Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN

DIKABUPATEN KARAWANG

DISUSUN OLEH:

1. ACHMAD FAUZI
2. ADE SUHENDAR
3. SANUSI ABDULLAH
4. SUHARJA
5. ISMAIL

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AJARAN 2009/2010
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
ANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI KABUPATEN KARAWANG

DISUSUN OLEH:

•ACHMAD FAUZI
•ADE SUHENDAR
•SANUSI ABDULLAH
•SUHARJA
•ISMAIL

Menyetujui:

Dosen Program Studi Kepala Program Studi

Bp. Tata, ST. Bp. Ade Momon, ST, MT.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala


rahmat dan karunia-Nya, serta doa restu dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya Penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan judul “Analisis
Pencemaran Lingkungan,dikabupaten karawang. Adapun Penulisan laporan
ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah pengetahuan
lingkungan.

Dalam proses penyusunan Penulisan laporan ini, terdapat banyak


pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

•Bapak Ade Momon,MT. Selaku Ka.ProDi, Fakultas Teknik


•Bp.Tata , ST. selaku dosen program studi pengetahuan lingkungan
•Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan, semangat, saran dan kritik kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ilmiah ini masih jauh


dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak.
Semoga apa yang disajikan dalam penulisan laporan ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.

Karawang, 14 Maret 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi ……………………………………………................................................................. iv
ABSTRAK ……………………………………………................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ……...................................................................... 2

1.4 Metode Penelitian ........................................................................ 3


1.5 Sistematika Penulisan …................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI ………………................................................................ 4


2.1 Lingkungan …………………................................................................ 4
2.1.1 Pengertian lingkungan ....................................................... 4
2.2 Konsep lingkungan di Indonesia dan Kelembagaannya …………….. 4
2.3 Pencemaran ………………................................................................ 4

2.3.1 Pengertian Pencemaran .................................................. 4


2.3.2 Data Statistik ……………...................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH …………................................. 7
3.1 Jenis pencemaran yang terjadi …................................................. 7
3.1.1 Pencemaran Tanah .......................................................... 7
3.1.1.1 Dampak ………………............................................. 7
3.1.1.2 Penanganan …………........................................... 8
3.1.2 Pencemaran udara ……………............................................. 9
3.1.2.1 Dampak ................................................................ 9
3.1.3 Pencemaran air ……………………........................................... 10
3.1.3.1 Penyebab ………………........................................... 10
3.9 Solusi Penanggulangan pencemaran lingkungan ……………..……… 10
BAB V PENUTUP ………………………….................................................................. 12
4.1 Kesimpulan .………………................................................................ 12
4.2 Saran …………………………................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………............................................................... 13
ABSTRAK

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin


bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping
itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi,
baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang
terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi.

Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami yang dapat meracuni lingkungan. Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah
sangat kritis. Khususnya di daerah Karawang dan sekitarnya, pernah terjadi bencana
lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi.ditambah lagi dengan pesatnya proses
industrialisasi dengan di bangunnya kawasan industri di beberapa tempat.Dalam makalah ini
akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan
agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang
membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan
sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman
apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa
tumbuh jadi tanaman yang subur.
Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi
nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit
unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia
hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah
sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan
hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan juga illegal loging
(nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini
seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam
memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
Saat ini agaknya (nyaris) tidak ada lagi tanah di kabupaten karawang yang nyaman bagi
tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan
hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-
pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak
ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di
perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk
keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan
udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk
bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah
kondisi tanah dan air di kabupaten karawang sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai
jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya.
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen
alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Populasi manusia yang terus bertambah
mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar
manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara
berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi
bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-
kebutuhan itu harus dipenuhi.
Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami yang dapat meracuni lingkungan. Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah
sangat kritis. Khususnya di daerah Karawang dan sekitarnya, pernah terjadi bencana lingkungan
seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi.ditambah lagi dengan pesatnya proses
industrialisasi dengan di bangunnya kawasan industri di beberapa tempat.Dalam makalah ini akan
dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan sehingga
kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

1.2.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya lingkungan hidup yang sehat dan bersih, sehingga masyarakat senantiasa melakukan
kegiatan dan aktivitas hidup dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan di
sekitarnya. Pada saat ini keadaan lingkungan kita sudah sedemikian tercemar . Karena itu perlu
kesadaran semua pihak untuk turut menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui
kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan
udara. Pihak industri pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga
harus mau membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang
sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga kerusakan
lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi

1.3.Metode Penelitian

Untuk memperoleh informasi dan jawaban yang ada hubungannya dengan masalah yang dianalisa
maka penulis melakukan pengumpulan riset data dengan menggunakan metode :
a. Studi Pustaka
Dalam hal ini Penulis mengumpulkan berbagai referensi yang menunjang penulisan seperti
informasi tentang pencemaran, baik dari buku referensi maupun dari catatan perkuliahan.
b. Studi lapangan
Dalam hal ini penulis mengumpulkan informasi real tentang dampak dan penanggulangan dari
pencemaran lingkungan
1. 3.Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan dalam memahami penulisan laporan ini, maka penulis
membagi penulisan ini dalam IV BAB. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi keterangan penulisan secara umum, dimana dijelaskan mengenai latar
belakang masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Dalam bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam menyusun
penulisan ini yaitu membahas tentang pengertian lingkungan dan pencemaran, konsep
lingkungan di Indonesia dan kelembagaannya.

BAB III : PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH


Dalam bab ini memuat tentang analis masalah, dampak dan penanggulangannya

BAB IV : PENUTUP
Bab terakhir ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang ditujukan kepada semua pihak
yang terkait sehubungan dengan hasil penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Lingkungan
2.1.1.Pengertian lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan
komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
adalah cabang dari ilmu biologi.

2.1.2Konsep lingkungan di Indonesia Dan Kelembagaannya


Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam
Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan hidup
adalah Kementerian Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal.

2.2.Pencemaran
2.2.1.Pengertian Pencemaran
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas
industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat
cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan
kimia termasuk logam berat
Statistics & Data

2.2.2. Data Statistik

Date Link
A Feb 16, 2010 Pencemaran air akibat limbah industri
 
B Feb 15, 2010 Pencemaran udara akibat polusi transportasi
C Feb 09, 2010 Pencemaran udara akibat polusi industri
D Jan 30, 2010 Pencemaraan tanah akibat limbah industri kimia  
E Jan 28, 2010 Pencemaran tanah oleh plastik
F Jan 13, 2010 Pencemaran air akibat limbah rumah tangga
G Jan 06, 2010 Pencemaran tanah akibat penggunaan festisida
H Jan 05, 2010 Pencemaran lingkungan akibat proses alam
 
I Dec 28, 2009 Pencemaran tanah akibat limbah rumah tangga
J Dec 14, 2009 pencemaran lingkungan disebabkan hal-hal lain

sumber:
AMPL, senin 15 maret 2010.pencemaran lingkungan di kabupaten karawang,Pikiran rakyat, Jakarta.
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH
3.1. Jenis Pencemaran yang Terjadi
3.1.1 Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran yang terjadi di kabupaten karawang diantaranya:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah
dan udara di atasnya.
3.1.1.1 Dampak Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan polusi yang terkena. kromium berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. timbale sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzana pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia, merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait
pada keracunan hati, organofostat dan karmabat dapat dapat menyebabkan gangguan pada
saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang
tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia
yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan
pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme
dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian
bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan
hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah
dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus
lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

3.1.1.2. Penanganan
Dibawah ini akan di bahas solusi penanganan dari pencemaran tanah itu sendiri,
diantaranya:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
3.1.2 Pencemaran udara
3.1.2.1 Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara' adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
3.1.2.2 Sumber Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan
[ozon]dalam [smog fotokimia]adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global yg mempengaruhi;
Kegiatan manusia
•Transportasi
•Industri
•Pembangkit listrik
•Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan
bakar
•Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber-sumber lain
•Transportasi[amonia]
•Kebocoran tangki][klor]
•Timbulan gas [metana]dari [lahan uruk]/[tempat pembuangan akhir] [sampah]
•Uap pelarut organik
Jenis-jenis pencemar
•Karbon monoksida
•Oksida nitrogen
•Oksida sulfur
•CFC
•Hidrokarbon
•Ozon
•Volatile Organic Compounds
•Partikulat
•Timbal
3.1.2.3 Dampak
A. Pada kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui
sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemaran. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah neurotoksin (racun penyerang
saraf) bersifat akumulatif,penurunkan kesuburan,penurunan tingkat kecerdasan pada anak-
anak,iritasi paru-paru yang dapat menyebabkan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya, Beberapa zat
pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian
prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998
senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
B.Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam
. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Adapun akibat dari pencemaran udara yang sangat tinggi dapat menyebabkan:
Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2
dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain:
•Gangguan kesehatan
•Mempengaruhi kualitas air permukaan
•Merusak kehidupan biota di danau-danau dan aliran sungai
•Merusak tanaman
•Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
•Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca:
Pencairan es di kutub
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena
pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah
•Perubahan iklim regional dan global
•Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-
molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada
lapisan ozon.
Dampak dari kerusakan lapisan ozon adalah:
•Kanker kulit
•Penurunan kekebalan tubuh
•Gangguan kesehatan lainnya
3.1.3 Pencemaran air
3.1.3.1 Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga
mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran.
3.1.3.2 Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
•Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
•Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
•Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam
air.

3.1.4 Solusi Penanganan Pencemaran Lingkungan


Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian,
pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu : 1. Tindakan
secara administratif, 2. Tindakan dengan menggunakan teknologi, 3. Tindakan melalui
edukatif/pendidikan.
1. Tindakan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan mengeluarkan
berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan pemerintahan yang disetujui DPR
tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun
1982 yang berisi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun
pabrik atau proyek lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan kepada
pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga mengeluarkan
baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan mutu lingkungan.
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program yang meliputi berbagai sektor dalam
pembangunan berkelanjutan sehingga di harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari
dengan mempertahankan fungsi lingkungan lestari.
2. Tindakan dengan Menggunakan Teknologi
Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit pengolahan
limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair sebelum dibuang ke
lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka disebut pengolahan secara
biologis dengan menggunakan bakteri pengurai limbah.
3. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
• Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri, khususnya di Negara berkembang seperti
Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawatirkan. Karena itu perlu kesadaran
semua pihak untuk turut menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui kebijakan dan
aturan harus mampu mengatur industri dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara.
Pihak industri pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga harus
mau membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang sangat
besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga kelestarian
lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

4.2 Saran
• Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua
komponen bangsa untuk mengurus dan mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang
lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan
hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan. Hal itu harus dibarengi
dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-
nyata telah terbukti menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-
benar mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup untuk
memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.
Yang tidak kalah penting, harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan
hidup melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan, menurut hemat saya, harus menjadi
benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta
lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar menuntut ilmu. Nilai-nilai
kearifan lokal masyarakat setempat perlu terus
• digali dan dikembangkan secara kontekstual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia
pendidikan melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Pola dan gaya penyajiannya pun tidak bercorak teoretis dan dogmatis seperti
orang berkhotbah, tetapi harus lebih interaktif dan dialogis dengan mengajak siswa didik
untuk berdiskusi dan bercurah pikir melalui topik-topik lingkungan hidup yang menarik dan
menantang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Hogan, Leda Patmore, Gary Latshaw and Harry Seidman das ist alles scheisse
Computer modeling of pesticide transport in soil for five instrumented watersheds, prepared
for the U.S. Environmental Protection Agency Southeast Water laboratory, Athens, Ga. by
ESL Inc., Sunnyvale,Rusia,1973
2. Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution
3. AMPL, senin 15 maret 2010.pencemaran lingkungan di kabupaten karawang. pikiran rakyat,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai