Anda di halaman 1dari 9

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik

Kasus Normal Interpretasi


Height 156 cm IMT= BB/TB2 Pada Tm1 kenaikan BB
Weight 52 kg = 21,36 kurang lebih 1-2 kg.
BBN= 100-(TB-100)
=100-56
= 44 (kemungkinan
BB sebelum hamil)
IMT 18,1
BP 100/70 mmHg < 140/90 mmHg Normal
Pulse Rate 110 x/mnt 60-100 x/mnt Takikardia, bisa
disebabkan karena
anemia dan infeksi.
RR 24 x/mnt 16-24 x/mnt Normal
Suhu 39.50C 36.5 - 370C Demam, karena infeksi
Konjungtiva palpebra Pucat Tanda-tanda anemia,
karena proses
kehamilan, perdarahan,
hemolisis.
Payudara Hyperpigmentasi Tanda kehamilan.
Progesteron
menyebabkan
peningkatan jumlah
melanosit sehingga
terjadilah
hiperpigmentasi.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Ginekologi

Pemeriksaan External
Kasus Interpretasi
Abdomen  Datar, lemas, simetris  Normal
 Tidak ada massa  Menyingkirkan kemungkinan
tumor
 Tidak ada tanda cairan  Menyingkirkan kemungkinan
bebas kehamilan ektopik
 Ada nyeri tekan  Tanda infeksi

Fundus uteri Tidak teraba Normal, karena usia gestasi masih 8


minggu. Fundus teraba pada minimal
12 mgg kehamilan. Bila fundus teraba
lebih besar dari usia gestasi : curiga
mola.
Pemeriksaan internal
Kasus Interpretasi
Pemeriksaan spekulum  Portio livide  Tanda kehamilan, yaitu tanda
Chardwick-terjadinya
perubahan warna pada porsio
akibat hipervaskularisasi
jaringan ikat pada dinding
vagina kelihatan kebiru-
biruan pada kehamilan.
(n=merah muda)
 OUE terbuka dengan sisa-sisa
 External uterine ostium
jaringan dan darah yang
open with some tissue and
hitam berbau busuk
bad odor blood come out
menandakan terjadinya
from external os
abortus infeksiosa.
 there are no cervical
erotion, laceration or
polyp.  Normal.

Bimanual examination  cervix is soft,  Tanda kehamilan. Cervix


pada ibu hamil lebih lembut,
lebih besar.
 the external uterine ostium
 Telah terjadi pengeluaran
open,
hasil konsepsi
 some tissue palpable at
 Menandakan masih terdapat
external os
sisa jaringan dari hasil
konsepsi yang tertinggal
 no cervical motion
tenderness,  Normal, servik bisa
digerakkan ke tiap sisi tanpa
menimbulkan rasa nyeri atau
ketidaknyamanan
 uterine size about 8 weeks
gestation,
 Normal, menyingkirkan Mola
 both adnexa (tuba dan
Hidatidosa
ovarium) and parametrium
 Normal, bukan kehamilan
within normal limit.
ektopik pada tuba

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Kasus Normal Interpretasi


Hb 9 g/dl >11 gr% Anemia derajat sedang,
karena perdarahan
3
WBC 24000/mm 5000-12000/mL leukositosis
menandakan adanya
infeksi.
LED 28 mm/jam meningkat seiring
usia kehamilan Meningkat- menandakan
 Wintrobe 0-15 mm/jam adanya infeksi
 westergreen 0-20 mm/jam
Gambaran darah tepi Anemia normokrom RBC normositer Anemia karena
normositer normokromik perdarahan, tidak ada def.
B12 atau folat, tidak ada
def besi/thalassemia
Urine pregnancy test (+) (+) pada kehamilan Menunjukkan tanda
(βhCG) kehamilan. Pada kondisi
abortus, hCG masih dapat
terditeksi 1 mgg setelah
kematian janin
A. PemeriksaanFisik

Height 156 ; Weight 52kg


Interpretasi : Normal
Pale
Interpretasi : Akibat dari penurunan kadar Hb sehingga tubuh menjadi
kekurangan Hb untuk proses metabolisme

Hyperpigmented breast
Interpretasi : etiologi belum jelas, tapi ada hubungan dari cortex gl.
Suprarenalis dan hypophysis. Dan peningkatan dari esterogen .
Sumber : diagnostic fisik (Mark H.Swartz)

VITAL SIGN
BP 100/70mmHg (Hipertensi)
Normal : Sistolik : 100-140mmhg
Diastolik : 60-90mmhg
Interpretasi : Normal
Sumber : Obstetri Patologi Unpad dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Sarwono

HR 110x/m (takikardi)
Normal: 60-100x/m
Interpretasi : Pasien mengalami takikardi , Akibat peningkatan suhu tubuh
dan terjadinya anemia mengakibatkan peningkatan denyut nadi
Sumber : Obstetri Patologi Unpad dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Sarwono

RR 24x/m (normal tinggi)


Normal: 16-24x/m
Interpretasi : kompensasi peningkatan HR
Sumber : Obstetri Patologi Unpad dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Sarwono

T 39,5oC (Normal)
Normal: 36,5-37,2 oC
Intepretasi : Terjadi peningkatan set point tubuh akibat infeksi
Sumber : Obstetri Patologi Unpad dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Sarwono

EXTERNAL OBSTETRICS EXAMINATION


Nyeri tekan (+)
Interpretasi : dapat diakibatkan oleh peradangan atau abortus spontan

SPECULUM EXAMINATION
Portio livide
Interpretasi : Normal

Jaringan dan darah yang busuk keluar dari lubang external


Interpretasi : terdapat sisa-sisa jaringan dan darah yang membusuk akibat
infeksi, serta akibat bakteri anaerob yang menyebabkan timbulnya bau busuk.

BIMANUAL EXAMINATION
Cerviks lembut
Interpretasi : pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
timbulnya odema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix

LABORATORY EXAMINATION
Hb 9 g/dl
Normal : >11g/dl(WHO), >10g/dl(Unpad)
Interpretasi : pasien mengalami anemia yang di akibatkan perdarahan.

WBC 24000/mm3 (l)


Normal : 8000-10000/mm3
Intepretasi : adanya infeksi atau peradangan

ESR 28/mm3
Normal : 0-20/ mm3
Intepretasi : tinggi akibat terjadi infeksi
URINE
 HCG (+)
Normal : negatif
Intepretasi :  HCG adalah hormon yang di hasilkan oleh placenta dan dapat di
sekresikan lewat urine, sehingga pada pasien kemungkinan masih terdapat sisa-
sisa placenta di mana placenta itu terdapat banyak pembuluh darah.

Hubungan kehamilan dengan aborsi

Jenis-jenis abortus :
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Tahapan
abortus spontan meliputi :
a. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadi abortus, ditandai
perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.
b. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang
menjadi abortus inkomplit atau abortus komplit).
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar
dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
c. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang
tertinggal. Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum
uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Besar uterus sudah lebih kecil dari
umur kehamilan.
d. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Ostium uteri telah
menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus
tidak sesuai dengan umur kehamilan
e. Missed abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan.
f. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut.
2. Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan
tindakan.
Abortus provokatus dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Abortus provokatus medisinalis
Abortus yang didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu.
Pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu spesialis
kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jiwa.
b. Abortus provokatus kriminalis
3. Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosus adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia. Infeksi
dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya
ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Umumnya terbatas pada
desidua.
Diagnosis abortus infeksiosus ditentukan dengan adanya abortus yang disertai
gejala dan tanda infeksi alat genital, seperti panas (demam kadang-kadang
menggigil), takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau(lochia berbau
busuk), uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
Untuk mengetahui kuman penyebab perlu diadakan pembiakan darah dan getah
pada serviks uteri.

ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO.

Abortus
A. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.
B. Epidemiologi

Rata-rata terjadi 114 kasus abortus perjam. Diperkirakan frekuensi keguguran


spontan berkisar antara 10 – 15%. Namun demikian, frekuensi seluruh keguguran
yang pasti sukar ditentukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena
sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita
tidak datang ke dokter atau rumah sakit.
Di Indonesia, abortus infeksiosus biasanya berawal terutama dari aborsi pada
kehamilan tidak dinginkan; persentasenya satu di antara sepuluh abortus dengan
risiko kematian 57-59/100.000 kelahiran hidup; sebagian besar aborsi dilakukan oleh
tenaga tidak terlatih. Jadi, kontribusi unsafe abortion terhadap kematian ibu adalah
10-20%. Kejadian abortus infeksiosus di RS Sanglah Denpasar 7,59% dari seluruh
kasus abortus dan angka kematian ibunya 18/100.000 kelahiran hidup.

C. Etiologi

 Faktor genetik(Mendelian, multifaktor, robertsonian, resiprokal.


 Kelainan kongenital uterus (anomali duktus mulleri, septum uterus, uterus
bikornis, inkompetensi serviks uterus, mioma uteri, sindroma asherman)
 Autoimun (aloimun, mediasi imunitas humoral, mediasi imunitas seluler)
 Defek fase luteal (faktor endokrin eksternal, antibodi antitiroid hormon, sintesis
LH yang tinggi)
 Kelainan perkembangan zygot 49% dengan degenerasi embrio (blighted ovum)
 50 – 60 % disebabkan kelainan kromosom dari hasil konsepsi.
 Penyakit infeksi
 Gangguan nutrisi yang berat
 Penyakit kronis
 Alkoholik dan perokok
 Hematologik
 Lingkungan
 Gangguan immunologis
 Trauma
Etiologi untuk abortus infeksioasa :
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi
pasca abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob,
Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain
yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani.
Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

Faktor risiko
a. Tertinggalnya sebagian jaringan janin atau plasenta di uterus setelah terjadi
aborsi inkomplit.
b. Pengguanaan peralatan medis yang asepsis ke dalam uterus.
c. Sexual transmitted disease
d. Penggunaan IUD

Planing ideal Kehamilan


1.  Mempertahankan berat badan sehat
                  2.  Mengkonsumsi Asam Folat sekali perhari
                  3.  Mengkonsumsi makanan bergizi bervariasi setiap harinya
                  4.  Memilih Lemak Tak Jenuh dan menghindari Lemak transgenik
                  5.  Mengkonsumsi  makanan manis sekedarnya, mengurangi gula,  pemanis
                       tambahan dan tepung olahan.
                  6.  Menguragi Kafein, berhenti mengkonsumsi alkohol, tidak menyalah
                       gunakan obat-obatan.
                  7.  Membicarakan rencana kehamilan dengan dokter dan menangani masalah
                       kesehatan sebelum mengupayakan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai