Anda di halaman 1dari 4

09071001016

SISTEM KOMPUTER

GAMBARAN DAN KLASIFIKASI REAL TIME SYSTEM


Real time system

Disebut juga dengan Sistem waktu nyata. Sistem yang harus menghasilkan respon yang tepat dalam
batas waktu yang telah ditentukan. Jika respon komputer melewati batas waktu tersebut, maka
terjadi degradasi performansi atau kegagalan sistem. Sebuah Real time system adalah sistem yang
kebenarannya secara logis didasarkan pada kebenaran hasil-hasil keluaran sistem dan ketepatan
waktu hasil-hasil tersebut dikeluarkan.

Aplikasi penggunaan sistem seperti ini adalah untuk memantau dan mengontrol peralatan seperti
motor, assembly line, teleskop, atau instrumen lainnya. Peralatan telekomunikasi dan jaringan
komputer biasanya juga membutuhkan pengendalian secara Real time.

Berdasarkan batasan waktu yang dimilikinya, Real time system ini dibagi atas:

 Hard Real time


Sistem hard real-time dibutuhkan untuk menyelesaikan critical task dengan jaminan waktu
tertentu. Jika kebutuhan waktu tidak terpenuhi, maka aplikasi akan gagal. Dalam definisi lain
disebutkan bahwa kontrol sistem hard real-time dapat mentoleransi keterlambatan tidak lebih
dari 100 mikro detik. Secara umum, sebuah proses di kirim dengan sebuah pernyataan jumlah
waktu dimana dibutuhkan untuk menyelesaikan atau menjalankan I/O. Kemudian penjadwal
dapat menjamin proses untuk selesai atau menolak permintaan karena tidak mungkin
dilakukan. Mekanisme ini dikenal dengan resource reservation. Oleh karena itu setiap operasi
harus dijamin dengan waktu maksimum. Pemberian jaminan seperti ini tidak dapat dilakukan
dalam system dengan secondary storage atau virtual memory, karena sistem seperti ini tidak
dapat meramalkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi suatu proses.
Diagram hard real-time dapat dilihat seperti Gambar 1 berikut ini.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pada sistem pengontrol pesawat terbang. Dalam
hal ini, keterlambatan sama sekali tidak boleh terjadi, karena dapat berakibat tidak
terkontrolnya pesawat terbang. Nyawa penumpang yang ada dalam pesawat tergantung dari
sistem ini, karena jika system pengontrol tidak dapat merespon tepat waktu, maka dapat
menyebabkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa.

 Soft Real time


Komputasi soft real-time memiliki sedikit kelonggaran. Dalam sistem ini, proses yang kritis
menerima prioritas lebih daripada yang lain. Walaupun menambah fungsi soft real-time ke
sistem time sharing mungkin akan mengakibatkan ketidakadilan pembagian sumber daya dan
mengakibatkan delay yang lebih lama, atau mungkin menyebabkan starvation, hasilnya adalah
tujuan secara umum sistem yang dapat mendukung multimedia, grafik berkecepatan tinggi, dan
variasi tugas yang tidak dapat diterima di lingkungan yang tidak mendukung komputasi soft
real-time. Diagram soft real-time dapat dilihat seperti Gambar 2 berikut ini.
Contoh penerapan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari adalah pada alat penjual/pelayan
otomatis. Jika mesin yang menggunakan sistem ini telah lama digunakan, maka mesin tersebut
dapat mengalami penurunan kualitas, misalnya waktu pelayanannya menjadi lebih lambat
dibandingkan ketika masih baru. Keterlambatan pada sistem ini tidak menyebabkan kecelakaan
atau akibat fatal lainnya, melainkan hanya menyebabkan kerugian keuangan saja. Jika
pelayanan mesin menjadi lambat, maka para pengguna dapat saja merasa tidak puas dan
akhirnya dapat menurunkan pendapatan pemilik mesin. Setelah batas waktu yang diberikan
telah habis, pada sistem hard realtime, aplikasi yang dijalankan langsung dihentikan. Akan
tetapi, pada sistem softreal-time, aplikasi yang telah habis masa waktu pengerjaan tugasnya,
dihentikan secara bertahap atau dengan kata lain masih diberikan toleransi waktu.
Mengimplementasikan fungsi soft real-time membutuhkan design yang hati-hati dan aspek yang
berkaitan dengan sistem operasi. Pertama, system harus punya prioritas penjadwalan, dan
proses real-time harus memiliki prioritas tertinggi, tidak melampaui waktu, walaupun prioritas
non real-time dapat terjadi. Kedua, dispatch latency harus lebih kecil. Semakin kecil latency,
semakin cepat real-time proses mengeksekusi. Untuk menjaga dispatch tetap rendah, ,maka
butuh agar system call untuk preemptible. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan ini.
Pertama adalah dengan memasukkan preemption points di durasi system call yang lama, yang
memeriksa apakah prioritas utama butuh untuk dieksekusi. Jika sudah, maka contex switch
mengambil alih, ketika high priority proses selesai, proses yang diinterupsi meneruskan dengan
system call. Points premption dapat diganti hanya di lokasi yang aman di kernel dimana kernel
struktur tidak dapatdimodifikasi. Metoda yang lain adalah dengan membuat semua kernel
preemptible. Karena operasi yang benar dapat dijamin, semua struktur data kernel harus
diproteksi dengan mekanisme sinkronisasi. Dengan metode ini, kernel dapat selalu di
preemptible, karena setiap data kernel yang sedang di update diproteksi dengan pemberian
prioritas yang tinggi. Jika ada proses dengan prioritas tinggi ingin membaca atau memodifikasi
data kernel yang sedang dijalankan, prioritas yang tinggi harus menunggu sampai proses
dengan prioritas rendah tersebut selesai. Situasi seperti ini dikenal dengan priority inversion.
Kenyataanya, serangkaian proses dapat saja mengakses sumber daya yang sedang dibutuhkan
oleh proses yang lebih tinggi prioritasnya. Masalah ini dapat diatasi dengan priority-inheritance
protocol, yaitu semua proses yang sedang mengakses sumber daya mendapat prioritas tinggi
sampai selesai menggunakan sumber daya. Setelah selesai, prioritas proses ini dikembalikan
menjadi seperti semula.

 Firm Real time


Firm Real Time dibatasi dengan batasan yang sama seperti pada Hard Real Time, bedanya
system masih diberikan toleransi beberapa kali jika tidak dapat memenuhi batasan tersebut,
tetapi bila melewati dari jumlah toleransi yang telah diberikan maka system akan failure.
Contoh: mungkin dapat lebih mudah dipahami pada kasus perkuliahan, yaitu bila dosen
mengeluarkan suatu peraturan bahwa mahasiswa boleh tidak masuk dalam pertemuan di kelas
maksimal sebanyak 5 kali (toleransi), tetapi apabila melebihi dari 5 kali maka mahasiswa yang
bersangkutan akan langsung mendapatkan nilai E

Pada real-time system  dikenal istilah tardy tasks dan miss-percentage. 


Tardy tasks  adalah tugas yang tidak dapat dikerjakan dan dieksekusi oleh sistem dalam
waktu deadline  tertentu.
misspercentage adalah persentase dari tardy tasks terhadap seluruh tugas yang harus dikerjakan
oleh sistem.

Main goal RTS Engineering


Dalam Real Time Engineering tujuan utamanya adalah untuk menemukan cara agar Hard Real Time
dapat diubah menjadi Firm Real Time dan Firm Real Time dapat diubah menjadi Soft Real Time.

Anda mungkin juga menyukai