Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Transmisi daya listrik adalah suatu proses dalam menyalurkan listrik ke

pelanggan. Umumnya, transmisi daya berada diantara pembangkit dan substation

yang dekat dengan kawasan penduduk untuk mendistribusikan daya ke pelanggan.

Transmisi daya listrik memungkinkan untuk menghubungkan sumber energi yang

jauh, seperti PLTA ke pelanggan di pusat-pusat beban, dan memungkinkan

pemanfaatan sumber bahan bakar murah, dan sebaliknya akan sangat mahal

apabila fasilitas pembangkit yang dipindahkan. Karena jumlah beban yang besar,

transmisi normalnya menggunakan tegangan tinggi 110KV ke atas. Listrik

biasanya ditransmisikan pada jarak yang jauh melalui saluran transmisi udara.

Transmisi daya bawah tanah hanya digunakan pada area beban yang padat karena

biaya pemasangan dan perawatannya yang tinggi.

Jaringan transmisi dirancang untuk memindahkan daya listrik seefisien

mungkin, juga memperhitungkan faktor ekonomis dan keamanan jaringan. Pada

arus AC, induktansi dan kapasitansi dari konduktor-konduktor fasa sangat

penting. Arus yang mengalir dalam komponen-komponen impedansi rangkaian ini

menghasilkan daya reaktif. Aliran arus reaktif menyebabkan rugi-rugi yang besar

dalam jaringan transmisi. Rasio dari daya aktif dan daya kompleks adalah faktor

daya. Karena kenaikan arus reaktif, daya reaktif meningkat dan faktor daya

menurun. Untuk sistem dengan faktor daya rendah, rugi-ruginya jauh lebih besar

dibanding sistem dengan faktor daya yang tinggi. Pemasangan kapasitor bank dan

1
komponen-komponen lainnya sepanjang sistem seperti transformer penggeser

fasa, static VAR kompensator, inversi fisik dari fasa, flexible AC Transmission

System (FACTS) untuk mengontrol aliran daya reaktif dan menstabilkan

tegangan.

Beberapa bus di sistem interkoneksi PT. PLN (Persero) Wilayah

Sulseltrabar sangat rawan terhadap kenaikan tegangan yang diantaranya

disebabkan oleh saluran transmisi yang panjang, jumlah beban yang sedikit, atau

pelepasan beberapa bagian jaringan seperti transmisi. Kenaikan tegangan ini dapat

melebihi ambang batas yang diinginkan dan dapat merusak isolasi peralatan pada

gardu induk. Sebenarnya pada gardu induk sudah terdapat On Load Tap Changer

(OLTC) yang dapat mengatur tegangan pada trafo dengan merubah tapping trafo

berdasarkan perubahan pada beban. Tapi penggunaannya tidak efisien karena

bekerja secara mekanik sehingga memungkinkan adanya perlambatan waktu yang

tidak dikehendaki untuk kondisi gangguan. Untuk mengatasi ini digunakan

kompensator yang mengkompensasi kenaikan tegangan ini, antara lain

pemanfaatan peralatan berbasis elektronika daya seperti TCR (Thyristor

Controlled Reactor) yang dapat bekerja secara otomatis dan cepat. TCR

merupakan bagian dari FACTS yang merupakan golongan kompensator shunt.

Mengingat sangat pentingnya komponen ini pada sistem interkoneksi Sulawesi

Selatan, maka penulis mencoba mengangkat hal ini sebagai bahan penulisan tugas

akhir dengan judul:

Analisis Pemasangan Thyristor Controlled Reactor (TCR) Pada Sistem


Interkoneksi PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN Persero)
Wilayah Sulseltrabar

2
I. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana menganalisis penyebab kenaikan tegangan di beberapa bus pada

sistem interkoneksi Sulseltrabar.

2. Bagaimana mencari kemungkinan penempatan TCR yang tepat pada sistem

interkoneksi Sulseltrabar.

3. Membandingkan kondisi jaringan sebelum dan setelah pemasangan TCR.

4. Menentukan kapasitas reactor TCR yang akan dipasang.

I. 3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari tugas akhir ini adalah:

1. Menganalisis penyebab kenaikan tegangan di beberapa bus pada sistem

interkoneksi Sulseltrabar.

2. Menentukan tempat pemasangan TCR yang tepat pada sistem interkoneksi

Sulseltrabar.

3. Membandingkan kondisi jaringan sebelum dan setelah pemasangan TCR.

4. Menentukan kapasitas reactor TCR yang akan dipasang.

I. 4. Batasan Masalah

Pada penyelesaian tugas akhir ini, permasalahan dibatasi pada:

1. Sistem yang dikaji adalah sistem tenaga listrik terinterkonenksi PT. PLN

Persero Wilayah Sulseltrabar.

2. Sistem interkoneksi PT. PLN Persero Wilayah Sulseltrabar dibatasi pada

sistem Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

3
3. Kondisi jaringan yang diteliti adalah kondisi jaringan pada saat tertentu saja.

4. Kontigensi dibatasi pada pengaruh pelepasan saluran terhadap tegangan bus

tertentu.

5. Program simulasi untuk studi aliran daya dengan menggunakan bantuan

software Power System Analysis Toolbox (PSAT).

I. 5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam empat bab dengan

pembagian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Merupakan bab yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Merupakan bab yang berisi teori dasar yang relevan untuk bahan

penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Merupakan bab yang membahas mengenai objek yang diteliti, analisa

data serta langkah-langkah penelitian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Merupakan bab yang membahas kinerja TCR dalam mengontrol

tegangan bus pada sistem interkoneksi SULSELTRABAR, serta

pembahasan hasil analisa data.

4
BAB V Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran mengenai isi

pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai