Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
d. Hemat waktu
Dalam pembelajaran dengan mata pelajaran sering ditemukan
tumpang tindih. Misalnya Pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan
wacana sebagai sumber belajar. Dalam wacana tersebut memuat
materi pelajaran lain. Selain itu ketika siswa menyusun atau
membuat kalimat, mendeskripsikan suatu benda, dan menceritakan
pengalaman sering terkait dengan materi pelajaran lain. Sebaliknya
semua matapelajaran di luar Bahasa Indonesia pun anak harus
menyusun kalimat, mendeskripsikan suatu benda dan sebagainya,
yang sebetulnya hal itu terkait dengan pelajaran bahasa Indonesia.
Dengan pembelajaran tematik tidak perlu dibedakan antara kalimat
pelajaran Bahasa Indonesia atau kalimat pelajaran lainnya. Dengan
demikian jelaslah bahwa pembelajaran tematik sungguh-sungguh
menghemat waktu.
• POLA PEMBELAJARAN
1. Bagaimanakah pola pembelajaran berdasarkan buku Tematik
Grasindo?
Pola pembelajaran buku tematik Grasindo mengacu kepada model
yang diberikan oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan
nasional, yaitu kegiatan pembukaabn, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran dan mendorong siswa memusatkan perhatian
untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembukaan dapat
berfungsi sebagai apersepsi, atau untuk mencapai kompetensi
tertentu, khususnya mata pelajaran Seni Budaya dan
keterampilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kegiatan pembukaan antara lain: menyanyi, bermain, melakukan
dialog, mendengarkan cerita, bercerita, dan mengamati gambar.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan ini bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan Standar isi tahun 2006 khususnya untuk mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Setiap kegiatan dapat dipergunakan untuk mencapai
kompetensi beberapa mata pelajaran sekaligus, sehingga tidak
disebutkan mata pelajarannya. Sedangkan pencapaian
kompetensi mata pelajaran lainnya, khususnya Pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan dan Kesehatan, serta Seni
Budaya dan Ketrampilan (SBK) dilakukan melalui kegiatan
pembukaan atau kegiatan penutup.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dimaksudkan untuk penenangan, sehingga
sebagian besar kegiatannya adalah mendengarkan ceritera,
menyanyikan lagu, dan bermain (kegiatan jasmani). Walaupun
dimaksudkan sebagai penenangan, namun juga dapat digunakan
untuk mencapai kompetensi tertentu, khususnya mata pelajaran
Seni Budaya dan keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan pengembangan nilai-nilai.
• TEMA
1. Apa saja tema-tema buku Tematik Grasindo?
Tema dan alokasi waktu setiap kelasnya adalah sebagai berikut:
NO WAKTU KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
1. 4 minggu Diri Sendiri Lingkungan Rumah Lingkungan
2 4 minggu Keluarga Lingkungan Sekolah Menyayangi Makhluk
Hidup
3. 4 Minggu Lingkungan Pengalaman Pengalaman
4. 5 minggu Kebersihan dan Hewan dan tumbuhan Kegiatan sehari-hari
kesehatan
5. 5 minggu Pengalaman Acara keluarga Tekhnologi
6. 4 minggu Eenergi Kegiatan sehari-hari Hidup hemat
7. 4 minggu Tempat Umum Tempat Umum Peristiwa Alam
8. 4 minggu Peristiwa Peristiwa Peduli Lingkungan
Jumlah alokasi waktu = 34 minggu
2. Apakah memang benar kita dapat membatasi, bahkan
menyeragamkan alokasi waktu setiap tema?
Pembelajaran tematik adalah suatu strategi pembelajaran,
sedangkan tema adalah alat yang digunakan. Tema bukan materi
pembelajaran. Tema juga bukan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajarannya tetap kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam
Standar Isi 2006. Dengan demikian acuan utamanya adalah
kompetensi yang mau dicapai. Seluas dan sedalam apa tema mau
dieksplorasi tergantung dari tujuan pembelajaran yang mau dicapai.
