Tugas 1. Salah satu pengolahan limbah organik RT yang dikenalkan di Indonesia adalah metode Takakura. Uraikan bagaimana proses pengolahan sampah organik dengan metode tersebut, serta kelebihan dan kekurangannya. 2. Sampah di TPA Bantar Gebang sudah dan akan diolah untuk menghasilkan energi. Jelaskan metode pengolahannya dan uraikan saran serta pendapat saudara mengenai pengolahan sampah menjadi energi. 3. Dari bab 1 pustaka utama (Frank Woodard), uraikan bagaimana langkah-langkah dalam pengolahan limbah industri! JAWAB 1. Cara pembuatan keranjang Takakura Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter atau yang sekiranya cukup untuk menampung sampah. Pilihlah keranjang yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara. Tempatkan keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk. Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang. Bantalan sekam berfungsi menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik. Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk menampung bahan- bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas bantalan sekam. Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai. Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang. Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu kering sehingga memerlukan air. Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 – 60 hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek. 2. Pengolahan sampah bantar gebang Bantar Gebang menghasilkan listrik sebesar 26 Megawatt, kompos dan pupuk organik. Pengolahan listrik dihasilkan dari gas hasil pengolahan sampah modern. Hasil pemisahan sampah untuk sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk organik 270-300 ton perhari. Untuk pupuk kompos dapat dibuat dengan cara : Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S. 3. Langkah pengolahan limbah industri
Management of Industrial Wastewater
Pada pengolahan limbah cair diperlukan manajemen pengolahan yang baik untuk dapat memberikan output limbah yang tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. Di bawah ini diberikan flow diagram yang cukup baik dalam perencanaan pengolahan limbah cair. Analysis of Manufacturing Processes Gambaran proses melibatkan dalam hasil akhir dari intermediet produk dari industri tekstil. Raw material untuk proses ini adalah subjek pertama pada proses yang disebut “desizing” sepanjang substansi digunakan untuk ukuran barang greig woven, atau raw pabrik, dipindahkan. pH sebaik berisi apapun substansi digunakan sebagai ukuran. Wastes Minimization and Wastes Characterization Study Setelah menjadi cukup familiar dengan proses pabrik sebagai hubungannya dengan limbah air generasi, tim desain akan lembaga limabah program minimasi program (sebenarnya bagian dari program pencegahan polusi). Kemudian setelah program sampah reduksi telah menjadi implementasi, pelajaran karakteristik limbah cair harus dibuang Treatment Objectives Setelah volume, kekuatan dan substansi sifat dari limbah air dibuat objek perlakuan harus ditentukan. Objek ini bergantung dimana limbah air dikirim setelah perlakuan. Jika perlakuan limbah air dibebaskan untuk perlakuan fasilitas lain seperti fasilitas regional atau municipal sistem perlakuan, syarat sebelum perlakuan harus diikuti. Sebagai minimum diisikan oleh EPA Selection of Candidate Technologies Ketika sifat limbah cair dan perlakuan diketahui, calon kandidat teknologi untuk perlakuan dapat dipilih. Seleksi bergantung pada 1 atau lebih dari berikut ini: - Aplikasi sukses untuk limbah air serupa - Pengetahuan kimia, biokimia, dan mikrobiologi - Pengetahuan dari teknologi apa yang tersedia, sebaik pengetahuan mereka masing-masing dan batasan- batasannya Bench Scale Investigations Kemudian investigasi panjang sebaiknya disikapi untuk menentukan sebagaimana teknik kelayakan finansial Pilot Scale Investigations A pilot scale investigation adalah pelajaran tentang kinerja dari perlakuan teknologi menggunakan limbah cair sebenarnya untuk diolah, dengan menggunakan model representatif peralatan yang akan digunakan pada sistem pengolahan skala penuh. Kondisi model merujuk pada kemampuan sistem perlakuan yang merupakan duplikat perlakuan sistem pengolahan skala penuh. Preliminary Designs apa yang bisa sesuai dengan objek, tapi tidak memungkinkan estimasi akurat dari modal dan biaya operasi Final Design Desain akhir proses antara formalitas selama standarisasi dokumen meliputi rencana dan spesifikasi yang dihasilkan, dan prosedur selama semua sub detail dari fasilitas dikonstruksikan. Standarisasi dokumen mempunyai dua tujuan ; pertama menyediakan dasar umum untuk beberapa kontraktor untuk menyiapkan tawaran kompetitif untuk fasilitas konstruksi.