Anda di halaman 1dari 8

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN


DARI ARANG KAYU JATI

Masyrukan
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
masyrukan@ums.ac.id

ABSTRAK
Pada penelitian ini, proses pengarbonan (carburising) yang dilakukan adalah
dengan menambahkan kandungan unsur karbon (C) ke dalam permukaan baja.
Sumber karbon diperoleh dari arang kayu jati yang telah ditumbuk halus.
Temperatur yang digunakan selama proses pengarbonan adalah 900°C, dengan
variasi waktu penahanannya 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Setelah itu didinginkan
dengan air (quench). Pembuatan benda uji dilakukan untuk mendapatkan sampel dan
supaya memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Pengujian yang dilakukan
adalah pengujian struktur mikro, pengujian kekerasan dan pengujian
impact.Pengujian kekerasan yang telah dilakukan terhadap material pengarbonan
menghasilkan distribusi kekerasan dari permukaan menuju inti, untuk masing-masing
waktu penahanan yang berbeda. Untuk waktu penahanan 2 jam mulai HVN 257,5
Kg/mm² sampai 205,3 Kg/mm² menuju inti ; 4 jam mulai HVN 273,1 Kg/mm² sampai
204,4 Kg/mm² menuju inti ; 6 jam mulai HVN 274,6 Kg/mm² sampai 204,4 Kg/mm²
menuju inti.Hasil pengamatan foto struktur mikro melalui microscope olympus
photomicrographic system dihasilkan foto struktur mikro untuk raw material dan
carburising sama terdapat ferit dan perlit, untuk yang dikarburising struktur
mikronya, yaitu ferit dan perlit. Semakin lama proses karburising, semakin banyak
pula kandungan perlitnya yang mengakibatkan semakin tingginya tingkat kekerasan.
Hasil pengujian impak menunjukkan rata-rata harga impak untuk spesimen raw
material = 0,350 J/mm2, waktu penahanan 2 jam = 1,013 J/mm2 , spesimen waktu
penahanan 4 jam = 0,600 J/mm2, spesimen waktu penahanan 6 jam = 1,590 J/mm2.

Kata Kunci : Carburizing, arang kayu jati, baja karbon rendah.

PENDAHULUAN dimachining, tetapi kekerasannya rendah


Pemakaian logam ferrous baik baja dan tidak tahan aus. Baja ini tidak dapat
maupun besi cor dengan karakteristik dan dikeraskan dengan cara konvensional karena
sifat yang berbeda membutuhkan adanya kadar karbonnya yang rendah, sehingga
suatu penanganan yang tepat sehingga dilakukan proses Carburising. Proses
implementasi dari penggunaan logam Carburising sendiri didefinisikan sebagai
tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan suatu proses penambahan kandungan unsur
yang ada, khususnya baja. Penggunaan baja karbon (C) pada permukaan baja. Proses
karbon rendah banyak digunakan lebih Carburising yang tepat akan menambah
disebabkan karena baja karbon rendah kekerasan permukaan sedang pada bagian
memiliki keuletan tinggi dan mudah inti tetap liat.

40 Masyrukan, Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbon Rendah


Akibat Pengaruh Proses Pengarbonan dari Arang Kayu Jati
Selain dari pada itu ada hal yang perlu Thermo Chemical Treatment dilaku-kan
diperhatikan sebelum memulai proses terhadap baja yang mempunyai kadar
pengarbonan (Carburising), yaitu komposisi karbon di bawah 0,3%. Kadar karbon ini
kimia khususnya perubahan unsur karbon tidak memungkinkan ter-jadinya fasa
(C) akan dapat mengakibatkan perubahan martensit yang keras.
sifat-sifat mekanik baja tersebut. Carburising
Pengarbonan(carburising) merupakan
TINJAUAN PUSTAKA suatu proses penambahan kandungan
Pengertian Baja Karbon karbon pada permukaan baja untuk
Baja merupakan paduan yang terdiri dari mendapatkan sifat baja yang lebih keras
unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta pada permukaannya. Kondisi ini sangat
unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, diperlukan untuk komponen-komponen
V dan lain sebagainya yang tersusun dalam yang mensyaratkan tahan aus.
prosentase yang sangat kecil. Dan unsur- Pada pengarbonan padat, dipakai arang
unsur tersebut akan berpengaruh terhadap yang dicampur dengan 10% - 20% Na CO
2 3
mutu dari baja tersebut. / BaCO , baja dimasukan ke dalam
Pada baja karbon rendah mempunyai 3

kandungan karbon % C < 0,3 %. Sifat campuran ini, ditempelkan pada suatu
kekerasannya relatif rendah, lunak dan wadah dan ditutup rapat kemudian
keuletannya tinggi. Baja karbon rendah dipanaskan. Dengan demikian permu-kaan
biasanya digunakan dalam bentuk pelat, baja akan mempunyai kadar karbon yang
profil, sekrap, ulir dan baut. lebih tinggi.
Pengerasan Permukaan Baja (Steel Kandungan karbon akan bervariasi
Surface Hardening) dalam arah menuju inti. Pada permukaan
Pengerasan permukaan dilakukan kandungan karbon tinggi, dan akan
dengan 2 cara yaitu seluruh permukaan berkurang dalam arah menuju inti.
dikeraskan atau sebagian saja dari Konsekuensinya struktur mikro akan
permukaan yang dikeraskan. Tujuan berubah pula dari permukaan menuju inti.
pengerasan permukaan secara umum adalah Quenching
memperbaiki ketahanan aus dan ketahanan Quench (celup cepat) adalah salah satu
korosi. Pengerasan permukaan pada baja perlakuan panas dengan laju pendinginan
meliputi dua jenis yaitu Induction cepat yang dilakukan dalam suatu media
Hardening dan Thermo Chemical pendingin misal air atau oli. Untuk
Treatment. memperoleh sifat mekanik yang lebih keras.
Prinsip kerja Induction Hardening a- Untuk baja karbon rendah dan baja karbon
dalah memanaskan permukaan baja hing-ga sedang lazim dilakukan pencelupan dengan
temperatur austenit yang sesuai dengan baja air.
yang bersangkutan, kemu-dian Untuk baja karbon tinggi dan baja paduan
disemprotkan pendingin sehingga biasanya digunakan minyak sebagai media
permukaan menjadi keras. pencelupan, pendinginannya tidak secepat
Prinsip kerja dari Thermo Chemical air. Tersedia berbagai jenis minyak, seperti
Treatment adalah menambahkan unsur minyak mineral dengan kecepatan
karbon ke dalam baja untuk mengeraskan pendinginan yang berlainan sehingga dapat
bagian permukaan baja tersebut. Salah satu diperoleh baja dengan berbagai tingkat
penerapan dari proses Thermo Chemical kekerasan. Untuk pendinginan yang cepat
Treatment adalah carburising (pengar- dapat digunakan air garam atau air yang
bonan). disemprotkan. Beberapa jenis logam dapat

MEDIA MESIN, Vol. 7, No. 1, Januari 2006, 40-46 41


dikeraskan melalui pendinginan udara Setelah benda uji selesai dipanaskan
terlalu lambat. Benda yang agak besar dengan sistim karbonasi kemudian
biasanya dicelup dalam minyak. Suhu didinginkan dengan dicelup pada media
media celup harus merata agar dapat pendingin yaitu air.
dicapai pendinginan yang merata pula. Peletakan material benda uji ke dalam
Media pendinginan yang digunakan dalam wadah dari tanah liat selama proses
produksi harus dilengkapi dengan pengarbonan seperti terlihat pada gambar
perlengkapan pendinginan. berikut ini.
Pada tahap ini benda uji dihaluskan dengan
METODOLOGI PENELITIAN ampelas untuk menghasilkan permukaan
Diagram alir pada penelitian ini dibuat yang rata. Amplas yang digunakan dari
agar mudah dalam pelaksanaan penelitian. nomor 600, 800, 1000, dan untuk
Adapun diagram alirnya dapat dilihat pada mendapatkan hasil permukaan yang halus
Gambar 1. dan mengkilap benda uji kemudian dipoles
Persiapan Benda Uji dengan menggunakan autosol untuk
Material yang akan diuji pada penelitian menghilangkan goresan-goresan yang
ini adalah baja cor produksi pabrik diakibatkan oleh amplas
pengecoran Batur, Ceper, Klaten. Setelah benda uji cukup halus, maka langkah
Sedangkan banyaknya benda uji adalah 8 selanjutnya adalah memoles dengan autosol
buah, yaitu 3 untuk uji kekerasan dan untuk mendapatkan permukaan yang halus dan
sekaligus untuk uji struktur mikro, dan 1 mengkilat, sehingga struktur benda uji menjadi
jelas. Pemolesan dilakukan sebelum pengujian
adalah raw material untuk uji kekerasan
kekerasan setelah benda dipoles dapat langsung
dan sekaligus juga untuk uji struktur mikro,
diuji.
3 yang lain untuk uji impact sedangkan Pemolesan autosol pada benda uji harus
yang 1 untuk raw material uji impact. menggunakan kain yang lembut agar
Pemotongan permukaan benda benar-benar mengkilat dan
Pemotongan benda uji ini dilakukan tidak ada goresan, karena apabila ada goresan
dengan menggunakan gergaji yang dibilasi pada permukaan benda uji, maka goresan akan
dengan air . nyata sekali bila dilihat dibawah mikroskop.
Karbonasi Pengetsaan
Karbonasi dilakukan pada dapur Pengetsaan hanya dilakukan untuk benda uji
pemanas (oven). Karbonasi ini menjadi yang akan diamati struktur mikronya. Bahan
penelitian karena yang akan diuji adalah etsa menggunakan HNO (nitrit acid).
3
pengaruh karbonasi terhadap baja karbon Tujuannya untuk menampakkan struktur mikro
rendah. di bawah mikroskop agar tampak jelas.
Pada pengujian ini sistim yang karbonasi Pengujian Struktur Mikro
dipakai adalah pack karburizing atau Alat uji yang digunakan dalam proses ini
adalah mikroskop (Olympus Metallurgica
pengkarbonan dengan media padat.
Microscope) yang mempunyai perbesaran
Sedangkan bahan yang dipakai adalah 100X, 200X, 500X, 1000X, dan 2500X, se-
arang kayu jati. dangkan pemotretan struktur mikronya
Mula-mula benda dipanaskan dalam tungku menggunakan alat Olympus Photomicrogra-
0
(oven) dengan suhu pemanas 900 C, phic System, dengan perbesaran yang diam-bil
sedangkan lama pemanasan 2, 4, dan 6 500X.
jam.

42 Masyrukan, Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbon Rendah


Akibat Pengaruh Proses Pengarbonan dari Arang Kayu Jati
Tahap Persiapan

Survey Lapangan Survey Lapangan

Persiapan Benda Uji

Pemotongan Benda Uji

Spesimen Non Carburising Proses Carburising

Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3


Waktu Tahan Waktu Tahan Waktu Tahan
2 jam 4 jam 6 jam

Proses Quenching

Uji Struktur Uji


Uji Impak
Mikro Kekerasan

Pengumpulan Data

Analisa Data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Pengujian Kekerasan dikarbonasi dan baja karbon rendah setelah


Alat yang digunakan dalam pengujian dikarbonasi. Jadi spesimen uji dibuat
kekerasan adalah Olympus Micro Harde-nenss sedemikian rupa sehingga kedua benda uji
Tester. Metode pengujian kekerasan dalam benar-benar memiliki dimensi yang sama.
pengujian ini adalah menggunakan metode Pengujian ini menggunakan mesin Charpy
vikers dengan menggunakan pene-trator Impact Machine.
0
piramida 136 dengan beban 200 gr dan waktu
tahan pembebanan 5 detik. Pengujian dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 5 kali setiap benda uji untuk Pembahasan hasil pengujian struktur mikro
menentukan kekerasan rata-ratanya. Dari hasil pengamatan struktur mikro
Pengujian Impact sebelum dikarburising menunjukkan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ferit lebih banyak, akan tetapi
ketangguhan suatu spesimen terhadap beban sesudah proses karburising justru struktur
patah. Hal yang sangat penting pada uji impact perlitnya yang lebih banyak daripada
ini adalah pembuatan takik yang memerlukan feritnya. Gambar Pengujian dapat dilihat
ketelitian khusus dan kepresisan yang tinggi. pada gambar 2 sampai gambar 5.
Pengujian ini dilakukan untuk membanding-kan
dua benda uji yaitu baja karbon rendah sebelum

MEDIA MESIN, Vol. 7, No. 1, Januari 2006, 40-46 43


Ferit

Perlit
Perlit Ferit

Gambar 2. Foto struktur Gambar 3. Foto struktur mikro


mikro raw material materialpengarbonan waktu

Perlit Ferit

Perlit
Ferit

Gambar 4. Foto struktur Gambar 5. Foto struktur mikro


mikro material pengarbonan material pengarbonan waktu tahan 6
j
2
Pembahasan hasil pengujian kekerasan jam (257,5 kg/mm ) serta raw material
Dari proses pengujian kekerasan pada 4 2
spesimen terdapat perbedaan keke-rasan, dengan harga kekerasan (214,3 kg/mm ).
yaitu pada karburising selama 6 jam dengan Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
2 gambar6.
harga kekerasan tertinggi (274,6 kg/mm )
disusul dengan karbu-rising selama 4 jam
2
(273,1 kg/mm ) dan karburising selama 2
300

250 y = -0.2429x2 - 18.443x + 296.68


HVN (kg/mm )

200
2

y = 4.8786x2 - 49.441x + 326.14


150 y = 5.35x2 - 44.79x + 297.26

100 y = 1.05x2 - 5.95x + 218.48

50

0
0.1 0.3 0.5 1 5
Jarak dari tepi (mm)

Poly. (Waktu tahan 2 jam) Poly. (Raw material)


Poly. (Waktu tahan 6 jam) Poly. (Waktu tahan 4 jam)

Gambar 6. Grafik hasil pengujian kekerasan material pengarbonan

44 Masyrukan, Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbon Rendah


Akibat Pengaruh Proses Pengarbonan dari Arang Kayu Jati
Kekerasan rata-rata (HVN )
250
245 243.96
240 2
235 y = 1.245x - 2.186x + 212.22
230
225 223.28
220
215 212.18 212.94
210
205
0 2 4 6 8
Waktu (jam)

Gambar 7. Grafik hasil pengujian kedalaman difusi material pengarbonan


Kedalaman difusi (mm)

1.2
1
1 0.82 900 °C
0.8
0.57
0.6
0.41
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8
Waktu pengkarbonan (jam)

Gambar 9. Grafik hasil difusi pengarbonan


1.8
Harga impact (J/mm 2)

1.6 1.59
1.4
1.2
1 1.013
0.8
0.6 0.6
0.4 0.35
0.2
0
0 Raw1 material 22 43 64 5
J e n i s sp e si m e n p e n g a r b o n a n d a n w a k tu ta h a n (j a m )

Gambar 10. Grafik harga impact spesimen pengarbonan dengan waktu tahan

Pembahasan hasil pengujian impact KESIMPULAN


Dari pengujian impact pada baja karbon Berdasarkan hasil data penelitian dan ha-
rendah yang sebelum dikarbonasi diperoleh sil analisa serta pembahasan yang didapat,
harga keuletan rata-rata sebesar 0,350 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
2
Joule/mm , sedangkan pa-da baja setelah Berdasarkan data dan grafik hasil pe-
dikarbonasi harga keulet-an rata-ratanya ngujian kekerasan pada baja karbon rendah
2 terdapat perubahan kekerasan, yaitu pada
sebesar 1,067 Joule/mm kenaikan harga 2
impact pada baja sesudah dikarbonasi raw material (212,18 kg/mm ), kekerasan-
dipengaruhi oleh perubahan kekerasan. Hal nya naik pada proses karbu-rising 2 jam
2
tersebut akan mempenga-ruhi harga menjadi (257,5 kg/mm ), karburising 4 jam
2
keuletannya. Hasil pengujian impact (273,1 kg/mm ) dan karburising 6 jam har-
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 9.

MEDIA MESIN, Vol. 7, No. 1, Januari 2006, 40-46 45


2
ga kekerasannya tertinggi (274,6 kg/mm ). Dari pengujian impact pada baja karbon
Hasil pengamatan foto struktur mikro rendah yang sebelum dikarbonasi diperoleh
melalui microscope olympus photomi- harga keuletan rata-rata sebesar 0,350
2
crographic system dihasilkan foto struktur Joule/mm , sedangkan pada baja setelah di-
mikro untuk raw material dan karburising karbonasi harga keuletan rata-ratanya
2
sama terdapat ferit dan perlit, untuk yang sebesar 1,067 Joule/mm kenaikan harga
dikarburising struktur mikronya, yaitu ferit impact pada baja sesudah dikarbonasi
yang berwarna putih, dan untuk perlit dipengaruhi oleh perubahan kekerasan. Hal
berwarna hitam. Semakin lama proses tersebut mempengaruhi harga keuletannya.
karburising, semakin banyak pula kandung-
an perlitnya yang mengakibatkan semakin
tingginya tingkat kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, A. S., 2001, Bahan Kuliah Pemilihan Bahan dan Proses, UMS, Surakarta.

George Zainal Haddy, 1992, Pengetahuan Tentang Bahan Peleburan, YDBA & BBLM.

Sudihono, 1995, Teknologi Besi Tuang Kelabu, Politeknik Manifakturing ITB, Bandung.

Surdia T., Chijiwa, K., 1991, Teknik Pengecoran Logam ,cetakan keenam, Pradnya Paramita, Jakarta.

Vliet, G.L, J. Van, 1984, Teknologi untuk Bangunan Mesin Bahan-bahan I, Erlangga, Jakarta.

46 Masyrukan, Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbon Rendah


Akibat Pengaruh Proses Pengarbonan dari Arang Kayu Jati
MEDIA MESIN, Vol. 7, No. 1, Januari 2006, 40-46 47

Anda mungkin juga menyukai