Anda di halaman 1dari 8

TEMA : Kutukan Peta Harta Karun

Naskah

Jum’at sore itu ketika setelah tidur siang merupakan waktu luang bagi Wagiman. Karena merasa
bosan, ia terpikir untuk membereskan buku – buku pelajaran SMP miliknya yang sudah tidak
terpakai. Wagiman menuju ke gudang yang terletak di halaman belakang rumahnya. Setelah
membuka kunci dan pintu gudang yang terbuat dari kayu, ia lalu menuju bagian penyimpanan
buku. Ia memilah-milah buku yang masih bagus dan yang sudah rusak. Saat ia sedang
membereskan buku – buku itu, ia melihat sebuah buku yang menurutnya aneh. Buku itu berisi
tulisan – tulisan kuno, gambar permukaan bumi (peta), dan angka – angka yang belum ia mengerti
artinya. Setelah cukup lama membereskan buku – bukunya, ia kemudian kembali lagi kerumah
dengan membawa buku misterius tersebut. Wagiman penasaran dengan buku itu. Ketika melewati
ruang tengah, ia melihat ayahnya sedang menonton tv. Wagiman ingin menanyakan tentang buku
misterius itu kepada ayahnya. Wagiman menghampiri ayahnya ( pak Santoso ). Ia ikut duduk di
sofa ruang tengah, berhadapan dengan ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya tentang buku itu,
ayahnya menjawab kalau buku tersebut adalah peninggalan dari kakek ayahnya Wagiman, dan itu
merupakan buku berisi peta harta karun peninggalan kerajaan jaman dahulu. Wagiman pun
terkejut.

Ayah Wagiman berkata kalau buku tersebut adalah peta harta karun, Ayah Wagiman juga telah
mencari letak lokasi harta karun itu lebih dari separuh hidupnya, namun belum ia temukan juga.
Sekarang Wagiman menjadi semangat. Ia ingin menemukan harta karun itu.

Hari telah larut malam. Setelah selesai mendengarkan penjelasan tentang peta harta karun
tersebut, ia menuju ke kamarnya Sebelum tidur, ia membayangkan dirinya sedang mencari harta
karun itu bersama dengan teman - teman sekolahnya. Dan ia pun tertidur…

Esok paginya, ia berangkat ke sekolah baik motor kesayangannya. Dalam perjalanan berangkat ke
sekolah, tak henti – hentinya ia melamun tentang harta karun, sampai – sampai ia hampir
menabrak rombongan anak SD yang menyebrang jalan raya. Wagiman telah sampai di sekolah. Ia
ingin bercerita tentang buku berisi peta harta karun itu kepada temannya saat jam istirahat.
Dihampiri lah Anto yang sedang membaca komik Detective Conan. Anto adalah teman sekelas
Wagiman.
Dengan semangat, Wagiman mulai bercerita kepada Anto tentang buku berisi peta harta karun
yang ia temukan kemarin sore. Wagiman menjelaskan kepada Anto bahwa Ia berniat mencari
harta karun itu dan Wagiman ingin mengajak Anto untuk ikut mencari harta karun tersebut.

Saat mereka sedang seru mengobrol, dari arah depan kelas datanglah Nita. Nita adalah teman
sekolah mereka namun berbeda ruang kelas. Karena Nita penasaran dengan yang mereka
perbincangkan, Nita pun bertanya kepada Wagiman. Lalu wagiman menjelaskan tentang peta
harta karun itu. Belum selesai menjelaskan, perkataan Wagiman dipotong oleh Nita yang
menyatakan keikut sertaannya mencari harta karun itu. Mereka sepakat untuk berkumpul di
rumah Hazel nanti malam.

Mereka berniat untuk mencari harta karun itu esok pagi. Kebetulan besok pagi adalah hari minggu.

Wagiman pulang sekolah. Sebelum langsung ke rumah, Ia mampir dulu ke rumah Hazel. Hazel
adalah tetangga Wagiman. Keturunan Belanda. Seperti biasa, Wagiman mampir kerumah Hazel
untuk main PlayStation. Maklum, Hazel adalah anak orang kaya, jika dibandingkan dengan
tetangga – tetangganya. Mereka kemudian main PlayStation bersama. Saat sedang bermain,
Wagiman mengawali pemibicaraan. Seperti teman – teman di sekolahnya, ia bercerita tentang
buku berisi peta harta karun tersebut. Wagiman menawarkan kepada Hazel untuk ikut berburu
harta karun. Hazel pun setuju, karena pada hari minggu, biasanya Hazel tidak memiliki kesibukan.

Sabtu malam pukul 19.00 mereka semua tiba di rumah Hazel untuk membahas perburuan harta
karun. Mereka membahasnya di balkon rumah Hazel. Ditemani segelas teh hangat dan dua kaleng
biskuit, mereka mulai diskusi tentang perburuan harta karun.

Pukul 21.00, mereka selesai berdiskusi. Satu per satu mereka turun melalui tangga. Hazel
mengantar mereka sampai ke gerbang rumahnya.

Minggu pagi selepas subuh, mereka semua berkumpul di rumah Hazel. Karena perjalanan mencari
harta karun dirasa jauh, maka mereka memutuskan untuk naik mobil Hazel. Semua peralatan yang
mereka perlukan, semua dimasukkan ke dalam bagasi mobil belakang.

Jam tangan wagiman menunjukkan pukul 07.30, tampaknya perjalanan kali ini cukup lama. Nita
dan Anto yang ada duduk dibelakang tampaknya tertidur pulas. Sedangkan Wagiman dan Hazel
duduk di depan, dimana Hazael bertindak sebagai supir. Mereka melewati berbagai medan
perjalanan yang cukup beragam. Jalan berkelok – kelok, melewati tepi laut, melewati tepi jurang,
melewati gunung.
Ketika mereka semua melewati jalanan di hutan yang cukup lebat, mereka dikagetkan dengan
suara ledakan ban mobil milik Hazel. Tampaknya ban mobil bagian depan kanan pecah. Tak urung
Nita dan Anto yang semula tidur pulas, mendadak bangun karena kaget. Hazel mengendalikan
mobilnya untuk menepi di sisi kiri jalan, dan akhirnya berhenti. Mereka semua pun turun dari
mobil. Anto sempat menggerutu tentang kejadian ini.

Sejak kejadian ini, Nita merasa ada yang aneh. Seolah – olah ia dan teman – temannya tidak
diperbolehkan untuk mencari harta karun itu. Anto pun masuk ke mobil, dan Nita mengutarakan
pendapatnya ke mereka semua. Setelah menjelaskan pendapat Nita, Anto tersenyum dan
menyatakan bahwa pendapat Nita hanyalah mengada – ngada. Terjadi perdebatan yang cukup
panjang antara Nita dan Anto. Selang beberapa menit, Hazel mengungkapkan apa yang
dipikirkannya. Hazel menyetujui pendapat Nita tentang membatalkan pencarian harta karun ini,
dan Wagiman pun menyetujuinya. Pencarian harta karun pun dibatalkan. Hazel kemudian
memutar mobilnya menuju arah pulang.

Sore hari, mereka semua akhirnya tiba di rumah Hazel. Mereka lalu mengambil kembali barang –
barang yang diletakkan di bagasi mobil Hazel. Tak berapa lama, Nita berpamitan untuk pulang,
disusul Anto. Wagiman pun pulang kerumahnya.

Wagiman telah sampai rumah. Di ruang tengah, Ia bermaksud menannyakan kejadian aneh yang
dia dan teman – temannya alami kepada ayahnya. Wagiman pun bertanya kepada ayahnya yang
pada saat itu sedang menonton TV. Ayahnya pun menjelaskan bahwa buku yang berisi peta harta
karun itu mengandung semacam kutukan. Hingga saat ini, belum ada yang menemukan harta
karun tersebut, karena selalu mengalami hal – hal aneh saat melakukan pencarian.

Setelah mendengarkan penjelasan dari ayahnya, Ia berniat untuk mengembalikan buku tersebut di
gudang belakang rumah. Wagiman menuju ke kamar tidurnya, karena sudah larut malam dan
esoknya, Ia harus berangkat ke sekolah.
Teknis

1. Rancangan Tokoh :

a. Wagiman, laki – laki, siswa SMA kelas XII, 18 tahun. Selalu menjunjung tinggi budaya
leluhurnya (Jawa), Merupakan keturunan darah biru yang ia warisi dari ayahnya, Selalu
mendapat nilai sempurna dalam mata pelajaran Sejarah, karena ia tertarik dengan cerita –
cerita dari ayahnya tentang berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau.

b. Anto, laki – laki teman satu kelas Wagiman. 18 tahun. berkaca mata tebal, kulitnya agak
hitam karena sering mengikuti kegiatan luar ruang, badannya kecil, barang yang sering dia
bawa saat bepergian adalah buku kecil dan alat tulis. Suka membaca buku – buku yang
berbau detektif. Selalu dimintai oleh teman – temannya jika ada yang kehilangan sesuatu.
Tertarik dengan segala macam teka – teki, karena selalu membuatnya penasaran.

c. Hezel, laki – laki, tetangga Wagiman, 17 tahun. Sekolah di salah satu SMA swasta yang
terkenal elite, keturunan Belanda, berbadan tinggi, kulitnya putih, paling suka dengan
komputer dan gadget. Tinggal di rumah yang mewah, karena orang tuanya adalah
pengusaha yang sukses bekerja di Indonesia. Orangnya terbuka dan mau bergaul dengan
siapa saja.

