Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH:

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Judul:
Peran Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Ekonomi Rakyat

Dosen:
Dr. Ir. SOEKMANA SOMA, MSP, M.Eng.

Dibuat oleh:
LAODE MOH TEZAR
NPM. 2010831024

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


KONSENTRASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
Kerjasama:
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Dengan
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Bandung
2011
1. PENDAHULUAN

Dalam dekade 1990-an hingga awal 2000-an isu mengenai penerapan “Corporate
Social Responsibilty/CSR” atau “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” telah
berkembang menjadi diskursus yang penting antara pemerintah, perusahaan-
perusahaan besar dan masyarakat sipil. Perkembangan diskursus tersebut
dilatarbelakangi oleh meningkatnya tekanan terhadap perusahaan-perusahaan
multinasional di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.
Istilah Corporate Social Responsibility (CSR) erat kaitannya dengan
masyarakat dan perusahaan-perusahaan besar. Pada dasarnya CSR merupakan
bentuk kontribusi perusahaan untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat di
sekitarnya, baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat.
Secara harfiah CSR diartikan sebagai tanggungjawab sosial perusahaan.
Sedangkan menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk
berkontribusi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehingga dampak baik bagi bisnis sekaligus
baik bagi kehidupan social.
CSR itu sendiri merupakan salah satu cara untuk mencerminkan tanggung
jawab dan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Juga sebagai bentuk balas
budi kepada masyarakat atau warga yang telah memberi hak untuk mengelola
sumber daya di lingkungan mereka. Dengan CSR, jalinan sosial antara perusahaan
dan masyarakat akan menjadi lebih erat sehingga keberadaan perusahaan tersebut
lebih diterima di masyarakat. Dan pada akhirnya tercipta iklim sosial dan politik
yang lebih kondusif yang tentu saja akan menguntungkan kedua belah pihak.
Pemerintah telah menyusun aturan khusus tentang penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Perseroan
Terbatas No.40 tahun 2007 dan Undang-undang Penanaman Modal No.25 tahun
2007. Meskipun demikian pada praktiknya, masih ada perusahaan yang tidak
mengindahkan aturan dan eksistensi dari CSR tersebut. Dengan motif mengejar
keuntungan, perusahaan mengelola sumberdaya dengan tidak tepat dan tidak
memperhatikan dampak negatif yang diberikan terhadap lingkungan ataupun
masyarakat.

2
2. TUJUAN

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana
perusahaan-perusahaan mengekploitasi sumber daya yang ada. Juga dampak dari
keberadaan perusahaan tersebut terhadap lingkungan ataupun masyarakat sekitar.
Serta apa kaitan perusahaan terhadap pemerintah dan masyarakat sekitarnya dan
konsultan public.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan terdiri dari atas 4 (empat) tahapan alur
penelitian, alur penelitian penelitian menunjukan jenis dan ukuran kegiatan dalam
penelitian ini yang dimulai dengan rumusan masalah dan tujuan, kemudian
melakukan tinjauan pustaka sesuai dengan permasalahan yang diteliti mengenai
sejauh mana perusahaan dalam menerapkan program CSR-nya dan hubunganya
pemerintah, masyarakat dan konsultan publik dan diakhiri dengan kesimpulan dan
saran.
Alur penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a. Rumusan Masalah dan Tujuan
Rumusan masalah ini dan tujuan berisi latar belakang dan uraian
permasalahan yang perlu diteliti dan dijawab berkaitan dengan topic
penelitian, serta menjelaskan tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian.
b. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dimaksud untuk dipelajari dan dipahami secara
mendalam mengenai bagaimana perusahaan-perusahaaan yang
menjalankan program-program CSR-nya dapat meningkatkan
kesejahteran masyarakat dan lingkungannya, dimana perusahaan tersebut
bermukim. Tinjauan pustaka dilakukan terhadap berbagai sumber
literature baik yang berasal dari buku, jurnal, paper, proceeding.

3
Tinjauan pustaka dilakukan dengan mengacu pada perumusan masalah
yang dikemukakan dan tujuan yang hendak dicapai
c. Melakukan Metode-Metode Penerapan Program CSR dalam Perusahaan
sehingga menghasilkan hubungan yang harmonis di sesama kepentingan
yaitu masyarakat, pemerintah dan konsultan public.
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang dilakukan diperoleh metode-
metode pengembangan sumber daya manusia yang dapat ditempuh oleh
perusahaan jasa konstruksi. Dari metode yang didapat dilakukan
perbandingan oleh perusahaan jasa konstruksi dalam pengembangan
sumber daya manusia yang ada secara efektif dan efisien.
d. Kesimpulan dan Saran
Tahap akhir dari penelitian ini adalah pengambilan kesimpulan hasil
penelitian untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

