KALAJENGKING
(Buthus Tamulus)
A. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Chelicerata
Kelas : Arachnida
Sub kelas : Scorpionida
Genus : Buthus
Spesies : Buthus tamulus / scorpio sp
B. Pendahuluan
Buthus Tamulus merupakan salah satu spesies dari kelas arachnida dengan
ordo scorpionida. Kelas ini juga termasuk kalajengking. Ada sekitar 2000 spesies
kalajengking. mereka banyak ditemukan di selatan dari 49 LU, kecuali New
Zealand dan Antartica. Kalajengking atau Scorpion termasuk ke dalam kelas
Arachnida, sama seperti halnya Laba-laba. Di dunia, jumlah spesies dari
Kalajengking mencapai 1300 jenis. Dan ini tersebar di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, Kalajengking hampir tersebar di seluruh hutan di di wilayah
Indonesia, terutama di wilayah Jawa, Sumatera dan Maluku.
C. Morfologi
1. Mempunyai sepasang umbai-umbai yang kuat dan cakar bentuk
penjepit (pedipalpus) yang terletak tepat didepan 4 pasang kaki.
2. Kaki disesuaikan untuk berjalan, cephalothorax tidak bersegmen
dan tertutup oleh selembar lempeng kitin tebal yang disebut dengan
carapace.
3. Terdapat 2-12 buah mata ocelli, abdomen bersegmen 12 buah,
yang 7 segmen disebut mesosoma besar dan 5 segmen terminal
(metasoma) sangat menyempit
Lampiran
D. Sistem Reproduksi
Berkembang biak secara ovovivipar dan anak-anaknya dibawa untuk
beberapa waktu dipunggung yang betina. Metamorfosis Buthus Tumulus tidak
sempurna yaitu telur – larva – nimpa – dewasa, masa hidupnya sekitar 2-6 tahun.
Lampiran
E. Lingkaran Hidup
1. Periode kehamilan dari 2-18 bulan
2. Tiap betina melahirkan 25-35 anak yang memanjat ke
punggung induknya
3. Mereka ada di punggung induknya 1-2 minggu setelah
kelahiran
4. Setelah turun dari punggung, mereka butuh 2-6 tahun
untuk mencapai kematangan
5. Rata-rata kalajengking hidup 3-5 tahun, tapi sejumlah
spesies dapat hidup hingga 10-15 tahun
F. Patogenitas
Spesies yang kecil walaupun tidak dapat masuk kedalam kulit manusia tetapi
dapat menyengat. Manusia biasanya disengat apabila tangan / kakinya yang tidak
terlindung secara kebetulan menyentuh Buthus Tamulus yang bersembunyi di
dalam pakaian, sepatu / tempat persembunyian lain. Telah dilaporkan kasus yang
besar dan bahkan fatal, dengan reaksi sistemik, terutama pada anak. Angka
kematian pada anak dibawah umur 5 tahun dilaporkan tinggi di India dan mesir.
Racun Buthus Tamulus adalah suatu toksalbumin yang menimbulkan paralisis,
gangguan saraf, kejang otot, dan kerusakan paru-paru, gejala setempat relative
adalah ringan, tetapi sakit sekali. Bisa dari kalajengking berdampak pada sistem
syaraf korban. Setiap spesies memiliki perpaduan yang unik. Secara sistemik, ada
suatu perasaan panas yang menjalar, dan gejala paraesthesi umum, bergetarnya
otot, dan gatal mulai dengan cepat. Pada penderita yang berat, terdapat kontraksi
Lampiran
otot dan kejang otot menyerupai keracunan strychin dan gejala shock. Kasus fatal
terdapat pada penderita yang keadaannya memperlihatkan pernafasan yang cepat
dan sembab paru-paru.
H. Pengobatan
Tourniquet hendaknya dipergunakan segera, dan racunnya dikeluarkan
dengan menghisap luka yang dibuat oleh sengat kalajengking yang besar.
Sakitnya dapat dihilangkan dengan pemakaian kompres es setempat, semprotan
etilklorida, ammonia, obat yang menghilangkan sakit, suntikan novokain atau
epinefrin disekitar luka ataupun dengan memanfaatkan tumbuhan disekitar
misalnya getah batang pisang dengan cara digosokkan di bekas sengatan.
Pengobatan sistemik bertujuan untuk mengatasi shock dan sembab paru-paru.
Telah dilaporkan bahwa kortison berguna sekali. Pada penderita yang berat,
antivenin, apabila tersedia harus diberikan.
I. Pemberantasan
Lampiran
J. Peranan Medik
1. Racun pada scorpion berupa toxalbumin yang mengandung neurotoxin
dan hematoxin
2. Sengatan dapat membunuh anak kurang dari 5 tahun karena paralise otot
pernafasan
3. Sengatan dapat menyebabkan mual, muntah, hipersalivasi, paralise, otot
lidah dan tenggorokan, kejang otot perut, cyanosis, dan convulsi
4. Terapi pada sengatan dilakukan tourniquet darah (untuk menghambat
menjalarnya racun) diikuti pendinginan daerah sengatan dengan etil
chloride atau compres es sebagai terapi.
K. Penutup
1. Kesimpulan
a. Metamorfosis Buthus Tumulus tidak
sempurna yaitu telur – larva – nimpa – dewasa.
b. Kalajengking merupakan hewan nocturnal
dan makanannya adalah serangga, laba-laba, diplopoda dan rodent
kecil.
c. Racun pada scorpion berupa toxalbumin
yang mengandung neurotoxin dan hematoxin.
2. Saran
Saya menyadari bahwa siapapun yang melakukannya, apapun yang
dibuat manusia selalu ada kekurangannya. Demikian juga makalah ini pasti
masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan adanya keterbatasan wawasan
saya, sebagai penyusun. Namun saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran
Daftar Pustaka
KALAJENGKING
Disusun oleh:
Dhewinta Anggita Sari
P07134108047
SWADANA
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2009
Lampiran