Kelompok 8
PENDAHULUAN
1.3 HIPOTESIS
Hipotesis yang kelompok kami sepakati untuk menjawab rumusan masalah di
atas adalah sel mempertahankan keadaan homeostasis dengan cara melakukan
berbagai aktivitas baik itu internal maupun eksternal seperti metabolism, pembelahan
sel, traspor zat, dan lainnya.
2.1 Sel
Sel merupakan satuan kehidupan yang paling mendasar serta pondasi bagi
semua makhluk hidup. Sel adalah unit terkecil yang dapat menjalankan proses yang
berhubungan dengan kehidupan.
Bentuk kehidupan yang paling sederhana adalah organisme unisel (bersel
tunggal), misalnya bakteri dan amuba, sedangkan manusia merupakan organisme
multisel dengan jumlah sel lebih dari 75 triliun.
Fungsi dasar yang dijalankan sel antara lain:
1. memperoleh makanan (zat gizi) dan oksigen dari lingkungan yang mengelilingi sel
2. menjalankan berbagai reaksi kimia yang menggunakan zat gizi dan oksigen untuk
menghasilkan energi bagi sel
3. mengeluarkan karbondioksida dan zat-zat sisa atau produk sampingan yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi kimia ke lingkungan sel
4. mensintesis protein dan komponen lain yang diperlukan untuk membentuk struktur
seluler, untuk pertumubuhan dan menjalankan fungsi tertentu sel
5. menjadi sensitif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan
sekitar sel
6. mengontrol pertukaran berbagai zat antara sel dan lingkungan di sekitarnya
7. memindahkan zat-zat dari salah satu bagian sel ke bagian lain ketika menjalankan
aktivitas sel, bahkan sebagian sel dapat menggerakkan seluruh dirinya melintasi
lingkungannya
8. bereproduksi. beberapa sel tubuh, misalnya sel saraf dan sel otot telah kehilangan
kemampuan untuk bereproduksi. Apabila sel-sel ini rusak akibat trauma atau
proses penyakit, mereka tidak dapat digantikan.
Fungsi khusus
1. sel kelenjar sistem pencernaan mensekresikan enzim-enzim pencernaan, yang
kesemuanya adalah protein
2. sel-sel saraf membentuk dan menyalurkan impuls listrik yang menyampaikan
informasi mengenai perubahan-perubahan ke bagian lain di dalam tubuh
3. kemampuan sel-sel ginjal untuk menahan zat tertentu yang dibutuhkan oleh
tubuh secara selektif sekaligus mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan
melalui utin bergantung pada kemampuan yang khusus sel-sel ini dalam
mengontrol pertukaran zat-zat antara sel dan lingkungannya.
4. kontraksi otot, yang melibatkan gerakan selektif berbagai struktur internal
agar sel otot dapat memendek adalah perluasan kemampuan inheren sel-sel ini
untuk menghasilkan gerakan intrasel.
Sel pada tumbuhan dan sel pada hewan juga memiliki beberapa perbedaan.
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
Sel Tumbuhan Sel Hewan
Memiliki dinding sel Tidak memiliki dinding sel
asamsitoplasma
lemak di biji terjadi di sitoplasma
Tidak terbentuk benang spindle Terbentuk benang spindle saat
saat pembelahan pembelahan
Tidak memiliki RE Sitoplasma berdiferensiasi menjadi
matriks sitoplasma dan RE
Tidak memiliki mitokondria Ada mitokondria
Tidak memiliki badan golgi Ada badan golgi
Tidak memiliki lisosom Ada lisosom
• Sintesis fosfolipid
2. Ribosom
Ribosom adalah partikel kecil kedap elektron yang hampir disemua sel
memilikinya, namun dengan jumlah dan distribusi yang terbatas. Ribosom bersifat
basofilik karena banyaknya gugus fosfat yang dan bekerja sebagai polianion yang
bereaksi dengan pewarna basa sehingga daerah disekitar Ribosom terlihat gelap.
Daerah gelap tersebut diberi nama sesuai dengan sel yang dipelajarinya seperti
ergatoplasma (sel kelenjar), badan Nissl (neuron), dan badan basofilik (pada semua
sel).
Ribosom yang berkelompok dinamakan poliribosom (polisom). Mereka
disatukan oleh mRNA. Ribosom berperan dalam penerjemahan sandi yang terdapat
pada mRNA.
3. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang berbentuk bulat atau filamen yang
banyak ditemukan pada bagian sel dengan aktivitas metabolik yang kuat.
Mitokondria berfungsi mengubahenergi kimiawi menjadi energi yang mudah
digunakan oleh sel, seperti ATP.
Mitokondria terdiri atas membran mitokondria luar dan dalam. Membran ini
membungkus dua ruangan yaitu ruangan intramembran dan interkrista. Membran
dalam juga membentu lipatan-lipatan yang disebut krista, yaitu tempat terjaddinya
fosforilasi oksidatif.
4. Kompleks Golgi
Kompleks golgi terdudun atas tiga kompartmen bermembran licin yang
terpisah, yaitu sisterna pipih, vesikel, dan vakuola. Kompleks golgi berperan dalam
proses pembentukan protein setelah dibentuk oleh Retikulum Endoplasma. Bagian
kompleks golgi yang dekat dengan Retikulu Endoplasma disebut bagian cis dan
bagian lainnya disebut trans. Pada bagian trans biasanya terdapat vakuo;la-vakuola
yang disebut vakuola memadat.
5. Lisosom
Lisosom adalah vesikel bermembran yang banyak mengandung variasi enzim
hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Lisosom dibagi menjadi dua
jenis, yaitu lisosom primer dan lisosom sekunder. Lisosom primer merupakan
lisosom yang belum bergabung dengan substansi yang akan dicerna. Lisosom
sekunder yaitu lisosom yang sudah bergabung dengan substansi lain. Lisosom
sekunder dibagi menjadi dua, yaitu fagolisosom dan autofagosom. Fagolisosom
adalah lisosom yang bergabung dengan nutrien, sedangkan fagolisosom adalah
lisosom yang bergabung dengan organel. Senyawa yang tidak dapat dicerna oleh
lisosom disebut badan residu yang akan membentuk pigmen lipufusen atau pigmen
ketuaan.
Lisosom berfungsi mencerna nutrien dan merombak organel-organel yang
rusak. Selain itu pada keadaan tertentu lisosom akan mengeluarkan enzimnya diluar
sel yang digunakan sebagai respon terhadap radang atau cidera
6. Peroksisom
Peroksisom merupakan organel yang banyak mengandung enzim katalase,
yaitu enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Oleh karena
itu fungsi utama dari peroksisom yaitu melindungi sel dari kerusakan akibat dari
hidrogen peroksida.
7. Sitoskeleton
Sitoskeleton dibagi menjadi tiga, yaitu mikrotubulus, mikroofilamen dan
filamen intermediat.
a. Mikrotubulus
Mikrotubulus terdiri dari molekul tubulin α dan tubulin β yang
berpolimerisasi. Mikrotubulus berfungsi dalam pembentukan bentuk sel,
pertahananan bentuk sel, transpor intra sel, sebagai dasar dari berbagai komponen
sitoplasma, dan sebagai inti dari silia dan flagel.
b. Mikrofilamen
dalam sel, mikrofilamen mempunyai beberapa bentuk, yaitu berkas parakristal pada
sel otot, selaput tipis atau berbentuk kisi-kisi pada ujung sel, dan cincin filamen.
c. Filamen Intermediat
jenis-jenis filamen intermediat antara lain, sitokeratin sebagai perlindungan fisik dari
panas dan kekurangan air, vimentin yaitu proteinyang dapat berkopolimerisasi
dengan Desmin, desmin yang banyak ditemukan di otot polos dan otot jantung,
filamen gilia, dan neurofilamen.
