Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH

TEK. PENGOLAHAN & PEMANFATAN SAMPAH

PEMBERDAYAAN SAMPAH

NAMA : TAUFIK

NIM : 000107012010

JURUSAN : MAGISTER TEKNIK KIMIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


Tugas
1. Salah satu pengolahan limbah organik RT yang dikenalkan di Indonesia adalah
metode Takakura. Uraikan bagaimana proses pengolahan sampah organik dengan metode
tersebut, serta kelebihan dan kekurangannya.
2. Sampah di TPA Bantar Gebang sudah dan akan diolah untuk menghasilkan energi.
Jelaskan metode pengolahannya dan uraikan saran serta pendapat saudara mengenai
pengolahan sampah menjadi energi.
3. Dari bab 1 pustaka utama (Frank Woodard), uraikan bagaimana langkah-langkah
dalam pengolahan limbah industri!
JAWAB
1. Cara pembuatan keranjang Takakura
 Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter atau yang sekiranya cukup untuk
menampung sampah. Pilihlah keranjang yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi
udara. Tempatkan keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari
langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga (batu bata atau
bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk.
 Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang.
Bantalan sekam berfungsi menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar
mikroba berkembang dengan baik.
 Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk menampung bahan-
bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas bantalan sekam.
 Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi
sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba
pengurai.
 Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan
sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm.
Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam
atau serbuk kayu gergajian.
 Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila
perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa
menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.
 Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari
kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik.
Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos
terlalu kering sehingga memerlukan air.
 Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 – 60 hari. Bahan yang telah
menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek.
2. Pengolahan sampah bantar gebang
Bantar Gebang menghasilkan listrik sebesar 26 Megawatt, kompos dan pupuk organik.
Pengolahan listrik dihasilkan dari gas hasil pengolahan sampah modern. Hasil pemisahan
sampah untuk sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk organik 270-300 ton
perhari. Untuk pupuk kompos dapat dibuat dengan cara :
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu
akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif
pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang sangat
aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan
bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai,
maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan
kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan
akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30
– 40% dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik
(menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan
sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses
dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan
oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses
pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam
asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
3. Langkah pengolahan limbah industri

Management of Industrial Wastewater


Pada pengolahan limbah cair diperlukan manajemen pengolahan yang baik untuk dapat
memberikan output limbah yang tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. Di bawah ini
diberikan flow diagram yang cukup baik dalam perencanaan pengolahan limbah cair.
Analysis of Manufacturing Processes
Gambaran proses melibatkan dalam hasil akhir dari intermediet produk dari industri tekstil. Raw material untuk
proses ini adalah subjek pertama pada proses yang disebut “desizing” sepanjang substansi digunakan untuk
ukuran barang greig woven, atau raw pabrik, dipindahkan. pH sebaik berisi apapun substansi digunakan sebagai
ukuran.
Wastes Minimization and Wastes Characterization Study
Setelah menjadi cukup familiar dengan proses pabrik sebagai hubungannya dengan limbah air generasi, tim
desain akan lembaga limabah program minimasi program (sebenarnya bagian dari program pencegahan polusi).
Kemudian setelah program sampah reduksi telah menjadi implementasi, pelajaran karakteristik limbah cair
harus dibuang
Treatment Objectives
Setelah volume, kekuatan dan substansi sifat dari limbah air dibuat objek perlakuan harus ditentukan. Objek ini
bergantung dimana limbah air dikirim setelah perlakuan. Jika perlakuan limbah air dibebaskan untuk perlakuan
fasilitas lain seperti fasilitas regional atau municipal sistem perlakuan, syarat sebelum perlakuan harus diikuti.
Sebagai minimum diisikan oleh EPA
Selection of Candidate Technologies
Ketika sifat limbah cair dan perlakuan diketahui, calon kandidat teknologi untuk perlakuan dapat dipilih. Seleksi
bergantung pada 1 atau lebih dari berikut ini:
- Aplikasi sukses untuk limbah air serupa
- Pengetahuan kimia, biokimia, dan mikrobiologi
- Pengetahuan dari teknologi apa yang tersedia, sebaik pengetahuan mereka masing-masing dan batasan-
batasannya
Bench Scale Investigations
Kemudian investigasi panjang sebaiknya disikapi untuk menentukan sebagaimana teknik kelayakan finansial
Pilot Scale Investigations
A pilot scale investigation adalah pelajaran tentang kinerja dari perlakuan teknologi menggunakan limbah cair
sebenarnya untuk diolah, dengan menggunakan model representatif peralatan yang akan digunakan pada sistem
pengolahan skala penuh. Kondisi model merujuk pada kemampuan sistem perlakuan yang merupakan duplikat
perlakuan sistem pengolahan skala penuh.
Preliminary Designs
apa yang bisa sesuai dengan objek, tapi tidak memungkinkan estimasi akurat dari modal dan biaya operasi
Final Design
Desain akhir proses antara formalitas selama standarisasi dokumen meliputi rencana dan
spesifikasi yang dihasilkan, dan prosedur selama semua sub detail dari fasilitas
dikonstruksikan. Standarisasi dokumen mempunyai dua tujuan ; pertama menyediakan dasar
umum untuk beberapa kontraktor untuk menyiapkan tawaran kompetitif untuk fasilitas
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai