Anda di halaman 1dari 3

c c c

c
  
÷ 

Jamur tiram barangkali satu dari sedikit jenis sayuran berharga relatif mahal.
Tiap kilogram jamur tiram putih dijual Rp 12.000. Akan tetapi, bukan itu saja yang menarik
minat Widodo (67) untuk membudidayakan jamur. Selain harga dan biaya produksi murah, pasar
jamur tiram juga terbuka.

Sebagai salah satu pilihan usaha skala kecil dan menengah,  c c c c (Pleurotus
ostreatus) bisa menjadi tambahan penghasilan. Bila dikelola serius, tidak mustahil bisa
berkembang menjadi usaha yang besar dan mandiri.

Apalagi di tengah krisis keuangan global, di mana banyak pekerja mengalami pemutusan
hubungan kerja. Alternatif pendapatan pun harus segera dicari. Dengan menjalankan usaha
sampingan jamur tiram, sekadar mendapat pendapatan Rp 3 juta-Rp 5 juta per bulan tidaklah
terlalu sulit.

Terbukti, 1,5 tahun merintis usaha jamur tiram, warga Kampung Panjaungan RT 01 RW 05,
Desa Parakan Muncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini mampu
memproduksi 20 kilogram jamur per hari.

Dengan rata-rata harga jamur Rp 12.000 per kilogram, untuk 20 kilogramnya, Widodo bisa
mendapat penghasilan kotor Rp 240.000. Bila dihitung sebulan setelah dikurangi biaya produksi,
pendapatan Widodo bisa mencapai Rp 5 juta.

´Usaha jamur tiram murah meriah. Modalnya tidak besar, tetapi untungnya lumayan,´ kata
Widodo, Jumat (13/3), di sela pameran produk pertanian Agrinex EXPO 2009 di Jakarta
Convention Center, Jakarta.

Dari sisi lokasi usaha, usaha jamur tiram juga tidak ´makan´ tempat. Teknologi budidayanya
juga tidak begitu rumit. Mudah dipelajari dan risiko kegagalannya rendah. Di sisi lain,
permintaan pasar terus meningkat karena semakin banyak saja masyarakat yang menyukai jamur.

´Rasanya enak dan lezat, bisa dimasak model apa pun, seperti timus, bahan baku sop, pepes,
kari, hingga dibuat makanan ringan,´ kata Widodo.

 cc 

Ketertarikan Widodo pada usaha jamur tiram muncul setelah dia pensiun dari perusahaan
konstruksi tahun 2000. Posisinya waktu itu kepala logistik. ´Waktu saya pensiun, anak saya
lima. Tiga masih SMA dan dua lagi di SMP. Mereka masih butuh biaya sekolah dan biaya
hidup,´ cerita Widodo.

Uang pesangon Rp 17 juta jelas tidak cukup menyambung hidup dan menyekolahkan anak. Dia
pun mulai mencoba berjualan kelontong dengan membeli kios di pasar.

Meski usahanya sudah dijalani selama enam tahun, Widodo tetap merasa tidak berbakat
berjualan. Ia berkeinginan mencoba usaha baru.

Pucuk dicinta ulam tiba. Institut Pertanian Bogor ketika itu mengadakan pelatihan bagaimana
usaha budidaya jamur tiram. Selain teknis budidaya dan pembibitan, IPB juga mengajarkan
strategi mengelola usaha dan memasarkan.

Berbekal modal Rp 20 juta, Widodo mulai merintis usahanya. Modal itu untuk membeli tanah
200 meter persegi, membuat bangunan seadanya, dan perlengkapan budidaya lain.

½c c c

Bersama Kelompok Tani Family Mandiri, Widodo juga menyelenggarakan pelatihan usaha
budidaya jamur tiram. Biaya pelatihan Rp 750.000 per orang untuk keperluan akomodasi dua
hari, buku paket pelatihan, bibit induk lima botol, kunjungan ke mitra binaan, dan sertifikat.

Widodo menceritakan, cara membudidayakan jamur tiram amat sederhana.

Serbuk kayu gergaji dan kapur dolomit atau kapur bangunan diaduk rata. Tambahkan air
secukupnya. Selama sehari semalam, campuran serbuk kayu gergaji dan kapur dikompos.

Selanjutnya, tambahkan dedak dan gypsum, lalu diaduk rata dan ditambah air lagi secukupnya.
Masukkan adukan itu dalam kantong plastik yang telah disediakan, dengan kepadatan tertentu.

Setelah itu, masukkan cincin dari bambu dengan diameter 4 sentimeter pada bagian atas adonan,
lalu plastik diikat.

Polibag yang telah berisi adonan itu disusun dalam drum, lalu dikukus selama 8 jam.
Selanjutnya, didinginkan sehari semalam. Bila sudah dingin, masukkan bibit jamur di ruang
inokulasi secara serasi, dengan cara membuat lubang sedalam 6 sentimeter pada adonan itu.

Perhatikan pula suhu ruangan, harus 28-30 derajat celsius, dengan kelembaban 92-96 persen.
Setelah 15 hari di ruang inkubasi, pindahkan media jamur ke ruang budidaya. Tunggu 30-40 hari
agar meselium jamur tumbuh putih merata.

Lalu buka penutup media, dan jamur bisa dipanen 3-4 hari kemudian. Tanpa menebar benih
kembali, pemanenan jamur pada media yang sama bisa dilakukan hingga lima kali.

Setelah cukup besar, jamur segar tinggal dijual ke pasar.

Anda mungkin juga menyukai