Keterangan:
• G1: Pembentukan organel dan persiapan menuju fase S
A. Katabolisme
Katabolisme adalah salah satu jenis dari metabolisme sel. Katabolisme adalah
proses metabolisme yang menguraikan bahan-bahan organik dari makanan menjadi
bentuk yang lebih sederhana dan mengubahnya menjadi energi berupa ATP yang bisa
dimanfaatkan. Karena tiap bahan organik melalui proses katabolisme yang sedikit
berbeda, maka katabolisme terbagi menjadi tiga, yakni katabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
Asetil koenzim-A hasil oksidasi akan memasuki daur krebs yang sama dengan
daur krebs pada katabolisme karbohidrat dan berlanjut ke fosforilasi oksidatif seperti
pada katabolisme karbohidrat. Jumlah ATP yang dihasilkan dari katabolisme protein
sama dengan katabolisme karbohidrat.
A.3 Katabolisme Lemak
Untuk menghasilkan energi, Lemak yang masuk ke tubuh terlebih dahulu
dicerna menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu asam lemak dan gliserol. Lalu
kemudian asam lemak ini akan diproses agar dapat menghasilkan ATP. Sedangkan
gliserol akan diubah menjadi gliseraldehid dan masuk ke dalam tahapan katabolisme
karbohidrat.
Tahapan pertama yang akan dilalui oleh asam lemak adalah proses β-
oksidasi(beta oksidasi). Proses β-oksidasi akan menghasilkan asetil koenzim-A yang
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat untuk selanjutnya masuk ke proses fosforilasi
oksidatif. Bagan dari proses β-oksidasi adalah berikut ini:
Siklus krebs dan fosforilasi oksidatif pada katabolisme lemak sama dengan
siklus krebs dan fosoforilasi oksidatif dari katabolisme karbohdirat maupun
katabolisme protein. Energi yang dihasilkan lemak jauh lebih banyak daripada
karbohidrat dan protein, yakni sebanyak 146 ATP.
B. Anabolisme
Anabolisme adalah jenis lain dari metabolisme sel. Anabolisme adalah proses
metabolisme yang memanfaatkan energi untuk membentuk bahan-bahan organik
seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Anabolisme masing-masing bahan organik
berbeda satu sama lain karena proses yang dilaluinya agak berbeda.
• Inisiasi:
• Elongasi:
• Terminasi:
2.5Komunikasi Sel
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
masyarakat sel yang secara kolektif membentuk tubuh. Kemampuan sel
berkomunikasi dengan sesama sel penting bagi koordinasi aktivitas mereka yang
beragam untuk mempertahankan homeostasisserta untuk mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tubuh sebagai satu kesatuan.
Sistem endokrin berperan dalam komunikasi intrasel (antarsel) dengan mengeluarkan
zat perantara kimiawi ke dalam darah yang dikenal sebagai hormon.
Terdapat tiga jenis komunikasi antarsel, yaitu :
1. Gap Junction
Merupakan cara komunikasi antarsel yang paling erat. Pada gap junction
erbentuk saluran-saluran halus yang menjembatani sitoplasma sel-sel yang
terletak berdampingan di sebagian jaringan. Melalui susunan anatomis khusus
ini, molekul kecil dan ion dapat dipertukarkan secara langsung antara sel-sel
yang besangkutan tanpa pernah melalui cairan ekstra sel (CES). Gap junction
sangat penting untuk menyalurkan penyebaran sinyal listrik dari satu sel ke
sel lain di otot jantung dan otot polos.
Cara ini merupakan cara tersering yang digunakan oleh sel untuk
berkomunikasi.
Proses :
1. Tiap zat perantara kimiawi spesifik disintesis oleh sel-sel khusus untuk
melaksanakan tugas tertentu.
Merupakan zat perantara kimiawi lokal yang efeknya hanya bekerja pada
sel-sel di sekitar yang dekat dengan tempat pengeluarannya. Kerja zat ini
terbatas dalam jarak dekat, karena parakrin tersebar melalui proses difusi
sederhana. Zat-zat ini tidak masuk ke darah dalam jumlah yang bermakna
karena cepat diinaktifkan ole enzim-enzim lokal. Contohnya adalah
histamin, yang dibebaskan oleh sel mast selama respons peradangan di
dalam jaringan yang cedera atau terinvasi. Histamin bekerja pada otot
arteriol di sekitarnya untuk menimbulkan vasodilatasi(pembesaran lumen
pembuluh darah akibat relaksasi otot polos sirkuler pembuluh tersebut)
lokal yang kemudian diikuti oleh peningkatan aliran darah yang
diperlukan untuk menambah perangkat pertahanan tubuh ke tempat yang
terkena.
2. Neurotransmitter
3. Hormon
4. Neurohormon
1.1.2. Secondary active transport = energi yang tersimpan dalam gradien ion
yang berasal dari proses primary active transport.
1.2. Transport pasif.
Proses
ini
1.2.2. Filtrasi.
1.2.3. Osmosis.
2.1. Eksositosis.
2.2. Endositosis.
2.2.1. Fagositosis.
2.2.2. Pinositosis.
1. Water Activity.
2. Salinitas.
Bila kadar garam naik berarti kadar air yang ada di sekitarnya akan berkurang,
begitu juga sebaliknya. Hal ini sebetulnya lebih berpengaruh kepada water
activity dibandingkan dengan proses osmosis. Kondisi dengan keadaan garam
yang baik yakni sekitar 0,9 %.
3. PH
4. Tekanan Hidrostatik.
5. Temperatur.
Organisme multisel membran plasma tidak hanya berfungsi sebagai batas luar
semua sel, tetapi juga berperan dalam adhesi sel ke sel (antarsel) yang
memungkinkan kelompok-kelompok sel menyatu, membentuk jaringan dan
selanjutnya membentuk organ.
Sel-sel disatukan dengan oleh tiga cara yang berbeda :
1.) Molekul-molekul adhesi sel (cell adhesion molecules) di membran plasma
sel.
Sel-sel di dalam suatu jaringan sebagian besar tidak berkontak fisik secara
langsung dengan sel-sel tetangganya. Sel sel tersebut disatukan oleh matriks
ekstrasel, suatu jalinan protein fibrosa yang rumit yang terbenam di dalam
substansi berair mirip gel yang tersusun dari karbohidrat kompleks.
Terjalin tiga jenis serat protein utama :
1. Kolagen
Dapat menunjang adhesi sel dan membran sel-sel pada posisinya. Matriks
ekstrasel disekresikan oleh sel-sel lokal , terutama oleh fibroblas yang
terdapat di matriks.
Homeostasis berasal dari kata homeo yang artinya tidak berubah dan stasis
yang artinya keadaan. Homeostasis mengacu pada keaadaan lingkungan internal
tubuh yang stabil. Homeostasis sangatlah vital karena kegagalan dalam
mempertahankan keadaan tersebut bias mengakibatkan kesakitan bahkan kematian.
Oleh karena homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, setiap sel wajib
menjaga keadaan homeostasis tersebut.
• Kontrol Ekstrinsik
Kontrol ini dihasilkan melalui aktivitas dua sistem organ yang memegang
kendali dan mengontrol aktivitas sistem-sistem yang lain secara simultan,
yakni sistem endokrin dan sistem saraf. Contohnya ketika berolahraga,
sistem saraf memberikan perintah meningkatkan kecepatan jantung
sehingga darah akan bersirkulasi lebih cepat. Di sisi lain, sistem saraf
mengurangi aliran darah yang menuju organ-organ yang kurang aktif pada
saat itu sperti organ-organ pencernaan. Oksigen pada darah akan
difokuskan kepada otot yang aktif karena di situ lah oksigen paling
banyak dibutuhkan.
• Efektor; sel atau organ yang merespon perintah dari pusat kontrol
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara
homeostasis: konsentrasi molekul-molekul nutrient, konsentrasi oksigen dan
karbondioksida, konsentrasi zat-zat sisa, pH, konsentrasi air, garam dan elektrolit
lain, suhu, volume dan tekanan.
BAB 3
PENUTUP
• KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kelompok kami mendapat beberapa
kesimpulan. Kesimpulan tersebut yaitu :
• Sel melakukan serangkaian aktivitas seperti metabolism, transport zat,
komunikasi, pembelahan, dan lainnya untuk menjaga keadaan
homeostasis dalam tubuh organisme dan juga untuk keberlangsungan
hidup sel itu sendiri.
• Dengan terlaksananya aktivitas sel secara normal, keadaan homeostasis
dapat dipertahankan sehingga kehidupan sel dapat terjaga.
DAFTAR PUSTAKA