A. Menyingkap mitos negative masyarakat terhadap matematika
Sejarah menunjukkan bahwa matematika memang di butuhkan manusia. Coba kita bayangkan bagaimana dunia yang dihuni manusia ini seandainya matematika tidak ada? Dapatkah kita menonton telivisi, naik mobil atau pesawat, memanfaatkan teknologi computer, handpone dan sebagainya? Apa yang terjadi jika orang jombang mengatakan 3 x 4 = 12, sedangkan orang Surabaya berpendapat 3 x 4 = 1000, atau kejadian yang lainnya. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai setiap manusia. Sebab sesuai dengan gambaran diatas, ternyata matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Matematika berkembang seiring dengan peradaban manusia.sejarah ilmu pengetahuan menempatkan matematika pada bagian puncak hierarki ilmu pengetahuan. Matematika seolah- olah menjadi ratu bagi ilmu pengetahuan., peletakan yang demikian –menurut anggapan kebanyakan orang- menimbulkan mitos bahwa matematika adalah penentu intelektual seseorang. Mitos yang demikian selanjutnya berimplikasi membentuk mitos-mitos lainnya. Karena dianggap sebagai penentu intelektual seseorang, tidak heran jika matematika dijadikan sebagai alat standar untuk tes-tes intelektual atau penempatan. Disamping itu, masyarakat juga memiliki persepsi negative terhadap matematika. Sebagaimana yang dikemukakan Frans Susilo, bahwa kebanyakan sikap negative terhadap matematika timbul karena kesalahpahaman atau pandangan yang keliru mengenai matematika. Beberapa mitos negative terhadap matematika,antara lain: 1) Anggapan bahwa untuk mempelajari matematika diperlukan bakat istimewa yang tidak dimiliki setiap orang. 2) Bahwa matematika adalah ilmu berhitung 3) Bahwa matematika hanya menggunakan otak 4) Yang paling dalam matematika adalah jawaban yang benar 5) Kebenaran matematika adalah kebenaran mutlak Pada hakikatnya terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang secara tersirat maupun tersurat mengandung perintah untuk mempelajari matematika, misalnya penentuan waktu sholat, arah kiblat dll. Tetapi kenyataannya masih banyak umat islam yang memandang negative tentang matematika. Padahal jika umat islam memandang masa kejayaan islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan, akan ditemui banyak tokoh dari umat islam yang telah berjasa bagi dunia modern sekarang. Beberapa tokoh islam yang terkenal antara lain: abu Abdullah Muhammad ibn musa al-khawarizmi, abu ali hasan ibn al-hasan ibn al-hytham, omar Khayyam, al-Tusi. Terkait hal ini, abdussyakir menguraikan beberapan factor yang menyebabkan mengapa masih ada umat islam yang membenci matematika dan menyatakan ilmu kafir, di antaranya: 1) Karena matematika dianggap ilmu pasti. 2) Matematika dalam sejarahnya dikembangkan oleh orang-orang non-Muslim 3) Sebagian umat islam tidak mengetahui bahwa Al-Qur’an yang merupakan kalam Allah juga berbicara matematika. 4) Umat islam terpengaruh oleh atau salah memahami pendapat imam ghozali B. Manusia dan kebutuhannya terhadap matematika Kegiatan hidup setiap orang akan terlibat dengan matematika, mungkin dalam bentuk sederhana dan bersifat rutin atau mungkin sangat kompleks. Perkembangan pengetahuan dan teknologi yang menopang perkembangan budaya dan kehidupan manusia di pelbagai belahan dunia sejak masa lalu, kini dan masa yang akan datang dipengaruhi oleh bidang kemajuan dalam bidang matematika. Oleh karena itu, wajar apabila pada tingkat materi pelajaran di sekolah pun konsep-konsep matematika melekat pada berbagai pelajaran, sehingga penguasaan konsep-konsep matematika merupakan prasyarat untuk dapat memahami dan mengembangkan cabang ilmu-ilmu yang lain Kebutuhan akan pemahaman dan penerapan konsep-konsep matematika dalam berbagai lapangan kehidupan ini belum disadari dengan baik, karena kenyataan menunjukkan bahwa minat siswa kita dalam pelajaran matematika relative rendah. Gejala demikian seharusnya lebih mendorong kita untuk lebih berani melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika yang berlangsung hingga saat ini. Selain itu dengan menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kehidupan nyata akan membuat proses pembelajaran matematika menjadi lebih menarik, lebih nyata dan berguna. Sejak peradaban manusia bermula, matematika memainkan peranan sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk symbol digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian dan peramalan. Dari penemuan situs purbakala, para ahli arkeologi telah menemukan penggunaan system penjumlahan di Afrika, dan diperkirakan telah terwujud sejak 8500 SM dengan menggunakan tulang sebagai alat perhitungan. Untuk lebih memahami pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, perhatikan dan renungkan peristiwa di bawah ini. Suatu kali mungkin anda pernah menghadapi peristiwa seperti ini : Di depan anda, ada sebuah ember kosong yang tertutup dengan tinggi 30 cm dan diameter 30 cm, selanjutnya anda di suruh untuk mengangkat ember tersebut. Sebelumnya, anda sama sekali tidak tahu bahwa ember tersebut kosong, apa yang terjadi? Pada saat pertama kali mengangkat ember tsb, ternyata anda mengeluarkan tenaga yang berlebih sehingga ember tersebut akan tersentak. Pada saat tersebut, otak anda sebenarnya telah berhitung matematis tanpa anda sadari. Kira-kira kalau dijabarkan, otak anda akan bekerja dengan rincian sebagai berikut: jika ember itu berisi air dan memiliki dimensi (tinggi dan diameter) seperti itu,maka volumenya adalah sekian. Untuk bias mengangkatnyamaka diperlukan energy sekian. Untuk bias mengangkatnya maka diperlukan energy sekian. Apa yang dapat di ambil dari contoh tersebut? Ternyata otak kita diberi kemampuan untuk berhitung secara matematis tanpa kita sadari. Artinya secara default kita mampu bermatematika.