PKM GT
Diusulkan oleh:
SINGARAJA
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
a.n Rektor Undiksha Dosen Pendamping
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulisan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tulis (PKM-GT) yang
berjudul “ Kasiat Buah Kurma dan Daun Ubi Jalar untuk Meningkatkan Trombosit pada Penderita
Demam Berdarah” dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran penelitian, antara lain kepada Ibu Dr. MG. Rini Kristiantari, M.Pd,
selaku dosen pendamping, dan semua pihak yang telah membantu pembuatan PKM-GT ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam KKTM ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan penulisan ini. Namun demikian, penulis berharap
karya tulis ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
LEMBAR PENGESAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iv
RINGKASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .v
PENDAHULUAN
Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Manfaat Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Landasan Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
GAGASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
IMPLEMENTASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
Daftar Pustaka
RINGKASAN
Salah satu dampak dari pemanasan global adalah cuaca yang tidak menentu. Perubahan
cuaca seperti ini mengakibatkan daya tahan tubuh kita melemah sehingga mudah terserang
penyakit. Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah demam berdarah
yang disebabkan oleh suatu virus yaitu infeksi virus dengue yang menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan yang kita kenal dengan istilah DBD (Demam Berdarah Dengue). Pada penderita
DBD trombosit (keping darah) akan menurun sangat drastis sehingga menyebabkan perdarahan.
Dalam kasus DBD sering pula dilakukan transfusi trombosit atau mengkonsumsi obat yang yang
dapat meningkatkan trombosit. Hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, belum
lagi efek samping yang ditimbulkan.
Transfusi trombosit mengundang resiko cukup tinggi, ada kemungkinan pasien akan
mengalami infeksi berbagai virus, terutama bila (komponen) darah tidak melalui proses
screening. Permasalahan lain yang memicu tingginya angka kematian akibat penyakit ini adalah
kurang tanggapnya masyarakat terhadap gejala-gejala penderita DBD. Mengatasi kasus seperti
ini transfusi trombosit sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pasien hanya mengalami kekurangan
cairan, sehingga penanganannya dengan memberikan infus cairan elekrolit. Cairan ini berfungsi
untuk mengencerkan darah sehingga darah tidak pekat dan oksigen dapat dialirkan. Komponen
darah yang bertugas mengalirkan oksigen itu adalah eritrosit (sel darah merah). Sementara
trombosit sebagai pencegah perdarahan, leukosit (sel darah putih) untuk pertahanan hidup, dan
plasma darah untuk pembekuan darah.
Dimasa sekarang, saat kebanyakan manusia sibuk dan mempunyai banyak aktivitas, sehingga
menginginkan sesuatu yang serba cepat atau instan dan dapat bertahan lama, salah satunya
adalah produk makanan atau minuman,maka dalam penanganan kasus DBD ini pun masyarakat
kebanyakan hanya mengandalkan cairan siap saji yang banyak dijual di swalayan maupun toko-
toko untuk meningkatkan trombosit yang belum tentu terbebas dari zat-zat kimia buatan yang
dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Mengingat hal tersebut maka penulis ingin memberikan solusi kepada masyarakat yaitu,
dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk membantu meningkatkan jumlah trombosit pada
penderita demam berdarah. Yaitu dengan menggunakan buah kurma, atau dapat pula dengan
menggunakan bahan yang lebih murah dan sangat mudah didapat yaitu daun ubi jalar.
KASIAT BUAH KURMA DAN DAUN UBI JALAR UNTUK MENINGKATKAN
TROMBOSIT PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu dampak dari pemanasan global adalah cuaca yang tidak menentu seperti yang
dapat kita rasakan saat ini musim penghujan tidak hanya datang pada akhir tahun melainkan
berlanjut hingga saat ini. Kadang kita merasa sangat panas namun kemudian hujan turun dengan
derasnya. Perubahan cuaca seperti ini mengakibatkan daya tahan tubuh kita melemah sehingga
mudah terserang penyakit.
Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah demam berdarah.
Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yaitu infeksi virus dengue yang menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan yang kita kenal dengan istilah DBD (Demam Berdarah Dengue). Vektor
yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes Aegypti. Pada penderita DBD
trombosit (keping darah) akan menurun sangat drastis sehingga menyebabkan perdarahan.
