Hukum internasional dalam pengertian modern baru berumur empat abad, tetapi
akar-akarnya telah terdapat sejak jaman dahulu. Terbukti dengan adanya negara-
negara yang menerapkan hukum internasional itu, walaupun masih sangat sederhana.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui sejarah dan perkembangan hukum
internasional karena akan menambah wawasan kita terhadap hukum internasional itu
sendiri.
1
SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL
Akan tetapi, Hukum internasional itu sebenarnya sudah sejak lama dikenal
eksistensinya. Jika kita melihat jauh sebelum perkembangan zaman Eropa Modern
yaitu pada periode kuno, beberapa Negara telah melaksanakan Hukum Internasional
secara tidak langsung, dan adapun para ahli yang lahir sebelum zaman Eropa Modern
tersebut yang dipandang memunculkan dasar-dasar dari pemikiran mengenai adat-
istiadat yang ditaati oleh masyarakat, misalnya pada zaman Romawi Kuno. Orang-
orang Romawi Kuno mengenal dua jenis hukum, yaitu Ius Ceville dan Ius Gentium. Ius
Ceville adalah hukum nasional yang berlaku bagi masyarakat Romawi, dimanapun
mereka berada, sedangkan Ius Gentium adalah hukum yang diterapkan bagi orang
asing, yang bukan berkebangsaan Romawi. Dalam perkembangannya, Ius Gentium
berubah menjadi Ius Inter Gentium yang lebih dikenal juga dengan Volkenrecth
(Jerman), Droit de Gens (Perancis) dan kemudian juga dikenal sebagai Law of Nations
(Inggris).1
Oleh karena itu, sejarah Hukum Internasional tersebut memiliki beberapa periode
evolusi yang terbilang berkembang dengan cepat dan menarik. Fase-fase tersebut
dapat kita bagi dan bahas sebagai berikut :
1. Periode Kuno
a. India
1
Moechtar Kusumaatmaja, pengantar hukum internasional
2
baik itu Hubungan antar kasta, suku bangsa dan Raja-raja yang diatur
oleh adanya kebiasaan.
b. Yahudi
c. Yunani
Pada saat itu dibagi menjadi dua Golongan, yaitu Golongan Orang
Yunani dan Luar Yunani. Mereka juga sudah mengenal arbitration atau
perwasitan dan diplomat yang tinggi tingkat perkembangannya.
Sumbangan terbesar dari masa ini adalah Hukum Alam (Hukum yang
berlaku mutlak dimana saja dan berasal dari rasio, menurut Profesor
Vinogradoff, hal tersebut merupakan embrio awal yang
mengkristalisasikan Hukum yang berasal dari adat istiadat., contohnya
adalah dengan todak dapat diganggu gugatnya tugas seorang kurir
dalam peperangan serta perlunya pernyataan perang terlebih dahulu.
d. Romawi
3
e. Eropa Barat
f. Kekaisaran Byzantium
Kekaisaran Byzantium mempraktekan diplomasi untuk
mempertahankan supremasinya. Oleh karenanya praktek Diplomasi
sebagai sumbangan yang terpenting dalam perkembangan Hukum
Internasional.
g. Dunia Islam2
Ada beberapa kasus sejarah seperti penyelesaian arbitrasi
(perwasitan) yang memberikan sumbangan terhadap sistem modern
Hukum Internasional saat ini.
2. Periode Modern
a. Traktat Westphalia
2
Terdapat dalam hukum perang.
4
Hukum Internasional modern sebagai suatu sistem hukum yang
mengatur hubungan antara negara-negara, lahir dengan kelahiran
masyarakat Internasional yang didasarkan atas negara-negara
nasional. Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang
modern biasanya diambil saat ditandatanganinya Perjanjian
Perdamaian Westphalia yang mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun di
Eropa.
Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam
sejarah Hukum Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu
peristiwa Hukum Internasional modern yang didasarkan atas negara-
negara nasional, sebabnya adalah :
5
yang membedakan organisasi susunan masyarakat Internasional yang
baru ini dari susunan masyarakat Kristen Eropa pada zaman abad
pertengahan, yaitu:
6
Hugo Grotius = Hukum Internasionalnya berlaku Hukum Alam
yang telah terlepas dari pengaruh keagamaan dan kegerjaan.
Banyak didasarkan pada praktek Negara dan perjanjian Negara
sebagai Sumber Hukum Internasional.
Fransisco Vittoria = Dalam bukunya Relectio de Indis, bahwa
Negara dalam tingkah lakunya tidak boleh bertindak sesuka hati
(Ius Intergentes)
Fransisco Suarez = Menulis De Legibius ae deo Legislatore
mengemukakan bahwa suatu Hukumatau akedah objektif yang
harus dituruti oleh Negara-negara dalam hubungan antara mereka.
Balthazar Ayala & Alberico Gentilis = Pemisahan antara etika
agama dan hukum.
Christian Wovlf = Suatu negara meliputi Negara-negara
dunia
Zouche, Bynkershoek, dan Von Martens = Receuil Des Traites
(kumpulan perjanjian yang masih merupakan suatu kumpulan yang
berharga hingga sekarang).
7
antar negara adalah prinsip-prinsip yang dibuat oleh negara-negara dan atas kemauan
mereka sendiri. Dasar hukum internasional adalah kesepakatan bersama antara
negara-negara yang diwujudkan dalam perjanjian-perjanjian dan kebiasaan-kebiasaan
internasional. Seperti yang dinyatakan oleh Jean-Jacques Rousseau dalam bukunya
Du Contract Social, La loi c’est l’expression de la Volonte Generale, bahwa hukum
adalah pernyataan kehendak bersama. Tokoh lain yang menganut aliran Positivis ini,
antara lain Cornelius van Bynkershoek, Prof. Ricard Zouche dan Emerich de Vattel. 5
Pada abad 19, hukum internasional berkembang dengan cepat, karena adanya
faktor-faktor penunjang, antara lain :
1. Setelah Kongres Wina 1815, negara-negara Eropa berjanji untuk selalu
menggunakan prinsip-prinsip hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain.
2. Banyak dibuatnya perjanjian-perjanjian (law-making treaties) di bidang perang,
netralitas, peradilan dan arbitrase.
3. Berkembangnya perundingan-perundingan multilateral yang juga melahirkan
ketentuan-ketentuan hukum baru.
Di abad 20, hukum internasional mengalami perkembangan yang sangat pesat,
karena dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1. Banyaknya negara-negara baru yang lahir sebagai akibat dekolonisasi dan
meningkatnya hubungan antar negara.
2. Kemajuan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan yang mengharuskan dibuatnya
ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kerjasama antar negara di berbagai bidang.
3. Banyaknya perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat, baik bersifat bilateral,
regional maupun bersifat global.
4. Bermunculannya organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan
Bangsa Bangsa dan berbagai organ subsidernya, serta Badan-badan Khusus dalam
kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyiapkan ketentuan-ketentuan baru
dalam berbagai bidang.
5
ibid, hal 7.
8
Daftar pustaka :
9
Dr. Boer Mauna, Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 2003
Moechtar Kusumaatmaja, Pengantar Hukum Internasional,
Referensi :
www.google.com
www.wikipedia.com
10