OLEH:
Mohammad F. K. Umam
5106 100 064
1
KATA PENGANTAR
Facebook telah menjadi sebuah trend yang mencakup berbagai belahan dunia.
Ratusan juta orang telah terdaftar menjadi anggota dari situs jejaring sosial
tersebut. Diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah dan meluas
penggunaannya di seluruh dunia.
Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhaanahu wa ta’ala yang telah
memberikan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan membantu terselesaikannya karya tulis ini. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini, sehingga penulis terbuka
terhadap segala masukan demi terwujudnya kejayaan dan kemuliaan bagi umat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..............................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Permasalahan.........................................................................................3
2.3 Tujuan....................................................................................................3
1.3 Hasil dan Manfaat yang diharapkan......................................................3
Bab II : Telaah Pustaka
2.1Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Facebook .............................5
2.2Perbandingan Facebook dengan Situs Web yang Lain..........................6
2.3Kontroversi Penggunaan Facebook di Masyarakat................................8
2.4 Dampak – Dampak Sosial Penggunaan Facebook..............................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada periode awal kemunculannya sekitar tahun 70-an, tidak banyak orang
yang menggunakan internet. Internet hanya digunakan pada kalangan
terbatas, dalam hal ini militer, untuk sebuah kepentingan tertentu. Salah
satu penyebabnya adalah karena memang belum banyak layanan yang bisa
didapatkan dari internet. Barulah terjadi peningkatan pengguna internet
setelah muncul teknologi web yang memungkinkan seseorang melakukan
komunikasi dan pertukaran informasi dengan orang lain melalui sebuah
halaman yang kemudian dikenal dengan halaman web. Peningkatan tajam
jumlah pengguna internet semakin tidak dapat dihindari setelah munculnya
teknologi web 2.0 yang memungkinkan komunikasi dua arah antar
pengguna internet di seluruh dunia. Teknologi web 2.0 juga
memungkinkan terciptanya jejaring sosial (social networking) antar
pengguna internet1. Salah satu situs jejaring sosial yang terkenal adalah
1
http://en.wikipedia.org/wiki/Web_2.0
4
Facebook (facebook.com). Saat ini, pengguna Facebook diseluruh dunia
telah mencapai angka puluhan juta. Bahkan di Indonesia yang mayoritas
penduduknya muslim, situs jejaring sosial ini menempati posisi pertama
situs yang paling banyak diakses oleh pengguna internet.
Dari uraian di atas dapat kita rasakan adanya kebutuhan untuk mengkaji
lebih dalam mengenai Facebook terutama apabila dikaitkan dengan
perbuatan seorang muslim yang harus senantiasa terikat pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Facebook, sebagai salah satu produk teknologi informasi
harus dikaji penggunaannya secara mendalam dan ilmiah disamping juga
2
http://en.wikipedia.org/wiki/Criticism_of_Facebook
3
http://www.detikinet.com/kanal/398/cyber-life
5
harus disikapi dengan penyikapan yang tepat oleh kaum muslimin
sehingga izzul Islam wal muslimiin, kemuliaan Islam dan kaum muslimin,
dapat diraih. Terlebih lagi, di Indonesia yang mayoritas penduduknya
muslim masih sangat jarang ditemui kajian yang mendalam dan ilmiah
mengenai penggunaan Facebook. Oleh karena itu diperlukan keberadaan
sebuah karya tulis ilmiah yang membahas mengenai penggunaan
Facebook sebagai salah satu produk teknologi informasi dalam perspektif
Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk mendapatkan rahmat dan keridhoan
Allah SWT.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan diangkat dalam dalam karya tulis ini adalah:
1. Apakah Facebook itu dan mengapa perlu membahas Facebook?
2. Bagaimanakah perkembangan pro dan kontra penggunaan Facebook di
tengah masyarakat, khususnya umat Islam?
3. Bagaimanakah pandangan dan sikap yang tepat terhadap jejaring sosial
yang semakin marak, khususnya Facebook ditinjau dari sudut pandang
peradaban Islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami fakta dan hakikat Facebook serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan fakta tersebut,
2. Untuk memahami dampak-dampak yang diakibatkan oleh penggunaan
Facebook terutama pada generasi umat Islam.
3. Untuk merumuskan sikap yang tepat terhadap Facebook dan berbagai
macam jejaring sosial yang lain serta memberikan solusi dalam
mengatasi dampak negatif penggunaan Facebook.
6
Karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan rujukan, wacana, maklumat, dan
pemahaman baru untuk umat Islam agar dapat menyikapi penggunaan
jejaring sosial, khususnya Facebook dengan sikap yang arif dan tepat,
sesuai dengan kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Manfaat lain yang diharapkan dari karya tulis ini adalah sebagai masukan
bagi para teknokrat, khususnya teknokrat muslim, untuk ikut merumuskan
dan mendukung penggunaan teknologi jejaring sosial yang tepat dalam
kerangka peradaban Islam, sehingga teknologi tidak membawa mafsadat
atau kerusakan, justru mampu mendatangkan maslahat dan kebaikan bagi
umat Islam sehingga kejayaan dan kemuliaan kaum muslimin dapat
diwujudkan.
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Facebook adalah website jejaring sosial bebas akses yang dikelola dan
dimiliki secara privat oleh Facebook, Inc4. Para pemakai dapat bergabung
dengan jaringan yang diorganisir berdasarkan kota, tempat kerja, sekolah,
dan daerah untuk saling berhubungan dengan orang lain. Orang-orang
dapat juga menambahkan teman dan mengirimkan kepada mereka pesan-
pesan, dan membaharui profil-profil pribadi mereka untuk memberitahu
para temannya tentang diri mereka. Nama situs web itu mengacu pada
kertas facebooks yang memberi penggambaran komunitas kampus yang
diberikan oleh beberapa perguruan tinggi AS dan sekolah-sekolah kepada
para siswa baru, fakultas, dan staf sebagai suatu cara untuk berusaha
memahami orang lain di kampus.
8
menyewa apartemen di sana. Setelah beberapa minggu di Palo Alto.
Zuckerberg berhasil bertemu dengan Sean Parker (cofounder Napster), dan
dari hasil pertemuan tersebut Parker pun setuju pindah ke apartemen
Facebook untuk bekerja sama mengembangkan Facebook. Tidak lama
setelah itu, Parker berhasil mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypal)
sebagai investor pertamanya. Thiel menginvestasikan 500 ribu US Dollar
untuk pengembangan Facebook.
Belum ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik
Facebook terhadap user. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu
account baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan
Facebook setiap harinya. Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19
menit perhari untuk melakukan berbagai aktifitas di Facebook. Situs web
tersebut sekarang telah mempunyai lebih dari 200 juta para pemakai yang
aktif pada jaringan web diseluruh dunia.6 Saat ini, Facebook berada pada
urutan ke-4 situs web di dunia di bawah Google, Yahoo!, dan Youtube.
Bahkan di Indonesia, Facebook telah menjadi situs web peringkat pertama
yang paling banyak dikunjungi. 7
9
orang. Bukan hanya itu, lebih dari 18% pengguna internet tiap harinya
adalah pengguna Facebook sebagaimana yang nampak pada grafik berikut:
Dalam hal jumlah user yang membuka halaman situs web setiap harinya
setiap pengguna, Facebook juga telah melampaui pencapaian Google
seperti pada grafik berikut:
10
Gambar 3: Browsing Halaman Situs Harian Per Pengguna
8
"Red lines that cannot be crossed", The Economist, July 24, 2008. Retrieved August 17, 2008.
9
Shahi, Afshin. "IRAN’S DIGITAL WAR", Daily News Egypt, July 27, 2008. Retrieved August 16,
2008.
10
http://internationalbroadcastingmonitor.blogspot.com/2009/03/iran-unblocks-facebook-and-
youtube.html
11
Benzie, Robert."Facebook banned for Ontario staffers", TheStar.com, May 3, 2007. Retrieved
August 16, 2008.
11
Di Indonesia, kontroversi seputar Facebook semakin menguat seiring
dengan munculnya fatwa sejumlah ulama Jawa Timur dan Madura
mengenai penggunaan Facebook. Pondok Pesantren se Jawa-Madura yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3)
bahkan mengharamkan pemanfaatan situs jejaring sosial ini secara
berlebihan, seperti mencari jodoh maupun pacaran.
Tanggapan terhadap fatwa tersebut pun datang silih berganti baik melalui
forum formal atau sekedar diskusi kecil antar pengguna Facebook. Yang
menanggapi pun terdiri dari berbagai kalangan. Salah satunya disampaikan
oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan (Kalsel)
Prof H Asywadie Syukur Lc. Beliau berpendapat, keberadaan Facebook
(salah satu sarana komunikasi lewat dunia maya) bisa haram dan tidak.
Mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin
itu nampaknya berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat mengenai
Facebook yang belakangan ramai menjadi pembicaraan di berbagai
kalangan di Indonesia, demikian dilaporkan, Minggu (24/4).13
Bahkan kabarnya, para santri dan ustad se-Jawa Madura akan kembali
menggelar acara Bahtsul Masail (diskusi) di Pondok Pesantren Al Falah,
Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu
(27/05/2009).
12
http://www.detikinet.com/kanal/398/cyber-life
13
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/24/08194589/Facebook.Haram
12
Acara yang diikuti 240 santri dari 120 ponpes ini akan membahas masalah
jejaring sosial Facebook yang baru dihasilkan Bahtsul Masail Ponpes
Lirboyo, Kediri. Menurut keterangan Abdul Manan selaku panitia acara,
hasil Bahtsul Masail Ponpes Lirboyo telah menjadi keputusan yang
kontroversial. Lebih dari 80 persen kalangan pesantren dan akademisi
menolak pengharaman Facebook. Dan Ponpes Al Falah, menurut Abdul
Manan, juga menyepakati penolakan tersebut.14
13
“The Benefits of Facebook ‘‘Friends:’’ Social Capital and College
Students’ Use of Online Social Network Sites”. Dalam jurnal tersebut
mereka menyatakan bahwa keberadaan Facebook akan meningkatkan
modal sosial (social capital). Modal sosial adalah keuntungan yang kita
peroleh dari hubungan kita dengan orang lain. Dalam kesimpulannya
mereka menuliskan bahwa terdapat sebuah hubungan yang sangat erat
antara penggunaan Facebook dengan peningkatan modal sosial, terutama
dalam lingkup penghubungan satu orang dengan yang lain. Penggunaan
internet yang tidak dibarengi penggunaan Facebook tidak akan
berpengaruh pada modal sosial seseorang atau organisasi.17 Hal tersebut
digambarkan oleh Nicole B. Ellison dalam grafik berikut:
17
Nicole B. Ellison, Charles Steinfield, Cliff Lampe. The Benefits of Facebook ‘‘Friends:’’ Social
Capital and College Students’ Use of Online Social Network Sites. Department of
Telecommunication, Information Studies, and Media, Michigan State University, 2007.
14
Namun, sebagian tulisan yang lain justru menulis yang sebaliknya, yakni
mengenai dampak negatif Facebook. Di antara efek negatif yang sering
dipublikasikan oleh media adalah mengenai dampak psikologis dari
jejaring sosial. Saat ini situs-situs pertemanan di dunia maya semakin
manjamur dan sudah seperti gaya hidup tersendiri masyarakat modern.
Namun ternyata hubungan sosial yang terbentuk melalui situs-situs
pertemanan seperti Facebook atau Friendster perlu untuk diwaspadai, hal
ini dikarenakan hasil riset pakar dari Inggris mempublikasikan sebuah
hasil yang cukup mencengangkan. Situs-situs pertemanan tersebut
memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika sampai mencandu. Penelitian
yang dipublikasikan di Biologist, jurnal terbitan The Institute of Biology,
Inggris, paparan dari Dr. Aric Sigman memberikan gambaran bahwa
kebiasaan bergaul via situs pertemanan tersebut berpotensi mengurangi
kegiatan sosialisasi antar manusia di kehidupan nyata. Hal inilah yang
kemudian akan berdampak pada sisi-sisi biologis manusia. Beberapa
diantaranya adalah mengubah alur kerja gen, menghambat respons sistem
imun, tingkat hormon, dan fungsi arteri serta memengaruhi kondisi mental.
Buntutnya, hal tersebut akan meningkatkan potensi resiko gangguan
kesehatan seperti kanker, stroke, penyakit jantung dan dementia (kelainan
jiwa).
Sigman yang sudah lama memperhatikan gejala sosial seperti ini sejak
tahun 1987 menilai bahwa interaksi antar manusia secara face to face kian
menurun. Hal ini lebih disebabkan oleh berkembangnya teknologi, seperti
email dan SMS yang lebih disukai sebagai alat interaksi pengganti diri.
Terlebih kini sudah ada situs pertemanan yang semakin menjamur yang
semakin membelenggu manusia dalam kesenangan pribadi yang
individual. Menurut Sigman situs-situs pertemanan tersebut bukannya
menjadi alat untuk mempertinggi sebuah hubungan, namun malah
menggantikan hubungan sosial yang telah ada.
15
Dari beberapa dampak buruk yang telah disebutkan tersebut, yang paling
berbahaya adalah perubahan kondisi mental, pada kasus nyata adalah
beberapa waktu yang lalu bagaimana situs pertemanan Facebook mampu
membuat Edward Richardson, pria asal London, membunuh istrinya hanya
gara-gara hal sepele, yakni mengetahui bahwa mantan istrinya mengganti
status ”single” pada Facebooknya. Kejadian ini merupakan bentuk
bagaimana bahasa virtual ternyata sudah mampu mempengaruhi kondisi
kejiwaan seseorang.18
18
http://www.dailymagz.com
16
BAB III
METODE PENULISAN
Karya tulis ini disusun secara deskriptif atau paparan, yaitu menguraikan
dan menjelaskan tentang definisi dan sejarah perkembangan Facebook,
dampak-dampak sosial yang ditimbulkan Facebook, solusi teknis
mengenai penggunaan fitur-fitur Facebook serta solusi pemanfaatan
Facebook dalam perspektif Islam berdasarkan Al-Qu’ran dan As-Sunnah.
17
3. 3. Metode Pengolahan Data dan Informasi
Dari studi pustaka yang dilakukan dalam penulisan Karya Ilmiah ini,
digunakan dua metode mengolah data dan informasi yaitu,
1. metode deskriptif, dengan menganalisa informasi dan memberikan
prediksi gambaran mengenai masalah yang akan dibahas
2. metode deduktif, dengan memproses analisis informasi yang diperoleh
dengan pemberian argumentasi melalui berpikir logis dan bertolak dari
pernyataan yang bersifat umum menuju suatu kebenaran yang bersifat
khusus.
18
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kemajuan IPTEK bukanlah suatu hal yang baru bagi umat Islam.
Justru di tangan umat Islamlah ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang sedemikian pesat dan melampaui pencapaian yang
pernah dicapai oleh bangsa manapun. Hal tersebut bisa kita temui
ketika umat Islam bersatu dalam sebuah institusi Khilafah selama
kurun waktu 13 abad. Andalusia ketika diperintah kaum Muslim
menjadi pusat peradaban. Universitasnya menjadi pusat pandangan
para pelajar di seluruh Eropa. Kemajuan kaum Muslim jauh
melampaui Eropa kala itu. Prof. Sigrid Hunke dalam bukunya,
Allah’s Sonne ueber dem Abendland, menyatakan:
“Tujuh ratus tahun sebelum orang Inggris Newton dan orang Jerman
Leibniz, dua ilmuwan Muslim sudah memikirkan hitung diferensial.
Mereka adalah seorang dokter dan filosof Ibnu Sina (980-1037) alias
19
Sigrid Hunke. Allah’s Sonne ueber dem Abendland. Frankfurt, Fischer, 1990.
19
Avicenna, serta teolog al-Ghazali (1053-1111) alias Algazel. Ibnu
Sina, yang pada usia sepuluh belajar aritmetika India pada seorang
pedagang arang, tumbuh menjadi matematikawan dan astronom
yang sangat produktif dan kreatif. Dia memperkaya seluruh cabang
ilmu pengetahuan, 'yang sebelumnya tidak ada orang yang sampai ke
sana'. Di antaranya dia mengungkapkan adanya problem besaran
yang tidak terhingga kecil, baik dalam agama maupun fisika dan
matematika; suatu hal yang pada abad-17 mengantarkan Newton dan
Leibniz pada infinitesimal dan kemudian membentuk ilmu
kalkulus.”20
20
Sigrid Hunke. Allah’s Sonne ueber dem Abendland. Frankfurt, Fischer, 1990.
20
ilmu dasar umat Muslim mulai kendur, teknologi mereka masih
cukup tinggi untuk bertahan jauh lebih lama.21
Para konglomerat pun menjadi sangat antusias dan bangga jika dapat
berbuat sesuatu untuk peningkatan taraf ilmu pengetahuan atau
pendidikan masyarakat, seperti misalnya membangun perpustakaan
umum, observatorium, ataupun laboratorium, lengkap dengan
menggaji pakarnya.
21
Ahmad Y. al-Hassan & Donald R. Hill. Islamic Technology: an illustrated History. Unesco,
1986. (Terjemahan oleh Yulian Liputo: Teknologi dalam Sejarah Islam. Bandung, Mizan, 1993).
22
Roji al-Faruqi. Atlas Budaya Islam.
21
Motivasi pencarian ilmu salah satunya dimulai dari ayat Al-Qur’an
surat Al-Mujadalah Ayat 11 yang artinya:
23
Yusuf Qardhawi. Metode & Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah. Bandung, Rosda,
1991.
24
Julius Suriasumantri. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1983.
22
“Apakah kalian tidak memperhatikan, bagaimana unta diciptakan,
atau langit, bagaimana ditinggikan…." (QS al-Ghasiyah: 17-18).
Karena itu, tidak aneh bahwa pada masa Khalifah al-Makmun, para
pelajar ilmu tafsir akan menyandingkan buku astronomi Almagest
karya Ptolomeus (astronom Mesir kuno) sebagai 'syarah' dari surat
al-Ghasiyah tersebut.
Kaidah ushul, "Mâ lâ yatim al-wâjib illâ bihi fahuwa wâjib (Apa
yang mutlak diperlukan untuk menyempurnakan sesuatu kewajiban
hukumnya wajib pula)," juga memiliki peran yang besar. Ketika
kaum Muslim melihat bahwa untuk menyempurnakan jihad melawan
adikuasa Romawi diperlukan angkatan laut yang kuat, maka mereka
—berpacu dengan waktu—mempelajari teknik perkapalan, navigasi
dengan astronomi maupun kompas, mesiu, dsb. Jika untuk
mempelajari ini mereka harus ke Cina yang waktu itu lebih dulu
mengenal kompas atau mesiu, mereka pun pergi ke sana, sekalipun
menempuh perjalanan yang berat, dan harus mempelajari sejumlah
bahasa asing.
Dengan ontologi syariat ini, kaum Muslim pada masa lalu berhasil
mendudukkan skala prioritas pembelajaran dan penelitian secara
tepat, sesuai dengan ahkâm al-khamsah (hukum yang lima: wajib-
sunah-mubah-makruh-haram) dari perbuatannya.25
25
Yusuf Qardhawi. Fikih Prioritas, Sebuah Kajian Baru. Jakarta, Robbani Press, 1996.
23
menjadi haram dipelajari, karena epistemologinya adalah dipelajari
sambil dipraktikkan. Jadi, bagaimana mungkin mempelajari suatu
ilmu yang praktikumnya saja akan berarti kemaksiatan?
26
Bahkan ketika putra Nabi saw. wafat, dan saat itu bertepatan dengan adanya gerhana, lalu kaum
Muslim menghubung-hubungkan peristiwa gerhana itu dengan kematian anak seorang nabi, Nabi
saw. sendiri justru menyatakan bahwa gerhana terjadi bukan karena kelahiran atau kematian
seseorang.
24
4.2 Facebook dalam Pembahasan Peradaban Islam
25
Nabhani kemudian menspesifikasikan penggunaan kedua istilah
tersebut ke dalam bukunya Nizhâm al-Islâm. Menurut An-Nabhani,
hadhârah adalah sekumpulan persepsi—yang dimanifestasikan
dalam perilaku—tentang kehidupan. Adapun madaniyah adalah
bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang
digunakan dalam berbagai aspek kehidupan.29
26
Artinya, penggunaan Facebook selama tidak berhubungan dengan
hadharah dan suatu pandangan hidup tertentu di luar Islam
diperbolehkan oleh syara’ berdasarkan hadits Rasulullah: "Antum
a‘lamu bi umûri dunyâkum" (Kalian lebih mengetahui urusan dunia
kalian).
Ditinjau dari segi konten atau isinya, tentu saja akun Facebook setiap
orang memiliki konten yang unik dan khas, berbeda satu sama lain.
Perbedaan itu bisa ditandai oleh nama pengguna dan passwordnya,
foto yang dipublikasikan, tulisan-tulisan komentar, dan berbagai
macam fitur klasifikasi yang lain. Dalam peninjauan aspek konten
atau isinya, hampir mustahil Facebook dikategorikan ke dalam
32
http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/30/facebook-bisa-sebagai-sarana-dakwah
27
madaniyah yang bersifat universal. Tulisan, komentar, diskusi, atau
kata-kata yang terdapat dalam akun Facebook seseorang sedikit
banyak pastilah terkait dengan hadharah atau pandangan hidup
tertentu. Misalkan saja ada komentar sebagai berikut: “eh, kemaren
lo habis ribut dengan pacar yah?” atau “katanya sih dia udah nggak
ngejalin hubungan lagi dengan M, udah putus”. Dua komentar
tersebut jelas terkait dengan sebuah pandangan hidup yaitu mengenai
pergaulan. Pandangan yang disampaikan adalah kebiasaan-kebiasaan
dalam pacaran.
33
http://en.wikipedia.org/wiki/Hot_or_Not
28
sebuah kemaksiatan di sisi Allah SWT. Allah menyatakan secara
tegas dalam Al-Qur’an:
Begitu juga semua pemikiran dan ide yang tidak bersandar pada
wahyu; semuanya merupakan pemikiran dan ide thâghût, yakni ide
dan pemikiran yang hanya memperturutkan hawa nafsu. Karena itu,
semua itu merupakan ide-ide sesat dan akan menyesatkan manusia
dari jalan yang lurus. Sebab, thâghût hanya menginginkan untuk
menyesatkan manusia sejauh-jauhnya. Maka tidak diperbolehkan
bagi seorang muslim untuk menyeru, mempublikasikan, atau
memasang gambar yang berkaitan dengan suatu pemikiran dan ide
selain Islam. Misalnya pada Facebook menampilkan kecintaan
terhadap ide-ide komunis dan memberikan gambar yang sesuai
dengan ide tersebut sebagaimana yang terlihat dalam halaman
Facebook berikut:
34
Al-Baydhâwiy, Tafsîr al-Baydhâwiy I/558, Dar al-Fikr. Beirut.
29
Gambar 5: Tampilan Group Facebook Communist League
30
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan wanita-wanita Mukmin, hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS al-Ahzâb
[33]: 59)
35
Taqiyuddin An-Nabhani. Nidhomul Ijtima’i fil Islam. Beirut, Darul Ummah, 2003.
31
bergejolak. Sebab, gejolak naluri bukan berasal dari faktor-faktor
internal, sebagaimana halnya dorongan kebutuhan jasmani,
melainkan karena faktor-faktor eksternal, yaitu dari fakta-fakta yang
terindera dan pikiran-pikiran yang dihadirkan. Dengan demikian
umat Islam tidak diperbolehkan mengakses terlebih lagi
mempublikasikan foto-foto yang mengumbar aurat dan merangsang
syahwat dengan memanfaatkan Facebook semisal halaman Facebook
salah seorang artis terkemuka berikut:
32
Untuk melakukannya dibutuhkan pemahaman terhadap konsep
hadharah dan madaniyah. Aktifitas penggunaan Facebook yang
diharamkan sebagian sudah disampaikan di atas walaupun sebenarnya
masih banyak aktifitas lain yang perlu dihindari semisal gosip, ghibah,
berkata kotor, dan lain sebagainya. Apalagi terdapat sebuah kaidah
ushul fiqh: “Ath Thariqu Ila Haram, Haram”. Segala aktifitas yang
membawa kepada hal yang haram, maka hukumnya haram juga.
Semisal setelah berkomunikasi melalui Facebook, seseorang kemudian
melakukan zina. Maka penggunaan Facebook dalam konteks ini adalah
haram juga. Seorang muslim harus senantiasa menjaga dirinya (‘iffah)
dari segala hal yang dimurkai Allah Ta’ala.
33
Gambar 5: Tampilan Facebook Belajar Islam
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
35
5.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Web_2.0
http://en.wikipedia.org/wiki/Criticism_of_Facebook
http://www.detikinet.com/kanal/398/cyber-life
http://alexa.com/topsites
http://internationalbroadcastingmonitor.blogspot.com/2009/03/iran-unblocks-
facebook-and-youtube.html
http://www.detikinet.com/kanal/398/cyber-life
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/05/24/08194589/Facebook.Haram
http://news.okezone.com/read/2009/05/28/1/223917/1/bahtsul-masail-tandingan-
facebook-haram-digelar.html
http://news.okezone.com/read/2009/05/27/1/223585/1/muhammadiyah-tolak-
facebook-diharamkan
http://news.okezone.com/read/2009/05/27/1/223590/1/muhammadiyah-miliki
jamaah-facebookiah
http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/30/facebook-bisa-sebagai-sarana-dakwah
http://en.wikipedia.org/wiki/Hot_or_Not
http://www.dailymagz.com
37
Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 6 Nomor 1, Lembaga
Penelitian Universitas Terbuka, Jakarta: Maret 2005
Hunke, Sigrid. Allah’s Sonne ueber dem Abendland. Fischer. Frankfurt: 1990
Ellison, Nicole, dkk. The Benefits of Facebook ‘‘Friends:’’ Social Capital and
College Students’ Use of Online Social Network Sites. Department of
Telecommunication, Information Studies, and Media, Michigan State
University, Michigan: 2007.
Qardhawi, Yusuf. Fikih Prioritas, Sebuah Kajian Baru. Robbani Press, Jakarta:
1996.
38