d. Nita, perempuan. teman sekolah Anto dan Wagiman tapi beda kelas, 17 tahun.
berambut panjang yang selalu dikuncir “ekor kuda”, berjiwa petualang, pekerja keras,
pantang menyerah, teman yang menyenangkan untuk diajak diskusi, jiwa petualangnya
diwarisi dari ayahnya yang merupakan anggota tim SAR yang bekerja di alam liar.

e. Santoso, merupakan ayah Wagiman, 53 tahun, keturunan keraton (ningrat), bijaksana,


banyak pengalaman, mempunyai peta harta karun yang terkutuk.
2. Rancangan Setting :

Tempat,
- Ruang tengah rumah pak Santoso
- Kamar tidur
- Gudang
- Jalan raya
- Sekolah Wagiman
- Ruang kelas
- Rumah Hazel
- Kamar Hazel
- Balkon rumah Hazel
- Teras rumah Hazel
- di dalam mobil Hazel

Waktu,
- hari ke-1. Sore & Malam
- hari ke-2. Pagi, Siang & Malam
- hari ke-3. Pagi, Siang & Sore
Naskah Produksi
HALAMAN 1
Panel 1: Long Shot. Suasana sore hari di luar rumah Wagiman. Atap rumah + background
matahari di kanan rumah
Panel 2: Medium Long Shot. Kamar Wagiman. Wagiman tiduran di kasur
Panel 3: Close-up. Wajah bosan Wagiman
Panel 4: OSS. Wagiman melirik jendela
Panel 5: Close-up. Kaki Wagiman beranjak dari kasur

HALAMAN 2
Panel 1: Medium Long Shot. Wagiman membuka pintu kamar
Panel 2: Medium Long Shot. Wagiman berjalan ke halaman rumah belakang
Panel 3: Medium Long Shot. Wagiman sampai di pintu gudang
Panel 4: Medium Close-up. Kunci di saku Wagiman
Panel 5: Close-up. Gembok yang dibuka

HALAMAN 3
Panel 1: Medium Long Shot. Wagiman membuka pintu
Panel 2: Medium Close-up. Wagiman berjalan diantara lemari
Panel 3: Medium Close-up. Wagiman menata buku yang ada di lemari
Panel 4: Close-up. Buku misterius yang terjatuh
Panel 5: Medium Close-up. Wagiman melirik ke buku yang jatuh
Panel 6: Close-up. Buku di pegang Wagiman

HALAMAN 4
Panel 1: Close-up. Buku bertuliskan tulisan – tulisan aneh
Panel 2: Medium Close-up. Wagiman jongkok memegang buku
Panel 3: Medium Close-up. Wagiman menutup pintu gudang
Panel 4: Medium Long Shot. Ruang Tengah. Wagiman & pak Santoso
Panel 5: Close-up. Tangan pak Santoso & buku misterius
Panel 6: Close-up. Wajah pak Santoso

HALAMAN 5
Panel 1: Medium Long Shot. Ruang Tengah. Wagiman berdiri
Panel 2: Medium Close-up. Wagiman berjalan menuju kamar
Panel 3: Close-up. Gagang pintu kamar Wagiman
Panel 4: Medium Close-up. Buku misterius diletakkan di atas meja belajar Wagiman
Panel 5: Medium Close-up. Wajah Wagiman menghadap ke atas

HALAMAN 6
Panel 1: Long Shot. Suasana pagi hari di luar Wagiman rumah. Atap rumah + background
matahari di kiri rumah
Panel 2: Medium Long Shot. Wagiman naik sepeda motor. Jalan raya
Panel 3: Long Shot. Sekolahan Wagiman.
Panel 4: Medium Close-up. Ruang kelas. Wagiman dan Anto mengobrol, Nita Datang
Panel 5: Medium Long Shot. Ruang kelas. Wagiman, Anto dan Nita saling mengobrol
Panel 6: Medium Long Shot. Ruang kelas. Wagiman, Anto dan Nita saling mengobrol
HALAMAN 7
Panel 1: Medium Long Shot. Wagiman naik sepeda motor. Jalan raya
Panel 2: Close-up. Wajah Wagiman
Panel 3: Long Shot. Wagiman parker motor di rumah Hazel
Panel 4: Medium Close-up. Pintu Utama. Hazel menyambut kedatangan Wagiman
Panel 5: Medium Long Shot. Wagiman dan Hazel main PlayStation
Panel 6: Medium Close-up. Wagiman mengobrol dengan Hazel

HALAMAN 8
Panel 1: Medium Close-up. Wagiman mengobrol dengan Hazel
Panel 2: Medium Long Shot. Wagiman dan Hazel main PlayStation
Panel 3: Long Shot. Suasana sore hari di luar rumah Wagiman. Atap rumah + background
matahari di kanan rumah
Panel 4: Long Shot. Malam hari. Balkon Rumah Hazel
Panel 5: Long Shot. Pohon – pohon dengan latar sinar bulan

HALAMAN 9
Panel 1: Close-up. Teko berisi teh hangat dituang ke cangkir
Panel 2: Medium Close-up. Wagiman menerangkan rencana pencarian harta karun
Panel 3: Medium Close-up. Nita menerangkan rencana pencarian harta karun
Panel 4: Medium Close-up. Anto dan Hazel bertanya tentang rencana pencarian harta
karun

HALAMAN 10
Panel 1: Long Shot. Pohon – pohon dengan latar sinar bulan
Panel 2: Close-up. Jam tangan Nita
Panel 3: Close-up. Cangkir teh telah kosong
Panel 4: Medium Close-up. Nita menguap, mulai mengantuk
Panel 5: Long Shot. Malam hari. Balkon Rumah Hazel. Semua berdiri. Hendak pulang

HALAMAN 11
Panel 1: Close-up. Langkah kaki.
Panel 2: Medium Close-up. Tangga rumah Hazel. Mereka menuruni tangga
Panel 3: Medium Long Shot. Tangga rumah Hazel. Mereka menuruni tangga
Panel 4: Medim Long Shot. Pintu rumah Hazel
Panel 5: Long Shot. Rumah Hazel

HALAMAN 12
Panel 1: Long Shot. Pepohonan dengan latar suara ayam berkokok
Panel 2: Long Shot. Rumah Hazel. Tampak mobil Hazel yang sudah siap.
Panel 4: Medium Close-up. Bagasi mobil Wagiman. Nita dan Anto. Peralatan sudah siap.
Panel 5: Medium Long Shot. Mereka masuk ke mobil.
Panel 6: Close-up. Kunci kontak mobil
HALAMAN 13
Panel 1: Medium Long Shot. Mobil Hazel di jalan raya
Panel 2: Long Shot. Jalan berkelok di pegunungan
Panel 3: Medium Long Shot. Mobil Hazel
Panel 4: Close-up. Jam Tangan Wagiman
Panel 5: Medium Close-up. Nita dan Anto tertidur

HALAMAN 14
Panel 1: Medium Long Shot. Tampak depan mobil Hazel
Panel 2: Medium Long Shot. Tampak samping mobil Hazel
Panel 3: Close-up. Ban mobil meletus
Panel 4: Medium Close-up. Di dalam mobil, mereka semua terkejut.
Panel 5: Medium Long Shot. Hazel meminggirkan mobilnya ke sisi kiri jalan
Panel 6: Medium Long Shot. Mereka semua keluar dari mobil
Panel 7: Medium Close-up. Hazel keluar dari mobil
Panel 8: Close-up. Ban mobil

HALAMAN 15
Panel 1: Medium Close-up. Hazel menyuruh Nita untuk mengambil dongkrak di bagasi
belakang
Panel 2: Medium Long Shot. Nita membuka bagasi mobil
Panel 3: Close-up. Nita mengambil dongkrak
Panel 4: Close-up. Nita menyerahkan dongkrak ke Hazel
Panel 5: Medium Close-up. Hazel selesai mengerjakan pekerjaannya
Panel 6: Medium Long Shot. Mereka semua masuk ke mobil

HALAMAN 16
Panel 1: Close-up. Kunci kontak mobil
Panel 2: Medium Close-up. Tampak belakang mobil yang berjalan
Panel 3: Close-up. Nita mengutarakan tentang perasaan anehnya
Panel 4: Medium Close-up. Nita mengutarakan tentang perasaan anehnya
Panel 5: Close-up. Anto Membantah pernyataan Nita
Panel 6: Close-up. Hazel mendukung Nita, dan ia menyarankan agar mereka kembali ke
rumah saja

HALAMAN 17
Panel 1: Medium Long Shot. Sore Hari. Mobil Hazel berbalik arah. Pulang
Panel 2: Long Shot. Mobil di antara hutan
Panel 3: Long Shot. Mobil di perumahan
Panel 4: Medium Long Shot. Mereka semua turun dari mobil
Panel 5: Medium Close-up. Nita, Anto dan Wagiman berpamitan kepada Hazel

HALAMAN 18
Panel 1: Long Shot. Suasana sore hari di rumah Wagiman
Panel 2: Medium Long Shot. Wagiman dan pak Santoso duduk di ruang tengah
Panel 3: Medium Close-up. Wagiman menanyakan buku peta harta karun kepada ayahnya
Panel 4: Close-up. Ayah Wagiman menjelaskan tentang buku itu
Panel 5: Close-up. Ayah Wagiman menjelaskan tentang buku itu
Panel 6: Medium Close-up. Wagiman pun akhirnya tahu tentang misteri itu

Anda mungkin juga menyukai