Anda di halaman 1dari 47

1.

Bogor

Kab. dan Kota Bogor


• Botanical Garden

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan
buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri
Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda,
sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan
untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara
benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang
serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini
kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten,
hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan
di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang
mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik
mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik.
Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun London's
Kew Garden, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris
klasik.Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

• Bogor Presidential Palace

Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik
Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan
aspek historis, kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah
adanya rusa – rusanya yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan
tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

1
Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu,
Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil
memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan
wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang selalu
siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur. Seperti
namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.

Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi,


khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan
sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga
Kepresidenan.

• Zoological Museum

Museum Zoologi terletak di jalan Ir. H. Juanda No. 9. Berdirinya museum


ini merupakan gagasan dari Dr. JC Koningsberger, dia adalah seorang ahli
botani yang sedang berkunjung ke Kota Bogor pada Agustus 1894. Pada saat
itulah museum yang luasnya 402m2 ini mulai dibangun hingga selesai akhir
Agustus 1901, lalu saat itu diberi nama Landbouw Zoologisch Museum.
Di sini terdapat koleksi beragam fauna yang di-awetkan (koleksi jutaan
spesimen yang terdiri dari puluhan ribu jenis fauna dari berbagai jenis.
Diantaranya 650 jenis binatang mamalia (menyusui), 1100 jenis burung yang
berasal berbagai wilayah di Indonesia, 600 jenis reptil dan ikan, moluska yang
terdiri dari 2300 jenis, 10.000 jenis serangga serta 700 jenis invertebrate
lainnya.). Banyak pengetahuan yang didapat jika berkunjung ke museum yang
awalnya berfungsi sebagai Laboratorium Zoologi untuk memberi wadah
penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan binatang hama ini.

2
• Batu Tulis

Prasasti Batutulis terletak di jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis,


Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki
luas 17 x 15 meter. Batu Prasasti dan benda-benda lain peninggalan kerajaan
Sunda terdapat dalam komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat
dengan huruf Sunda Kuno.

• Ciaruteun Incription

Prasasti Ciaruteun merupakan salah satu prasasti yang berasal dari jaman
raja Purnawarman yang menguasai kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5
Masehi. Prasasti ini bertuliskan huruf Palawa dan berbahasa Sansakerta.
Prasasti ini terletak di pinggir sungai Ciaruteun. Pada prasasti ini terdapat
lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan pada tulisannya. Bacaannya
terdiri atas empat baris yang ditulis dalam bentuk puisi. Isi dari prasasti
Ciaruteun yang terbuat dari batu andesit adalah "srimarah purnavarmanah,
tarumanagarendrasya, visnor iva padadvayam", yang berarti "Ini (bekas) dua
kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman,
raja di negari Taruma, raja yang gagah berani di dunia". Pada tahun 1981,
prasasti ini dipindahkan ke tempat yang datar dan telah dibuatkan cukup
pengaman. Prasasti ini juga telah tercatat dalam laporan kepurbakalaan Jawa
Barat pada tahun 1914. Pada permulaan tahun 2003, prasasti ini dipindahkan

3
ke sebuah bangunan yang bergaya Joglo yang berada di tepi sungai Ciaruteun,
desa Ciampea, Bogor.

• Puncak Pass

Puncak adalah suatu kawasan/daerah yang sangat indah dengan


pemandangan lembah, sungai dan gunung yang sangat menakjubkan. Ada
orang yang mengatakan bahwa Puncak adalah taman Firdaus pulau Jawa.
Dari pintu tol Ciawi menuju batas tertinggi untuk jalur jalan raya di kawasan
Puncak berjarak kurang lebih 22 km. Dari lokasi ini, kita dapat melihat
hamparan wilayah Bogor dengan jelas, disertai udara pegunungan yang dingin
dan nyaman.

• Safari Garden

Taman Safari Indonesia (TSI) belokasi di Desa Cibeureum Kecamatan


Cisarua, merupakan wahana rekreasi yang cukup menarik untuk dikunjungi.
Banyak obyek menarik yang terdapat di kawasan yang banyak mengkoleksi
beragam jenis binatang ini, di antaranya, safari park, taman burung, animal
education show, prmates & reptiles, babby zoo, kincir raksasa, gajah dan kuda
tunggang, safari trek, caravan & hotel dan wild-wild west.Untuk wahana yang
disebut terakhir ini, merupakan wahana yang menarik untuk di saksikan.

Pertunjukannya dilakukan di dalam arena yang disetting ala koboi, dengan

4
atraksi koboi yang memukau. Pertunjukan ini dapat disaksikan secara gratis
setiap hari, selama lebih kurang 15 menit. Selain wahana tersebut, ada lagi
wahana menarik lainnya, seperti di baby zoo, di wahana ini Anda bisa berfoto
bersama dengan harimau putih, macan tutul, orang utan dan lain-lain.

Cianjur
• Cibodas Garden

Kebun Raya Cibodas terletak di desa Rarahan, Cimacan, Cianjur. Jaraknya


sekitar 85 km dari Jakarta. Atau, sekitar 90 menit perjalnaan melalui jalan raya
Bogor-Puncak-Cianjur. Dari pinggir jalan raya kita masih harus berjalan atau
menaiki kendaraan kurang lebih 4 km lagi untuk tiba di sana. Kebun yang
letaknya di ketinggian 1.500 m ini berhawa sejuk, 18 derajat celcius.
Kebun Raya Cibodas yang merupakan pintu gerbang bagi para pendaki
gunung yang ingin mendaki Gunung Gede dikunjungi tidak kurang dari
400.000 orang. Beberapa lokasi yang diminati pengunjung antara lain rumah
kaca (green house), Jalan Araucaria (auracarua Avenue), Air Terjun Cibodas
dan lokasi lanskap beserta kolam air mancur.
Di rumah kaca yang berisi kaktus, Anda bisa melihat anggrek dan tanaman
langka yang beraneka ragam. Ada hampir 4.000 contoh tanaman dari 350 jenis
kaktus 360 jenis anggrek tersimpan di rumah kaca ini.

5
• Cipanas Presidential Palace

Istana ini dibangun pada tahun 1740 oleh Van Heuts di atas tanah seluas
25 Ha. Istana Cipanas ini terletak di kaki Gunung Gede, 103 km dari Jakarta.
Pemandangan di sekitar istana yang ditumbuhi sayur-sayuran, buah-buahan
sertatanaman hias memberi nuansa asri. Istana ini dapat dikunjungi umum
dengan izin khusus dari Sekretaris Negara.

Sukabumi
• Cisolok Hot Spring

Pemandian air panas Cisolok terletak di kecamatan Cisolok, berjarak


kurang lebih 17 km dari kota Palabuhan Ratu. Di lokasi ini, Anda dapat
menyaksikan geyser (air panas yang menyembur) di sepanjang sungai. Konon
air panas ini mengandung zat yang dapat menyembuhkan penyakit. Selain
menyediakan kolam pemandian air panas, objek wisata ini juga menyediakan
sarana penginapan dan tempat makan.

6
• Ujung Genteng dan Pangumbahan

Ujung Genteng adalah daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat, terletak
±200 Km dari kota Jakarta, tepatnya di Kabupaten Sukabumi. Nama Ujung
Genteng berasal dari Ujung Gunting, dimana posisi Ujung Genteng berada di
ujung salah satu sudut pulau di Jawa Barat yg berbentuk gunting, dengan
bagian ujung gunting atas berada di Ujung Kulon & bagian ujung gunting
bawah berada di Ujung Genteng. Maka dinamakanlah daerah tersebut Ujung
gunting = Ujung Genteng.
Dari Pantai Ujung Genteng ini, kita dapat melihat matahari terbit dan
matahari terbenam. Pantai ini masih cukup bersih dengan ciri khas pesisir
pantai selatan yang terkenal dengan ombaknya yang besar. Keunikan lainnya
yaitu dipesisir pantai sepanjang ujung genteng hingga pantai batu nunggul
tidak terdapat ombak karena sudah tertahan oleh beting karang yang berada
sekitar 200m sebelum garis pantai. Pada saat air laut pasang, pantai ini cocok
untuk kegiatan berendam, bermain perahu karet, juga aktifitas lain seperti
kolam luas dengan air yang berarus tenang. Bila surut, maka kita bisa berjalan
ketengah sambil melihat2 biota laut seperti bintang laut, siput2, ikan2 hias yg
terperangkap, udang2 kecil & bahkan cacing2 laut.

7
• Pelabuhan Ratu

Pantai Palabuhan Ratu merupakan pantai teluk yang secara keseluruhan


memiliki karakter yang unik, perpaduan antara pantai curam dan pantai landai.
Karang-karang terjal dalam hempasan gelombang dahsyat di satu sisi, dan
hutan-hutan cagar alam di sisi lainnya. Keunikan itu menjadi kian menarik
manakala keganasan ombak Laut Selatan itu dihubungkan dengan legenda
Nyai Roro Kidul.

2. Purwakarta

Kab. Purwakarta
• Jatiluhur

Obyek wisata Jatiluhur terletak 9 km dari kota Purwakarta, terkenal


dengan Bendungan Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300
ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957, dapat menampung tidak
kurang 3 milyar3 air Sungai Citarum dan merupakan waduk serbaguna
pertama di Indonesia.

8
Di dalamn Bendungan Ir. H. Juanda, terpasang 6 unit turbin dengan daya
terpasang 187 MW dan produksi tenaga listrik rata-rata 1000 juta kwh setiap
tahun. Selain dari itu, memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha
sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan
pengendali banjir.

Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia,


kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi
hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan,
kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground
dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung,
selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat Budi daya Ikan Keramba
Jaring Apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam
keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati
ikan bakar.

Dikawasan ini pula kita dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola
oleh PT. Indosat, sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang
disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling
Card (ICC), international direct dan lainnya. Terletak 7 km dari kota
Purwakarta.

• Cirata

Cirata, selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, danau


yang luasnya 62 km2 dan berketinggian maksimum 220 m di atas permukaan
laut itu dikelilingi bukit. Proyek Induk Pembangkit Hidro Jawa Barat (Pikitdro
Jabar) adalah Unit PLN yang menangani Proyek PLTA Cirata menghasilkan
listrik 1008 MW dan dapat membangkitkan energi listrik rata-rata-rata sebesar
1.428 juta kilowatt/jam per tahun.
Bila melakukan perjalanan dari kota Purwakarta melalui Plered kita akan
tiba di Cirata dalam waktu kira-kira 40 menit dengan jarak sejauh 15 km.
Dalam perjalanan itu kita akan melewati pusat perdagangan peuyuem Bendul
dan makanan khas Purwakarta lainnya, dan kemudian kita akan lewat di
Sentra Indutri Keramik Plered, juga dapat menikmati keindahan alam di
sepanjang jalan Plered-Cirata.
Daya tarik lainnya dari Danau Cirata ini adalah delapan buah turbin dan
gedung sentral/Power House 4 lantai berada di terowongan bawah tanah, yang

9
pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kontrol Switchyard berjarak ± 2 km
dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di Power House.
Danau ini sangat berpotensi untuk melakukan pengembangan perikanan,
ini terbukti berdasarkan hasil sensus tahun 1999 terdapat 27.906 petak kolam
jaring apung (KJA). Perikanan keramba ini berlokasi di Kecamatan Maniis, 17
km dari kota Purwakarta.

• Plered

Pembuatan keramik Plered berlangsung turun temurun diperkirakan sejak


tahun 1904, sehingga menghasilkan mutu keramik yang baik dan diekspor
antara lain ke Jepang, Belanda, Thailand, Singapura dan negara-negara
lainnya. Jenis keramik Plered adalah gerabah, terakota dan porselen. Jumlah
pengusaha keramik Plered kira-kira 80 unit usaha.Terletak di Desa anjun, 13
km dari kota Purwakarta.

Subang
• Sari Ater Hot Spring

Tempat wisata ini terletak di jalan raya Subang yang sangat mudah diakses
oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Dari arah Jakarta lewat
puncak menuju Subang ditempuh dengan jarak kurang lebih 212 km dengan
waktu tempuh 5 jam, tetapi kalau lewat Purwakarta jarak tempuhnya hanya
sekitar 185 km dengan waktu tempuh 185 km. Perjalanan sepanjang jalur ini
tidak menjemukan, karena ketika kita memasuki wilayah Subang udara terasa
sejuk, serta pegunungan teh yang menghiasi jalan yang berkelak-kelok

10
membuat perjalanan lebih asyik. Baliho yang cukup besar terpampang jelas di
jalan raya Subang yang menunjukkan keberadaan wisata air panas tersebut.
Tinggal masuk ke dalam kurang lebih satu kilometer kita akan memasuki pintu
masuk untuk membayar ticket masuk sebesar Rp 8,500 per orang dan tiap
mobil kecil sebesar Rp 6,000. Sejenak kita bisa melihat-lihat suasana sekitar
lokasi untuk melihat-lihat pedagang yang berjualan atau sekedar untuk
bersantai sambil minum kopi. Lokasi parkir yang sangat luas ternyata sudah
dipersiapkan oleh pengelola karena memang hampir tiap hari lokasi ini penuh
dengan pengunjung apalagi tiap hari libur. Kapasitas untuk mobil sedan atau
sekelasnya muat sekitar 500 unit, untuk truk atau bis sekitar 250 unit dan
untuk kendaraan bermotor roda dua muat sekitar 1000 unit.

• Tea Plantation

Di perkebunan teh ini udaranya sejuk. Mempunyai panorama yang indah.


Terdapat tempat pengolahan teh. Tempat ini cocok untuk refreshing, untuk
mendinginkan kepala dan melupakan sejenak masalah yang ada.

• Pamanukan Peternakan Buaya

Peternakan Buaya yang terdapat di Pamanukan, Subang. Di disini terdapat


buaya yang sedang diternakan. Peternakan ini dilakukan agar populasi buaya
tidak hilang.

11
3. Priangan Barat

Kota Bandung
• Gedung Merdeka

Gedung Merdeka terletak di jalan Asia Afrika nomor 65 Bandung. Gedung


ini dibangun untuk pertama kalinya pada tahun 1895. Pada waktu itu hanya
berupa bangunan sederhana yang digunakan sebagai semacam warung kopi.
Selanjutnya, secara berturut-turut, yakni pada tahun 1920 dan 1928, gedung
tersebut direnovasi sehingga menjadi gedung dalam bentuk yang sekarang.
Pembangunan gedung tersebut terakhir dilakukan dengan rancangan yang
dibuat oleh dua orang arsitek berkebangsaan Belanda bernama Van Gallen
Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya adalah guru besar pada
Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi), yaitu yang sekarang dikenal
sebagai ITB.
Pada waktu itu, gedung yang diberi nama Sociteit Concordia ini
dipergunakan sebagai tempat rekreasi oleh sekelompok masyarakat Belanda
yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya. Mereka adalah para pegawai
perkebunan, perwira, pembesar, pengusaha, dan kalangan lain yang cukup
kaya. Pada hari libur, terutama di malam hari, gedung ini dipenuhi oleh
mereka untuk menonton pertunjukan kesenian, makan malam, dan hiburan
lainnya. Sociteit Concordia termasuk gedung paling mewah bila dibandingkan
dengan gedung-gedung Sociteit lainnya yang ada di kota Bandung.

• Museum Asia Afrika

Museum Konferensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang


memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-
foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo,
Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Selain itu

12
dipamerkan juga foto-foto mengenai :
- Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;
- Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;
- Gedung Merdeka dari masa ke masa;
- Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam
multimedia.

Dalam Museum Asia Afrika terdapat pula perpustakaan yang memiliki


sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-
negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen
mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya;
serta majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan
pembelian. Terdapat pula ruang audio visual yang digunakan untuk
pemutaran film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun
1950-an, Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya,
serta film-film mengenai kondisi sosial, politik, dan budaya dari negara-
negara di kedua kawasan tersebut.

• Museum Negeri Jawa Barat

Museum ini memiliki luas mencapai 8415.5 m², terletak di Jl. BKR 185,
tepat berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan Api. Bangunan museum
berbentuk rumah panggung khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya
arsitektur modern, tetapi tetap dipertahankan bentuk bangunan aslinya yang
difungsikan sebagai ruang perkantoran.

Area museum ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu wilayah publik dan
wilayah non-publik. Wilayah publik mencakup gedung pameran dan
auditorium, sedangkan wilayah non-publik mencakup ruang perkantoran
Kepala Museum, Sub Bagian tata usaha, Kelompok kerja Bimbingan dan

13
Ekukasi, Kolompok Kerja Konservasi dan Peraparasi serta Kelompok Kerja
Koleksi (termasuk didalamnya Gedung Penyimpanan Koleksi). Nama Sri
Baduga diambil dari nama raja Sunda pada abad ke-16 yang memiliki nama
lengkap Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakwan Pajajaran Sri Ratu Dewata.

Museum ini memiliki berbagai jenis koleksi yang bisa dinikmati,


diantaranya adalah koleksi Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika,
Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramik, Seni Rupa dan
Teknologi. Jumlah koleksi yang bisa dinikmati di museum ini lebih dari 5000
koleksi.

Bagi yang ingin datang ke museum ini, Museum Sri Baduga bisa
dikunjungi setiap hari Senin–Jumat pukul 08.00-15.00 WIB, Sabtu dan
Minggu pukul 08.00-14.00, hari libur nasional lainnya tutup.

• Gedung Sate

Gedung Sate Bandung merupakan bangunan pertama yang menggunakan


konstruksi beton bertulang , juga merupakan bangunan instansi pemerintahan
Pusat Kolonial Belanda. Dinamakan Gedung Sate, karena ornamen atap
berbentuk tusukan sate. Sekarang gedung ini dijadikan pusat pemerintahah
Gubernur Jawa Barat. Dirancang dan dibangun pada tahun 1920, oleh arsitek
J. Gerber.
Di utara Gedung, terdapat lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan
Rakyat. Area Gasibu dan Monumen Perjuangan Rakyat akan terlihat sangat
ramai pada hari Minggu, karena di kedua lokasi yang berdekatan ini selalu
dijadikan tempat berolahraga di pagi hari. Selain digunakan sebagai sarana
olahraga, kedua lokasi tersebut juga sering digunakan sebagai tempat–tempat
pertunjukan musik, seni budaya dan kegiatan lainnya.

• Museum Geologi

14
Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat
penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai
wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian
namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi
tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.
Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah
menjadikan museum geologi sebagai :
• Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha
pelestariannya.
• Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana
Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan
keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
• Objek geowisata yang menarik.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati
lantai I dan II.
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang
Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
Ruang Orientasi
Berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang
menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik
pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.

Ruang Sayap Barat


Dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik
yang menyajikan informasi tentang :
o Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
o tatanan tektonik regional yang membentuk geologi
Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan
lempeng-lempeng kulit bumi aktif
o Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa
Tenggara serta Irian Jaya
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini
juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan
sumberdaya mineral yang ada di setiap daerah.Dunia batuan dan mineral
menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan,
mineral dan susunan kristalografinya dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi
Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana
pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi,

15
geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan
publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi
Indonesia.
Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang
mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti :
Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-
panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi
Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api
tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur
Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup, dari primitif hingga moderen, yang mendiami planet bumi ini
dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan
informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu,
dimana makhluk hidup yang paling primitifpun belum ditemukan. Beberapa
milyar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya
mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang
keberadaan terekam dalam bentuk fosil.
Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa
Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagan dalam
bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan
daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8
ton.Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu
selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi
mamalia yang hidup pada Jaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter
(1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-
fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang
ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo
erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam
bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang
mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu.Penampang
stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangira, Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur)
yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba
diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda ditampilkan dalam
bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada
lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk
aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau

16
Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah
dihuni oleh manusia prasejarah.Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa
kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah
Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses
pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat dipakai oleh staf museum.
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk
peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah
Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di
Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai
cadangan sekitar 1,186 milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas
1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan
tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak
2,5 milyar ton.
Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang
ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat
dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik.
Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam
lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi
juga diperagakan di sini.
Ruang Timur
Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi
tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia,
khususnya di Indonesia.
• Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau
batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di
Indonesia.
• Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya mineral
• Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-
hari, baik secara tradisional maupun moderen.
• Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral
dan energi
• Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek
negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.

17
• Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama
berkaitan dengan gejala kegunungapian.
• Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga
pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

• ITB

ITB adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Kota


Bandung. ITB didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Saat ini status ITB adalah
BHMN (Badan Hukum Milik Negara).

Kampus utama ITB, di sebelah utara kota Bandung, dan bagian kampus
lainnya, memiliki luas area 770.000 m².

Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak


terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk
ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor
pos, kantin, dan klinik.

Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki


sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah
Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk
beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung
pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung
akademik, dintaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku
dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga Sasana Budaya Ganesha, Pusat
Bahasa, Pusat layanan komputer (ComLabs) dan Observatorium Bosscha
(salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11
kilometer di sebelah utara Bandung.

18
• Saung Angklung Mang Udjo

Saung Angklung Udjo (SAU) yang didirikan oleh Mang Udjo (Udjo
Ngalagena), alat musik tradisional asal Jawa Barat itu kini tidak hanya popular
di Bumi Pasundan dan Indonesia. Saat ini, angklung telah dikenal hingga ke
mancanegara ; mulai dari Asia hingga Eropa dan Amerika. Awalnya pada
1967, Mang Udjo dan Uum Sumiati mendirikan SAU : Sundanese Art &
Bamboo Craft Center hanya dengan memanfaatkan halaman rumah yang tak
seberapa luas.
SAU ini sekarang dipimpin oleh generasi kedua dari SAU yaitu Taufik
Hidayat Udjo. Sebelum meninggal, ayah Taufik berpesan agar meneruskan
pengelolaan sanggar tersebut. Taufik pun langsung memutar otak. Filosofi
Daeng Soetigna yang merupakan guru dari Mang Udjo, dalam
memperkenalkan angklung ia pegang teguh. dan Filosofi itu dikenal dengan
5M yaitu : mudah, murah, menarik, massal dan mendidik. Dengan konsep
itu, Taufik langsung berbenah. Ia ingin citra tradisional angklung di SAU tetap
menonjol. Ia juga mencoba berkolaborasi dengan aliran musik lain mulai dari
pop, jazz, rock, hingga klasik yang tidak meninggalkan citra angklung sebagai
kesenian Sunda.

• Bumi Siliwangi (Villa Isola)

Salah satu karya arsitektur yang membentuk citra kota Bandung adalah
Villa Isola yang didesain oleh C.P. Wolff Schoemaker. Bangunan yang
didirikan tahun 1933 ini merupakan pembangkit memori sebagian besar

19
masyarakat akan kota Bandung. Setiap melihat gambar Villa Isola, ingatan
masyarakat tertuju pada kota Bandung. Peran suatu karya arsitektur dalam
membangkitkan kenangan orang banyak akan suatu tempat merupakan salah
satu aspek dalam penilaian makna kultural yang dimiliki bangunan tersebut.
Aspek lain adalah sejarah, estetika, dan ilmu pengetahuan.
Suatu karya arsitektur yang baik tak hanya memiliki makna kultural yang
mampu membangkitkan kenangan orang banyak terhadap suatu tempat, tetapi
juga mampu meninggalkan kenangan dan kesan mendalam pada orang banyak
terhadap karya itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka karya tersebut dapat
dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.
Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang
tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi yang sama
(sebagai rumah tinggal). Hal ini terlihat jelas saat melintasi jalan Setiabudhi
yang menghubungkan kota Bandung dengan Lembang. Lebih dekat dengan
bangunan yang kini berfungsi sebagai kantor rektorat Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) ini, akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai
dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan,
membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa
bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Kab. Bandung Utara dan Selatan


• Lembang

Situ Lembang adalah sebuah situ (danau) buatan yang terletak di Kawasan
Bandung Utara, tepatnya di lembah besar antara Gunung Burangrang dan
Tangkubanparahu. Meskipun hanya berupa danau buatan, Situ Lembang
dijamin mampu memberikan kesan dan sensasi tak terlupakan bagi para
pengunjungnya. Airnya yang bersumber dari hulu sungai Ci Mahi dan
beberapa mata air di sekitarnya, menciptakan genangan besar di tengah
rangkaian puncak-puncak pegunungan yang masih merupakan hutan alami.
Pada pagi dan sore hari, Situ Lembang biasanya diselimuti kabut yang
membuat suasana terasa lebih dingin. Dalam suasana seperti itu, Anda
mungkin akan memilih menggunakan jaket tebal, dan menghangatkan diri
dengan secangkir teh atau kopi hangat yang Anda beli dari warung kecil di
tepi danau. Bagi yang gemar memancing, jangan lupa membawa perlengkapan
untuk mengadu peruntungan, karena Situ Lembang banyak ikannya.

Dari Situ Lembang, rangkaian pegunungan berdinding curam tampak di


utara, melingkar ke barat dan bersatu dengan puncak-puncak rangkaian
pegunungan Burangrang. Sementara itu, Gunung Tangkubanparahu berdiri di

20
bagian timurnya. Konon, rangkaian pegunungan yang melingkar itu
merupakan bagian dari dinding kaldera Gunung Sunda Purba yang pernah
menjulang setinggi 3000–4000 m dpl. Di sana. Dinding terjal berbatu yang
tampak pada rangkaian pegunungan yang mengelilingi genangan danau,
diperkirakan terbentuk oleh letusan dahsyatnya sekitar 105.000 tahun yang
lalu. Pada tengah kaldera yang sangat luas itu kemudian muncul Gunung
Tangkuban Parahu yang seringkali diibaratkan sebagai anaknya. Saat ini,
nama "Gunung Sunda" masih dipakai untuk menunjukkan sebuah puncak kecil
pada rangkaian dinding kaldera purba di utara Situ Lembang.

Jalan menuju Situ Lembang masih berupa jalan batu yang kasar. Jadi, jika
malas berjalan kaki, gunakanlah mobil atau motor yang tangguh untuk
mencapainya. Ikutilah jalan masuknya yang dikenal dengan "Gerbang
Komando" di sekitar Cisarua, Cimahi. Anda bisa beristirahat dulu di Lawang
Angin. Di sana ada beberapa warung kecil yang menyediakan aneka jajanan
dan soft drink.

Jika Anda merasa terlalu lelah untuk pulang-pergi dalam satu hari,
bermalamlah di Situ Lembang. Untuk rombongan kecil mungkin bisa tidur
dalam beberapa tenda. Tetapi untuk rombongan besar, sebaiknya menyewa
barak-barak tentara. Ya, Situ Lembang memang salah satu tempat
penggemblengan bagi pasukan elite Angkatan Darat yaitu Komando Pasukan
Khusus (Kopassus), jadi tak heran jika kita melihat banyak fasilitas militer di
sana. Jika Kopassus sedang melakukan latihan perang, Situ Lembang otomatis
tertutup untuk kunjungan wisatawan.

• Boscha

Observatorium Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di


Indonesia. Observatorium Bosscha didirikan pada tanggal 1 Januari 1923 oleh
Perhimpunan Bintang Hindia Belanda pada masa penjajahan dulu.
Pembangunan observatorium ini semula bertujuan untuk memajukan Ilmu
Astronomi di Hindia Belanda (Indonesia).

Observatorium yang sebagian besar didanai oleh Karel Albert Rudolf


Bosscha—seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar—ini bertempat di
kawasan Lembang, tepatnya 15 kilometer di bagian utara Kota Bandung, Jawa

21
Barat. Berada di atas tanah seluas 6 hektar dengan ketinggian 1.300 meter di
atas permukaan laut, membuat kawasan ini dianggap cocok menjadi tempat
mengamati bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda langit lainnya,
selain memberikan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, karena
dulu pada masa pembangunannya dalam radius lima kilometer daerah ini
relatif masih kosong sehingga masih terbebas dari polusi cahaya yang bisa
mengurangi kualitas pembentukkan citra atau hasil pengamat terhadap benda
langit yang sedang diamati.

Observatorium terbaik di Asia Tenggara ini mempunyai lima buah


teleskop besar, yaitu Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima
Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan
Teleskop Refraktor Unitron. Setiap teleskop mempunyai spesifikasi tersendiri
dan digunakan untuk keperluan berbeda-beda.

Setiap tahun sekitar 60.000 orang, yang 80%-nya adalah pelajar,


mengunjungi observatorium ini untuk melihat temuan pakar-pakar dunia atas
benda-benda langit. Sejak didirikan, tak kurang 500 kertas kerja telah
dihasilkan oleh Observatorium Bosscha.

• Maribaya

Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang


menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh
kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga
sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah. Itulah gambaran keindahan
Maribaya tempo dulu. Karena keindahan dan kenyamanan wilayah itu, lokasi
pemandian air hangat itu diabadikan dengan nama Maribaya. Keelokan
pemandangan disertai desiran air terjun digambarkan bagai seorang gadis
cantik jelita yang membuat setiap pemuda bertekuk lutut.
Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah
Maribaya, lokasi objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa
Dinata yang sebelumnya hidup miskin menjadi berkecukupan. Banyak orang
yang berkunjung ke tempat tersebut. Mereka tidak hanya datang untuk
berekreasi menghirup udara segar alam pengunungan dan perbukitan, tetapi
banyak juga yang berobat dengan cara berendam di air hangat.

22
• Tangkuban Perahu

Gunung tangkuban Parahu adalah salah satu gunung berapi yang masih
aktif yang ada di Jawa Barat. Lokasinya terletak 2084 m di atas permukaan air
laut. Selain daya tarik dari legenda cerita rakyat, gunung ini juga memiliki
panorama alam yang indah. Hal inilah yang membuat kawasan gunung ini
tetap menjadi primadona untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Cerita legenda rakyat Tangkuban Parahu merupakan kisah cinta terlarang
antara seorang anak dengan ibu kandungnya sendiri. Berdasarkan cerita
legenda tersebut, gunung ini terbentuk akibat kemarahan Sangkuriang yang
merasa gagal dalam mengabulkan permintaan Dayang Sumbi, yang meminta
Sangkuriang untuk membuatkannya danau dan perahu besar. Dengan dilandasi
kemarahannya, maka ditendanglah perahu yang telah dibuat menjadi
tertelengkup (nangkub, dalam bahasa Sunda). Perahu inilah cikal bakal
gunung Tangkuban Parahu.
Sedangkan berdasarkan sejarah geologinya, gunung Tangkuban Parahu
terbentuk dari aktifitas letusan gunung api Sunda yang berulang–ulang.
Catatan tertua tentang aktifitas gunung Tangkuban Parahu yaitu tahun 1829,
1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929. Sampai saat ini, gunung ini masih
terbilang aktif normal, namun belum pernah terjadi letusan yang mencolok.

• Taman Hutan Raya Djuanda

Lokasi ini bisa ditempuh hanya dengan 20 menit dari Jl Ir. H. Juanda dan
sekitar 50 menit dari pusat kota (alun-alun). Dengan menggunakan angkutan
umum kita hanya bisa sampai di terminal Dago, untuk sampai ke lokasi wisata
Dago Pakar, kita bisa berjalan kaki, namun bila enggan berjalan kita dapat
menggunakan ojek.
Goa Jepang, goa Belanda, Curug Dago dan hutan alam yang indah bisa
kita nikmati di kawasan ini. Disertai dengan udara dan hawa yang sejuk
menjadikan suasana terasa lebih asri. Selain digunakan untuk berwisata,
Taman Hutan Raya (Tahura) Dago Pakar ini juga biasa digunakan untuk
berolahraga jalan kaki, olahraga yang paling murah dan menyehatkan. Yang
menjadikan Taman Hutan Raya ini sebagai lokasi olahraga adalah karena
suasana-nya yang sangat sejuk dikelilingi hutan nan hijau.

23
Bagi yang suka hiking atau melakukan perjalanan jauh, dari Dago Pakar
kita bisa menembus ke Maribaya. Dalam perjalanan ke Maribaya yang
menempuh jarak kurang lebih 5 km kita akan menemui aliran sungai
Cikapundung beserta Curug (Air Terjun Dago), Goa Jepang, dan Goa
Belanda. Goa Belanda dan Goa Jepang merupakan peninggalan masa
penjajahan Jepang dan Belanda yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan
bahan makanan dan juga sebagai gudang senjata. Pada jaman kolonial
Belanda, taman ini pernah dibangun waduk untuk pusat tenaga listrik karena
memiliki sumber air yang sangat banyak, yang kemudian saat ini
dimanfaatkan oleh PDAM sebagai sumber sumur resapan.
Untuk memasuki goa, biasanya kita akan dipandu oleh pemandu yang ada
di sekitar situ. Dan bila kita ingin memasuki sendiri, disitu juga disediakan
senter–senter yang bisa disewa.
Kita juga bisa menikmati suasana Dago Pakar dimalam hari, karena
ternyata di malam hari pun lokasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Ada
yang hanya ingin menikmati malam di Dago Pakar dan ada juga yang memang
sengaja datang untuk bermalam dengan mendirikan kemah.

• Dago Tea House

Dago Tea House terletak di Dago Pakar. Disana para pengunjung dapat
menikmati sejuknya udara dan dapat menikmati juga pemandangan kota
Bandung di waktu udara yang cerah. Di sini terdapat tempat untuk di sewa
sebagai panggung pertunjukkan. Tempat ini berkapasitas 600-700 orang.

24
• Kawah Putih

Di ketinggian gunung Patuha tersembunyi keindahan Kawah Putih yang


mulai terungkap pada tahun 1837 oleh seorang ilmuwan asal Belanda yang
bernama Dr. Franz Wilhelm Junghun. Serasa tiada kata tersisa menyaksikan
pesonanya di ketinggian 2194 m di atas permukaan laut dengan suhu sekitar
15-22 derajat Celcius. Bau belerang menjadi sajian yang tidak terpisahan
ketika berdiri mengagumi kawah hijau muda yang dikelilingi oleh pasir putih
serta riak air dalam kawah yang diikuti oleh asap tipis serta sesekali letupan
lumpur hidup, yang menjadikannya sebuah atraksi alam yang sungguh
mempesona.
Kawah Putih terbentuk dari aktifitas letusan gunung Patuha yang terjadi
pada abad XII. Nama lain dari gunung Patuha menurut orang tua dahulu
adalah gunung Sepuh. Lokasinya berada tepat di sebelah selatan kota
Bandung. Daya tarik yang dimiliki danau kawah Putih ini adalah warna air
yang berada di danau kawah yang selalu berubah–ubah warnanya bila terkena
sinar matahari, serta permukaan kawah, pasir dan bebatuan yang didominasi
oleh warna putih. Tak heran lokasi ini kemudian dinamakan Kawah Putih.
Berbagai fasilitas yang bersih dan nyaman telah disediakan untuk para
pengunjung yang datang ke daerah ini. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain
ruang informasi, taman bermain anak-anak, kebun binatang mini, kios
cinderamata serta areal pelataran parkir yang luas dan aman.

• Patengan

Situ Patengan atau yang lebih populer di dengar orang dengan nama Situ
Patenggang merupakan suatu legenda romantis di zaman dahulu kala. Setelah
memasuki gerbang Situ Patengan, kita akan melewati perkebunan teh yang
menghijau. Dan tidak jauh kedepan, kita akan melihat hamparan air yang
sangat banyak dengan keindahan alam yang menawan. Kesegaran dan
kesejukan menambah kenyamanan kita di area wisata Situ Patengan.

25
Rasa lelah yang dirasakan pada saat melakukan perjalanan ke lokasi wisata
ini senantiasa akan hilang begitu sampai ke lokasi wisata Situ Patengan.
Hamparan air yang luas, dengan sentuhan kabut tipis yang menggantung
diatasnya, menambah indahnya suasana Situ (danau). Dengan melihat
tenangnya air danau, segarnya udara yang kita hirup, dan sejuknya suasana
danau akan membuat kita merasa damai dan bisa melupakan sejenak
kepenatan dan stress yang sedang dihadapi.

Selain bisa menikmati pemandangan dari pinggir danau, kita juga bisa
menyewa perahu untuk mengelilingi danau, terutama mengunjungi pulau yang
menjadi pelengkap legenda Situ Patengan. Pulau Asmara dan Batu Cinta
merupakan lokasi yang menjadi tujuan para wisatawan. Konon menurut
ceritanya, siapapun yang singgah ke Batu Cinta dan mengelilingi Pulau
Asmara maka akan mendapatkan cinta yang abadi. Hal inilah yang mungkin
menjadikan Batu Cinta dan Pulau Asmara menjadi tempat yang membuat
wisatawan menjadi penasaran.

Kurang lengkap rasanya bila kita berkunjung ke lokasi wisata ini tanpa
membeli cinderamata sebagai oleh–oleh atau sekedar untuk mengingatkan
bahwa kita pernah mengunjungi lokasi wisata Situ Patengan. Kita tidak perlu
bersusah payah untuk bisa mendapatkan cinderamata, karena didalam lokasi
wisata banyak terdapat toko–toko yang menyediakan berbagai macam
cinderamata. Situ Patengan menyediakan fasilitas yang cukup lengkap,
diantaranya adalah area parkir yang cukup luas, toilet, mushola, hingga rumah
makan. Selain itu, bila kita membawa bekal sendiri, kita juga bisa menyewa
tikar yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat sambil menikmati
keindahan panorama Situ Patenggang dan juga bersantap siang.

• Papandayan

Kompleks gunung Papandayan ini dibentuk oleh 2 buah tubuh gunung


berapi Di sebelah utara, ada gunung Puntang Tua. Bagian barat gunung ini
berbentuk kerucut terpancung yang dibentuk oleh aliran lava, bagian
puncaknya berupa kawah yang relatif datar sampai bergelombang lemah,
bekas kegiatan gunung Puntang Tua. Di atas kerucut terpancung, terbentuk
puncak kerucut gunung Puntang dengan bentuk yang masih baik dan dibentuk
oleh aliran lava, dibatasi oleh lembah-lembah sungai yang mengelilinginya,
antara lain hulu sungai Cibeureum Gede dan hulu Cidayeuh.

26
Kompleks gunung Papandayan bagian bawah dibatasi oleh kaki gunung
yang berelief halus dan kasar, tersebar di daerah Cileuleuy Cibutarna, mulai
dari Bayongbong sampai di daerah Arjuna.
Kaki yang berelief halus menempati bagian timur laut dan selatan gunung
Papandayan, menyebar mulai Bayongbong, Cisurupan, Cikajang, hingga di
daerah Cikandangunung, yang dicirikan oleh kemiringan lereng landai, bentuk
lembah sungai berbentuk U dengan pola aliran sungai dendritik. Batuan
pembentuk berupa lava, endapan aliran piroklastika, jatuhan piroklastika,
endapan lahar dan endapan guguran puing gunung. Vegetasi penutupnya
didominasi oleh perkebunan teh, pesawahan, ladang, hutan pinus dan hutan
alam.

Kab. Sumedang

• Museum Prabu Gesan Ulun

Museum ini terletak di kompleks bangunan pemerintahan kira – kira 50


meter di sebelah selatan alun – alun Sumedang. Bisa dengan mudah dicapai
oleh semua jenis kendaraan. Sebuah museum keluarga yang dibangun pada
tahun 1973. Benda – benda bekas peninggalan nenek moyang raja – raja/
Bupati Sumedang di zaman Kerajaan Sumedang Larang di simpan di Museum
ini. Koleksi yang di simpan di mususeum ini asli peninggalan nenek moyang.

27
• G. Kunci

Gua Gunung Kunci merupakan tempat rekreasi dengan pemandangan alam


yang indah, terletak di Sumedang dengan jarak kurang dari 200 m dari Alun –
alun atau PEMDA Kabupaten Sumedang. Gua tersebut dibangun pada tahun
1917 pada masa penjajahan Belanda dan digunakan sebagai benteng
pertahanan / perlindungan untuk mengepung masyarakat Sumedang.

• Makam Cut Nyak Dien

Makam Tjoet Nyak Dhien berada diatas bukit kecil dekat Kantor
Pemerintahan Sumedang yang berlokasi di Gunung Puyuh Kec. Sumedang
Selatan dan dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki.Diceritakan bahwa Tjoet
Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang dari Tanah Rencong (Sumatera) hingga
ia meninggal dunia.Tjoet Nyak Dhien adalah pahlawan nasional wanita
berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

28
4. Priangan Timur

Garut
• Cipanas

Sumber air Cipanas terletak di lereng gunung Guntur, kabupaten Garut.


Sumber air panas ini mengandung khasiat menyembuhkan berbagai penyakit
kulit dan rheumatik apabila dilakukan terapi secara teratur. Banyak para
wisatawan datang ke daerah ini untuk tujuan penyembuhan dalam bidang
kesehatan.Di area ini juga terdapat berbagai aktivitas wisata yang bisa
dilakukan oleh wistawan, antara lain berendam, mendaki areal lereng gunung
dan pedesaan, memancing ikan, serta kegiatan paralayang.
Berbagai fasilitas pendukung kegiatan wisata tersedia di areal dekat
sumber air Cipanas ini. Dari mulai sarana akomodasi yang berharga murah
sampai yang mahal, toko cinderamata atau souvenir, tempat bermain anak-
anak, sarana olah raga dan penyewaan gedung-gedung untuk kegiatan resepsi
penikahan atau pertemuan-pertemuan bisnis dengan suasana yang alami.

• Cangkuang dan Cultural Reserve

Candi Cangkuang berdiri di atas puncak bukit Pulo Panjang, berukuran 4,5
x 4,5 m2 dengan pintu candi menghadap ke timur. Untuk mencapai pintu
candi, harus menaiki sepuluh anak tangga terlebih dahulu. Di dalam candi
Cangkuang terdapat sebuah patung dewa Siwa yang sedang duduk bersila.
Tangan dan beberapa bagian tubuh patung tersebut sudah tidak utuh lagi.
Patung yang dapat diangkat dan dipindahkan ke tempat lain tersebut, menyatu
dengan lempengan penutup sumur yang ada di dalam candi. Jika patung
diangkat maka akan tampak sumur candi yang dalam dan gelap. Sumur ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah.
Candi Cangkuang diperkirakan merupakan bangunan peninggalan abad
VII Masehi. Perhitungan tahun ini didasarkan pada perhitungan usia
kelapukan batu candi dan relief garis candi yang masih sederhana.
Diperkirakan candi tersebut berasal dari jaman Kerajaan Pajajaran, karena

29
belum ditemukan prasasti dan keterangan tertulis yang dapat memastikan
keberadaannya.
Sejarah penemuan candi Cangkuang dimulai sekitar tahun 1893. Pada
waktu itu di kecamatan Karang Pawitan (berjarak sekitar 20 km dari
Cangkuang) ditemukan sebuah kitab kuno berjudul Batavia Guinneskoop yang
ditulis orang Belanda bernama Voderman. Di dalam kitab tersebut ada cerita
mengenai keberadaan sebuah patung Syiwa dan makam Arif Muhammad di
daerah Cangkuang. Pada tanggal 9 Desember 1966, seorang arkeolog Islam
bernama Uka Tjandrasasmita mengadakan penelitian ke daerah Cangkuang
dan menemukan batu-batu bekas reruntuhan bangunan dan sebuah patung
Siwa seperti yang diungkapkan Voderman. Oleh karena itu, Uka
Tjandrasasmita dianggap sebagai penemu Candi Cangkuang.

• Kamojang

Kamojang Geyser terletak 25km dari timur Kota Garut. Yang unik dari
satu tempat ini banyak mata air panas yang menyerbu air mancur panas dan
uap air dari bumi. Ada 23 aktif geysers lumpur di kolam air mancur yang
mencapai 20 meter ke udara. Lokasi ini berada di 25ha kayu yang sejuk dan
tenang.

Kamojang Geyser yang digunakan sejak jaman Belanda, salah satu dari
mereka bernama Locomotive sebagai mata air panas sebagai suara bising
seperti uap didorong lokomotif. Beberapa mata air panas yang telah
digunakan sebagai pembangkit listrik dengan total 140MW.

• Santolo Beach

30
Salah satu pantai yang populer terdapat di Kab. Garut adalah Pantai
Santolo. Terletak di kec. Cikelet, sebelah selatan pusat kota Garut, jarak
tempuh dalam waktu 3,5 jam perjalanan atau sekitar 88 km.
Panati ini cukup dikenal di kota Bandung dan merupakan daerah tujuan
wisata . Kawasan Pantai Santolo merupakan berkumpulnya nelayan tradisional
yang akan dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang indah. Juga
merupakan daerah untuk kegiatan nelayan sebagai dermaga (pelabuhan) kapal
ikan atau perahu yang ada di Pameungpeuk.
Menikmati panorama pantai dan biota laut,merupakan aktivitas wisata
yang dapat dilakukan. Tersedia juga sewaan perahu yang melayani wisatawan
untuk menikmati deburan pantai ombak selatan yang cukup menantang. Selain
itu kita bisa menikmati hidangan makanan laut yang segar dengan sajian yang
sederhana. fasilitas yang dibutuhkan wisatawan cukup tersedia seperti losmen,
kios-kios cinderamata dengan harga terjangkau.

• Sancang Forest

Hutan Sancang adalah hutan yang dilegendakan sebagai tempat tilem


(tempat hilangnya) Prabu Siliwangi. Di hutan ini juga terdapat pohon Kaboa
(mirip dengan pohon bakau/Mangrove) yang menurut kepercayaan setempat
merupakan penjelmaan para prajurit Pajajaran yang setia kepada Prabu
Siliwangi. Oleh karena itu hutan ini dipercaya sebagai hutan keramat yang
memiliki daya magis bagi kalangan masyarakat lokal. Nama Sancang yang
tersusun dari huruf-huruf SANCANG dipercaya memiliki arti khusus, yaitu :
- S mempunyai arti : Sasakala asal usul carita sesepuh urang-urang sadaya,
yang berarti Hutan Sancang merupakan tempat asal usul nenek moyang kita
semua.
- A rnempuilyai arti: Anu luhur tur ngahiang, yang berarti daerah Sancang
adalah daerah keramat dan sejak zaman dahulu sudah dikenal.
- N mempunyai arti: Nyata sarta talapakuran tah ku aranjeun manusa, yang
berarti Hutan Sancang adalah nyata dan pertu untuk dikaji oleh setiap
manusia.
- C mempunyai arti: Cacandran carita sesepuh urang sadaya, yang berarti
Sancang adalah asal usul cerita tentang nenek moyang kita semua.
- A yang kedua mempunyai arti : Aya nya carita Pasundan / Padjajaran, yang
berarti asal-mula dari kerajaan Pasundan dan Padjajaran.
- N mempunyai arti: Negri Padjajaran tilas Siliwangi, yang berarti Hutan
Sancang merupakan salah satu wilayah negeri Padjajaran peninggalan
Siliwangi.

31
- G mempunyai arti: Goib di Sancang Pameungpeuk Garut, yang berarti Hutan
Sancang mempunyai cerita gaib dan setiap manusia harus mempercayai hal
gaib seperti Tuhan YME yang sifatnya gaib.
Seperti pada kawasan konservasi umumnya, tidak ada sarana pariwisata di
hutan ini, baik yang berupa fasilitas akomodasi ataupun rumah makan, tetapi
apabila pengunjung ingin bermalam dapat menggunakan fasilitas akomodasi
terdekat yang terletak di Kecamatan Pameungpeuk. Untuk fasilitas rumah
makan juga terdapat di Kecamatan Pameungpeuk. Adapun jarak yang akan
ditempuh sekitar 13 km dari pusat pemerintahan kecamatan.

Tasikmalaya
• Kampung Naga

Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal


kurang lebih 4 ha. Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak pada ruas
jalan raya yang menghubungkan Tasikmalaya - Bandung melalui Garut, yaitu
kurang lebih pada kilometer ke 30 ke arah Barat kota Tasikmalaya. Secara
administratif Kampung Naga termasuk kampung Legok Dage Desa Neglasari
Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
Daya tarik obyek wisata Kampung Naga terletak pada kehidupan yang
unik dari komunitas yang terletak di Kampung Naga tersebut. Kehidupan
mereka dapat berbaur dengan masyrakat modern, beragama Islam, tetapi
masih kuat memlihara Adat Istiadat leluhurnya. Seperti berbagai upacara adat,
upacara hari-hari besr Islam misalnya Upacara bulan Mulud atau Alif dengan
melaksanakan Pedaran (pembacaan Sejarah Nenek Moyang) Proses ini
dimulai dengan mandi di Sungai Ciwulan dan Wisatawan boleh mengikuti
acara tersebut dengan syarat harus patuh pada aturan disana.
Bentuk bangunan di Kampung Naga sama baik rumah, mesjid, patemon
(balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya terbuat dari daun rumbia, daun
kelapa, atau injuk sebagi penutup bumbungan. Dinding rumah dan bangunan
lainnya, terbuat dari anyaman bambu (bilik). Sementara itu pintu bangunan
terbuat dari serat rotan dan semua bangunan menghadap Utara atau Selatan.
Selain itu tumpukan batu yang tersusun rapi dengan tata letak dan bahan alami
merupakan ciri khas gara arsitektur dan ornamen Perkampungan Naga.
Obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata budaya di
Tasikmlaya Wisatawan biasanya memiliki minat khusus yaitu ingin
mengetahui dan membuktikan secara nyata keadaan tesebut. Pengembangan

32
obyek wisata Kampung Naga termasuk dalam jangkauan pengembangan
jangka pendek.

• Galunggung

Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167


m di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.
Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain: obyek wisata
dan daya tarik wanawisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektar
dibawah pengelolaan Perum Perhutani, berupa air terjun dan kawah.
Pengunjung diijinkan mengunjungi kawah Galunggung, dan dapat mencapai
kawah dengan meniti tangga permanen dengan jumlah anak tangga sebanyak
620 buah.
Obyek yang lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air
panas (cipanas) lengkap dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak
rendam air panas. Fasilitas lain yang tersedia di kawasan pemandian Cipanas
adalah tempat bermain anak, panggung hiburan, saung ranggon tempat botram
(makan-makan), kios wisata, juga arena camping.
Untuk menuju kawasan Galunggung, terdapat tiga alternatif jalan yang
dapat ditempuh, yaitu :
• Dari arah Bandung lewat Ciawi, di depan Pasar lama Indihiang, belok
ke arah kanan + 12 km.
• Dari arah Bandung lewat Ciawi, setelah jembatan Cikunir (Singaparna)
belok ke arah kiri + 14 km
• Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-
Tawangbanteng, + 17 km.

33
• Rajapolah

Rajapolah adalah pusat kerajinan tangan di Tasikmalaya. Disini adalah


surga bagi pencinta kerajinan tangan, berbagai macam kerajinan tangan mulai
dari yang namanya samak sampai dudukuy cetok ada disini. Dan semua ini,
benar-benar diproduksi secara manual oleh pangrajin dengan mengandalkan
keterampilan tangan, tanpa menggunakan mesin atau peralatan canggih
lainnya. Jadi bisa di bayangkan, hasilnya adalah setiap barang memiliki
keunikan tersendiri.

• Cipatujah Beach

Pantai Selatan Tasikmalaya, atau terkenal dengan pantai Cipatujah


merupakan salah satu obyek wisata alam, dengan daya tarik utama berupa
wisata bahari.
Pengelolaan obyek wisata pantai Selatan ini dibawah kendali Kantor
Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah
meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 91 km dari pusat
kota Tasikmalaya. Pantai Tasikmalaya Selatan memiliki potensi wisata yang
tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong. Obyek dan daya tarik
wisata yang sudah mulai dirintis antara lain: Pantai Sindangkerta,
Pamayangsari, Karangtawulan, semuanya termasuk wilayah Kecamatan
Cipatujah. Sementara obyek-obyek wisata pantai yang termasuk Kecamatan
Cikalong antara lain: Pantai Mandalajaya dan Sindangjaya.
Disamping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya
tarik lain. Pada area pantai Selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang
cukup besar membuat panorama alam disekitarnya indah dan sangat potensial
untuk dikemas menjadi obyek wisata.

34
Ciamis
• Karang Kamulyan

Terletak di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing lebih kurang 16


km dari Kota Ciamis ke arah Timur, dengan fasilitas : Lapang parkir, kios-kios
makanan, rest area, mesjid, toilet.
Cagar budaya ini merupakan peninggalan pusat Kerajaan Galuh Pusaka
yang dikukuhkan oleh Sanghyang Permanadikusumah. Di sini kita bisa
melihat tempat-tempat bekas peninggalan dari legenda Ciung Wanara, salah
seorang putera Sanghyang Permanadikusumah.
Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain :
1. Batu Pangcalikan ialah bekas singgasana dan tempat bermusyawarah raja
2. Penyabungan Ayam, tempat bekas Ciung Wanara menyabung ayam dengan
Bondan Sarati
3. Sanghyang Bedil
4. Lambang Peribadatan
5. Sumber mata air Citeguh dan Cirahayu
6. Makam Adipati Panaekan
7. Pamangkonan
8. Batu Panyandaan
9. Patimuan
10. Leuwi Sipatahunan tempat bayi Ciung Wanara dibuang di Sungai
Citanduy.

• Pangandaran Area
∗ Pananjung Natural Reserve

Cagar Alam seluas 530 ha yang diantaranya termasuk hutan wisata


seluas 37,70 ha berada. Memiliki berbagai flora dan fauna langka seperti
Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa, dan berbagai jenis Kera.
Selain itu, terdapat pula goa-goa alam dan gua buatan seperti : Goa
Panggung, Goa Parat, Goa Sumur Mudal, Goa Lanang, Goa Jepang, serta
Sumber Mata Air Cirengganis dan Pantai Pasir Putih dengan Taman
Lautnya.

35
∗ Green Canyon

Green Canyon memiliki nama asli Cukang Taneuh. Kawasan ini


terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, ± 31 km dari
Pangandaran.
Objek wisata ini merupakan aliran sungai Cijulang yang menembus
gua dengan stalaktit dan stalakmit yang mempesona serta diapit oleh dua
bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam
yang yang khas dan menantang.
Di mulut gua terdapat air terjun Palatar sehingga suasana di objek
wisata ini terasa begitu sejuk. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya
panjat tebing (rock climbing), berenang, bersampan sambil memancing.
Untuk mencapai lokasi ini wisatawan dapat menggunakan perahu yang
banyak tersedia di Dermaga Ciseureuh, baik perahu tempel maupun perahu
kayuh.

5. Cirebon

Kota Cirebon
• Kasepuhan

36
Keraton Kasepuhan, atau yang dulunya dikenal dengan keraton
Pakungwati merupakan tempat bersejarah penyebaran agama Islam di
Cirebon. Tempat ini merupakan pusat penyebaran Islam di daerah Cirebon
yang dipimpin langsung oleh Sunan Gunung Djati (Syekh Syarif
Hidayatullah).Nama Pakungwati diambil dari nama seorang anak perempuan
putri Pangeran Cakrabuana (Ratu Ayu Pakungwati) yang merupakan anak dari
Prabu Siliwangi, raja Pajajaran, yang menikah dengan Sunan Gunung Djati,
yang di kemudian hari menjadi kepala pemerintahan di keraton ini.
Di areal keraton Kasepuhan ini banyak terdapat peninggalan-peninggalan
bersejarah yang merupakan warisan budaya Islam jaman dahulu yang masih
ada sampai sekarang, seperti gamelan Sekaten sebagai simbol dakwah Islam
melalui budaya lokal, kereta Singa Barong sebagai simbol persahabatan
dengan negara Cina, India dan Mesir, dan alat-alat kemiliteran jaman dulu
seperti keris, tombak dan baju perang.

• Kanoman

Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang


kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton
Kacirebonan, dan Keraton Keprabon.

Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di


antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan
berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon
Utara.

Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya


dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga
dikenal dengan Syarif Hidayatullah.

Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini


berlokasi dibelakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang
bernama raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga.

Kraton adalah komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh
bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang
merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak
bola ini.

37
Di Keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati , seperti
dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang Masih terawat baik
dan tersimpan di museum. Bentuknya burok, yakni hewan yang dikendarai
Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj.

Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk
Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti
Maulid Nabi. Dan dibagian tengah Kraton terdapat komplek bangunan
bangunan bernama Siti Hinggil.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring


porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di
Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di
seluruh situs bersejarah di Cirebon

Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton
selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai
perlambang Prabu Siliwangi. Didepan keraton selalu ada alun alun untuk
rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur
keraton selalu ada masjid.

• Kacirebonan

200 TAHUN bukan waktu yang sebentar untuk menjadikan Keraton


Kacirebonan Survive atau tetap hidup hingga kini. Eksistensinya di antara dua
keraton lain yang ada di Cirebon, bagaimanapun tetap tak bisa di pandang
sebelah mata sebagai warisan leluhur budaya Cirebon.
Bahkan, dengan keberadaannya, Keraton Kacirebonan menjadi salah satu
kekayaan seni budaya Kota Udang yang juga di lirik turis, baik lokal maupun
manca negara. Sebagai bentuk syukur atas usianya yang mencapai hingga dua
abad sejak berdirinya di tahun 1808 silam, Keraton Kacirebonan menggelar
pengajiaan akbar, Selasa(1/4) malam di Prabyaksa Keraton Kacirebonan.
Dengan berduyun-duyun, puluhan jemaah pengajian, baik yang berasal
dari warga sekitar dan luar kota menghadiri acara tersebut. Terlebih,
penceramah yang datang pada pengajiaan yang pertama kalinya di gelar secara
akbar ini menghadirkan imam Masjid Baitul Rahman Presiden Jakarta, KH.
Drs. Tadjuddin Hasan. Selain sebagai bentuk rasa syukur, pengajiaan itu juga

38
diselenggarakan sekaligus memperingati Maulud Nabi yang jatuh tanggal 20
maret lalu.
Sultan Keraton Kacirebonan, Sultan PR. Abdul Gani Natadiningrat, SE.,
dalam sambutannya mengemukakan, pengajian tersebut juga sebagai media
mempererat jalinan silahturahmi antara pihak keraton dan masyarakat lainnya.
Ia juga menghimbau untuk menjadikan momen muludan lebih dari sekedar
seremoni, melainkan dapat pula memaknai hakikat dan suri tauladan yang di
miliki Nabi Muhammad Saw. Sementara semangat dan cita-cita Sunan
Gunung Jati saat mensyiarkan Islam di tanah Cirebon sepatutnya di teruskan
umatnya yang hidup di masa kini.
Sementara itu, Taddjudin mengingatkan manusia untuk tidak melupakan
Allah itu Maha Mengetahui. Siapa-siapa saja umat-Nya yang pandai bersyukur
atas karunia dan nikmat yang Dia berikan. Bagi mereka ini, Allah punya
perhitungan yang akan di berikan Nya kelak di akhirat berupa siksa yang
pedih, ”tutur penceramah kelahiran Buntet ini.
Sementara bertepatan dengan momen Muludan, Tadjuddin juga mengupas
sejarah singkat kehidupan Nabi yang memiliki akhlak sangat terpuji. Hal
inilah yang lantas membuatnya disayangi Allah Swt dan menjadikannya
pemimpin umat dunia akhirat. Karena itu, bagi siapa pun, entah itu orang kaya
atau miskin, tua atau muda pemimpin, atasan atau bawahan, akhlak terpuji
merupakan hal paling mulia yang wajib di miliki umat Islam pada khususnya.

• Sunyaragi

Taman Sari Sunyaragi yang sekarang ini adalah hasil pembangunan dan
serangkaian perbaikan/pemugaran yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Perbaikan yang pertama dilakukan pada tahun 1852 Masehi setelah mengalami
kerusakan akibat diserang oleh pasukan Belanda1 pada tahun 1778 Masehi.
Perbaikan pertama itu dilaksanakan pada masa pemerintahan Sultan
Adiwijaya. Sedangkan, tugas untuk merenovasinya diserahkan kepada seorang
arsitek Cina bernama Tan Sam Cay. Namun, arsitek itu kemudian ditangkap
dan dibunuh agar rahasia Taman Goa Sunyaragi tidak bocor ke tangan
Belanda.

Pemugaran yang kedua dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda antara


tahun 1937-1938. Pelaksanaan pemugarannya diserahkan kepada seorang
petugas dari Dinas Kebudayaan Semarang bernama Krisjman. Oleh Krisjman,
pemugaran hanya dilakukan untuk memperkuat konstruksi aslinya dengan
menambah tiang-tiang atau pilar bata penguat, terutama pada bagian atap

39
lengkung. Krisjman juga menghilangkan beberapa bagian pada sayap kanan
dan kiri bangunan Jinem dan Mande Beling agar tidak membahayakan struktur
bangunan secara keseluruhan.

Pemugaran selanjutnya dilakukan pada masa pemerintahan Orde Baru oleh


Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala,
Direktorat Jenderal Kebudayaan. Pemugaran yang berlangsung sejak tahun
1976 hingga 1984 itu, diantaranya adalah dengan membersihkan bagian-
bagian bangunan yang telah tertimbun tanah dan semak belukar,
penyambungan bagian bangunan yang pecah atau patah, pemagaran,
pembenahan lingkungan, pertamanan, pengaspalan, membangun tempat
informasi, tempat istirahat dan sebagainya.

Saat ini, kondisi taman sari yang luasnya sekitar 1,5 ha kurang terawat,
karena hanya dijaga oleh dua orang perawat gua dan seorang penjaga
keamanan. Karena kondisinya yang kurang terawat itu, walaupun sebenarnya
dapat dijadikan sebagai obyek wisata religius yang sangat menarik, Taman
Sari Sunyaragi hanya dikunjungi sekitar 10 orang setiap harinya. Kunjungan
wisatawan ke taman ini akan naik bila libur atau menjelang bulan puasa,
namun itupun hanya sekitar 200 orang per harinya. Sebagai catatan, untuk
dapat memasuki kompleks Taman Sari Sunyaragi, seseorang hanya dikenai
biasa sebesar Rp1.000,00.

Kompleks Taman Sari Sunyaragi

Kompleks Taman Sari Sunyaragi terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Gua
Pengawal, bangsal Jinem, Gua Peteng, gedung Panembahan, Balai Kambang,
Gua Padang Ati, Gua Klanggengan, Kupel, Keputran, Keputren,
Pesanggrahan, Gua Lawa, Gua Dapur, Gua Langse, Mande Kemasan, Taman
Mande Beling, Taman Bujenggi Obahing Bumi, Taman Puteri Bunyi, Taman
Perawan Sunti, dan kolam Si Manyang. Berikut ini akan diuraikan bagian-
bagian dari Taman Sari Sunyaragi dari gerbang utama (Gua Pengawal).

Sesuai dengan arah menghadapnya, bagian pertama dari taman sari ini
adalah Gua Pengawal. Dahulu Gua Pengawal berfungsi sebagai tempat para
prajurit mengawasi keadaan Tamansari. Bagian kedua adalah Bangsal Jinem,
yang biasanya dipergunakan sebagai tempat pertemuan tamu-tamu keraton
yang mengunjungi Taman Sari. Di sekitar Bangsal Jinem ini terdapat kolam Si
Manyang dan Mande Kemasan. Bagian ketiga adalah Taman Mande Beling
yang di sekitarnya terdapat Taman Bujenggi Obahing Bumi, Gua Lawa, Gua
Dapur, Taman Perawan Sunti, makara dan tirai air. Berikutnya adalah Gua
Peteng yang keadaannya sangat gelap (peteng) dan sempit. Gua ini dahulu
sering digunakan oleh para pangeran dan sultan Cirebon untuk melakukan
lelaku. Setelah keluar dari Gua Peteng terdapat sebuah ruang arca Puteri Cina
yang memiliki banyak jendela. Di ruang ini terdapat kupel kecil berukuran 2x2
meter yang berbentuk joglo. Konon, kupel itu merupakan tempat Panembahan
bertafakur sambil menanti matahari terbit.

Bagian selanjutnya adalah gedung Penembahan yang terdiri dari ruang


Kaputran (tempat bersolek para Pangeran) dan ruang Kaputren (tempat

40
bersolek para Putri Keraton). Setelah gedung Panembahan terdapat Balai
Kambang yang luasnya sekitar 25 meter persegi. Konon, Balai Kambang ini
dahulu dikelilingi air, sehingga orang-orang yang akan mengunjunginya harus
menggunakan perahu. Setelah melewati Balai Kambang, terdapat komplek
Arga Jumut. Di kompleks Arga Jumut ini terdapat halaman/taman, gapura
bentar yang dikelilingi air dan gua yang disusun bertingkat.

Selain gua-gua yang ada di Arga Jumut, terdapat gua lain yang disebut
Gua Padang Ati. Gua ini konon digunakan oleh para pangeran untuk mencari
petunjuk Ilahi pada saat menghadapi suatu masalah. Di sebelah Gua Padang
Ati terdapat gua lain yang diberi nama Gua Klanggengan. Gua Klanggengan
dipercaya oleh penduduk setempat sebagai tempat yang dapat melanggengkan
suatu pernikahan dan tempat bagi seseorang yang ingin segera mendapat jodoh

Kab. Cirebon
• Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati berada di area yang bernama Astana Sunan
Gunung Jati. Area ini merupakan lokasi dikebumikannya para sultan
pemerintahan kerajaan Cirebon yang memimpin pada waktu itu. Para petinggi
eksekutif kerajaan Cirebon dimakamkan di tempat ini, mulai dari Sunan
Gunung Jati sampai dengan Sultan Saifuddin Matangaji.
Tempat ini merupakan pusat kegiatan wisata perjalanan religi yang ada di
daerah Cirebon, selain tempat-tempat serupa yang berada di daerah Cirebon.
Para peziarah yang datang ke tempat ini tidak hanya berasal dari masyarakat
penduduk lokal sekitar Cirebon saja, tetapi juga dari pelosok nusantara bahkan
para peziarah luar negeri seperti Cina, Malaysia, Singapura dan Brunei
Darussalam tercatat pernah mengunjungi tempat ini.
Area makam di Astana Sunan Gunung Jati ini sangat unik, terutama dari
arsitek bangunannya. Keunikan ini terlihat dari dinding-dinding yang berukir
motif-motif budaya jaman dahulu serta penuhnya dinding-dinding di sekitar
makam oleh tempelan mangkok serta piring porselein yang kebanyakan
berasal dari daerah Cina.

41
• Plangon

Obyek wisata plangon berlokasi di kelurahan babakan kecamatan sumber -


+ 10 km dari kota corebon.Tempat rekreasi dengan panorama alam yang indah
yang di huni oleh sekelompok kera liar. Selain selain tempat rekreasi, terdapat
juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan .

Puncak acaranya biasa di masa ziarah Plangon tgl 2 syawal, 11 Dzulhijjah


dan 27 Rajab.Untuk pengembangan wisata ini meliputi lahan sekitar 10 Ha,
dan status tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar
58.000 pengunjung/tahun. Obyek ini cukup mempunyai prospek untuk di
kembangkan , peluang terbuka untuk pengelola lokasi wisata dan wisata dan
bangunan makam.

• Trusmi

Sentra batik tradisional Cirebon yang memiliki motif khas Cirebonan.


Terletak 9 Km dari Ibukota Cirebon ke arah utara (di desa Trusmi, Kecamatan
Weru). Di samping itu terdapat juga makam Ki Buyut Trusmi yaitu salah
seorang tokoh penyebar Agama Islam di Wilayah Cirebon.

• Belawa

42
Lokasi wisata ini berjarak kira-kira 25 km dari kota Sumber ke arah timur.
Obyek wisata ini memiliki daya tarik dari kura-kura yang mempunyai ciri
khusus di punggung dengan nama latin " Aquatic Tortose Ortilia norneensis."

Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di desa belawa


kecamatan sedong,. Menurut penelitian merupakan spesies kura-kura yang
langka dan patut di lindungi keberadaannya. Obyek wisata ini di rencanakan
untuk di kembangkan menjadi kawasan yang lebih lengkap Taman kura-kura (
Turle park ) atau taman reptilia.Sektor suasta dapat bekerjasama dengan
pemerinta kabupaten untuk pengelolaan taman kura-kura tersebut.

Kab. Indramayu
• Tirtamaya beach

Tempat rekreasi Pantai Tirtamaya adalah salah satu tujuan wisata yang
banyak dikunjungi, selain sebagai pemandian laut yang aman, juga
mempunyai panorama yang indah terutama pada saat terbit dan terbenamnya
matahari. Pantai Tirtamaya terletak di jalur Jalan Raya Indramayu-Cirebon
±16km dari kota Indramayu atau ±38 km dari kota Cirebon.

• Pulau Biawak

Setiap menjelang matahari terbenam, puluhan biawak terlihat berenang di


tepian pantai. Biawak-biawak itu tengah berburu ikan. Menjelang petang,
perlahan tapi pasti, air pasang mulai menutupi dataran karang di Kepulauan
Biawak, Kabupaten Indramayu. Sang surya pun berangsur-angsur menuju ke
peraduannya. Sisa sinarnya menyemburatkan warna lembayung di ufuk barat
menebar ke permukaan air laut. Indah pesona alam terus saja memanjakan

43
mata tatkala ribuan ikan hias dari ukuran terkecil hingga sedang berseliweran
di antara batu-batu karang. Kedatangan ikan-ikan dan biota laut lain
mendorong satwa lain dari balik hutan mangrove yang terlelap di pulau itu
bermunculan. Satu per satu, hewan melata jenis biawak mulai terjun ke air
pasang di pulau itu. Binatang-binatang dengan ukuran satu hingga satu
setengah meter itu, memburu ikan untuk santapannya. Pemandangan itu sangat
menarik untuk dilewatkan.

Kab. Kuningan
• Linggajati Park

ODTW Linggarjati Indah terletak di lereng Gunung Ciremai desa


Linggarjati kecamatan Cilimus, jarak dari kota Kuningan ± 14 km kearah utara
atau ± 26 km dari arah kota Cirebon kearah selatan. Dari ODTW Gedung
naskah Linggarjati ± 100 meter tempat ini luasnya ± 11,5 ha dan sebagian
arealnya terdapat tumbuh-tumbuhan tropis berhawa sejuk cocok untuk tempat
Rekreasi dan Perkemahan.

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di
Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal
pendakian ke Gunung Ciremai.

Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman


Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
53/Kpts/Um/2/1975 tanggal 17-2-1975. Kawasan ini merupakan bagian yang
terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak
tahun 1924 oleh pemerintah Belanda.

Taman Wisata Alam Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan


Cilimus Kabupaten Kuningan,secara astronomis terletak diantara 6 derajat
47°’ – 6 derajat 58° LS dan 108 derajat 30° – 108 derajat 30° BT.

Disamping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati


memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga
terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya
perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri.

Kegiatan wisata yang telah ada terdapat di luar kawasan perlindungan


hutan dan pelestarian alam adalah Cibulan (obyek wisata yang telah banyak
pengunjungnya) sehingga daerah ini merupakan rangkaian obyek wisata..

44
• Linggarjati Agreement Building

Bangunan ini terletak di desa Linggarjati, kecamatan Cilimus, yang berada


di di kaki gunung Ciremai bagian tenggara. Lokasinya berjarak kira-kira 14
km arah utara dari kota Kuningan, atau kira-kira 26 km arah selatan dari kota
Cirebon.
Pada tanggal 11 s.d. 15 November 1946, bangunan ini dipergunakan
sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda. Dr.
Van Boer merupakan perwakilan dari Belanda, sedangkan pihak Indonesia
diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dengan didampingi oleh Gani
Susanto Tirtodirojo dan Mr. Mohamad Roem. Yang berlaku sebagai penengah
dalam perundingan ini adalah kerajaan Inggris yang diwakili oleh Lord
Killearn.
Perundingan tersebut menghasilkan naskah Perjanjian Linggarjati yang
terdiri atas 17 pasal, yang selanjutnya ditandatangani di Jakarta pada tanggal
25 Maret 1947.

• Sangkan Hurip Hot Spring

Terletak di desa sangkanurip kecamatan Cilimus dengan jarak ± 12 km


dari arah Kuningan ke arah utara atau ± 23 km dari kota Cirebon kearah
selatan. Sangkanurip alami merupakan sebuah tempat rekreasi dengan
pemandian air panas alami beryodium dalam kamar tertutup dan sebuah kolam
air panas terbuka serta kolam air dingin. Dengan kadar yodium yang cukup
tinggi tersebut, sangat berkhasiat bagi penderita sakit rematik, penyakit kulit
dan penyakit lainnya.

Disekitar sangkanurip tersedia hotel melati maupun berbintang dengan spa


nya (sante par aqua - sehat dengan air) serta restoran yang terkenal dengan
ikan bakarnya.

45
• Cipari Ancient Park

ODTW Taman Purbakala Cipari terletak di Kelurahan Cipari. Kecamatan


Cigugur Kabupaten Kuningan, terletak di kaki Gunung Ciremai sebelah timur.
Jarak dari kota Kuningan ± 4,7 km dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4
(empat).

Situs Purbakala Cipari ditemukan pada tahun 1972, berupa sebuah Kubur
Batu. Penelitian secara sistemastis dipimpin oleh Teguh Asmar M.A dari
Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN) dan dilaksanakan pada
tahun 1975 menghasilkan temuan berupa Perkakas Batu, Grabah, Perunggu,
dan bekas-bekas Pondasi Bangunan Masa Prasejarah. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Situs Cipari mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu
masa akhir Neoletik dan awal pengenalan bahan perunggu berkisar pada tahun
1000 SM sampai dengan 500 M. Pada waktu itu masyarakat telah mengenal
organisasi yang baik serta kepercayaan berupa pemujaan terhadap nenek
moyang. Adat mendirikan bangunan dari batu-batui besar, dalam ilmu
purbakala disebut MEGALIT.

Pembangunan Taman Purbakala Cipari berikut Musium dilaksanakan pada


tahun 1976 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Pr.
Syarief Thayeb pada tanggal 23 Februari 1978. Sejak itulah tempat tersebut
menjadi salah satu tempat untuk mengetahui peninggalan nenek moyang.

• Waduk Darma

ODTW Waduk Darma terletak di sebelah barat daya dari kota Kuningan,
tepatnya di desa Jagara- Kecamatan Darma dan pada lintasan jalan raya
Cirebon-Kuningan-Ciamis. Menempati areal seluas ± 425 ha, dikelilingi oleh

46
bukit dan lembah serta pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk.
Kapasitas genangan air maksimal ± 39.000.000 m3. Jarak obyek wisata ini
adalah ± 12 km dari kota Kuningan dan dari ± 37 km dari kota Cirebon .

Waduk ini selain berfungsi sebagai penampungan air untuk pengairan dan
perikanan juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan olahraga. Apalagi diwaktu
senja hari di Waduk Darma.

Fasilitas yang tersedia :

• Areal kemping

• Kolam Renang Anak-anak

• Perahu Motor

• Cottage, dll

Kab. Majalengka
• The Heritages Of Talaga Kingdom

47

Anda mungkin juga menyukai