Maka guru dapat menentukan keluasan dan kedalaman suatu tema.
Oleh karena itu guru juga dapat menentukan alokasi waktu setiap
tema. Gurulah yang mengatur tema, bukan tema yang mengatur
guru
• SATUAN BUKU
1. Bagaimanakah satuan buku tematik Grasindo?
Sesuai dengan langkah-langkah penyusunan buku, maka satuan
buku tematik dibuat sebagai berikut:
- Satu buku berisi pembelajaran tematik satu tema. Judul buku
disesuaikan dengan tema, sehingga banyaknya buku sama
dengan banyaknya tema. Satu buku dipergunakan untuk 4
minggu, kecuali untuk tema ke empat (D) dan ke lima (E).
- Satu buku terdiri dari 4 sub tema, kecuali buku D dan E. Setiap
sub tema disertai dengan jaringan sub tema, sehingga pemakai
buku dapat mengetahui mata pelajaran dan indikator yang
dilaksanakan pada minggu tersebut. Jaringan sub tema tersebut
dapat dipergunakan untuk membuat jadwal pelajaran mingguan.
- Satu sub tema terdiri dari 5 satuan kegiatan pembelajaran. Setiap
satuan kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk satu hari
kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu 5 x 35 menit.
1. Kegiatan Pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran dan mendorong siswa memusatkan perhatian
untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembukaan dapat
berfungsi sebagai apersepsi, atau untuk mencapai kompetensi
tertentu, khususnya mata pelajaran Seni Budaya dan
keterampilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Kegiatan pembukaan antara lain: menyanyi, bermain, melakukan
dialog, mendengarkan cerita, bercerita, dan mengamati gambar.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan ini bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan Standar isi tahun 2006 khususnya untuk mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Setiap kegiatan dapat dipergunakan untuk mencapai
kompetensi beberapa mata pelajaran sekaligus, sehingga tidak
disebutkan mata pelajarannya. Sedangkan pencapaian
kompetensi mata pelajaran lainnya, khususnya Pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan dan Kesehatan, serta Seni
Budaya dan Ketrampilan (SBK) dilakukan melalui kegiatan
pembukaan atau kegiatan penutup.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dimaksudkan untuk penenangan, sehingga
sebagian besar kegiatannya adalah mendengarkan ceritera,
menyanyikan lagu, dan bermain (kegiatan jasmani). Walaupun
dimaksudkan sebagai penenangan, namun juga dapat digunakan
untuk mencapai kompetensi tertentu, khususnya mata pelajaran
Seni Budaya dan keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan pengembangan nilai-nilai.
10 %
Pe ran
20 %
30 %
2. Apakah filosofi konstruktivisme itu?
Aliran konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan adalah
hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus
50 %
diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan
bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus.
KOMPETENSI SISWA
1. Apakah buku Tematik Grasindo sesuai dengan tuntutan
Standar Isi 2006?
Kompetensi buku tematik yang diterbitkan oleh PT Grasindo
mengacu kepada Standar Isi dan Kompetensi 2006. Untuk dapat
memastikan buku tematik mengacu kepada Standar Isi 2006 dapat
dirunut dari langkah-langkah penyusunan buku.
Langkah-langkah penyusunan buku tematik:
1. Merumuskan indikator semua kompetensi dasar Standar Isi 2006.
2. Membuat pemetaan kompetensi dasar
Cara pembuatan pemetaan kompetensi dasar sebagai berikut:
Pertama: Memilih tema yang akan digunakan dan sekaligus
menentukan alokasi waktunya.
Kedua : Mendistribusikan seluruh indikator ke dalam tema-tema.
Semua indikator dibagi sampai habis ke dalam
semua tema.
Tujuan dari pemetaan kompetensi dasar adalah untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Mengingat dalam pemetaan kompetensi dasar sudah ditentukan
alokasi waktunya, termasuk waktu pelaksanaan, maka pemetaan
kompetensi dasar dapat berlaku sekaligus sebagai program
semester.
5. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Setiap
sub tema dibuatkan satu silabus. Komponen silabus terdiri dari
mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, kegiatan belajar,
penilaian dan sumber belajar.
JADWAL
1. Bagaimanakah jadwal kegiatan pembelajaran di sekolah, jika
mengunakan buku Tematik Grasindo?
Untuk pembelajaran tematik pihak sekolah cukup memberikan
jadwal kapan siswa masuk, istirahat dan pulang. Tidak perlu ada
jadwal mata pelajaran. Sama persis dengan Taman Kanak-kanak.
2. Bagaimanakah dengan mata pelajaran yang tidak
dilaksanakan secara tematik?
Sekolah yang menggunakan pola 5 hari sekolah dapat
menambahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan mata
pelajarannya, jika perlu menghilangkan kegiatan penutup. Namun
mengingat satuan kegiatan harian buku ini dirancang untuk waktu
5 x 35 menit, sementara kegiatan pembelajaran sekolah dengan
pola 5 hari belajar pasti lebih dari 5 x 35 menit, maka tidak perlu
menghilangkan kegiatan penutup. Pelajaran non tematik dapat
ditambahkan sebelum kegiatan penutup dan dapat menggunakan
jadwal yang permanen.
PENILAIAN
1. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian, apakah berdasarkan
tema atau mata pelajaran?
Penilaian pembelajaran tematik tetap menurut mata
pelajarannya, dan sebaiknya disesuaikan dengan temanya.
Namun apabila suatu mata pelajaran tertentu cakupan
materinya masih sedikit dapat dilakukan penilaian setelah
dua tema atau lebih.
KENAIKAN KELAS
1. Bagaimanakah kriteria kenaikan kelas 1 – 3?
Pada prinsip umum penilaian butir ke dua dinyatakan bahwa
kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung
merupakan prasyarat dalam kenaikan kelas.
Sesuai dengan prinsip umum tersebut maka kriteria kenaikan kelas
1 – 3 SD ditambah satu lagi, yaitu nilai bahasa Indonesia dan
Matematika minimal sama dengan KKM. sedangkan kriteria lainnya
sama dengan kriteria kenaikan kelas 4 – 6 SD.
Dimungkinkan pula siswa dapat naik kelas apabila nilai bahasa
Indonesia dan Matematika sudah mencapai KKM, meskipun ada 1
atau 2 kriteria lain tidak terpenuhi.
PENDAMPINGAN ORANGTUA
1. Bagaimanakah orangtua dapat mendampingi belajar
anaknya di rumah?
Apabila ada PR pendampingan orangtua sudah memadai bila
mendampingi dalam mengerjakan PR dan mempersiapkan
perlengkapan belajar untuk hari berikutnya. Berilah
kesempatan kepada anak untuk bermain, karena dunia anak
memang dunia bermain.
Apabila tidak ada PR orangtua dapat meminta kepada
anaknya untuk mengulangi lagi kegiatan-kegiatan yang pada
hari sebelumnya atau mencoba kegiatan hari berikutnya.
Tekankan orangtua tidak perlu berpikir tentang nama mata
pelajarannya.
KESULITAN TEKNIS
1. Bagaimana caranya menghadapi situasi kekurangan materi.
Semua tugas sudah dikerjakan oleh siswa, sementara waktu
masih cukup banyak?
Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan guru:
Guru jangan terburu-buru meminta siswa mengerjakan kegiatan
yang ada dalam buku. Deskripsikan dulu gambar, cerita, tugas
sehingga siswa masuk dalam konteksnya.
Penguasaan kompetensi siswa akan diperkuat ketika dia
“mengatakan” baik ketika ditanya (guru/siswa) atau bercerita.
Pencermatan hasil pekerjaan siswa bukan terletak pada betul
atau salah, tetapi jalan pikirnya.
Guru dapat mengembangkan dengan kegiatan sejenis yang
sesuai dengan konteks
Guru dapat mengembangkan cerita atau pesan moral sesuai
dengan kebutuhan setempat.