B. Tgl praktikum : 1 November 2010
C. Tgl selesai : 1 November 2010
D. Alat & bahan :
• Keping pualam agak kasar 5 gr
• Keping pualam halus 5 gr
• HCl 1 M 50 mL
• Erlenmeyer 2
• Tabung ukur 1
• Pipet tetes 1
• Botol persedian 1
• Silinder ukur 1
• Wadah persiapan (gelas ukur) 1
• Magnesium 0,1M 50 mL
• HCl 0,5 M 50 mL

E. Langkah Kerja :
1. Susunlah alat-alat yang dibutuhkan. Seperti gambar dibawah ini.

2. Timbang 5 gr keeping pualam agak kasar . sementara itu, masukkan 50 mL larutan HCl 1 M ke dalam
gelas Erlenmeyer. Kemudian tambahakan kepingan pualam kedalam larutan HCl dan mulailah mengukur
volum gas yang terbentuk . Catat volum gas dalam interval waktu tertentu.
3. ulangi langkah 2 dengan keeping pualam yang lebih halus.

F. Hasil Pengamatan :
CaCO3 + 2HCl CaCl (aq) +H2O(l) + CO2(g)

>>Volum CO2 yang terbentuk.


Bentuk Pualam
( CaCO3) Waktu (detik)
30s 60s 90s 120s 150s 180s 210s
Besar 5 12 30 45 60 74 88
Kecil 10 35 64 86 

Mg + 2 HCl MgCl2(aq) + H2 (g)

>> Volum H2 yang terbentuk :


Reaktan Waktu (detik)
20s 40s 60s 80s 100s 120s 140s 160s 180s 200s 210s
Mg0,1M+HCl 1M 6 43 67 86 98 
Mg0,1M+HCl0,5M 2 11 24 35 44 54 64 73 82 89 97
G. Kesimpulan :
Dari kedua percobaan diatas membuktikan bahwa kelajuan reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan zat
dan konsentrasi zat tersebut. Semakin besar permukaan nya maka laju reaksi akan semakin cepat dan
semakin pekat konsentrasinya maka laaju reaksi pun semakin cepat.

Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhumemperlambat


reaksialah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan

menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan denganmenggunakan
katalis.Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpadirinya mengalami perubahan kimia
secara permanen
Praktikum Hidrolisis Garam
HIDROLISIS BEBERAPA JENIS GARAM (KELAS XI)
Tujuan : Menyelidiki beberapa jenis garam dalam air.
Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan
1. Plat 7. Larutan NH4Cl 1 M
2. Pipet tetes 8. Larutan KCl 1 M
3. Kertas lakmus merah 9. Larutan Na2CO3 1 M
4. Kertas lakmus biru 10. Larutan Na3PO4 1 M
5. Kertas lakmus universal 11. Larutan CH3COONa 1 M
6. Tabel pH
Cara Kerja :
1. Menetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-turut dengan larutan
KCl, NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4. Mencatat perubahan warna yang terjadi.
2. Menetesi masing-masing kertas indicator universal dengan berturut-turut dengan
larutan KCl, NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4. Mencatat perubahan warna yang
terjadi dan pH yang sesuai dengan warna tersebut.
Pengamatan :
Perubahan Warna
Indikator
Sifat Larutan
Larutan 1 M Lakmu Lakmu Indikator pH Perkiraan pH
Garam
s s Biru Universa
Merah l
KCl Merah Biru Kuning ± 4-6 6 Netral
NH4Cl Merah Merah Jingga ± 3 3 Asam
CH3COONa Biru Biru Hijau ±8 8 Basa lemah
Na2CO3 Biru Biru Hijau ±9 9 Basa
Na3PO4 biru biru hijau ± 10 10 Basa
Pemakaian lakmus pH > 7 : CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4.
Pemakaian lakmus pH < 7 : KCl dan NH4Cl.
Pembahasan :
1. Larutan-larutan garam tergolong :
 Netral   : KCl
 Asam     : NH4Cl
 Basa       : Na2CO3, Na3PO4, dan CH3COONa
1. Rumus asam dan garam dan termasuk ke dalam golongan :
Garam Basa Pembentuk Pembentuk Asam
Rumus Jenis Rumus Jenis
KCl KOH Basa kuat HCl Asam kuat
NH4Cl NH4OH Basa lemah HCl Asam kuat
CH3COONa NaOH Basa kuat CH3COOH Asam lemah
Na2CO3 NaOH Basa kuat H2CO3 Asam lemah
Na3PO4 NaOH Basa kuat H3PO4 Asam lemah
1. Sifat larutan garam Amonium asetat (CH 3COONH4)
Reaksi : CH3COONH4 → CH3COO- + NH4+
CH3COO- + NH4+ + H2O       CH3COOH + NH4OH
Sifat garam Amonium asetat tergantung oleh harga Ka atau Kb karena terhidrolisis total
yang tidak menghasilkan ion H+ atau OH-.
Kesimpulan :
 Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
 Asam merupakan basa yang lemah akan terhidrolisis.
 Jika terjadi hidrolisis sempurna, sifat tergantung pada harga Kb atau Ka.
 pH kurang dari 7 mempunyai sifat asam.
 pH lebih dari 7 mempunyai sifat basa.
 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial.
 Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial.
 Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis
total.
 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis.
 Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH -.
 Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H +.
Praktikum Kimia XI
Oleh v.i.d

