Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang
yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau
persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama
jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan
tertanggung. Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa
menyebutkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penikmatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih lengkap
jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD. Menurut
ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak
pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2 (dua)
jenis asuransi, yaitu:
b. Ansuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial,
dapat diketahui dari rumusan:
“untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.”
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan diarahkan pada jenis
asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 di
persempit hanya melingkupi jenis asuransi jiwa, maka urusannya adalah:
“Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang diasuransikan.”
Definisi inilah yang akan dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa selanjutnya.
Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam
Ordonantie op het Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941).
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf Ordonansi tersebut:
Terjemahnnnya.
“Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah
diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi
termasuk di dalamnya, sedangkan asuransi kecelakaan tidak termasuk dalam asuransi
jiwa”.
Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa dengan berlakunya
undang-undang ini, maka Ordonantie op het Levens Verzekering Bedrijf dinyatakan tidak
berlaku lagi. Adapun yang dimaksud dengan ‘undang-undang ini’ adalah Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1992. Oleh karena itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa
berdasarkari Ordonansi ini karena sudah tidak berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa
sudah tercakup dalam Pasal 1 angka (1) nomor 2 Undang-Undang Tahun 1992.
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308 KUHD.
Jadi hanya 7 (tujuh) pasa. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasalpun yang memuat rumusan
definisi asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jlka definisi asuransi dalam Pasat 1
angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dijadikan titik totak pembahasan dan ini
ada hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang membolehkan
orang mengasuransikan jiwanya.
“Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian”.
“Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau
persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya”.
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat mengasuransikan
jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi
jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan
dalam perjanjian.
“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi
dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil) asuransi mengikatkan diri
selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan
penanggung sebagai akibat langsung dan meninggalnya orang yang jiwanya
dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan,
mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk
oleh penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya”.
a. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dengan tegas di nyatakan bahwa pihak-
pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung,
sedangkan Purwosutjipto menyebutnya penutup (pengambil) asuransi dan penanggung.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan secara tertulis
dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis
asuransi jiwa memuat:
b. Nama tertanggung;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama
sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD).
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk
mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari dan
tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar
premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu
berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau
pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal
pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu
dan penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan
tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan.
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa tanpa
badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi Jiwa.
Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal
melalui wujud badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya
diasuransikan, baik sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan. Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung
dan orang yang jiwanya diasuransikan itu berlainan.
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi. artinya
dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1
januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu terjadi
evenemen, maka penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau
orang yang ditunjuk sebagai penikmat (beneficiary).
Jumlah Asuransi
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat diadakan
asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat
dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal
berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305
KUHD, perkiraan jumlah dan syarat-syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh
perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas
tersebut, asas kepentingan dan asas keseimbangan alam.asuransi jiwa dikesampingkan.
Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi
berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah asuransi yang
disetujui oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi.
Penanggung, Tertanggung, Penikmat
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan
tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai imbalan
premi yang diterimanya dari tertanggung. Jika terjadi evenemen yang menjadi beban
penanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian. Dalam asuransi jiwa,
jika terjadi evenemen matinya tertanggung, maka penanggung wajib membayar uang
santunan, atau jika berakhirnya jangka waktu usuransi tanpu terjadi evenemen, maka
penanggung wajib membayar sejumlah uang pengembalian kepada tertanggung.
Penanggung adaiah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam
penanggulanggan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang
diasuransikan. Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik swasta atau
badan hukum milik negara.
Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus dicantumkan
dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party interest theory),
dalam asuransi jiwa, pihak ketiga yang berkepentingan itu disebut penikmat. Penikmat ini
dapat berupa orang yang ditunjuk oieh tentanggung atau ahli waris tertanggung.
Munculnya penikmat ini apabila terjadi evenemen meninggalnya tertanggung. Dalam hal
ini, tertanggung yang meninggal itu tidak mungkin dapat menikmati santunan, tetapi
penikmat yang ditunjuk atau ahli waris tertanggunglah sebagai yang berhak menikmati
santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika asuransi itu berakhir tanpa terjadi
evenemen meninggalnya tertanggung?. Dalam hal ini tertanggung sendiri yang
berkedudukan sebagai penikmat karena dia sendiri masih hidup dan berhak menikmati
pengembalian sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung.
Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan dengan asuransi jiwa
untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak mempunyai
kewajiban membayar premi terhadap penanggung. Asuransi diadakan untuk
kepentingannya, tetapi tidak atas tanggung jawabnya. Apabila tertanggung
mengasuransikan jiwanya sendiri, maka tentanggung sendiri berkedudukan sebagai
penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Dalam hal ini
tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan sekaligus penikmat yang berkewajiban
membayar premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga
(penikmat) harus dicantumkan dalam polis.
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan keharusan
mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kerugian,
Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan Pencantuman bahaya-bahaya
yang menjadi beban penanggung. Mengapa tidak ada keharusan mencantumkan bahnya
yang menjadi beban penanggung dalam polis asuransi jiwa?. Dalam asuransi jiwa yang
dimaksud dengan hahaya adalah meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan.
Meninggalnya seseorang itu merupakan hal yang sudah pasti, setiap makhluk bernyawa
pasti mengalami kematian. Akan tetapi kapan meninggalnya seseorang tidak dapat
dipastikan. lnilah yang disebut peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa.
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya seseorang sebagai
salah satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen ini
hanya 1 (satu), maka tidak perlu di cantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan
meninggalnya seorang tertanggung atau orang yang jiwanya diasuransikan merupakan
risiko yang menjadi beban penanggung dalam asuransi jiwa. Evenemen meninggalnya
tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka
waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi sampai jangka waktu asuransi berakhir.
Kedua-duanya menjadi beban penanggung.
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung kepada
penikmat dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang
tercantum dalam polis. Penikmat yang di maksud adalah orang yang ditunjuk oleh
tertanggung atau orang yang menjadi ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan
menikmati santunan sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan
merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu meninggalnya tertanqgung dalam jangka
waktu berlaku asuransi jiwa.
Akan tetapi, apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi
peristiwa meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi
jiwa, berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang dan penanggung yang jumlahnya
telah ditetapkan berdasarkan perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan dengan
asuraransi kerugian. Pada asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa terjadi
evenemen, premi tetap menjadi hak penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa, premi
yang telah diterima penanggung dianggap sebagai tabungan yang dikembalikan kepada
penabungnya, yaitu tertanggung.
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah
meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara
tertanggung dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi
peristiwa meninggalnya tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar uang
santunan kepada penikmat yang ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya.
Sejak penanggung melunasi pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi
jiwa berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak
meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian, suatu
perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak
telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir sejak
penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan meninggalnya tertanggung.
Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak terjadi evenemen yang diikuti dengan
pelunasan klaim.
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu terjadi
bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku
asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir.
Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa penanggung akan mengembalikan
sejumtah uang kepada tertanggung apabila sampai jangka waktu asuransi habis tidak
terjadi evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku
asuransi habis diikuti dengan pengembalan sejumlah uang kepada tertanggung.
“Apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah
meninggal, maka asuransinya gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian
tersebut, kecuali jika diperjanjikan lain”,
Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn lain” memberi peluang
kepada pihak-pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari ketentuan pasal ini,
misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan sah asalkan tertanggung betul-
betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu. Apablia asuransi jiwa itu gugur,
bagaimana dengan premi yang sudah dibayar karena penanggung tidak menjalani risiko?
Hal ini pun diserahkan kepada pihak-pihak untuk memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD
ini mengatur asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga.
“Apabila orang yang mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati,
maka asuransi jiwa itu gugur”.
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir.
Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran
premi sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan
asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar
menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada
masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali
pembayaran (secara bulanan), bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa
didasarkan pada perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan
pihak-pihak yang dicantumkan dalam polis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak orang berpikir kompensasi itu sebagai uang, yang diterima dalam bentuk upah,
gaji, dan insentif. Pengeluaran tunai ini merupakan bagian yang paling besar dari biaya
kompensasi yang dikeluarkan oleh pemberi kerja. Tunjangan dan jasa disebut juga
proteksi atau kompensasi tidak langsung yang diberikan/disediakan oleh perusahaan.
Jenis proteksi atau kompensasi tidak langsung ini hamper mencapai 55 % dari rata - rata
biaya kompensasi perusahaan, dan bahkan dikebanyakan Negara - Negara industri maju
dengan persentase lebih tinggi
Pada lima tahun yang lalu, tunjangan dan jasa hanya dianggap sebagai jaminan pelengkap
sebab tunjangan ini relatif tidak berarti atau kecil sebagai komponen kompensasi. Pada
awal tahun 1940, setelah perang dunia II mendorong pemerintah di berbagai Negara
untuk mengatur kenaikan upah dan gaji. Untuk mendapatakan dan mempertahankan para
pekerja selama perang, banak perusahan menambah atau meningkatkan jumlah
tunjangan. 50 tahun kemudaian setelah perang dunia II, penggunaan tenaga kerja terkait
dengan tunjangan dan jasa, dan terus berkembang hingga saat ini. Untuk mengetahui
perkembangan tunjangan dan jasa, dapat diketahui dari beberapa tunjangan yang
diberikan oelh suatu perusahaan kepada pekerjanya.
BAB II
ISI
Proteksi merupakan sistem perlinduangan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk
imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oelh prusahan kepada
pekerja. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari sisi financial, kesehatan,
maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga pekerja dapat beraktivitas dengan
tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai tambah
perusahaan.
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keaharusan bagi perusahaan yang
diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang - udangan. Dalam melaksanakan
program prteksi, banyak perusahaan bekerja sama dengan perusahan asuransi yang
memberikan peranggungan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan,
financial atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di
kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing
- masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing -
masing .
Pemberian proteksi diantara masing - masing karyawan dipengaruhi oleh berbagai Faktor
yaitu :
Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin besar pula
tanggung jawab yang diembannya. Seorang CEO, sebagai pimpinan tertinggi dalam
perusahaan, mengeban tanggung jawab paling besar terhadap kelangsugan usaha
perusahan. Semakin tinggi tanggung jawab yang diemban oelh seorang, semakin tinggi
pula proteksi yang diberikan oleh perusahaan. Sebagai contoh, Seorang Manager
Treasury atau Branch Manger pada Bank memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi dari
pada Dealer yang bertugas di Dealing Room. Oleh karena itu, tingkat proteksi yang
diberikan oleh perusahaan kepada Manager Treasury atau Branch Manager lebih tinggi
dari Dealer, Mislanya dari Kualitas tunjangan kesehatan.
Skill (Keahlian)
Karyawan yanglebih mengandalkan kemapuan kerja otak atu mental, misalnya analis,
programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini sering disebut dengan
“White Collar” kelas pekerja ini biasanya memeperoleh tingkat proteksi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue
Collar)
Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering kali
berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang perminyakan, yang bekerja
di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja di darat. Semakin berat kondisi kerja
yang dihadapi oleh pekerja, semakin tinggi program proteksi yang diterapkan.
Government Rule (Peraturan Pemerintah)
Imbalan tidak langsung adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan
yang tidak dikatikan dengan kinerja karyawan. Imbalan tidak langsung dapat
dikelompokan dalam 2 (dua) bagian, yaitu Imbalan yang disyaratkan oleh ketentuan
perundangan - undangan, seperti jaminan keamana, keselamatan dan kesehatan, dan
Santunan. Imbalan tidak langung dapat berperan dalam
Pencarian Tujuan Sosial atau Masyarakat
Pencapaian Tujuan Perusahaan
Pencapaian Tujuan Karyawan
Resiko financial yang dihadapi oleh karyawan dan keluarga mereka dapat disebar atau
dibervarifikasi melalui lembaga asuransi. Apabila resiko yang ditanggung tersebut benar
- benar terjadi, maka perusahan asuransi akan memberikan jaminan atau pertanggungan
kepada pekerja sesuai dengan jumlah polis ang telah disepakati. Jaminan asuransi yang
dapat diberikan kepada karyawan antara lain :
Asuransi Kesehatan
Asuransi Keseahtan dapat berbentuk asuransi kesehatan umum, asuransi mata, asuransi
gigi, dan asuransi kesehatan mental. Asuransi akan menanggung biaya - biaya tersebut
sampai dengan jumlah tertentu. Hal ini akan memberikan rasa aman bagai karyawan
karena mereka tidak perlu mengeluarkan dana secara penuh untuk proses penyembuhan.
Premi yang dibayar perusahaan kepada perusahaan asuransi dipotong dari gaji karyawan
setiap bulan dengan persentase tertentu.
Asuransi Medis
Asuransi medis membayar berupa biaya untuk pengobatan, kecelakaan, dan biaya rawat
inap di rumah sakit sampai pada batasan atau besarnya polis. Sebagai tambahan,
kebanyakan polis berisi daftar jaminan. Daftar ini menetapkan penyakit, kecelakaan, atau
biaya opname yang ditanggung dan berapa biaya yang akan dibayar. Sebaliknya
penanggung setuju untuk membayar semua atau sebagian biaya yang dikeluarkan
(tergantung kesepakantan antarperusahaan dengan asuransi).
