Hubungan Manusia
SDM
DI SUSUN OLEH :
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan makalah tentang ”Hubungan Manusia SDM”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Selama mengerjakan tugas makalah ini, Saya telah banyak menerima bimbingan
dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis dapat
2. Bapak DR. Suwatno yang telah banyak memberikan penjelasan teori yang berkaitan
3. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu yang
Akhirnya penyusun berharap karya tulis ini dapat berguna dan dapat
Penyusun
I
PENDAHULUAN
Hubungan yang baik antara majikan dengan pekerja akan meningkatkan produktifitas
suatu perusahaan. Hal inilah yang disebut hubungan manusia dalam sumber daya
manusia. Suatu perusahaan harus memelihara hubungan yang baik diantara semua pihak
yang berkaitan.
Maka dari itu akan digambarkan tentang materi hubungan manusia pada makalah ini.
Selain itu latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kelompok
yang kemudian akan digabungkan dengan berbagai materi lain yang menjadi makalah
besar dari suatu kelompok tadi. Tugas yang di berikan kepada mahasiswa/i program studi
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi berkenaan
dengan konsep hubungan manusia di dalam sudut pandang SDM. Sehingga dapat
diharapkan pembaca dapat memahami teori tentang Hubungan Manusia dengan jelas.
1.3 Metode
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan, yaitu
dengan meresume berbagai buku-buku dan artikel-artikel tentang sumber daya manusia.
II
PEMBAHASAN MATERI
Penelitian yang lebih intensif terhadap sumber daya manusia berlansung pada
penghujung tahun 1920-an dan awal 1930-an. Pada kurun waktu itu, perhatian para
Produktifitas karyawan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh cara pekerjaan dirancang
dan diberikan imbalan memadai, tetapi juga oleh faktor lain, yaitu faktor sosial dan
psikologis.
Temuan ini merupakan temuan pertama dengan mengindikasikan bahwa factor social
dan psikologis dalam suatu lingkungan kerja dapat mempunyai dampak signifikan
dengan itensitas kerjasama dan kerja tim dalam kelompok. Tingkat kerja tim dan kerja
sama hubungan dengan minat penyelia dan periset dalam kelompok kerja, kurangnya
menemuka kenyatan bahwa perasaan, emosi dan sentimen para karyawan sangat
dipengaruhi leh lingkungan kerja, seperti gaya kepemimpinan atasan, perhatian, sikap dan
dukungan manajemen. Dalam hal n kehidupan para karyawan disikapi sebagai sebuah
sistem sosial. Berbeda dengan pandangan Taylor yang melihat organisasi suatu istem
Dapat dipicu hasil temuan Hawthom maka dilakukan riset lanjutan terhadap faktor
sosial dan cara individu bereaksi terhadapnya. Temuan dari kajian ini menemukan bahwa
kebutuhan karyawan harus dipahami dan ditindaklanjuti oleh manajemen agar mereka
merasa senang bekerja, puas dan produktif. Komunikasi antara para karyawan dan
penyelianya dibina karena adanya kebutuhan iklim kerja yang lebih partisipatif. Cara ini
Salah satu hubungan antara majikan dengan para karyawan diperusahaan disebut
hubungan kerja atau hubungan manusia, atau biasa juga disebut hubungan ”Industrial
Peace”.
sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis
antara majikan dan pekerja yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak harus
ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada organisasi usaha
bersangkutan. Kalau kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat
terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi pihak majikan dan pekerja-pekerja
yang bersangkutan.
Dalam pembahasan ini istilah hubungan manusia digunakan dalam pengertian umum
sebagai hubungan formal yang terdapat antara majikanatau kelompok majikan dengan
pekerja atau istilah tersebut akan digunakan saling bergantian tanpa mengurangi makna
dan isi yang terkandung didalamnya. Hubungan itu biasanya dilakukan secara tertulis
ataupun lisan asalkan kedua belah pihak secara jujur melaksanakan kewajibandan hak
Karyawan atau pekerja harus dihormati selaku mitra kerja dan bukan sebagai budak
belian seperti pada zaman penjajahan dengan kerja rodi secara paksa. Saling menghormati
antara majikan dan pekerja untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan hak masing-masing
pihak yang berhubungan kerja adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dan
Banyak pihak yang berhubungan dalam hubungan manusia dalam SDM, yaitu pihak-
pihak-pihak yang berkepentingan pada organisasi usaha untuk mencapai tujuan dan
istilah ”stake holders”. Dikatakan pihakyang berkepentingan karena setiap pihak itu
Ketiga : Para pemilik modal dan pemegam saham – bagi organisasi niaga – yang
dengan harapan bahwa modal yang ditanam itu secara kontinu akan
Kelima : Para pemasok bahan baku atau bahan penolong yang diperlukan oleh
organisasi niaga tidak menjual barang atau jasa yang dihasilkan langsung
masyarakat.
a. Tahap konflik
Jika sifat hubungan kerja antara pekerja dan manajemen berada pada tahap ini, yang
terjadi ialah bahwa manajemen berusaha sedapat mungkin untuk mencegah masuknya
para pekerja menjadi anggota serikat pekerja. Dalam hal demikian, tidak mustahil apabila
memasukan dalam ”daftar hitam” siapa saja diantara para pekerja yang menunjukan
minat memasuki suatu organisasi serikat pekerja. Hal ini tentunya menimbulkan konflik.
