Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu melakukan penyiapan Analisa
Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak metode Alkalimetri Minyak/Lemak dalam produk
pangan dengan metode standar kemampuan yang dimiliki adalah :
1. Mengidentifikasi dan melakukan regrestasi sampel untuk pengujian/analisa
2. Memiliki kemampuan menyiapkan pereaksi, bahan habis pakai dan sampel sesuai dengan
persyaratan analisis
3.Memiliki mkemampuan menyediakan supli air, listrik atau gas untuk kepentingan analisis
4. Memiliki kemampuan memilih, menyiapkan dan memeriksa peralatan yang diperlukan
untuk kepentingan analisis
5. Memiliki kemampuan mengidentifikasi kerusakan / penyimpangan sampel , pereaksi,
bahan habis pakai dan peralatan
6. Memiliki kemampuan melakukan analisa Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak metode
Alkalimetri yang berkompeten
B. Uraian Materi
Minyak/Lemak merupakan salah satu kelompok komponen organik yang termasuk golongan
lipida, satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida (terasuk minyak/lemak) adalah
ketidak-larutannya atau sedikit dalam air atau sebaliknya daya larutnya dalam pelarut organik
seperti Diethyl eter, Petrilium bensin, n-Hexane Chloroform. Dari dua kutub kelarutan yang
berlawanan ini timbul pengertian polariotas yang menunjukkan tingkat kelarutan bahan
dalam air disatu sisi dan pelarut organik disisi pelarut organik disisi lain yang berlawanan,
yang cenderung larut dalamair disebut memiliki sifat polar atau Hidrofilik dan sebaliknya
sifat yang tidak larut dalam air atau mudah larut dalam pelarut organik disebur non polar atau
Hidrophobik
Minyak dan lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang
berbeda-beda . Tetapi minyak dan lemak juga sering ditambahkan secara sengaja ke dalam
bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam Pengolahan bahan pangan minyak dan lemak
berfungsi sebagai media penghantar panas yang memiliki titik didih tinggi (sekitar 200 o C)
maka biasanya dipergunakan untuk menggoreng makanan, sehingga bahan yang digoreng
akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan bahan menjadi kering. Disamping
itu penambahan minyak/lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori serta memperbaiki
tekstur dan cita rasa bahan pangan selain itu minyak dan lemak juga dapat memberikan rasa
gurih dan aroma khas minyak yang berbeda dengan rasa gurihnya senyawa lain Dalam
teknologi Roti (Bakery technology) minyak dan lemak penting dalam memberikan
konsistensi empuk, halus dan berlapis-lapis Bahan lemak atau mentega yang dipakai dalam
pembuatan roti dan kue dikenal sebagai Shortening juga dalam produk-produk makanan
lainnya
Secara umum minyak dan lemak adalah senyawa Ester triglisirida yang terbentuk dari proses
kondensasi (Esterifikasi) dari senyawa satu mol Alkanol trivalen (Gliserol) dengan tiga mol
sam lemak (umumnya asam lemak dari ester tersebut berbeda-beda) dan mengenai reaksinya
adalah sebagai berikut :
O
H2-C-OH H2-C--O--- C -- R1
O
H - C- OH + 3 R- COOH H - C – O--C---R2 + 3 H2O
O
H2—C—OH H2-C---O—C---R3
Jenis Asam lemak tak jenuh yaitu Asam Oleat ( Ikatan rangkap satu), Asam Lenoleat (Ikatan
rangkap dua ), Asam Lenolenat (Ikatan rangkap tiga) dan Asam Arkhidonat (Ikatan rangkap
empat) pada gugusan Alkinya.
Minyak dan lemak dapat dipersabunkan dengan basa kuwat seperti NaOH dan KOH, reaksi
ini dikenal dengan Safonifikasi, yang akan menghasilkan sabun, apabila menggunakan NaOH
maka akan diperoleh Sabun Lunak sedangkan terhadap KOH maka akan diperoleh Sabun
keras seperti telihat sebagai berikut :
O
H2-C--O---C—R1 H2—C--OH
O
H-C—O –C –---R2 + 3 KOH H –- C—OH + 3 RCOOK
O
H2-C—O- C---R3 H2—C—OH Sabun
Lemak adalah Ester trigliserida yang terbentuk dari Gliserol dan asam-asam lemak jenuh,
yang beasal dari Hewani
Contoh :
OOO
CH2-O-C-C3H7 CH2-O-C-C15H31 CH2-O-C-C17H35
OOO
CH- O-C-C3H7 CH -O-C-C15H31 CH –O-C-C17H35
OOO
CH2-O-C-C3H7 CH2-O-C-C15H31 CH2-O-C-C17H35
Gliseril tributirat Gliseril Tripalmitat Gliseril Tri stearat
(Mentega) (Margarine)
Minyak adalah Ester trigliserida yang terbentuk dari Gliserol dan asam-asam lemak tak
jenuh, yang berasal dari Nabati
Contoh :
OOO
CH2-O-C-C17H33 CH2-O-C-C17H31 CH2-O-C-C17H29
OOO
CH- O-C-C17H33 CH -O-C-C17H31 CH –O-C-C17H29
OOO
CH2-O-C-C17H33 CH2-O-C-C17H31 CH2-O-C-C17H29
Gliseril trioleat Gliseril trilinoleat Gliseril trilinolenat
O
H2-C--O---C—R1 H2—C--OH
O
H-C—O –C –---R2 + 3 KOH H –- C—OH + 3 RCOOK
O
H2-C—O- C---R3 H2—C--OH
Mengenai dasar analisa penetapan Bilangan Penyabunan lemak metode Alkalimetri yang
digunakan ada beberapa langkah/tahapan sebagai berikut
1.Penimbangan sampel
1,5 – 5 gram sampel ditimbang dalam labu erlenmeyer yang bersih dan bebas minyak/lemak
dengan nteliti
2.Hidrolisa/Persabunan
Sampel yang telah ditimbang ditambah 50 ml larutan KOH 0,5 N beralkohol kemudian
dipanaskan secara refluk selama 30 menit, tahapan in bertujuan unyuk menghidrolisa dan
mempersabunkan minyak/lemak
3.Tetrasi
Sisa KOH yang mempersabunkan minyak/lemak didinginkan dan ditambah dengan larytan
indikator PP 1 % sebanyakn5 tetes, lalu ditetrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,5 N
yang telah distandarisasi, sampai mencapai Titik Akhir Tetrasi dari merah menjadi merah
jambu atau tepat warna merah hilang.
Lakukan perlakuan blanko, dengan cara yang sama yaitu 50 ml larutan KOH 0,5 N
beralkohol, langsung tambahkan indikator PP 1 % dan ditetrasi dengan HCl 0,5 N sampai
Titik Akhir Tetrasi Tepat warna merah hilang (merah muda)
1, Minyak adalah senyawa Ester tri glisirida yang terbentuk dari reaksi antara Alkanol
trivalen (Gliserol) dan Asam Lemak
2.Asam lemak penyusun minyak/lemak ada dua jenis yaitu Asam lemak jenuh dan asam
lemak tak jenuh
3.Asam lemak jenuh sebagian besar terdapat dalam bahan hewani, sedangkan asam lemak tak
jenuh terdapat dalam bahan nabati
4.Penyebab terjadinya rancidity adalah adanya asm lemak tak jenuh yang mengalami adisi
terhadap oksigen
5.Apabila minyak ditambahkan dengan basa kuat maka akan terbentu Sabun (Safonifikasi)
6.Salah satu diantara parameter penentu mutu minyak adalah Bilangan Penyabunan
7.Langkah penetapan /analisa Bilangan Penyabunan adalah (1) Penimbangan sampel (2)
Hidrolisa/penyabunan dengan pemanasan secara reflux (3) Pendinginan (4) Penitaran
8.Titik Akhir Tetrasi yang digunakan sebagai kreteria penitaran sisa KOH terhadap HCl
adalah ditandai dengan perubahan warna dari merah ke merah jambu atau tepat warna merah
hilang.
9.Apabila asam lemak penyusun dari minyak mempunyai bobot molekul kecil, maka
Bilangan Penyabunan menjadi besar dan sebaliknya apabila bobot molekul asam lemak besar,
maka Bilangan Penyabunan Kecil.
10. Proses penyabunan dapat terjadi asam lemak jenuh (lemak dari bahan hewani )maupun
asam lemak tak jenuh (minyak dari bahan Nabati)
No
Langkah Kerja/ Tahapan Analisa
Kreteria Keberhasilan
1
Menimbang sampel sebanyak1,5 - 5 gram dengan menggunakan Neraca Analitik dengan teliti
Bobot sampel tepat, Sampel tidak tercecer, tidak tumpah penimbangan teliti
2.
Penambahan larutan KOH 0,5 N beralkohol sebanyak 50 ml dengan tepat , menggunakan
pipet volume
Jumlah larutan KOH 0,5 N beralkohol tepat, tidak tumpah,
3.
Pemanasan ( Hidrolisa/persabunan sampel secara refluk selama 30 menit
Sampel timbul buih dan sampel jernih
dengan teliti, selang tidak bocor
4.
Melakukan Tetrasi sampel dengan HCl 0,5 N dengan nindikator Phenolpthalin 1 %
Titik Akhir Tetrasi dari
merah ke merah jambu atau tepat warna merah hilang , buret tidak bocor, pembacaac
miniskus tepat
5
Melaksanakan perlakuan blanko, yaitiu 50 ml larutan KOH 0,5 beralkohol langsung ditambah
indikator PP 1 % dan dititar dengan larutan standar HCl 0,5 N
Titik Akhir Tetrasi dari
merah ke merah jambu atau tepat warna merah hilang , buret tidak bocor, pembacaac
miniskus tepat
6
Menentukan Bilangan Penyabunan
Dihitung sesuai rumus yang digunakan untuk menghitung Bilangan Penyabunan
III. EVALUASI
Pilihlah jawaban yang paling benar dari semua pertanyaan di bawah ini dengan memberikan
tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawab yang tersedia
2.Apabila dalam struktur minyak/lemak tersusun oleh asam lemak yang berbeda-beda, maka
minyak/lemak tersebut termasuk berasam....
a.Minyak berasam satu
b.Minyak berasam dua
c.Minyak berasam sederhana
d.Minyak berasam tiga
e.Minyak berasam majemuk
6. Apabila sabun yang terbentuk dari asaam butirat, maka akan membentuk suatu produk
pangan yang banyak untuk bahan pembantu dalam pembuatan roti atau mengoles pada
loyang pembuatan roti , disebut ........
a. Margarine c. Coconut Margarine e. Pianut margarin
b. Mentega d. Palm margarine
7. Kreteria dalam hidrolisis dalam pemanasan secara reflak pada penetapan bilangan
penyabunan adalah .....
a. Larutan sampel menjadi keruh
b. Larutan sampel menjadi bening
c. Larutan sampel menjadi jernih
d. Larutan sampel menjadi berbuih
e. Larutan sampel menjadi berkolid
8. Larutan standar dan indikator yang digunakan dalam penetapan bilangan penyabunan
adalah .......
a. KOH – Metyline Blue
b. NaOH – Brom Cresol Purple
c. H3BO3 – Brom Cresol Green
d. HCl 0,1 N – Phenolpthaline
e. HCL 0,5 N – Phenolpthaline
9Dalam tetrasi pada penetapan bilangan penyabunan, reaksi yang terjadio adalah ......
a.Sisa KOHl dengan HCl
b.Sisa HCl dengan KOH
c.Sisa Alkohol dengan HCl
d.Sisa Sabun dengan KOH
e.Sisa Phenolpthaline dengan HCl
B. Kunci Jawaban :
No
Jawaban
No
Jawaban
1
C
6
B
2
D
7
D
3
D
8
E
4
C
9
E
5
E
10
B
No
Nama siswa
Persiapan
(5%)
Pelaksanaan
Analisa (50 %
Sikap dan K3
(10 %)
Hasil Analisa (10 %)
Laporan
( 20 %)
Total Skor ( 100 % )
DAFTAR PUSTAKA
------------. 1998. Standarisasi Nasional Indoinesia (SNI) 01-3555-1998. Cara Uji Minyak dan
Lemak Badan Standarisasi Nasional. (NSN) . Jakarta
Basdowi M dan Sri Pranggonowati. 1993. Petunjuk Praktik Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian II. Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan, Jakarta
Lillian . H.M. 1973. Food Chemistry. Affiliated East Press PVT.LTD. New Dehli
Sudarmadji S, Bambang Haryunu dan Suhardi, 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty.Universitas Gajah Mada . Yogyakarta.
-----------, 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian . Liberty.. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Suhirman, Dania D, Dan Hadi S. 2000. Pengawasan Bahan Kimia. PPPG Pertanian. Cianjur
Sukarto, S.T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gisi, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Suhardihardja.. 1985. Pangan, Gisi dan Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Syarief dan Adiyati S Drajat. 1993. Pengawasan Mutu Hasi; {Pertanian 1. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta
Tien R.M. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gisi, Institut
Pertanian Bogor. Bogor
About Me
LELLY ZHEEAH
Lihat profil lengkapku
Top of Form
Cari
CHAT ^_^