Proyeksi
Proyeksi
DAN STATISTIK
BAB XVII
1. Pendahuluan
XVII/3
mus dan Evaluasi Program-program Utama Nasional (Team Pepunas)
Ristek yang merupakan unit organisasi non struktural dan
langsung berada di bawah Menteri Negara Ristek.
XVII/4
manfaat bagi ilmu pengetahuan serta berguna untuk pem-
bangunan.
XVII/5
pengetahuan dan teknologi, mengutamakan peningkatan baik jum-
lah maupun mutu para peneliti dan teknisi, pengadaan sarana
dan prasarana riset dan teknologi, peningkatan sistem infor-
masi ilmiah, dan popularisasi ilmu pengetahuan, riset dan
teknologi bagi masyarakat luas, terutama kaum remaja.
XVII/6
TABEL XVII - 1
- Program doktor 19 34 84 37
- Program Magister/Pasca
Sarjana 88 102 103 47
XVII/7
TABEL XVII - 2
- Program Doktor 9 12 23 31
- Program Magister/MSc, MA 13 15 31 46
- Kursus-kursue
berbagai disiplin 72 113 184 496
XVII/8
samping itu di Bandung telah dibangun reaktor atom yang
ditujukan pada kemampuan produksi radio isotop. Telah pu-
la diselesaikan studi kelayakan berupa rancangan suatu
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jawa Tengah.
XVII/9
kegiatan yang perlu dilakukan terus menerus. Dengan pe-
ningkatan sarana dan kemampuan pemetaan darat maupun pe-
metaan laut di Indonesia terbinalah suatu bidang ilmu
pengetahuan baru di Indonesia, khususnya pengembangan
ilmu geografi.
XVII/10
sedia. Untuk itu dilaksanakan berbagai kegiatan pengenal-
an pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pem-
binaan partisipasi para remaja. Beberapa kegiatan terse-
but ialah peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Ma-
taram, Palembang, Tanjung Karang, Pontianak dan Surabaya,
kegiatan latihan perkemahan alam remaja dalam rangka
mengikuti proses gerhana matahari di Indonesia tahun
1983, kegiatan Widya Wisata Pers dan Widya Wisata Remaja
Bahari, penataran penulisan ilmiah popular, penataran
bagi pengajar ilmu pengetahuan dan matematika, latihan
dan pengenalan metodologi penelitian bagi guru, temu
pendapat organisasi profesi ilmiah, berbagai kegiatan
ceramah dan diskusi serta peliputan kegiatan ilmu penge-
tahuan dan teknologi melalui siaran radio dan televisi.
Selanjutnya, beberapa kegiatan untuk memasyarakatkan ' ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya untuk mengajak remaja
sedini mungkin menaruh perhatian pada bidang-bidang ini
ialah penyelenggaraan Lomba Karya Ilmiah bagi remaja dan
pemuda di bawah umur 21 tahun dan penyebaran berbagai
media cetak/terutama majalah. Berbagai majalah ilmiah
telah diterbitkan baik dalam bidang ilmu pengetahuan alam
dan teknologi, maupun bidang-bidang antar-disiplin (umum)
serta data tehnis lainnya. Beberapa terbitan di antaranya
ialah Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Masyarakat
Indonesia, Treubia, Bio-Indonesia, Alam Kita, Buletin
Kebun Raya, Pewarta Lembaga Biologi Nasional, Oseanologi
Indonesia (dengan terbitan terpilih dalam bahasa Inggris:
Marine Research in Indonesia dan Oceanographical Cruise
Report), Pewarta Oseana, Instrumentasi, Metalurgi, Komu-
nika dan lain-lain.
XVII/11
maupun penerapannya, dan mengadakan evaluasi terhadap ke-
giatan standardisasi di Indonesia.
XVII/12
Khusus dalam bidang ketenagakerjaan telah dilakukan 94
penelitian. Penelitian-penelitian tersebut antara lain men-
cakup : peranan kelembagaan dan partisipasi penduduk dalam
pembangunan di Bali dan Jawa; kesempatan kerja di sektor
konstruksi, masalah tenaga kerja di Jawa Timur; pasaran kerja
dalam rangka penyediaan kebutuhan tenaga kerja terampil di
Jawa Timur, kesempatan kerja golongan ekonomi terlemah dan
tukang becak di daerah perkotaan di Jawa dan luar Jawa; pe -
ningkatan kesejahteraan buruh dan keluarga melalui perluasan
kesempatan kerja anak-anak buruh; masalah pengembangan lemba-
ga pasar kerja di Indonesia; kesempatan kerja, perlindungan
dan perawatan buruh tani di Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat;
tenaga kerja anak-anak dan buruh wanita di sub sektor indus -
tri rokok dan perusahaan batik; masalah anak putus sekolah;
pengumpulan dan penyebarluasan teknologi yang sesuai; dan
cara-cara produksi yang banyak menyerap tenaga kerja di bi-
dang perikanan. Selain itu dalam tahun 1984/85 dilaksanakan
penelitian keadaan tenaga kerja wanita di Indonesia; keadaan
rumah tangga di Indonesia; penyerapan dan pembakuan data di
bidang perselisihan perburuhan di DKI Jakarta; kesempatan ker-
ja, perlindungan buruh tani di Bali, Jawa Tengah dan Jawa
Barat; penyerapan dan pembakuan data di bidang AKAD/AKAN;
penyerapan dan pembakuan data serikat buruh menurut lapangan
pekerjaan (SBLP); penyerapan dan pembakuan data di bidang
perselisihan perburuhan dan pengupahan, pengembangan pelaksa-
naan dan penampungan TKS, BUTSI; usaha-usaha untuk mendorong
pengupahan barang-barang yang bersifat padat karya di bidang
komoditi impor; penggunaan traktor mini di kabupaten Maros
dan Sidrap (Sulawesi Selatan), Pulau Jawa dan Bali; perluasan
kesempatan kerja melalui pemanfaatan musim senggang di bidang
pertanian pangan; perluasan kesempatan kerja di sektor indus-
tri kecil/rakyat yang banyak menyerap tenaga kerja; masalah
kesempatan kerja di sektor informal di daerah pedesaan;
masalah kelembagaan dalam peningkatan pasar kerja; peningkat-
an efektifitas kegiatan balai latihan kejuruan (BLK) industri
dan pertanian; peningkatan peranan lembaga buruh dan pengusa-
ha dalam perlindungan tenaga kerja; teknik padat karya bagi
penanaman modal; pengamatan penghapusan jaring trawl terhadap
masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan di Cilacap (Jawa
Tengah); peranan lembaga buruh dan pengusaha dalam rangka
perlindungan tenaga kerja; masalah kesempatan kerja dalam
rangka pergeseran tenaga kerja di sub sektor industri rokok
dan tekstil; masalah tenaga kerja muda dan jenis-jenis kete-
rampilan yang menunjang pertumbuhan mini industrial estate
(MIE); kebijaksanaan pengupahan di sektor industri dalam men-
ciptakan hubungan perburuhan Pancasila, dan berbagai peneli-
tian lainnya.
XVII/13
2) Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Teknologi
Pangan.
XVII/14
pertanian dan perkebunan. Selama Repelita III usaha tersebut
meliputi tanaman pangan (perluasan daerah padi, palawija,
hortikultura dan gandum); peternakan (menyediakan teknologi
tepatguna untuk meningkatkan produksi daging, susu dan te -
lur, perbaikan aneka ternak); perikanan melalui terutama pem-
budidayaan udang tambak, penangkapan ikan cakalang, pening-
katan budi daya ikan darat dan ikan laut; dan perkebunan yang
ditunjang oleh berbagai teknologi tepatguna untuk menunjang
produksi tanaman melalui intensifikasi, perluasan areal mau-
pun rehabilitasi.
XVII/15
bahan baku terhadap pembusukan. Demikian pula diusahakan agar
produksi tahu lebih menguntungkan untuk menjamin pasaran yang
lebih luas dan meningkatkan pula penghasilan para pengrajin
tahu. Hal ini antara lain tercapai dengan merendam terlebih
dahulu kedelai dalam larutan kalium sorbat, sehingga pengaruh
kontaminasi awal dapat dihindari sebanyak mungkin.
XVII/16
tara 2.000 kg dan 2.705 kg menjadi antara 2.263 kg dan 3.405
kg per laktasi. Sapi perah yang diimpor langsung memberikan
produksi laktasi pertama dengan hasil lebih tinggi daripada
sapi perah Friessen lokal, yaitu antara 3.000 kg dan 3.190
kg. Melalui proses pembekuan semen dari ternak kerbau telah
diperoleh perbaikan mutu genetik ternak kerbau. Penelitian
ruminansia kecil (domba dan kambing) menunjukkan bahwa ternak
ini mempunyai potensi yang tinggi, terutama bila ditinjau
dari segi tingkat kesuburannya dan kemampuan domba lokal un-
tuk dijadikan bibit unggul.
XVII/17
mantan Timur, yang diperkirakan berpotensi sekitar 100 juta
nener setiap musimnya.
XVII/18
Penelitian pemuliaan kelapa telah menghasilkan varitas-
varitas baru yang dikenal sebagai KB-1, KB-2, KB-3, dan KB-4
yang berproduksi tinggi, masing-masing 4 ton kopra/ha/tahun.
Berbagai usaha penyilangan antara kelapa genjah dengan kelapa
dalam, telah menghasilkan hibrida KHINA-1, KHINA-2 dan
KHINA-3. Dengan kelapa hibrida ini, usia non-produktif kelapa
dapat dipersingkat dari 7 tahun menjadi 4 tahun, dengan pro-
duktivitas di atas 4 ton kopra/ha/tahun.
XVII/19
pertama Repelita IV (1984/85). Telah dilakukan pula pening-
katan dan perluasan jaringan informasi dan dokumentasi dalam
bidang kesehatan dan kedokteran, peningkatan kemampuan pengo-
lahan dan pengelolaan data kesehatan dan pelayanan informasi
ilmiah. Juga telah disempurnakan metodologi penelitian dengan
melibatkan sejumlah tenaga peneliti untuk dididik lebih lan-
jut di berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
XVII/20
nerbitan dan penyebaran informasi pendidikan dan kebudayaan,
dan pengadaan sarana dan prasarana produksi media pendidikan.
XVII/21
pengaruh penggiliran pengairan (termasuk pengairan secara in-
termiten) pada berbagai stadia tumbuh dari tanaman. Peneli-
tian tentang tanaman pangan dikaitkan pula dengan usaha pemu-
liaan dan pelestarian sumber. Dalam kaitan ini telah diujico-
bakan sekitar 600 klon karet di kepulauan Sumbawa, yang ma-
sing-masing merupakan kekayaan plasma nutfah yang sangat pen-
ting untuk pengembangan serta budidaya karet yang akan da -
tang. Usaha menambah plasma nutfah dilakukan dengan ekspedisi
ke Brazil dalam rangka kerjasama dengan Dewan Penelitian Ka-
ret Internasional.
XVII/22
Asinina dan H. Varia, serta jenis tiram Saccostrea sp. dan S.
Echinata yang dapat dipergunakan untuk pangan.
XVII/23
to Bali dan kepulauan Nusa Tenggara. Untuk meningkatkan ke-
mampuan produksi peta maupun interpretasi peta, sejak tahun
1975 dimulai pengadaan suatu Pusat Pendidikan Peta Fotogra-
metri dan Kartografi maupun peningkatan saran BAKOSURTANAL di
Cibinong. Selanjutnya telah didirikan pula suatu Pusat
Pendidikan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh dan Survai
Terpadu dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam inventari-
sasi dan evaluasi sumber daya dan lingkungan, dengan menggu-
nakan teknologi penginderaan jauh, Sampai dengan tahun 1982
telah berhasil diproduksi sekitar 50.000 lembar peta sistema-
tik yang terdiri dari 18.000 lembar foto udara false-colour-
infra-red (= infra merah warna semu). Hal ini sangat berbeda
dengan keadaan sebelumnya sekitar tahun 1970. Dewasa ini bah-
kan sejumlah peta topografi dengan skala 1 : 50.000 telah se-
lesai dibuat untuk Kalimantan Barat dan sebagian Sumatera,
seperti Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Riau
dan Bengkulu bagian Utara. Walaupun pemetaan udara telah se-
lesai dibuat terhadap berbagai daerah Indonesia, namun peme-
taan topografik dengan skala 1 : 50.000 diperkirakan masih
memerlukan waktu lama. Mengingat bahwa peta-peta topografi
merupakan titik tolak bagi pembuatan peta-peta tematik seper -
ti peta tanah, peta tataguna lahan, peta hutan, peta geolo -
gi, peta perkebunan, peta hidrologi, peta militer dan seba-
gainya, maka sejak akhir Repelita III dilakukan usaha-usaha
untuk mempercepat pembuatan peta-peta topografi. Hal ini
mengingat bahwa peta-peta tematik merupakan informasi dan
landasan perencanaan terpadu untuk pembangunan regional
maupun pembangunan fisik.
XVII/24
ta-kota besar yang banyak industrinya serta berpenduduk
padat, dapat dikurangi apabila ada cukup pengetahuan yang
dini tentang morfologi lahan yang bersangkutan maupun terda-
pat cukup informasi sebelum penentuan kawasan industri.
XVII/25
paui tahap ilmu pengetahuan murni dan sudah dapat diterapkan
hasilnya dalam berbagai kegiatan pembangunan.
XVII/26
pantauan lingkungan dan ekosistem serta survai geologi, osea-
nografi dan hidrologi serta pengelolaan hutan dan daerah
transmigrasi. Selain itu, informasi yang cukup dini tentang
gangguan-gangguan seperti letusan gunung berapi, telah dapat
membantu dalam menentukan jalur penerbangan sementara demi
keamanan pesawat terbang.
XVII/27
Di bidang pertanian telah pula dilakukan inventarisasi
terhadap potensi limbah pertanian dan pemanfaatannya sebagai
sumber pakan ruminansa dan cara pemrosesannya. Penelitian-pe-
nelitian di bidang pengelolaan limbah industri, telah pula
berhasil dalam pembuatan prototip peralatan pengolah air lim-
bah industri tapioka, industri kulit dan dewasa ini mencapai
tingkat uji cobanya di lapangan.
XVII/30
bangunan sipil guna menghindari bahaya gerakan tanah.
XVII/29
c. Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam bi-
dang industrialisasi (PUNAS - RISTEK III).
XVII/30
- wahana industri alat dan mesin pertanian;
- wahana industri pertahanan;
- wahana industri perangkat lunak.
XVII/31
nakan bahan bakar pada polusulfida dan sistem separasi beban
guna. Uji terbang terhadap jenis roket buatan dalam negeri
ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Dalam usaha menguasai
pengetahuan dan teknologi satelit bagian ruang angkasa, telah
mulai dirancang pula pembuatan suatu sate lit sumber alam yang
spesifik dan cocok untuk Indonesia, sebagai suatu jenis sate-
lit dari kelompok jenis Tropical Earth Resource Satellite
(TERS).
XVII/32
menentukan Ku-Band bagi pelayanan sistem komunikasi satelit di
daerah khatulistiwa. Selain itu, penelitian kedirgantaraan
juga diarahkan pada usaha pemanfaatan satelit siaran langsung
(DBS) untuk keperluan pendidikan, kesehatan, penyuluhan tek-
nis dan penerangan pada umumnya keperluan perhubungan laut
dan udara serta geodesi.
XVII/33
si, seperti industri logam dan industri kimia, juga mengalami
kemajuan yang pesat dalam Repelita I, II dan III dan dilan-
jutkan dalam Repelita IV. Berbagai penelitian telah dilaksa-
nakan dalam bidang industri logam, antara lain dalam keter -
kaitannya dengan industri permesinan, industri baja dan in -
dustri aluminium. Kesemuanya menunjang kebutuhan baik indus -
tri berat maupun industri rekayasa di Indonesia. Penelitian
dalam bidang industri kimia dasar meliputi penelitian terha-
dap produk-produk vital, seperti semen, pulp dan kertas yang
meliputi aspek bahan mentahnya, produksi, teknologi, baik
distribusi maupun transportasinya.
XVII/34
mengakibatkan penurunan kemampuan yang jauh lebih rendah
dibandingkan dengan kedua logam tadi. Untuk itu diusahakan
pengadaan paduan berbagai jenis logam seperti dengan indium,
sang, timah, mangan dan kadmium untuk tujuan yang sama. Demi -
kian pula telah diteliti paduan karbon aluminium untuk melin -
dungi penggunaan baja di lingkungan laut.
XVII/35
liputi pengembangan alat-alat seperti alat pembatasan aliran
air minum yang dibuat dari plastik serta relatif murah dan
mudah pemasangan dan pengoperasiannya. Demikian pula telah
dirancang prototip alat pengontrol saluran minyak di daerah
terpencil/jarak jauh yang dikenal sebagai Proportional Integ-
ral Derivative/PID. Selain itu telah dirancang pula alat
pengukur pencemaran udara, khususnya sebagai akibat hasil
buangan kendaraan bermotor. Dalam hubungan ini diukur kuali-
tas udara, kecepatan kendaraan, kecepatan dan arah angin,
suhu serta kelembaban udara.
XVII/36
teliti pengembangan teknologi untuk menunjang industri alat
dan mesin pertanian, seperti traktor pertanian, alat-alat
berat dan alat perlengkapannya.
XVII/37
rangka menata kembali dan mengadakan persiapan analisa teknis
untuk pembinaan industri pertanian. Untuk itu diusahakan pe-
nemuan suatu tahap mekanisme yang serasi untuk daerah pedesa-
an dalam usaha mencapai hasil-hasil sektor pertanian. Untuk
itu dalam tahun 1984/85 sedang dikaji pengembangan traktor
tangan untuk mengerjakan tanah-tanah pertanian yang luas atau
tanah-tanah yang sudah kurang produktif dan akan memberikan
hasil lebih rendah lagi, apabila terus ditangani secara tra -
disional.
XVII/38
dan pengkajian berbagai bidang dalam menunjang berbagai sek-
tor dalam pembangunan, ialah jumlah berbagai tenaga peneliti
dalam berbagai bidang. Ternyata bahwa peneliti mulai dari
tingkat di bawah sarjana muda sampai dengan tingkat doktor
untuk bidang ilmu sosial dan ilmu kemanusiaan mencapai angka
persentase yang tertinggi yaitu 29,9 %, disusul oleh para
ahli dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi, ma-
sing-masing mencapai 21,5 % dan 21,4 % untuk kemudian disusul
oleh para ahli dalam bidang pertanian (19,8 %) dan kemudian
baru ahli dalam bidang ilmu kesehatan (7,3 %). Jumlah keselu-
ruhan ahli yang terdaftar dalam tahun 1983/84 dan bergerak
dalam bidang penelitian dan pengkajian mencapai 29.857 orang.
XVII/39
yang telah diadakan demi kelancaran berbagai kegiatan pem-
bangunan.
XVII/40
rapan tenaga kerja dan investasi di bidang perikanan; usaha -
usaha untuk mendorong pengupahan bagi jenis pekerjaan yang
bersifat padat karya; bidang industri kecil rakyat; sektor
informal di daerah pedesaan; masalah tenaga kerja mandiri me-
lalui jenis-jenis keterampilan yang mampu menunjang Mini In-
donesia Estate (MIE); dan kebijaksanaan pemerintah dan peru-
sahaan-perusahaan di sektor industri dalam menciptakan hu-
bungan perburuhan Pancasila.
B. STATISTIK
1. Pendahuluan
XVII/41
tas. Sensus ini ditunjang dengan Survai Sosial Ekonomi Nasio -
nal (Susenas) untuk mengetahui secara lebih terperinci karak-
teristik rumah tangga di Indonesia. Karena masalah stabilitas
ekonomi, terutama stabilitas harga, pada waktu itu menonjol,
maka perbaikan statistik perdagangan dan harga juga mempero -
leh prioritas. Selain itu direncanakan pula untuk mengadakan
perbaikan data statistik industri, yang merupakan sektor yang
sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Semua kegiatan
tersebut ditunjang dengan usaha perbaikan di bidang organisa-
si, personil dan peralatan dari aparat perstatistikan.
XVII/42
kecil. Perbaikan dalam metode pengumpulan dan pengolahan sta -
tistik-statistik sektoral, seperti statistik industri, ekspor-
impor, perhubungan, konstruksi, pariwisata dan sebagainya di-
lanjutkan.
XVII/43
kup serta jumlah dan jenis data yang dihasilkan. Studi ten-
tang pendapatan regional telah diselenggarakan dengan mengi-
kutsertakan pemerintah daerah dan universitas. Kegiatan yang
penting lainnya adalah diselenggarakannya Sensus Penduduk pa-
da tahun 1971 , yang menghasilkan data kependudukan yang lebih
lengkap dan mutakhir. Dalam hal personil dan peralatan, telah
diselenggarakan latihan dan penataran serta perbaikan sistem
peralatan pengolahan termasuk penyediaan perangkat lunak dan
operator guna pelayanan komputer.
XVII/44
kungan hidup serta data sosial ekonomi penduduk. Modul (c) ba -
ru dilaksanakan dalam Repelita IV. Di bidang statistik makro,
yang perlu dicatat adalah dimulainya penyusunan Sistem Neraca
Sosial Ekonomi, yang bisa menggambarkan aspek distribusi pen-
dapatan secara lebih jelas dibanding dengan data Pendapatan
Nasional/Regional dan Tabel Input-Output.
XVII/45
dapatan Regional setiap Propinsi (belum termasuk Timor Timur)
sampai tahun 1982, Tabel Input-Output 1980 dan Sistem Neraca
Sosial Ekonomi Indonesia 1975.
XVII/46
Hasil-hasil Sensus ini diharapkan dapat dijadikan dasar-dasar
penyusunan statistik sektoral yang lebih baik, khususnya data
perusahaan yang lengkap dan terpercaya.
XVII/47
h. Peningkatan Prasarana Fisik
XVII/48