Dalam tahap ini manajemen akanmenolakuntuk berhubungan dengan para wakil serikat
Pada tahap ini dalam hal timbulnya pertikaian perburuhan yangserius antara
manajemen dengan para pekerja, manajemen akanmengambil semua langkah yang dapat
diambilnya agar pertrikaian yang tidak terselesaikan dengan perundingan langsung jangan
Pada tahap ini manajemen membiarkan dan mengakui adanya serikat pekerja dalam
Artinya, manajemen memang mau berhubungan dengan para wakil serikat pekerja untuk
akan tetapi tidak dengan sikap yang ikhlas. Seandainya ada pilihan lain, manajemen akan
tetap memilih untuk tidak berhubungan dengan serikat pekerja dalam menyelesaikan
c. Tahap negoisasi
Tahap ini pun bukanlah tahap yang didambakan dalam menumbuhkan dan
memelihara hubungan industrial yang serasi. Dikatakan demikian karena pada tahap ini,
manajemen tetap memandang serikat pekerja sebagai faktor penghalang dalam hubungan
Jika terjadi pertikaian dengan para pekerja, negoisasi akan cenderung keras karena
masing-masing pihak akan memprtahankan pendirian dan haknya secara gigih. Dalam
situasi demikian, tidak mustahil bahwa manajemen akan berusaha mencari tenaga kerja
sementara untuk menggantikan tenaga kerja yang ada, tetapi tidak produktif karena,
menyerahkan kegiatan produksi atau jasa yang biasanya dihasilkan kepada organisasi lain
d. Tahap akomodasi
Dalam hubungan industrial yang sifatnya akomodatif, tidak berarti bahwa manajemen
menyukai kehadiran serikat pkerja dalam organisasi. Oleh karenanya manajemen belum
tentu bersedia untuk memberikan kesempatan kepada pimpinan pekerja untuk
memperkuat kedudukannya dikalangan para pekerja. Akan tetapi pada tahap ini
manajemen pada umumnya menyadari bahwa serikat pekerja dapat memainkan peranan
yang positif dalam organisasional para pekerja seperti dalam rangka penegakan disiplin
dan dalam mengarahkan prilaku para karyawan sedemikian rupa sehingga terjali ubungan
Tahap kerja sama merupakan tahap yang paling maju dan paling ideal dalam
hubungan industrial. Pada tahap ini serikat pekerja turut serta secara aktif dalam
peningkatan efisiensi, evektifitas, produktivitas dan semangat kerja para karyawan. Kerja
Dalam usaha mewujudkan pokok pikiran dan tujuan hubungan manusia diperlukan
a. sikap mental yang dimaksud antara lain saling menghormati, saling mengerti
kedudukan dan peranannya, saling memahami hak dan kewajiban antara pekerja dan
pengusaha.
b. Sikap sosial yang dimaksudkan antara lain adalah rasa ke gotong royongan, toleransi,
tenggang rasa, terbuka dan mampu mengendalikan diri antara pihak-pihak yang
bersangkutan
d. Serikat pekerja juga berperanan tidak hanya untuk menyalurkan anspirasi pekerja
e. Pihak pengusaha bukan hanya untuk melindungi hak miliknya tetapi harus
Dengan demikian dalam hubungan kerja tidak ditemukan lagi sikap-sikap konfrontatif
Manusia
Hubungan manusia dalam SDM biasanya terdapat berbagai masalah yang dihadapi,
yaitu:
1. Masalah pengupahan
Upah didalam perusahaan selalu menjadi sumber perselisihan karena upah merupkan
biaya bagi pengusaha dan sebagai pendapatan bagi pekerja. Adanya perbedaan
kepentingan tentang upah ini yang sangat riskan menimbulkan persilihan, maka tentang
pengupahan ini ini harus tetap dikendalikan dengan dasar upah minimum regional.
3. Masalah pemogokan
Walaupun pemogokan disebut sebagai hak dari pekerja tetapi pemogokan itu dapat
merusak hubungan pengusaha dan pekerja dan merugikan produktivitas nasional. Oleh
sebab itu pemogokan harus dihindari dan kalau sempat terjadi perlu dengan segera
dituntaskan.
dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. Sejalan dengan
itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial
181).
dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. Sejalan dengan
itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial
181).
kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan memahami, menawarkan
pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan
kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan yang memperoleh respon positif dari karyawan
cenderung akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, demikian bila terjadi sebaliknya
III
KESIMPULAN
Salah satu segi hubungan antara organisasi dengan para anggotanya menyangkut apa
yang lazim dikenal dengan istilah hubungan manusia atau hubungan industrial.
Pemeliharaan hubungan yang serasi dan harmonis antara manajemen dengan para pekerja
yang terdapat dalam organisasi mutlak perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi
Kekurangberhasilan memelihara hubungan yang serasi dan harmonis itu akan merugikan
banyak pihak dan tidak terbatas hanya pada pihak manajemen dan para pekerja saja.
Jadi istilah hubungan manusia dalam artian umum, yaitu hubungan formal yang
terdapat antara manajemen dan kelompok pekerja yang terdapat dalam suatu organisasi.
Istilah lain dengan makna yang sama adalah “hubungan kerja atau hubungan industrial”.
DAFTAR PUSTAKA
P. Siagian, Prof. Dr. Sondang. (2007). MPA: Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Teguh, Ambar. dkk. (2003). Manajemen SDM, Konsep dan Pengembangan Dalam
Wahyudi, Drs. Bambang. (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Suta
www.google.co.id