3 Votes

LAJU REAKSI (KELAS XI)

Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan

1. Pipet 6. Labu takar 11. Corong

2. Gelas kimia 100 ml 7. Pengaduk 12. NaOH(s) → 2 gram

3. Gelas kimia 200 ml 8. Cawan 13. HCl 3 M → 41,7 ml

4. Gelas ukur besar 9. Timbangan kaki 3 14. H2SO4 → 2,8 ml

5. Gelas ukur kecil 10. Sendok kecil 15. Air → 100 ml

Cara Kerja :

 Percobaan I

1. Timbang sebanyak 2 gram NaOH(s).

2. Tuangkan NaOH (s) ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan air ± 100 ml. Kemudian aduk hingga larut.

3. Tuangkan larutan NaOH dari gelas kimia ke labu takar. Kemudian tambahkan air hingga volumenya 250 ml.

 Percobaan II

1. Ambil sebanyak 41,7 ml HCl 3 M menggunakan gelas ukur.


2. Tuangkan ke dalam gelas kimia dan tambahkan air ± 100 ml.

3. Aduk hingga rata.

4. Tuangkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan tambahkan air sampai volumenya 250 ml. Kemudian kocok.

 Percobaan III

1. Ambil 2,8 ml H2SO4 pekat menggunakan gelas ukur kecil.

2. Siapkan 100 ml air dalam gelas kimia.

3. Tuangkan sedikit demi sedikit H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia sambil diaduk hingga rata.

4. Tuangkan larutan tersebut ke labu takar dan tambahkan air sampai volumenya 250 ml. Kemudian kocok.

Perhitungan Percobaan :

 Percobaan I

Untuk membuat larutan 250 ml NaOH dari NaOH padat, maka pertama kali yang dilakukan adalah menimbang NaOH padat.

Diketahui : volumenya 250 ml, Mr NaOH 40

Ditanyakan : massa NaOH padat

Jawab :

nNaoH = 250 ml x 2 = 50 mmol = 0,05 mol

nNaOH = gram NaOH/Mr

0,05 = gram NaOH/40

Gram NaOH = 2 gram


Jadi, massa NaOH yang diperlukan adalah 2 gram.

 Percobaan II

Untuk membuat larutan 250 ml HCl 0,5 M dari HCl 3 M, pertama kali yang dilakukan adalah menghitung volume HCl.

V1.M1 = V2.M2

250.0,5 = V2.3

V2 = 41,7 ml

Jadi, volume HCl yang diperlukan adalah 41,7 ml

 Percobaan III

Untuk membuat larutan 250 ml H2SO4 dari H2SO4 padat dengan kadar air 98% adalah melakukan perhitungan sebagai berikut.

Diketahui : c = 1,8 kg/dm3, Mr H2SO4 = 98, V1 = 250 ml, M1 = 0,2 M

Ditanyakan : molaritas H2SO4 pekat dan V2

Jawab :

M =  M

V1.M1 = V2.M2

250.0,2 = V2.18

50 = 18V2
V2 = 2,8 ml

Jadi, volume H2SO4 yang diperlukan adalah 2,8 ml (warna sama persis dengan air).

Kesimpulan :

Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor :

1. Konsentrasi pereaksi.

2. Suhu.

3. Luas permukaan.

4. Katalis.

5. Tekanan.

Daftar Pustaka

 Purba, Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

TITRASI ASAM BASA (KELAS XI)

Tujuan  :

1. Menentukan konsentrasi NaOH dengan cara menetrasikan larutan HCl yang volume dan konsentrasinya tertentu

dengan larutan NaOH yang akan ditentukan konsentrasinya.

2. Membuat kurva titrasi.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan

1. Buret dan statif 5. Corong

2. Labu elmeyer 6. Larutan HCl 0,1 M


3.Gelas ukur 7. Larutan NaOH x M

4. Gelas kimia 8. Indikator PP

Cara Kerja :

1. Mengambil HCl 0,1 M sebanyak 20 ml lalu tuangkan ke dalam labu elmeyer dan beri 2-3 tetes indikator PP.

2. Mengambil NaOH secukupnya dengan gelas kimia lalu tuangkan menggunakan corong ke dalam buret setelah ditutup

krannya sampai angka nol (0).

3. Membuka kran sedikit demi sedikit sehingga NaOH menetes ke labu elmeyer yang berisi HCl sambil diguncang-

guncangkan. Menghentikan tetesan NaOH sampai warna larutan di labu elmeyer tepat akan merah.

