Borobudur
Mengetahui :
Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis
menyadari bahwa berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis dengan judul “Tinjauan Historis Candi Borobudur”.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir
madrasah dan ujian akhir nasional. Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini
penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.Bapak Drs.Jalalludin Istc. selaku kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Darut Tafsir.
2.Ibu Yani Mulyani SE. Selaku Guru Bidang Study.
3. Rekan-rekan kami yang telah bekerja sama dalam penulisan makalah ini.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan
dukungan dan dorongan kepada kami.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan dibalas
dengan pahala yang berlipat ganda. Amin dan semoga karya tulis ini bermanfaat,bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya,
oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati
demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Perumusan Masalah 2
1.5 Tujuan Penulisan 3
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas
Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi
ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi
ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab
Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut
ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi
atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta.
Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu
digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung
berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu,
bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad.
Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia
sekitar abad ke-15.
Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles
mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro
daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles
segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki
lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak
belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan
bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada
Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles
mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan
mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali.
Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan
UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar
keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur
dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai
dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun
1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau
Warisan Dunia oleh UNESCO.
Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang
berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang
Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada
kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya
berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu.
Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem
pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran
yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha.
Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin
mempelajari ajaran Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah
berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4
abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
2.3.3 Tahapan pembangunan candi Borobudur
Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850
M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai
piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang
dibongkar.
Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak
lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti
tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu
stupa besar di tengahnya.
Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas
pintu.
2.3.4 Ikhtisar waktu proses pemugaran candi Borobudur
Foto pertama Borobudur dari tahun 1873. Bendera Belanda tampak pada stupa utama
candi.
1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa,
mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles
memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang
dipenuhi semak belukar.
1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.
1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan
perawatan candi Borobudur.
1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise
dan Perang Dunia II.
1956 - pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang
ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
1963 - pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur,
tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
1968 - pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk
menyelamatkan Borobudur.
1971 - pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai
Prof.Ir.Roosseno.
3.2 Saran
1) Sebaiknya pemerintah pusat dan daerah harus lebih giat lagi untuk promosi candi-
candi yang ada di Indonesia.
2) Pedagang yang tidak teratur sebaiknya segera ditertibkan.
3) Semakin ditingkatkan fasilitas dan kebersihan serta keamanan untuk menjaga suasana
yang kondusif.
4) Mari bersama-sama kita jaga kelestarian seluruh warisan budaya bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Parmono, Atmadi. Beberapa Desain Arsitektur Prinsip Temples di Jawa: Sebuah studi
melalui proyeksi bangunan pada relief Candi Borobudur, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1988.
Luis O. Gómez dan Hiram W. Woodward, Jr. Borobudur: Sejarah dan makna dari
Monumen Budha, Berkeley: Univ. California, 1981.
Adrian Snodgrass. The symbolism of the stupa . Southeast Asia Program. Ithaca, NY:
Cornell University, 1985.
Dr. Soekmono, Candi Borobudur - Pusaka Budaya Umat Manusia, Jakarta: Pustaka
Jaya, 1978.
Wiji Utomo, Yunanto, Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9,”, 01 Juni 2009.
“Borobudur”, , 12 Mei 2009.
Budi N.D. Dharmawan, Sedikit Catatan Penutup,”, 4 Juni 2009.
“BOROBUDUR”, , 03 September 2007.
Lelosusilo, Pembangunan Piramida dan Borobudur Dibantu Makhluk Luar Angkasa,”,
22 Juni 2009.
“filosofi-borobudur”, , 07 Desember 2008.
“candi borobudur”, , 08 Mei 2009.