BAB 1
PENDAHULUAN
Tanaman herbal telah digunakan selama ribuan tahun dalam dunia kedokteran
sebagai sumber obat-obatan.1 Menurut World Health Organization (WHO), tanaman
herbal adalah sumber bahan alamiah terbaik yang mengandung senyawa-senyawa
aktif yang berkhasiat sebagai obat.2 Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah
mengenal dan memakai tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
penanggulangan masalah kesehatan.3 Salah satu tanaman yang telah digunakan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia adalah cengkeh (Syzygium aromaticum).4 Cengkeh
merupakan tanaman rempah Indonesia.5 Cengkeh juga sudah lama digunakan dalam
pengobatan sehari-sehari karena minyak cengkeh mempunyai efek farmakologi
sebagai antibakteri, antijamur dan analgetik.6,7 Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat Indonesia sebagai penghilang rasa sakit, misalnya sakit gigi.8
Berbagai jenis penyakit dapat terjadi dalam rongga mulut, salah satunya seperti
kandidiasis. Kandidiasis rongga mulut merupakan suatu penyakit infeksi jamur yang
terjadi di rongga mulut yang disebabkan oleh genus Candida, terutama oleh spesies
Candida albicans (C. albicans).9,10 C. albicans merupakan flora normal rongga mulut
tetapi dapat berubah menjadi patogen apabila terjadinya ketidakseimbangan biologis
tubuh.11 Ketidakseimbangan biologis tubuh dapat disebabkan berbagai faktor seperti
diabetes melitus, kelemahan menyeluruh, imunodefisiensi, kateter intravena atau air
kemih yang terpasang terus menerus, penyalahgunaan narkotika intravena, pemberian
antibiotik dan kortikosteroid. Faktor-faktor lain yang juga memicu pertumbuhan
Candida adalah kehamilan, defisiensi zat besi, asam folat, vitamin B12, penggunaan
kemoterapi pada kanker dan depresi.12,13,
Berdasarkan hasil penelitian tentang efek minyak atsiri cengkeh terbukti dapat
menghambat pertumbuhan C. albicans. Cengkeh terdiri dari beberapa tipe yaitu
Zanzibar, Siputih, Sikotak dan Ambon.8 Berdasarkan tipe-tipe cengkeh yang ada,
spesies cengkeh yang telah banyak diteliti adalah Syzygium aromaticum dan Eugenia
1
Universitas Syiah Kuala
2
caryophyllata. Pada dasarnya tiap tipe cengkeh memiliki senyawa aktif yang sama
akan tetapi jumlah dan komposisi dari senyawa aktif tersebut yang berbeda.14
Menurut Nurdjannah, komposisi kimia bunga cengkeh (Syzygium aromaticum)
terdiri dari air, abu, minyak atsiri, lemak, resin, protein, serat kasar dan tanin.6
Penelitian oleh Chaeib dan kawan-kawan tentang minyak atsiri Eugenia
caryophyllata terbukti dapat menghambat C. albicans.15 Sementara itu, Ayoola dan
kawan-kawan melaporkan bahwa minyak atsiri Syzygium aromaticum juga dapat
menghambat pertumbuhan C. albicans.16 Hasil penelitian oleh Almas dan Darout
terbukti menunjukkan bahwa resin dan tanin yang terkandung di dalam siwak dapat
menghambat pertumbuhan C. albicans.17,18 Hal ini menunjukkan bahwa efek
antifungal dari cengkeh tidak hanya disebabkan oleh minyak atsiri tapi juga tanin dan
resin yang terkandung di dalamnya. Rahman dan Agaoglu melaporkan bahwa ekstrak
keseluruhan dari spesies Eugenia caryophyllata terbukti dapat menghambat
pertumbuhan C. albicans.19,20 Sejauh ini belum ada penelitian mengenai pengaruh
keseluruhan senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalam spesies Syzygium
aromaticum terhadap C. albicans.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek
antifungal ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap pertumbuhan C.
albicans sebagai penyebab kandidiasis rongga mulut secara in vitro. Oleh karena itu,
dengan mengetahui efek antifungalnya cengkeh diharapkan dapat digunakan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.