· Asuransi penglihatan
Perawatan mata yang mencakup pengujian dan kacamata adalah suatu jenis jaminan yang
sedang berkembang.
· gigi,
Polis asuransi gigi lingkupnya cenderung menjadi kecil. Di samping sudah dikurangi oleh
ketentuan asuransi perusahaan
· kesehatan mental
Jaminan asuransi kesehatan mental adalah untuk membayar psikiater oleh penyuluhan
(konseling). Walaupun kebanyakan polis mempunyai batas khusus, kelihatannya ini
cenderung akan menjadi asuransi kesehatan mental yang diadakan oleh perusahaan
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kesehatan, dimana asuransi jiwa hanya
menganggung diri pribadi karyawan. Pemberian asuransi jiwa akan dapat memberikan
rasa aman bagi pekerja dalam bentuk proteksi polis kepada keluarga karyawan apabila
terjadi kecelakan kerja yang dapat menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan
mengalami cacat permanent sehingga tidak dapat bekerja secara permanent
Apabila karyawan mengalami ketidak mampuan fisik atau mental sehingga tidak dapat
bekerja secara penuh, secara ekonomis perusahaan tidak mungkin membiayai karyawan
yang tidak produktif. Oleh karena itu, perusahan mengikutsertakan karyawan dalam
program asuransi
Kehilangan pekerjaan (baik karena PHK atau sebab lain) akan memberikan dampak
buruk bagi ekonomi rumah tangga karyawan. Dampak buruk ini dapat diminimalisir
dnegan menerapkan program jaminan pendapatan bagi pekerja.
Jaminan Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan untuk masa tertentu.
pensiun merupakan salah satu program perusahaan dalam rangka memberikan jaminan
keamana financial bagi karyawan yang sudak tidak produktif.
· Pensiun Dini
· Penasehat Pensiun
Beberapa bentuk tunjangan istirahat kerja umumnya ditemi selam jam kerja, seperti
waktu istirahat, waktu makan, dan waktu untuk melaksanakan Ibadah. Istirahat dari
kegiatan fisik dan mental akan dapat mengembalikan kembali kesegaran dan energi
pekerja sehingga meraka dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Cuti Sakti
Memberikan kompensasi kepada pekerja bila dia tidak bekerja dikarenakan sakit.
Kebanyakan kebijakan cuti memberikan kompensasi penuh bagi sejumlah khususnya
sakit yang diizinkan, biasanya sampai kira - kira 12 hari pertahun
Perusahaan menerapkan kebijakan memberikan cuti dan liburan kepada karyawan selama
beberapa hari dalam satu tahun dan memberikan keompensasi kepada meraka selama
masa tersebut.
Bebas dari kehadiran biasanya diberikan dalam hal karyawan (wanita) sedang hamil,
sakit yang memerlukan istirahat tambahan, tugas pengadilan dan lain – lain.
Asuransi Pengangguran
Tunjangan pengangguran tidak berarti untuk semua karyawan yang dilepas, hanya
mereka yang diberhentikan bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Tunjangan Berupa Pengaturan Kerja
Beberapa perusahaan yang telah menerapkan kebijaksan waktu kerja yang lebih pendek
dan berhasil meningkatkan produktivitas kerja.
Fleksibilitas Waktu
Pembagian Kerja
Santunan Pendidikan
Santunan Keuangan
Salah satu program pemberian satunan kepada karyawan adalah memberikan diskon
(potongan Harga) kepada karyawan.
Santunan Sosial
Pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama. Saat ini makin banyak perusahaan
memberikan berbagai jenis bantuan pengasuhan anak kepada pekrja mereka
· Perawatan Lansia
Bantuan - bantuan yang diberikan berkisaran dari program penyediaan informasi, hingga
asuransi perawatan khusus
Masalah Administratif
Paket tunjangan dipilih berdasarkan apa yang baik bagi pekerja maupun perushaan
Jika para pekerja dapat merancang sendiri paket - paket tunjangannya, maka mereka
maupun perushaan akan selangkah lebih maju
Kencenderungannya sangat jelas saat ini, makin banyak perusahaan mengurangi biaya
tunjangan dan mengelola biayanya secara baik
2.4. Perlindungan, Keselamatan, Dan Kesehatan Pekerja
1. Pelindungan
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada tradisi - tradisi fisiologis - Fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan - kecelakaan kerja,
penyakit, dan hal - hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kulitas
kehidupan kerja para pekerja, perusahan akan semakin efektif. Peningkatan –
peningkatan terhadap hal ini akan mengasilkan :
· Tingkat Kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
menurunnya pengajuan klaim
· Felksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
partisipasi dan rasa kepemilikan
· Rasio seleski tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan
Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian - kerugian akibat kematian
dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit - penyakit yang
berkaitan dengan kondisi pekerjaan
· Kulitas Organisasi
Sumber - sumber potensial penyakit- penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan sama
beragamanya seperti gejala - gejala penyakit tersebut.
· Kategori Penyakit Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
Dalam jangak panjang, bahaya - bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan
kanker kelenjar tiroid, hati, paru - paru, otak, ginjal dan lain - lain
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah akan menyebabkan oleh kondisi
tempat kerja yang gagal untuk memenuhi preferesnis - preferensi dan minat - minat
tertentu seperti rasa tanggung jawab, keinginan akan pemberdayaan dan keterlibatan
dalam pekerjaan tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan,
keamanan, dan kepastian
d. Stress Pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan), salary (gaji),
security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan - aturan kerja yang sempit dan
tekanan - tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi
adalah penyebab utama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Berikut ini
salah satu penyebab stress kerja yaitu :
· Perubahan Organisasi
Perubahan - perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya melibatkan sesuatu yang
penting dan disetai keridakpastian
· Lingkungna Fisik
Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan produktivitas, hal itu juga
mempunyai kelemahan - kelemahan yang berhubungan dengan stress
· Pekerja Yang Rentan Stres
e. Kelelahan Kerja
Adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh orang - orang yang bekerja dalam
pekerjaan - pekerjaan pelayanan
Indeks keamanan industri yang paling ekspilist adalah tingkat insiden yang
menggambarkan jumlah kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun
Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap satu juta jam
kerja bukan dalam tahunan seperti dalam tingkat insiden
Tingkat Kegawatan
Tingkat kegawatan menggambarkan jam kerja yang hilang karena kecelakaan atau
penyakit
Mengendalikan Kecelakaan
Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja barang
kali adalah dengan merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga kecelakan
tidak akan terjadi
Ergonomis
Cara lain untuk meningkatakan keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan itu
sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan
Divisi Keselamtaan Kerja
Strategi lain dalam rangka mencegah kecelakaan adalah pemanfaatan divisi - divisi
keselamatan kerja
Pengubahan Tingkah Laku
Penyakit - penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih memakan biaya dan
berbahaya bagi perusahaan dan para pekrja dibandingkan dengan kecelakaan kerja
Penyimpanan Catatan
Program pelatihatn yang dirancang untuk membantu para pekerja mengatasi stress yang
diakibatkan oleh pekerja. Program ini disediakan untuk staf pngawasan, staf professional,
dan pegawai, dengan tujuan memperkenalkan bahan - bahan, keahlian informasi, dan
definisi peran pengawasan dan menajemen
ningkatan Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang efektif dalam mengatasi stress
pekerjaan
Kerangka kerja hokum bagi keselamatan dan kesehatan kerja dapat dibagi menjadi empat
kategori yaitu :
Kopensansi pekerja diciptakan utnuk memberikan bantuan keuangan bagi para pekerja
yang tidak mampu bekerja akibat kecelakaan dan penyakit tersebut pembayaran
kompensasi pekerja dalam kasus - kasus kecemasan, depresi, dan kelainan mental yang
berhubungan dengan pekerjaan
Hukum ini terdiri dari putusan - putusan pengadilan yang berkenaan dengan tindakan -
tindakan pelanggaran seperti cedera yang dialami seorang pekerja akibat tindakannya
sendiri cedera yang dialami seorang pekerja akibat tindakannya sendiri atau akibat
perbuatan pekerja lainnya, atau bahkan konsumen, dan penyebabkan adanya tuntutan
hokum kepada perusahaan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pemampaan makalah ini kami dapat menyimpulkn bahwa proteksi atau
perlindungan perusahan terhadapt karyawan sangat penting dilakukan proteksi atau
perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama
keselamatan kerja karyawan.
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan
yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program
keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya
3.2. Saran
Perusahaan dalam hal ini manajer SDM harus merencanakan atau membuat program
yang berkesinambungan mengenai keselamatan kerja karyawan. Perusahaan hendaknya
tidak tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan,
untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi atau
perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung
maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau
perlindungan pekerja merupakan keharusan bagi sebuah perushaan./