4
4. PEMBAHASAN

Meskipun tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan


financial, namun sudah selayaknya setiap perusahaan memperhatikan aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kini semakin diakui
bahwa perusahaan, sebagai pelaku bisnis, tidak akan bisa terus berkembang,
apabila perusahaan tersebut menutup mata atau tak mau tahu dengan situasi dan
kondisi lingkungan sosial sekitarnya. Hingga pada akhirnya adanya saling
ketergantungan antara pihak perusahaan dengan masyarakat. Untuk itu diperlukan
sebuah solusi yang dapat menjawab permasalahan tersebut, dan salah satunya
adalah dengan melaksanakan CSR. Tujuan CSR adalah untuk menciptakan dan
memelihara hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar lokasi produksi
dan bekerjasama dengan stakeholder untuk memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat sekitar.
Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan tergantung
dari kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Sebaiknya
sebelum melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei terlebih
dahulu untuk menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang dilakukan
tepat guna dan tepat sasaran. Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap
masyarakat sekitarya.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan memberdayakan
masyarakat antara lain dalam bidang :
1. Pengembangan Ekonomi misalnya kegiatan di bidan pertanian,
peternakan, koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat misalnya penyuluhan, pengobatan,
pemberian gizi bagi balita, program sanitasi masyarakat dan sebagainya.
3. Pengelolaan Lingkungan misalnya penanganan limbah, pengelolaan
sampah rumah tangga, reklamasi dan penanganan dampak lingkungan
lainnya.
4. Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan misalnya pemberian beasiswa
bagi siswa berprestasi dan siswa tidak mampu, magang atau job training,

5
studi banding, peningkatan ketrampilan, pelatihan dan pemberian sarana
pendidikan.
5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur misalnya kegiatan bakti
sosial, budaya dan keagamaan serta perbaikan infrastruktur di wilayah
masyarakat setempat.
Sebagai contoh, Community Development Centre Telkom DivreV Jatim
memfokuskan program CSR di bidang pendidikan terutama dalam aplikasi
internet melalui pelatihan-pelatihan. Bahkan untuk menjangkau masyarakat di
perdesaan, Telkom sudah mendirikan Broadband Learning Center (BLC) yang
berada di kecamatan-kecamatan. Sejak tahun 2008 sampai pertengahan 2009,
sudah ada 40 lokasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota. BLC jadi pusat pelatihan
warga desa agar tahu soal teknologi informasi utamanya internet. Ke depan, BLC
yang sudah ada akan dikembangkan menjadi Indonesia Digital Community
(Indigo). Di BLC yang awalnya hanya mengenal internet, nanti setelah jadi indigo
dilatih lebih kreatif lagi. Hasil karya masyarakat bisa ditampilkan melalui internet.
Tidak ketinggalan CSR juga jadi program PT Asuransi Kesehatan Indonesia
(Askes) Regional VII. Ada beberapa program yang dilakukan, misalnya :
1. Penghijauan
2. Khitanan
3. Satu Jiwa Satu Pohon
4. Bantuan Renovasi Masjid
5. Bantuan Pendidikan
Pemerintah telah mengatur kebijakan CSR dalam pasal 74 UU Perseroan
Terbatas (PT). Tidak menutup kemungkinan CSR akan menjadi kewajiban baru
standar bisnis yang harus dipenuhi seperti layaknya standar ISO. Kolaborasi dan
harmonisasi peraturan pemerintah dengan program-program CSR yang saling
mendukung dan dalam koridor konsep “Pembangungan Berkelanjutan” akan
melahirkan sinergi yang kuat bila dilaksanakan secara konsisten disertai dengan
ketegasan law enforcement. Hasil dari sinergi tersebut berupa tumbuhnya modal
sosial yang semakin kuat dari hari ke hari. CSR tidak akan memberikan arti yang
optimal tanpa dukungan pemerintah secara nyata dan peran serta aktif dari
masyarakat lokal. Peran serta aktif masyarakat notabene merupakan komponen

6
dalam modal sosial yang sangat penting dan menjadi kunci suksesnya pelaksanaan
program-program CSR.
Dengan demikian antara CSR dan masyarakat terdapat hubungan dua arah
yang bersifat kausalitas dan saling mempengaruhi. Sedangkan pengaruh
pemerintah yang antara lain dapat berupa peraturan/regulasi lebih bersifat sebagai
katalisator yang berfungsi untuk mempercepat proses senyawa antara CSR dan
modal sosial tersebut. Dalam prosesnya, sebenarnya juga terdapat akses pengaruh
bagi perusahaan dan masyarakat dalam penyusunan regulasi berkaitan dengan
CSR. Perusahaan sebagai agen pelaksana pembangunan berkelanjutan melalui
program-program CSR dapat mempengaruhi penyusunan regulasi secara langsung
maupun tidak langsung. Sedangkan masyarakat sebagai sumber modal sosial yang
berkepentingan atas pelaksanaan program-program CSR juga dapat
mempengaruhi penyusunan regulasi maupun menjalankan fungsi kontrol atas
pelaksanaan regulasi tersebut. Keterlibatan perusahaan dan masyarakat dalam
mempengaruhi penyusunan regulasi dapat dilakukan melalui konsultasi publik.
Konsultasi publik ini lebih bersifat dua arah, sehingga memungkinkan terjadinya
dialog interaktif antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah. Sebab konsultasi
publik merupakan proses yang berbasiskan kesetaraan pemangku kepentingan dan
bersifat dua–atau bahkan multi arah, berbeda dengan sosialisasi yang timpang dan
searah. Sosialisasi merupakan bentuk komunikasi yang lebih bersifat satu arah,
dan dilakukan setelah regulasi selesai dibuat dan ditetapkan berlakunya.
Dalam sosialisasi pemerintah berharap para pemangku kepentingan
memahami isi regulasi dan kemudian bersedia melaksanakan regulasi seperti yang
dikehendaki pemerintah. Sedangkan konsultasi publik dilakukan sebelum suatu
regulasi disusun apalagi ditetapkan berlakunya. Dengan konsultasi publik,
perusahaan dan masyarakat telah terlibat sejak awal mempengaruhi penyusunan
regulasi. Keterlibatan sejak awal proses ini sangat penting karena nantinya bila
regulasi telah berlaku akan berpengaruh terhadap kehidupan dan masa depan
perusahaan maupun masyarakat. Pengaruh dan keterlibatan perusahaan serta
masyarakat ini merupakan wujud atau realisasi komponen modal sosial yaitu
tanggung jawab terhadap kepentingan publik.  Konsultasi publik lebih menjamin
lahirnya regulasi CSR yang realistis dan memenuhi harapan semua pemangku

7
kepentingan karena setiap pihak yang terlibat mempengaruhi proses
penyusunannya berada pada posisi yang setara satu sama lain.
Dan pada akhirnya program CSR yang disusun serta dilaksanakan
perusahaan akan lebih terarah secara efektif untuk mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya proses saling terlibat dan
mempengaruhi tersebut, maka pada dasarnya pemerintah dan masyarakat juga
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya aktivitas CSR. Dengan kata lain,
CSR bukan semata-mata tanggung jawab perusahaan saja. Perusahaan tidak
mungkin dan tidak bisa dibiarkan begitu saja menjalankan program-program CSR
meskipun inisiatif melaksanakan CSR tersebut datang dari perusahaan. Sebab
dalam realitasnya di lapangan, implementasi program-program CSR tetap harus
melibatkan pemerintah dan masyarakat setempat. Bagaimanapun dalam
menjalankan aktivitas CSR-nya, perusahaan tetap menghadapi batas-batas
kemampuan finansial dan sumber daya ekonomi lain. 
Tanggung jawab tersebut harus ditekankan pemahamannya kepada
masyarakat dengan tujuan agar masyarakat tidak melupakan tanggung jawab
hidupnya sendiri. Pada dasarnya masyarakat tetap bertanggung jawab atas
kehidupannya masing-masing, kelestarian lingkungan dan alam tempatnya hidup,
tanggung jawab sosial dan ekonomi, serta tanggung jawab sebagai warga negara.
Di sini juga sangat perlu ditegaskan bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan
kesejahteraan hidup masyarakat tidak dapat dibebankan atau dipindahkan
sepenuhnya kepada pundak perusahaan. Masyarakat tetap harus bertanggung
jawab untuk meraih serta mewujudkan kesejahteraan individualnya dengan cara
belajar dan berkerja keras. Sedangkan pemerintah juga tidak bisa memindahkan
tanggung jawabnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat umum kepada
perusahaan, dengan menyerahkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
sepenuhnya kepada perusahaan. Penekanan dan penegasan ini perlu dipahami oleh
masyarakat lokal dan pemerintah setempat agar CSR tidak berdampak pada
terjadinya degradasi moral berupa kemalasan dan hilangnya rasa tanggung jawab
hidup.

8
5. KESIMPULAN

Kesimpulan dari tulisan ini seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan,
Dimana perusahaan dengan memberdayakan masyarakat dalam berbagai bidang:

1. Pengembangan Ekonomi;

2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat;

3. Pengelolaan Lingkungan;

4. Pendidikan, Keterampilan dan Pelatihan;

5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur;

Kesemuanya ini harus terjalin hubungan yang harmonis antara Pemerintah,


Masyarakat dan Konsultan Public. Pemerintah dengan law enforcementnya dan
perusahaan dengan program-program CSR sehingga diharuskan terjadi hubungan
yang harmonis, serasi dan senergi. Sehingga dapat meningkatkan modal sosial
dari hari kehari karna masyarakat merasa terlindungi dengan adanya program-
program CSR. Dengan adanya konsultasi publik dua arah yang saling
mempengaruhi berbasiskan kesetaraan pemangku kepentingan antara masyarakat
dan prusahaan sehingga lingkungan dapat terjaga dan peningkatan kesjahteraan
masyarakat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Heka Hertanto (Direktur Eksekutif Artha Graha Peduli dan Direktur PT Sumber
Alam Sutera - A Member of Artha Graha Network)

Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: Elex Media


Komputindo.

9
Kotler, Philip. and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the
Most Good for Your Company and Your Cause. Hoboken. New Jersey: John
Wiley and Sons, Inc.

Sukada, Sonny. 2007. CSR for Better Life: Indonesian Context. Jakarta: Business
Links.

10

Anda mungkin juga menyukai