4.2. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan tahap hidrolisis pati ubi kayu oleh enzim acid
fungal dan enzim alpa amilase untuk mengurai pati menjadi gula berupa
glukosa dengan variasi pH dan Kec.Pengadukan (rpm) pada temperatur
400C.
4.2.1. Pengaruh Kec.Pengadukan (rpm) terhadap konsentrasi glukosa
Dari hasil percobaan dapat dibuat suatu grafik kec.pengadukan
(rpm) Vs konsentrasi glukosa (g/L), ditunjukkan pada
Gambar 4.1 berikut ini.
31
70
Konsentrasi glukosa (g/L)
60
50
40 pH 4
pH 4.5
30
pH 5
20
10
0
100 150 200 250
Kec.Pengadukan (rpm)
20
10
0
3.5 4.5 5.5
pH
Trend kurva yang menaik ini disebabkan oleh kerja enzim yang sangat
spesifik tergantung jenis enzim (sumber mikrooganisme), dan substrat
yang digunakan. Dimana substrat pada penelitian ini digunakan pati
ubi kayu dengan kadar amilosa sebesar 20 % dan amilopektin
kadarnya 80 %. Setiap jenis enzim tersusun oleh asam-asam amino
dengan komposisi yang berbeda-beda, sehingga memiliki pH
optimum yang berbeda-beda pula. Ketika enzim berada di luar pH
optimum maka aktivitas enzim akan terganggu atau bahkan rusak
karena adanya perubahan struktur tiga dimensi disebut sebagai proses
denaturasi. Perubahan ini dapat terjadi karena struktur tiga dimensi
enzim ini hanya ditopang oleh interaksi-interaksi lemah antara residu-
residu asam aminonya. Interaksi ini antara lain adalah interaksi
35
4.2.2. Fermentasi
Fermentasi glukosa bertujuan mengubah glukosa menjadi etanol.
36
30 glukosa akhir
20
10
0
0 5 10
Run