Dalam kasus DBD sering pula dilakukan transfusi trombosit atau mengkonsumsi obat yang yang
dapat meningkatkan trombosit. Hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, belum
lagi efek samping yang ditimbulkan.
Transfusi trombosit mengundang resiko cukup tinggi, ada kemungkinan pasien akan
mengalami infeksi berbagai virus, terutama bila (komponen) darah tidak melalui proses
screening.
Permasalahan lain yang memicu tingginya angka kematian akibat penyakit ini adalah
kurang tanggapnya masyarakat terhadap gejala-gejala penderita DBD. Sebagian besar dari kita
akan mengganggap panas biasa sehingga hanya melakukan perawatan dirumah saja. Namun
ketika panas tidak kunjung reda atau setelah terjadi perdarahan barulah di bawa kerumah sakit.
Saat hal itu terjadi dinding pembuluh darah penderita menjadi mudah ditembus cairan tubuh.
Akibatnya air dari pembuluh darah akan masuk ke dalam jaringan. Pembuluh darah pun menjadi
kekurangan cairan dan oksigen. Bila terus berlanjut penderita akan mengalami shock, yang dapat
menggiring pasien ke arah kematian .
Mengatasi kasus seperti ini transfusi trombosit sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pasien
hanya mengalami kekurangan cairan, sehingga penanganannya dengan memberikan infus cairan
elekrolit. Cairan ini berfungsi untuk mengencerkan darah sehingga darah tidak pekat dan oksigen
dapat dialirkan. Komponen darah yang bertugas mengalirkan oksigen itu adalah eritrosit (sel
darah merah). Sementara trombosit sebagai pencegah perdarahan, leukosit (sel darah putih)
untuk pertahanan hidup, dan plasma darah untuk pembekuan darah.
Pada penderita DBD penurunan trombosit ini biasa terjadi pada hari keempat sampai
kelima. Penurunan berlangsung selama 3-4 hari. Namun jumlah trombosit akan meningkat
kembali setelah pasien diberikan cairan dalam jumlah cukup.
Selain cairan infus, cairan yang sering diberikan kepada penderita DBD adalah cairan
siap saji yang banyak dijual di swalayan maupun toko-toko yang belum tentu terbebas dari zat-
zat kimia buatan yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Mengingat hal
tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi ramuan
tradisional yang terbuat dari bahan alami yang mudah didapat dan tidak menimbulkan efek
samping.
Dari paparan tersebut maka penulis mengangkat judul “Kasiat Kurma dan Ubi Jalar untuk
Meningkatkan Trombosit pada Penderita Demam Berdarah”
Rumusan Masalah
1. Apa khasiat daun ubi jalar dan buah kurma bagi kesehatan?
2. Bagaimana proses pembuatan ramuan kurma dan daun ubi jalar untuk meningkatkan
trombosit pada penderita demam berdarah?
Tujuan
1. Untuk mengetahui khasiat daun ubi jalar dan buah kurma bagi kesehatan.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan ramuan kurma dan daun ubi jalar untuk
meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah.
Manfaat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang khasiat buah kurma dan daun ubi jalar
yang merupakan obat tradisional dan berguna untuk menambah trombosit.
2. Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman sebagai obat sehingga terhindar dari dampak
negatif mengkonsumsi obat kimia buatan.
Landasan Teori
Tanaman kurma telah menjadi identitas negara Gurun Pasir, dan seolah-olah menjadi
mitos hanya bisa bisa hidup di Gurun Pasir. Pohon kurma memang begitu banyak terdapat di
Arab akan tetapi buah kurma telah dikonsumsi masyarakat dunia, termask Indonesia
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea Batatas.L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Ubi
jalar adalah pembersih usus dan menciptakan enzim demi kestabilan pembelahan sel. Di Asia
selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran yang kaya akan serat.
1. Buah Kurma
a. Klasifikasi ilmiah Buah Kurma:
• Kerajaan : Plantae
• Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
• Kelas : Lilipsida (monokotil)
• Ordo : Arecales
• Familli : Arecaceae
• Genus : Phoenix
• Species : P. dactylifere
GAGASAN
Dimasa sekarang, saat kebanyakan manusia sibuk dan mempunyai banyak aktivitas,
sehingga menginginkan sesuatu yang serba cepat atau instan dan dapat bertahan lama, salah
satunya adalah produk makanan atau minuman. Produk makanan instan atau produk yang
mengandung kolesterol dan juga zat tambahan atau zat additive (zat pewarna, pengawet, penguat
rasa seperti MSG) sangat berlimpah tersedia dipasaran, kita kadang tak menyadari sangat
seringnya kita mengkonsumsi produk-produk tersebut, minimal mengandung pengawet dan
penguat rasa. Akumulasi bahan bahan ini dapat menstimulasi dan menyebabkan timbulny
penyakit. Disamping itu dampak dari pemanasan global adalah perubahan cuaca yang tidak
menentu. Berbagai penyakit pun timbul dalam keadaan seperti ini. Salah satunya adalah demam
berdarah.
Pada penderita DBD trombosit (keping darah) akan menurun sangat drastis sehingga
menyebabkan perdarahan. Mengingat paparan di atas mengenai aktivitas manusia menginginkan
sesuatu yang serba cepat atau instan dan dapat bertahan lama, salah satunya adalah produk
makanan atau minuman, maka dalam penanganan kasus DBD ini pun masyarakat kebanyakan
hanya mengandalkan cairan siap saji yang banyak dijual di swalayan maupun toko-toko untuk
meningkatkan trombosit yang belum tentu terbebas dari zat-zat kimia buatan yang dapat
memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Adapun zat-zat berbahaya tersebut antara lain,
pengawet. Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat
pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Ada dua
jenis pengawet makanan yaitu alami dan sintetik (buatan). Pengawet yang paling aman adalah
bahan-bahan alam, misalnya asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk
asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air
garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing
reaction) pada buah apel.
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan pengaruh
negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk
yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu
ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan tersebut yang melebihi ambang
batas yang ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek
sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak bahan makanan itu sendiri, bahkan berbahaya
untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya
bersifat racun bagi manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir
seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily
Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang
dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung
berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai standar digunakan berat badan 50 kg untuk
negara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Satuan ADI adalah mg bahan
tambahan makanan per kg berat badan. Contoh: ADI maksimum untuk B-karoten = 2,50 mg/kg,
kunyit (turmerin) = 0,50 mg/kg dan asam benzoat serta garam-garamnya = 0,5 mg/kg.
Ada beberapa jenis pewarna makanan yang beredar saat ini. Ada yang buatan (sintetik),
ada yang alami (natural). Pewarna sintetik biasanya terbuat dari bahan kimia, seperti tartrazin
untuk warna kuning, blilliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah, dan
seterusnya. Sedangkan pewarna alami biasanya diekstrak dari tanaman atau mikroba, seperti
klorophil (hijau), xanthaxanthine (merah) dan sebagainya. Pada umumnya pewarna sintetis ini
tidak mengandung bahan haram, tetapi kurang sehat apabila dipakai berlebihan. Ia dapat
berdampak buruk pada kesehatan. Sebaliknya pewarna alami lebih aman dan tidak menimbulkan
efek negatif bagi kesehatan. Namun demikian pewarna jenis ini perlu dikaji, apakah
mengandung bahan haram atau tidak. Sebab biasanya pewarna ini kurang stabil, sehingga perlu
bahan tambahan untuk membuat lebih stabil. Bahan tambahan inilah yang perlu diwaspadai.
Misalnya penggunaan gelatin sebagai bahan pelapis (micro enkapsulasi) pada pewarna
xanthaxanthine.
Masyarakat konsumen sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dan atau minuman yang tidak
mencantumkan batas tanggal kedaluwarsa. Ada beberapa informasi penting yang harus
diketahui konsumen. Pertama, harga, konsumen berhak mendapatkan informasi dan
membandingkannya dengan informasi lain sehingga ia dapat membeli dengan harga sesuai daya
beli mereka. Kedua, label, sebelum mengonsumsi makanan, konsumen perlu memperhatikan
informasi pada kemasan atau label produksi yang harus meliputi nama produk, daftar bahan
yang digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa.
Pemberian label pada makanan kemasan itu bertujuan agar konsumen mendapatkan informasi
yang benar dan jelas tentang produk tersebut. Ketiga, kemasan dan perubahan fisik, produk
makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak dikonsumsi. Perhatikan jika bau tidak
sedap, perubahan warna, bentuk, dan rasa adalah tanda-tanda makanan dalam kemasan telah
rusak.
Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas
pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis pada umumnya terbuat
dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah,
dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan pewarna bukan
makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan. Misalnya saja penggunaan
rhodamin B yang sering digunakan untuk mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup.
Penggunaan pewarna jenis ini tentu saja dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan
penyakit-penyakit lainnya. Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food
grade) pun harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke
dalam tubuh kita akan menimbulkan efek. Beberapa negara maju, seperti Eropa dan Jepang
bahkan telah melarang penggunaan pewarna sintetis tersebut. Misalnya saja pewarna tartrazine,
telah mulai ditinggalkan oleh negara tertentu. Mereka lebih merekomendasikan pewarna alami,
seperti beta karoten.
Mengingat hal tersebut maka penulis ingin memberikan solusi kepada masyarakat yaitu,
dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk membantu meningkatkan jumlah trombosit pada
penderita demam berdarah. Yaitu dengan menggunakan buah kurma, atau dapat pula dengan
menggunakan bahan yang lebih murah dan sangat mudah didapat yaitu daun ubi jalar.
Adapun beberapa keunggulan menggunakan obat yang terbuat dari bahan alami atau herbal
adalah sebagai berikut:
Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis
efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional
dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun Anda tetap perlu
berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan
dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal ini yang berbahaya bukan
jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.
2. Bebas toksin
Obat farmasi adalah racun. Anda tidak boleh mengkonsumsinya sembarangan. Obat herbal
bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali memberikan efek
meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).
3. Mudah diproduksi
Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan
bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat herbal tidak
memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar.
Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke
pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia.
Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga
menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik
(menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga pada
peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau pergi ke
apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila
mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadi
interaksi obat.
6. Murah
Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini karena obat
herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa mendatang, harga
obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien.
7. Multi-khasiat
Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit.
IMPLEMENTASI
Penerapanan dari penggunaan kurma dan daun ubi jalar untuk meningkatkan jumlah trombosit
dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Pengolahan buah kurma menjadi sari kurma
a. Bahan
- Buah Kurma
- Air hangat
- Gula non kalori
b. Alat
- Blender
- Sendok
- Gelas
c. Cara kerja
1. Bersihkan buah kurma dan hilangkan bijinya
2. Siapkan blender
3. Masukkan buah kurma secukupnya lalu
4. tambahkan air hangat 1 gelas dan sedikit
5. gula non kalori ( sesuai selera )
6. Blender hingga menjadi halus
7. Setelah itu saring sari buah kurma tersebut
8. Sari buah kurma kurma siap dikonsumsi.
KESIMPULAN
Ternyata banyak sekali obat-obatan tradisional yang sangat berkhasiat bagi tubuh kita
salah satunya adalah dengan memanfaatkan buah kurma, selain itu ada yang lebih murah
dengan hasil yang sangat memuaskan yaitu dengan memanfaatkan daun ubi jalar.
SARAN
1. masyarakat sebaiknya mangusahakan kesehatan atau kesembuhan dengan menggunakan
bahan-bahan dari alam seperti memenfaatkan tumbuhan.
2. Masyarakat agar semakin sadar akan pentingnya kembali ke alam untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Alam dari dulu sebenarnya telah menyediakan berbagai macam obat
yang selama ribuan tahun dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Manusia modern-
lah yang kemudian cenderung mengabaikan anugerah alam tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar,Salman.2004. Biologi Untuk SMA Kelas 1.Bandung : Grafindo Media Utama
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2006/09/05/got-an-ant-problem-use-
aspartame.aspx
http://proliberty.com/observer/20060612.htm
http://www.newswithviews.com/NWVexclusive/exclusive27.htm
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2004/01/07/aspartame-disease-part-
two.aspx
CURRICULUM VITAE
NIM : 0911031619
Karya tulis:
CURRICULUM VITAE
Alamat : 0911031641
Karya tulis-
CURRICULUM VITAE
Alamat : 0911031078