Anda di halaman 1dari 3

MOHAMAD SUNJAYA - Actors Unlimited

oleh: Yunis Kartika


Artikel ini merupakan pelengkap database seniman Teater untuk KELOLA
dapat dilihat di: http://www.kelola.or.id/database/theatre/list

Biografi
ACTORS UNLIMITED adalah organisasi nirlaba berbentuk perkumpulan atau grup teate
r. Didirikan oleh Mohamad Sunjaya atau Kang Yoyon, pada 28 Agustus 1995, di Jogl
o Bandung toko YOU, Jl. Hasanudin No. 12, Bandung. AUL bergerak di bidang seni
budaya, khususnya teater dan seni peran. Visi dan juga filosofi organisasi ini s
ecara bertahap ingin menegakkan prinsip-prinsip korporasi, managemen, dan kinerj
a profesionalisme seni budaya dalam pengertian yang seluas-luasnya. Sehingga men
unjang dan mendukung secara langsung penciptaan produksi-produksi seni (khususny
a seni pertunjukan) yang berbobot dan berkualitas serta berinterrelasi langsung
dengan nilai penting penciptaan (kreativitas) dan refleksi nilai-nilai humanisme
universal baik bagi para pelaku seninya maupun bagi masyarakatnya.
Sesuai namanya, misi utama organisasi terletak pada kesadaran bersama untuk meng
emban pengabdian seni budaya dengan mengetepikan batas-batas atau sekat-sekat ge
ografis, negara, agama, budaya, ideologi, politik, ras, dan kesukuan. Titik bera
t misi terletak pada upaya membangun interrelasi positif yang saling menguntungk
an antara berbagai bidang jenis ekspresi seni budaya dengan seluruh dimensi kehi
dupan manusia dan semesta. Segala sesuatu dan semua pihak yang memungkinkan terc
iptanya sinerji dan semangat kinerja kreatif yang idealistis, profesional, menju
ngjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kerangka mekanisme kerja kooperatif,
bukan kooptatif, dan saling menghargai serta saling menghormati, sudah sepatutn
ya diraih dan dirangkul oleh organisasi.
Kang Yoyon bermain drama untuk pertama kali pada 1955, dalam lakon Di Langit Ada
Bintang karya Utuy Tatang Sontani, yang disutradarai Noor Asmara (anak mendiang
Anjar Asmara). Ketika itu dia masih SMA. Atas desakan kawan-kawan seangkatan di
dunia teater, seperti Suyatna Anirun, Jim Lim (kini bermukim di Paris, Prancis)
, Koswara Soemaamijaya (kini bermukim di Melbourne, Australia), Radiosiwi (almar
hum), Tien Sri Kartini, Nani Somanagara, Hussein Wijaya, Yaya Sunarya, pada 1958
Studiklub Teater Bandung, STB, didirikan. Kang Yoyon kemudian menjabat sekretar
is umum untuk beberapa periode kepengurusan STB. Sejak itu, dia ikut bermain dal
am sejumlah produksi drama STB.
Dalam memerankan tokoh, Kang Yoyon mempelajarinya dengan sangat serius. Kecintaa
nnya akan referensi disebabkan kebutuhannya untuk mengelola dengan baik sebuah p
eran. Dan sebagai aktor senior, dia telah menjadi patron dalam keaktoran. Dedika
si yang tinggi terhadap dunia teater menghasilkan sebuah penghargaan yang presti
sius dari dunianya, sebut saja penghargaan Anugrah Teater dari Sekolah Tinggi Se
ni Indonesia, Bandung. Dalam berkarya, dia memahami betul konsep energi. Dia sad
ar, energi manusia serba terbatas. Begitu pula energi yang dimiliki olehnya. Kan
g Yoyon mengaku, bukan tipe orang yang mampu membagi dua energi dalam dirinya, a
ntara berkarya untuk memuaskan diri dan berkarya untuk menghasilkan uang. Pujian
terhadap Nano Riantiarno sempat terucap manakala Kang Yoyon mencontohkan tipe o
rang yang mampu berdiri di dua dunia.
Ketekunannya melakoni keaktoran di jagat teater, patut diberi penghormatan. Dia
telah memberi inspirasi dan teladan bagi aktor-aktor muda teater. Dia bukan lagi
hanya aktor yang dimiliki oleh kota Bandung, malah sudah Jawa Barat dan Indones
ia. Dalam usianya yang 73 tahun, dia masih kuat main teater. Padahal, jantung da
n paru-parunya bermasalah. Hatinya mengalami sedikit pembengkakan dan di paru-pa
runya ada genangan air. Namun, justru dengan main teater dia mendapatkan banyak
hiburan baik fisik maupun spiritual. Kang Yoyon bisa melupakan apa yang tengah d
ideritanya. Bagaimanapun, Kang Yoyon telah menjadi salah satu pilar bagi perkemb
angan dan pertumbuhan teater di Kota Bandung, baik ketika bersama STB maupun saa
t bersama AUL.
Profil
MOHAMAD SUNJAYA, akrab dipanggil Kang Yoyon, lahir di Cikalong Wetan, Kabupaten
Bandung, 28 Agustus 1937. Dia senior broadcaster di radio swasta di Bandung (Rad
io Mara) sejak 1971, hingga kini. Mei 1979, dia Pemimpin Redaksi Pusat Pemberita
an Radio Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia pada PRSSNI daerah Jaw
a Barat. Namun pada akhir November 1991, dipecat. Pasalnya, dia dianggap bersala
h lantaran menugaskan seorang reporter radio melaporkan, meliput dan menyiarkan
kegiatan mahasiswa dan pemuda Bandung berdemonstrasi menentang SDSB, Sumbangan D
ana Sosial Berhadiah. Akibatnya, selain dipecat, penguasa waktu itu melarangnya
siaran di radio Mara selama hampir dua tahun. Juga selama hampir enam bulan, dia
dilarang bepergian ke luar kota, semacam tahanan kota.
Ketika majalah Tempo, Editor dan tabloid DeTik dibredel pada 1994, Kang Yoyon be
rgabung dengan kelompok yang melawan pembredelan itu. Dua-tiga hari menjelang pe
mbredelan, dia melakukan monitoring atas siaran-siaran secara intens. Sejumlah r
adio asing (BBC London, Radio Nederland, Radio Australia, Voice of America, Deut
sche Welle) juga CNN, memberitakan pembredelan itu. Kang Yoyon memonitor setiap
hari, dimulai pukul 04.30 sampai pukul 07.00 pagi. Lanjut siang hari menonton si
aran TV asing, sore dan malamnya mendengarkan siaran radio-radio asing di sampin
g melihat siaran TV asing juga.
Semua kegiatan itu dia rekam selama hampir 2 tahun. Hasilnya, sampai 1996, adala
h 39 buah kaset, masing-masing berdurasi 90 menit, khusus berisi berita, komenta
r, wawancara, laporan mengenai pembredelan TEMPO, Editor, dan DeTik. Atas permin
taan Goenawan Mohamad dan team redaksi Institut Studi Arus Informasi (ISAI) Jaka
rta, dokumentasi tersebut ditranskip dan diterbitkan menjadi buku berjudul Breid
el di Udara, yang diluncurkan 21 Juni 1996 di TIM, Jakarta.
Kang Yoyon termasuk salah seorang pendiri ISAI bersama Goenawan Mohamad, Fikri J
ufri, Aristides Katoppo, Ashadi Siregar, dan Mochtar Pabottinggi, pada 1994-1995
, di Jakarta. Sekarang dikenal sebagai Komunitas Utan Kayu. Sejak terjadi apa ya
ng disebut reformasi, Kang Yoyon lebih banyak aktif di dunia teater, dunianya ya
ng sebenarnya. Sebagai anggota dan aktor senior, Kang Yoyon tetap aktif di kelom
pok awalnya, Studiklub Teater Bandung. Dan sebagai aktor senior, dia aktif mengh
idupkan kelompok barunya, Actors Unlimited (AUL), yang didirikan pada 28 Agustus
1995, di Bandung.
Kang Yoyon belum menikah. Namun dia selalu menekankan, sebagai laki-laki, diriny
a sehat dan normal. Bahkan dengan guyon dia mengaku bukan homoseksual. Kesadaran
tentang beban seorang aktor, menyebabkan dia memilih untuk ‘sendiri’ hingga kini. D
alam dunia teater dan radio, dia tak pernah menjalani pendidikan formal. Semua d
icari sendiri, belajar sendiri.
Kang Yoyon mengaku, tidak punya prestasi yang ‘prestisius’. Dia rasakan biasa-biasa
saja, mengalir begitu saja seperti air sungai, seperti alam, menjadi begitu saja
. Kalaupun ada, satu-satunya prestasi yang diakuinya adalah: “Saya tidak pernah me
miliki rumah pribadi, hidup indekos terus menerus, tapi tidak pernah merasa misk
in, sejak 1955 sampai sekarang.” Dia juga tidak pernah menyutradarai. Ketika ditan
ya alasannya, dia menjawab; “Saya memang cuma merasa perlu jadi aktor, tidak perna
h berfikir jadi sutradara teater. Dalam dunia musik klasik, tidak semua ‘solis’ yang
memiliki virtuositas mesti jadi dirigent. Cukup banyak para ‘solis’ yang seumur hid
upnya eksis hanya sebagai pemain.”
Karya
Yang Berdiam Dalam Marahnya, Sikat, Sikut, Sakit (2010)
Tarian Terakhir (2009)
Dalam Bayangan Tuhan atau Interogasi Bagian I (2008)
Kehidupan di Teater (2007)
Pembunuhan di Katedral Keadilan (2006)
Kontak
Actors Unlimited
Jl. Terusan Sukamulya no. 1 Bandung 40163 West Java
Phone : +62 22 2021847; +6285220040344
Email : actorsunlimited99@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai