Kerangka Essay
Kerangka Essay
Usaha untuk menjadikan unnes sebagai kampus konservasi telah ada sejak
tahun 2005 dengan Prof. Dr. Sodijono Sastroatmojo, M.Si sebagai seseorang yang
paling bertanggung jawab dan paling sering disebut-sebut dikala mengucapkan
jargon “UNNES KONSERVASI”. Beliau adalah pencetus, perintis, pelaksana,
sekaligus sebagai pelindung segala persoalan menyangkut UNNES
KONSERVASI. Sedikit mengenai biografi karier beliau adalah sebagai Pembantu
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) IKIP
Semarang (1993-1996), kemudian Dekan FPIPS IKIP Semarang/Unnes,
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes, dan Rektor Unnes hingga kini
menjabat selama dua periode. Usaha penciptaan kampus Unnes sebagai kampus
konservasi dirintisnya karena kecintaan beliau akan alam dan diwujudkan dalam
bentuk rutinitas kesehariannya di dunia pendidikan yang pada awalnya masih
berupa pergulatan pikir yang hampir tidak mungkin diwujudkan menjadi sesuatu
yang nyata dalam bentuk “UNNES KONSERVASI” berjalan secara simultan
dengan kariernya hingga kini menjabat sebagai rektor dan pengembangan
konservasinya masih terus berjalan dengan begitu gencarnya.
1. Letak Geografis
Kekayaan fauna
Menyikapi terjadinya degradasi moral yang dinilai telah melanda bangsa ini
dalam beberapa dekade waktu terakhir ini maka muncul imbauan moral dalam wujud
konservasi moral. Nilai luhur bangsa ini terletak pada Pancasila, sebagai landasan
ideologi bangsa, sebagai dasar negara dan berarti adalah sesuatu kebanggaan yang patut
kita pertahankan dan kita perjuangkan sampai kapanpun. Ceritanya saat ini adalah nilai-
nilai moral yang terkandung dalam setiap sila Pancasila telah tercoreng, terkontaminasi
dan ternodai oleh munculnya sikap separatisme, liberalisme, dan demokrasi kapitalis oleh
tangan-tangan kotor yang tidak suka dengan bangsa ini dan penyebarannya melalui para
remaja yang paling mudah untuk dirasuki. Banyak orang tahu akan kejanggalan dalam
pelaksanaan nillai Pancasila. Tetapi tidak banyak orang tahu bagaimana cara
menyelesaikan masalah tersebut. Lalu Unnes muncul dengan begitu gagahnya
menyerukan imbauan konservasi moralnya melalui berbagai upaya. Tidak mudah
merealisasikannya memang, karena Unnes tidak mampu berjalan sendiri. Perlu kesadaran
dari setiap komponen pendidikan Unnes untuk menjalankan misi mulia tersebut. Dimulai
dari diri sendiri, Unnes berani dalam mengambil tindakan dalam berbenah diri. Namun
saya rasa perlu ketegasan yang lebih agar mahasiswa atau pun komponen civitas
akademika lainnya mampu mematuhi apapun bentuk imbauan, peraturan, keputusan dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan universitas agar mereka tidak termakan
oleh doktrin dari luar yang bisa merusak dan sekaligus agar mampu menciptakan mental
yang kuat dalam masing-masing individu mereka untuk dapat mengenali masalah moral
dan kepribadian bangsa sekaligus menemukan pemecahannya.