Pengamatan :

No. Volume HCl 0,1 M Volume NaOH x M

1. 20 ml 17,5 ml

2. 20 ml 17 ml

3. 20 ml 17,5 ml

Rata-rata 52/3 = 17,3 ml

 Warna larutan tepat akan merah TAT (Titik Akhir Titrasi)

HCl penetralan (H2O)

V1.M1 = V2.M2

20.0,1 = 17,3.M2

M2 = 0,12 M

20 ml NaOH + 20 ml HCl → NaCl + H2O


M :                 2,4                      2

B :                     2                        2                 2          2

S :                   0,4                      0                 2          2

[NaOH] = 0,4/40 = 0,01

[OH-] = 10-2

pOH = 2

pH = 12

Kurva :

Volume NaOH 0,1 M Volume HCl pH Campuran

0 ml 20 ml 1

5 ml 20 ml 2 – log 56

10 ml 20 ml 2

15 ml 20 ml 3 – log 5

20 ml 20 ml 12

25 ml 20 ml 12 + log 2

30 ml 20 ml 11 + log 32

35 ml 20 ml 12 + log 4

40 ml 20 ml 12 +log 46

45 ml 20 ml 11 + log 52
50 ml 20 ml 11 + log 57

Kesimpulan :

 Titrasi asam basa adalah titrasi yang berdasarkan reaksi penetralan asam dan basa.

 Titik akhir adalah pH saat indicator berubah warna (tepat akan merah).

 Kurva titrasi adalah grafik.

 Titrasi dibagi menjadi 3, yaitu:

-       Titrasi asam kuat dengan basa kuat.

-       Titrasi asam lemah dengan basa kuat.

-       Titrasi basa lemah dengan asam.

 Jika pH pada asam ditetesi basa maka pH larutan akan naik, dan sebaliknya jika basa ditetesi asam maka pH larutan

akan turun.

Daftar Pustaka

 Purba, Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

HIDROLISIS BEBERAPA JENIS GARAM (KELAS XI)

Tujuan : Menyelidiki beberapa jenis garam dalam air.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan

1. Plat 7. Larutan NH4Cl 1 M

2. Pipet tetes 8. Larutan KCl 1 M

3. Kertas lakmus merah 9. Larutan Na2CO3 1 M


4. Kertas lakmus biru 10. Larutan Na3PO4 1 M

5. Kertas lakmus universal 11. Larutan CH3COONa 1 M

6. Tabel pH

Cara Kerja :

1. Menetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-turut dengan larutan KCl, NH 4Cl, CH3COONa,

Na2CO3, dan Na3PO4. Mencatat perubahan warna yang terjadi.

2. Menetesi masing-masing kertas indicator universal dengan berturut-turut dengan larutan KCl, NH 4Cl, CH3COONa,

Na2CO3, dan Na3PO4. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan pH yang sesuai dengan warna tersebut.

Pengamatan :

Perubahan Warna Indikator

Larutan 1 M Lakmu Indikator pH Perkiraan pH Sifat Larutan Garam


Lakmus
s Universa
Biru
Merah l

KCl Merah Biru Kuning ± 4-6 6 Netral

NH4Cl Merah Merah Jingga ±3 3 Asam

CH3COONa Biru Biru Hijau ±8 8 Basa lemah

Na2CO3 Biru Biru Hijau ±9 9 Basa

Na3PO4 biru biru hijau ± 10 10 Basa

Pemakaian lakmus pH > 7 : CH3COONa, Na2CO3, dan Na3PO4.

Pemakaian lakmus pH < 7 : KCl dan NH4Cl.

Pembahasan :

1. Larutan-larutan garam tergolong :


 Netral   : KCl

 Asam     : NH4Cl

 Basa       : Na2CO3, Na3PO4, dan CH3COONa

1. Rumus asam dan garam dan termasuk ke dalam golongan :

Basa Pembentuk Pembentuk Asam


Garam
Rumus Jenis Rumus Jenis

KCl KOH Basa kuat HCl Asam kuat

NH4Cl NH4OH Basa lemah HCl Asam kuat

CH3COONa NaOH Basa kuat CH3COOH Asam lemah

Na2CO3 NaOH Basa kuat H2CO3 Asam lemah

Na3PO4 NaOH Basa kuat H3PO4 Asam lemah

1. Sifat larutan garam Amonium asetat (CH3COONH4)

Reaksi : CH3COONH4 → CH3COO- + NH4+

CH3COO- + NH4+ + H2O       CH3COOH + NH4OH

Sifat garam Amonium asetat tergantung oleh harga Ka atau Kb karena terhidrolisis total yang tidak menghasilkan ion H + atau

OH-.

Kesimpulan :

 Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa semulanya.

 Asam merupakan basa yang lemah akan terhidrolisis.

 Jika terjadi hidrolisis sempurna, sifat tergantung pada harga Kb atau Ka.

 pH kurang dari 7 mempunyai sifat asam.


 pH lebih dari 7 mempunyai sifat basa.

 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial.

 Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial.

 Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total.

 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis.

 Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH -.

 Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H +.

Anda mungkin juga menyukai